18 : Mulai Menyesal

“Enggak usah angkat berat-berat, Mbak. Karena Mbak baru melahirkan. Saya kerja di ruang tamu, jadi bisa bantu Mbak kontrol setiap tamu. Harusnya sih enggak sembarang orang datang ke sini,” ucap mas Abdul Khodir kepada Dewi yang mulai beres-beres.

Alif sudah anteng sambil menjaga sang adik. Sementara Dewi yang tipikal cekatan sudah sigap mengurus segala sesuatunya. Namun di beberapa kesempatan, mas Abdul mendapati ART baru di rumahnya meringis menahan sakit di pangkal perut.

“Istirahat lah Mbak. Toh baru saya yang tinggal di sini. Nanti kalau saya lapar, saya bisa beli makan sekalian buat Mbak. Paling sekarang, Mbak tolong buatkan saya kopi saja. Gulanya sedikit saja ya, Mbak!” ucap mas Abdul lagi.

“Jatuhnya, saya makan gaji buta dong, Mas?” komentar Dewi sengaja mengeluh.

“Ya enggak. Ibaratnya kan, ini keringanan kerja selagi Mbak masih masa nifas. Malahan saya yang salah kalau saya membiarkan Mbak kerja keras padahal saya tahu, Mbak masih masa nifas!” balas mas Abdul dengan entengnya.

“Bismillah sih, yang ini beneran baik. Bukan tipikal yang enggak suka ungkit-ungkit kebaikannya,” batin Dewi segera membawa tongkat pel beserta embel pelnya ke belakang. Ia mengikuti saran mas Abdul yang memberinya keringanan kerja. Hanya saja, Dewi memang telanjur trauma pada sikap ibu Aminah beserta pak Mahmud.

Namun, omong-omong pak Mahmud dan ibu Aminah, keduanya sedang tidak baik-baik saja. Ibu Aminah langsung jatuh sakit setelah tahu, Dewi beserta anak-anaknya tak ada di rumahnya lagi. Sementara alasan itu terjadi, efek suaminya.

“Sayang, ....” Pak Mahmud terus memohon kepada sang istri untuk sekadar minum dan ia bantu. Namun, sang istri beneran ngambek dan tampaknya baru akan melakukannya jika pak Mahmud berhasil membawa Dewi kembali.

“Aku enggak tahu Dewi ke mana. Ayo kamu minum dulu karena aku enggak mau kamu sakit!” bujuk pak Mahmud benar-benar merasa bersalah atas keadaan sang istri.

“Tolong cari Dewi dan anak-anaknya, Pak. Takutnya, saya telah membuat dosa besar kepada mereka dan bikin saya makin sulit masuk surga. Dewi dan anaknya orang baik. Mereka sedang kesulitan, tapi kita justru zalim kepada mereka,” rintih ibu Aminah yang memang sudah lemas.

Permintaan sang istri membuat pak Mahmud merasa serba salah. Karena pada kenyataannya, ia memang tidak tahu Dewi pergi di mana? Pak Mahmud tidak tahu sekarang Dewi ada di mana.

“Bu ... Ma ....” Panggilan sayang pak Mahmud kepada sang istri sudah semuanya pria itu sebut, tapi yang bersangkutan terus saja membahas dosa besar kepada Dewi dan anak-anaknya.

Karenanya, pak Mahmud berinisiatif ke kontrakan Dewi. Meski jika Dewi benar-benar kembali ke sana sama saja bunu.h diri. Namun, kontrakan tersebut memang satu-satunya harapan pak Mahmud.

Ibu Surmi menjadi sosok yang membuka pintu kontrakan. Detik itu juga, selain wajah judes ibu Surmi yang Pak Mahmud jumpai, aroma tak sedap campur aduk juga langsung menyeruak. Pak Mahmud yang tidak terbiasa dengan aroma seperti itu, langsung mual sekaligus pusing.

“Bapak ini bosnya Dewi, kan?” todong ibu Surmi bersama tangis anak kecil yang sangat berisik karena para orang tua juga turut cek-cok.

“Enggak bener ini. Dewi pasti enggak di sini,” batin pak Mahmud memilih pergi dari sana, bahkan meski ia belum menjawab pertanyaan ibu Surmi.

Sempat mempermasalahkan tanggapan pak Mahmud, ibu Surmi lebih tertarik kepada anak dan cucunya yang berebut makanan.

“Ya Allah kalian ini ya. Bukannya mulai mikir beres-beres apalagi mikir kerja,” berisik ibu Surmi.

“Ngapain pusing-pusing sih, Ma! Kita kan punya Pras dan istrinya yang kaya raya!” kecam Warti yang menang paling bengis dari semuanya.

Ibu Surmi langsung menggeleng tak habis pikir. Ia tak mau ambil pusing lagi karena biar bagaimanapun, ia memang masih memiliki Prasetyo maupun ibu Retno yang jauh lebih bisa diandalkan.

“Bahkan setelah ini, kami pasti bisa keluar dari kontrakan bu.suk ini. Setelah ini, kami akan tinggal di rumah gedong milik si Retno!” batin ibu Surmi yakin. Ia memutuskan untuk mengunci diri di kamar Dewi yang sampai detik ini masih sangat berantakan.

Padahal yang ibu Surmi andalkan malah sedang ribut. Ibu Retno mempermasalahkan segepok uang seratus ribu yang pernah wanita itu berikan kepada Prasetyo. Uang seratus ribu dan sebelumnya ibu Retno berikan kepada Prasetyo, sebelum akhirnya mereka di grebek.

“Gob.log banget kamu ya. Enggak ngotak! Bisa-bisanya, kamu ninggalin uang itu di mobil!” ucap ibu Retno terus saja melempari Prasetyo dengan apa pun yang bisa ia lempar. Padahal, wajah Prasetyo saja sudah babak belur dan itu karenanya.

“Apaan lagi sih? Memangnya apa salahku, kalau naruh uang itu di mobil. Kan emang itu mobil kamu. Lagian, kenapa kamu jadi sekasar ini sih?” marah Prasetyo sambil memegangi lebam bahkan luka berdarah di wajahnya. Ibu Retno benar-benar bar-bar. Tak terbayang olehnya jika ia terua dihaj.ar oleh ibu Retno. Yang ada, ia malah mati karena jadi korban KDRT istri barunya.

Di lain sisi ibu Retno tidak bisa menjelaskan, bahwa dirinya sudah tidak punya apa-apa. Itu juga yang menjadi penyebab kemarahannya ketika tahu ternyata uang yang menjadi satu-satu harapannya, malah Prasetyo tinggalkan di mobil.

“Tinggal diambil saja, apa yang harus dipermasalahin sih? Lagian kan, jarak hotel ini dengan rumah dekat, kenapa kita enggak pulang saja ke rumah?” ucap Prasetyo lagi.

“Haaaaarrrggg! Kamu itu enggak ngerti!” kesal ibu Retno tetap uring-uringan.

Tanggapan ibu Retno malah membuat Prasetyo makin pusing. Prasetyo merasa menyesal sudah menjadi suami ibu Retno dan malah jadi bahan tinju wanita itu.

Terpopuler

Comments

Esih Mulyasih

Esih Mulyasih

karma utk Prasetyo on the proses 🤭😁 tau klo Bu Retno udh miskin, Prasetyo lsg mati berdiri kx yaa 🤔🤔🤔

2024-05-18

0

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Silahkan nikmati karma kamu Prasetyo

2024-05-04

0

Adi Suryadi

Adi Suryadi

syukurin rasain pras emang enak

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!