14. Misteri Kencan?

[Picho]

Kicauan merdu dari kelompok paduan suara burung melantun indah di telingaku. Secerah cahaya sang surya menyelinap dari sela-sela tirai jendela kamar mencoba mengetuk retinaku, hingga membuat kedua kelopak mataku terbuka secara perlahan. Untuk pertama kalinya pagi hariku terasa ringan dan nikmat tanpa pening yang membuat kepala penat. Sebab, para arwah nakal itu sudah jenuh menghantui malamku.

Senang rasanya, kini yang harus ku fikirkan tinggalah kasus hilangnya si pembunuh berantai. Aku tak perlu repot-repot lagi berusaha mengendalikan diriku saat para arwah berusaha mempengaruhinya. Atau mungkin aku memang sudah terbiasa menghiraukan bisikan mereka hingga tak menyadari bahwa mereka selama ini masih berbisik? Entahlah, yang manapun alasannya tetap membuatku bahagia.

Hari ini, kedai yang aku dan Leo bangun di rumah Leo tutup untuk sementara. Leo mengatakan bahwa berbincang dengan pelanggan baru yang betah pada kedai kami semalam cukup melelahkan, dan dia ingin mengambil libur satu hari untuk beristirahat. Kebetulan juga semalam aku bertemu lagi dengan Taira dan aku menjanjikan padanya ingin membelikan ponsel hari ini. Itu artinya, aku akan kembali bertemu dengan Taira hari ini. Uuuhh… Senangnya! Aku menjadi semakin bersemangat!

Ku sambut pagi ini dengan rasa gembira. Melompat riang layaknya anak kecil sambil bergegas ke kamar mandi untuk merapikan diri setampan mungkin, mengenakan pakaian terbaik yang aku miliki, dan untuk pertama kalinya aku mengikat keseluruhan rambutku— bukan hanya poni seperti biasanya, agar keseluruhan wajahku yang tampan bisa terlihat jelas oleh Taira. Tak lupa juga aku semprotkan parfum terwangi pada tubuh dan pakaianku agar membuat wanita itu nyaman berada didekatku.

Setelah merasa puas memandangi pantulan diriku sendiri yang teramat tampan di cermin, aku memutuskan bergegas ke dapur dan membuatkan menu sarapan spesial untuk Taira sebelum kami berangkat ke toko ponsel nanti. Pagi ini aku memasak nasi goreng tanpa kecap, ditambah potongan aneka sayur yang warna warni dan indah. Tak lupa juga aku menyiapkan secangkir susu cokelat panas untuk Taira dan secangkir susu putih murni segar untukku.

Sesaat setelah semua hidangan sarapan ku sajikan di meja makan kayu kecil sederhana, aku dikejutkan oleh kedatangan Taira secara tiba-tiba pada dapurku. Seingat ku, aku selalu mengunci pintu rumah setiap malam dan belum membukanya pagi ini. Taira masuk lewat mana? Mengapa ia bisa berada di dapurku tanpa kubukan pintu? Sungguh wanita yang misterius dan unik! Aku jadi sedikit tertarik padanya.

Sebenarnya aku merasa penasaran dengan cara Taira memasuki rumahku yang masih terkunci, namun ku rasa tak perlu ditanyakan padanya. Biar aku sendiri saja yang mencari tahu jawabannya langsung! Tanpa mempedulikan rasa terkejutku tadi, aku memutuskan untuk memberinya senyuman termanisku sambil menyapa dengan penuh semangat.

“Pas sekali! Sarapannya baru siap. Ayo makan bersama sebelum dingin!” Sambut ku riang.

Taira melihatku heran lalu berkata “Kau Picho kan? Beda sekali tampilanmu hari ini. Ada apa juga dengan aroma tubuhmu itu?”

“Apa kau merasa terganggu?” Tanyaku cemas.

“Tidak, cuma belum terbiasa saja dengan dirimu yang seperti ini. Ada apa?” Jawabnya dan disusul oleh pertanyaan lagi.

“Kok ‘ada apa’ sih!? Hari ini kan kita mau pergi bersama!” Jawabku, berharap ia akan mengerti mengapa aku berpenampilan seperti ini. Namun wanita tak peka ini malah memiringkan kepalanya sambil menatapku polos.

“Dari kemarin juga kita pergi bersama, tapi kau tidak berpenampilan seperti ini?” Tanyanya yang sepertinya masih tidak mengerti dengan jawabanku. Membuatku menghela nafas kasar sambil menepuk keningku sendiri.

“Sudahlah, mana penampilan yang lebih kau suka? Yang kemarin, atau yang sekarang?”

“Tak perlu menjadi yang aku suka! Jadi dirimu apa adanya saja,” tuturnya memberiku sedikit petuah.

Aku sedikit cemberut tak puas dengan jawabannya, memegang dagu sambil merangkai kata yang akan aku ucapkan, lalu bersuara “Mau yang kemarin ataupun yang sekarang adalah diriku apa adanya. Apa kau menyukai diriku yang apa adanya?”

Taira sempat terdiam, merenung sambil menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya lalu berkata “Enak, aku suka semua masakan Picho yang unik dan tak pernah gagal!”

Senyumanku kembang kempis, bingung mau senang atau sebal mendengar jawabannya. Di satu sisi aku senang masakanku dipuji olehnya, namun disisi lain bukan itu jawaban yang ingin aku dengar. Terkadang aku sendiri merasa heran, mengapa aku begitu ingin mendengarnya mengakui bahwa ia menyukai penampilanku? Apa karena aku ingin memastikannya bahagia bersamaku? Sama seperti aku yang terus berusaha tersenyum manis agar orang di sekitarku ikut tersenyum? Ku rasa begitu.

Sudahlah! Setidaknya melihat dia senang memakan masakanku, sudah membuatku bahagia. Itulah yang membuatku akhirnya memutuskan untuk tersenyum manis dengan tulus juga. Aku pun mulai menyuapkan nasi goreng buatanku pada mulutku sendiri dan merasakannya. Hmmm! Ini sih lebih enak dari yang biasa aku buat! Aku memang berbakat! Biasanya aku berbakat sih, tapi hari ini bakatku bertambah 80.000% dari bakatku sebelumnya.

Aku menikmati santapan makan pagi yang terasa indah dan menyenangkan sebab ditemani Taira. Entah wanita itu menikmatinya juga atau tidak, tapi aku sangat bahagia bisa melihatnya makan dengan lahap. Usai sarapan kami sepakat untuk bergegas menuju toko ponsel bersama. Karena sepedaku sudah lama menghilang, kami pergi kemanapun dengan berjalan kaki. Untung saja Taira juga kuat berjalan jauh, sepertinya dia adalah wanita yang sangat tangguh. Atau mungkin karena asupan sarapan dariku yang cukup menambah energinya?

...***...

Sepanjang perjalanan, aku merasakan ada emosi orang lain yang tumpang tindih. Ini jelas bukan emosiku, bukan juga emosi Taira. Jika dibilang emosi orang selewat di sekitar jalan, emosi ini terasa sangat stabil mengikuti kemanapun langkahku pergi. Sebenarnya, emosi ini sudah kurasakan sedari malam, namun aku hiraukan. Aku sudah terlalu lelah untuk memikirkan hal selain pekerjaan dan kasus pembunuhan berantai. Hal itulah yang membuatku tak terlalu ambil pusing dengan emosi orang lain ini.

Tapi semakin ku biarkan emosi tersebut kian mengganggu fikiranku. Yah, sebuah emosi negatif penuh kecurigaan dan kewaspadaan terhadap sesuatu yang aku tak mengerti apa itu.

Menyebalkan! Mengapa aku harus merasakan emosi orang lain yang mungkin tak ku kenal? Mengapa pula perasaan orang ini selalu mengikutiku sepanjang hari? Apa ada orang yang sedang membuntuti ku? Untuk apa? Mata-mata!? Dia curiga bahwa aku adalah pembunuh berantai? Yang benar saja! Aku juga sedang mencari pembunuh itu, dasar bodoh! Kau salah target!

Sudahlah! Tak perlu terlalu dihiraukan! Beraktivitas saja seperti biasa dan nikmati hari. Toh memang bukan aku pelakunya. Tanpa mempedulikan emosi orang yang mengikutiku, aku berusaha untuk terus tersenyum manis dan memikirkan hal yang membuatku bahagia. Namun tetap saja hal yang membingungkan terjadi hari ini. Kali ini dari Taira.

Memang sih Taira itu wanita yang misterius, seharusnya aku sudah tidak asing lagi dengan hal aneh yang ia lakukan hari ini. Hanya saja, keanehan yang kali ini cukup menarik untuk difikirkan. Taira, wanita yang cukup tinggi namun bertubuh mungil itu seharian ini tidak ingin bertemu dan berbincang dengan orang selain aku. Ia bahkan menyuruh ku memilih dan membelikan sendiri ponsel untuknya. Dia bilang tak nyaman dengan keramaian dan lebih ingin menunggu di luar toko ponsel.

Saat makan siang juga Taira menolak keras ajakanku makan di resto atau mampir ke rumah Leo. Ia mengatakan bahwa dia jauh lebih menyukai masakanku ketimbang masakan resto atau orang manapun. Sudah jelas aku menyadari setiap kebohongannya, kemampuan menyebalkan ini membuatku mampu merasakan setiap rasa takut didalam hatinya. Entah apa yang sedang ia takutkan namun instingku mengira bahwa Taira hanya tipe wanita pendiam dan pemalu.

Baiklah, kuakui bahwa dia manis dan imut jika memang benar alasannya adalah malu. Tapi jika sampai se-anti ini pada keramaian, kurasa sudah menjadi hal yang menyebalkan dan merepotkan untuk mencarikan tempat sepi jika ingin menjalani hari bersamanya. Aku hanya bisa mengajaknya bermain di taman bunga yang sepi dengan air mancur berbentuk kura-kura ditengahnya. Duduk di bangku taman sambil mengajarinya mengenakan ponsel, ditemani oleh permen kapas yang menghiasi langit jingga bercampur merah muda pada sore hari.

Tak pernah aku bertanya dalam hati, ada apa sebenarnya dengan Taira? Dia tak ingin mengakui bahwa ia menyukai penampilanku, tapi ia hanya ingin berbicara dan bertemu denganku. Tak mungkin kan karena dia menyukaiku? Atau mungkin karena aku adalah tim yang ia butuhkan untuk mencari pembunuh berantai? Hanya ada jawaban yang semakin tak masuk akal jika aku terus memikirkannya.

Ingin rasanya aku tak peduli dengan segala keanehan Taira dan hanya menikmati tingkah manisnya saja. Namun semakin aku mengenalnya, semakin banyak juga misteri yang bertambah darinya. Sudahlah, fikirkan nanti saja! Walau dipenuhi rasa heran dan misteri tentang berbagai hal yang terjadi hari ini, jika ditimbang aku lebih merasa bahagia bisa menjalani hari bersama Taira.

Setelah seharian bermain bersama wanita misterius yang semakin hari semakin unik saja perilakunya ini, aku memutuskan untuk segera berbaring dan istirahat karena rasa lelah yang melekat. Namun rasa lelah ini sungguh sudah terbayar dengan kebahagiaan, hingga senyuman manisku tak pernah luntur sedari bangun tidur bahkan sampai terbawa ke alam mimpi saat tertidur lagi di malam harinya.

Aku jadi sedikit bertanya dalam relung kepala, apakah seharian ini aku bisa disebut berkencan dengan Taira? Kami sepanjang hari hanya bepergian berdua saja kan? Bukankah itu adalah kencan? Tapi saat diinterogasi oleh Rika tentang Cika yang wafat, aku juga hanya makan siang berdua dengannya kan? Apakah itu juga kencan?

Tunggu, sebenarnya kencan itu apa sih? Mengapa aku jadi bingung sendiri? Sepertinya yang kupahami hanyalah cara memasak, aku tak mengerti apapun tentang hubungan dengan wanita. Mungkin aku juga tidak mengerti dengan perasaanku sendiri? Tapi memang itu penting!? Mengapa aku jadi memikirkan hal yang tak bermanfaat seperti ini? Tugasku hanyalah fokus pada pembunuh berantai itu!

Terpopuler

Comments

DEAD ACCOUNT

DEAD ACCOUNT

di novel ku Ryan gak peka kalo sedang kencan jir/Sweat/

walaupun tidak secara eksplisit di jelaskan tapi gak mikir kalau dia sedang kencan.

2024-10-28

1

DEAD ACCOUNT

DEAD ACCOUNT

hmm dialog nya kurang, kebanyakan monolog internal yang bikin jenuh/Sweat/

saran sih kurangin Monolog internal nya, tapi buat seimbang sama narasi nya.

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 01. Bisikan Misterius
2 02. Penampakan Misterius
3 03. Sedikit Interogasi
4 04. Informasi Buntu
5 05. Mencoba Melupakan
6 06. Tragedi Baru
7 07. Mencari Jawaban
8 08. Misteri Baru
9 09. Arwah Nakal!
10 10. Keraguan Polisi
11 11. Penyelidikan Detektif
12 12. Interogasi Dadakan
13 13. Strategi Pengintaian
14 14. Misteri Kencan?
15 15. Perbincangan Tegang
16 16. Perang Sandiwara
17 17. Truth to Truth
18 18. Dare of Dare
19 19. Autopsi dan Saksi
20 20. Menegakkan Keadilan
21 21. Sebuah Keputusan
22 22. Api Es
23 23. Misteri Topeng
24 24. Teka-teki Menarik
25 25. Rubah Putih
26 26. Bisakah Disalahkan?
27 27. Kawan, Lawan?
28 28. Bola Cokelat
29 29. Sebuah Penyelamatan
30 30. Undangan Kencan?
31 31. Pencarian Tertemui
32 32. Karena Nama
33 33. Mencari Identitas
34 34. Keluarga Baru
35 35. Cerita Sesungguhnya
36 36. Think Midnigth
37 37. Think Midnigth (2)
38 38. Bekas Semalam
39 39. Sedikit Pertikaian
40 40. Pelanggan Aneh
41 41. Menjalankan Rencana
42 42. Ketegangan Baru
43 43. Makna Pisau
44 44. Melepas Gelar
45 45. Eine Kleine
46 46. Live Music
47 47. Sebuah Firasat
48 48. Pemandangan Terburuk
49 49. Jawaban Misteri
50 50. Dejavu
51 51. Resah Menanti
52 Thanks for 200+ Readers!
53 Rasa Rindu
54 Hilang!?
55 You Are Mine [Special Episode]
56 Kunjungan
57 Interogasi Sungguhan
58 Melepas Rindu
59 Membuat Lagu
60 Tak Berharap
61 Kabar Buruk
62 Adu Argumen
63 Sorry.
64 Update?
65 Pengumpulan Bukti
66 Mengungkit Kasus Lama
67 Memeriksa Kembali
68 Kenangan Hujan
69 Perbandingan Masa
70 Belum Tertemui
71 Special Thanks 300+ Readers!
72 Data Sejarah
73 Penyesuaian Data
74 Perang Dingin
75 Hanya Kepiting
76 Arti Hidup
77 Hal Rumit
78 Keputusan Gila
79 Rencana Gila
80 Bertukar Peran
81 Sedikit Jawaban
82 Kebohongan Dan Kejujuran
83 Anggota Baru
84 Mencari Rumah
85 Hampir Terbongkar
86 Ancaman Tegang
87 Mencoba Menghibur
88 Menyimpan Rahasia
89 Arron vs Iron
90 Menyusun Naskah
91 Menjalankan Skenario
92 Mendapat Kepercayaan
93 Pencarian & Pertemuan
94 Rahasia dari Pelarian
95 Hiatus, Lagi?
96 Julian’s Day (Special Thanks 600+Readers)
97 Leo Life
98 Naskah Penebusan Salah
99 Tidak Mudah!
100 Kembali Terulang
101 Gemerlap dalam Gelap
102 Mencari Identitas
103 Jati Diri Sejati
104 Es Mencair
105 Misteri yang Terlupakan
106 Topeng Usang
107 Aktor Tanpa Panggung
108 Peta Harta
109 Ketulusan Mengerikan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
01. Bisikan Misterius
2
02. Penampakan Misterius
3
03. Sedikit Interogasi
4
04. Informasi Buntu
5
05. Mencoba Melupakan
6
06. Tragedi Baru
7
07. Mencari Jawaban
8
08. Misteri Baru
9
09. Arwah Nakal!
10
10. Keraguan Polisi
11
11. Penyelidikan Detektif
12
12. Interogasi Dadakan
13
13. Strategi Pengintaian
14
14. Misteri Kencan?
15
15. Perbincangan Tegang
16
16. Perang Sandiwara
17
17. Truth to Truth
18
18. Dare of Dare
19
19. Autopsi dan Saksi
20
20. Menegakkan Keadilan
21
21. Sebuah Keputusan
22
22. Api Es
23
23. Misteri Topeng
24
24. Teka-teki Menarik
25
25. Rubah Putih
26
26. Bisakah Disalahkan?
27
27. Kawan, Lawan?
28
28. Bola Cokelat
29
29. Sebuah Penyelamatan
30
30. Undangan Kencan?
31
31. Pencarian Tertemui
32
32. Karena Nama
33
33. Mencari Identitas
34
34. Keluarga Baru
35
35. Cerita Sesungguhnya
36
36. Think Midnigth
37
37. Think Midnigth (2)
38
38. Bekas Semalam
39
39. Sedikit Pertikaian
40
40. Pelanggan Aneh
41
41. Menjalankan Rencana
42
42. Ketegangan Baru
43
43. Makna Pisau
44
44. Melepas Gelar
45
45. Eine Kleine
46
46. Live Music
47
47. Sebuah Firasat
48
48. Pemandangan Terburuk
49
49. Jawaban Misteri
50
50. Dejavu
51
51. Resah Menanti
52
Thanks for 200+ Readers!
53
Rasa Rindu
54
Hilang!?
55
You Are Mine [Special Episode]
56
Kunjungan
57
Interogasi Sungguhan
58
Melepas Rindu
59
Membuat Lagu
60
Tak Berharap
61
Kabar Buruk
62
Adu Argumen
63
Sorry.
64
Update?
65
Pengumpulan Bukti
66
Mengungkit Kasus Lama
67
Memeriksa Kembali
68
Kenangan Hujan
69
Perbandingan Masa
70
Belum Tertemui
71
Special Thanks 300+ Readers!
72
Data Sejarah
73
Penyesuaian Data
74
Perang Dingin
75
Hanya Kepiting
76
Arti Hidup
77
Hal Rumit
78
Keputusan Gila
79
Rencana Gila
80
Bertukar Peran
81
Sedikit Jawaban
82
Kebohongan Dan Kejujuran
83
Anggota Baru
84
Mencari Rumah
85
Hampir Terbongkar
86
Ancaman Tegang
87
Mencoba Menghibur
88
Menyimpan Rahasia
89
Arron vs Iron
90
Menyusun Naskah
91
Menjalankan Skenario
92
Mendapat Kepercayaan
93
Pencarian & Pertemuan
94
Rahasia dari Pelarian
95
Hiatus, Lagi?
96
Julian’s Day (Special Thanks 600+Readers)
97
Leo Life
98
Naskah Penebusan Salah
99
Tidak Mudah!
100
Kembali Terulang
101
Gemerlap dalam Gelap
102
Mencari Identitas
103
Jati Diri Sejati
104
Es Mencair
105
Misteri yang Terlupakan
106
Topeng Usang
107
Aktor Tanpa Panggung
108
Peta Harta
109
Ketulusan Mengerikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!