09. Arwah Nakal!

Taira mengajak— lebih tepatnya memaksaku untuk kembali pada gunung tempat pertama kali kami bertemu. Ia bilang, di sana adalah sarang para korban yang menghantuiku menetap, akan lebih mudah jika ingin menanyakan sesuatu pada mereka dengan cara mendatangi markasnya. Tentu saja aku sempat menolak, menurutku ini adalah ide yang percuma! Bulan lalu saja, arwah-arwah tak tahu diri itu menghinaku, untuk apa lagi aku bertanya pada mereka!?

Malas rasanya harus ke gunung itu lagi di malam yang dingin ini, namun gadis yang memaksaku ke sana tampak tak memiliki harapan atau jalan keluar selain melakukan hal menyebalkan tersebut. Dengan berat hati dan perasaan tak tega, aku pun akhirnya mencoba menuruti ajakannya. Kami ke gunung yang jauh itu dengan berjalan kaki, dan menghabiskan waktu satu setengah jam perjalanan, seharusnya sih begitu.

Namun anehnya saat berjalan bersama Taira, gunung itu terasa dekat, bahkan lima menit pun sampai. Apa aku saja yang tidak merasakan waktu yang lama? Entahlah, yang ku tahu pasti hanyalah gadis ini penuh dengan misteri yang tak ku mengerti, terkdang menambahkan misteri baru, namun juga bisa membantuku memecahkan misteri yang lainnya.

Sesampainya pada gunung tersebut, Taira menyuruhku untuk menutup mata dan fokus pada isi hatiku, menanyakan hal yang ia tanyakan lalu mendengarkan jawaban mereka, namun tetap harus mampu menjaga kendali diri agar tidak terpengaruh oleh bisikan yang mengajak pada keburukan. Rasanya agak mengerikan juga sih sebenarnya, ini pertama kalinya aku melakunakan hal aneh seperti ini. Tapi Taira mengatakan bahwa ini hanyalah simulasi, hal yang lebih mengerikan belum terjadi.

Aku menuruti semua perkataan Taira walau masih banyak pertanyaan dalam diriku, aku tetatap menanyakan pertanyaan-pertanyaan wanita yang selalu menggengam tanganku untuk menjaga kestabilan kendaliku itu. Semakin dalam aku mencoba fokus, kepalaku terasa pening dan semakin berat. Mulai terdengar suara bisikan yang seolah sedang menertawakanku.

“Eh lihat! Si ganteng datang lagi!”, “Makin gondrong saja rambutnya!”, “Ada apa dia kemari lagi? Ingin menanyakan sesuatu pada kita? Setelah sekian lama dia mencampakkan kita? Tak tahu malu sekali manusia satu ini!”

“Apa yang mereka katakan?” Tanya Taira, ingin mendengar juga pembicaraan menyebalkan mereka.

“Mereka bilang aku tak tahu malu, karena masih berani datang kemari untuk menanyakan sesuatu pada mereka, setelah cukup lama mencampakkan mereka!” Jawabku dengan ketus, sudah terlanjur kesal pada ejekkan para arwah menyebalkan itu. Masih dalam keadaan mata terpejam.

“Begitu rupanya? Mereka tak mau menjawab? Dasar arwah nakal! Sepertinya motif mereka menghantuimu bukanlah untuk hal yang baik,” ucapnya ikut merasa kesal sepertiku. “Kau sudah boleh membuka matamu, percuma juga kita fokus tanya pada mereka,” lanjutnya.

“Sejak awal juga sudah ku katakan, bahwa ini bukanlah ide yang baik!” Gerutuku kesal, sambil perlahan membuka mataku.

“Kan tak ada salahnya mencoba!?” Belanya.

“Sejak bulan lalu juga sudah ku coba, mereka menghinaku ‘manusia bodoh’!”

“Sudahlah, daripada bertengkar sebaiknya kita cari cara keluar lain,” ujarnya.

“Kau punya acara lain?”

“Belum. Ku kira kita mencari caranya bersama, mengapa hanya aku yang berfikir?”

“Aku kan tak memahami apapun tentang hal gila ini! Saat ku ingin menanyakannya padamu bulan lalu, kau malah menghilang entah kemana, membiarkan kepalaku dipenuhi misteri-misteri baru yang membuatnya sakit! Kemana kau selama ini!? Mengapa jadi aku yang kesannya meninggalkanmu sendiri!?”

Ah… Aku kelepasan menyentaknya dengan kasar, setelah sekian lama aku berusaha menghadapi segala hal dengan tersenyum manis. Hanya dihadapan Taira, juga Leo lah aku bisa menunjukan emosiku yang sesungguhnya. Tapi jika aku memarahinya seperti ini, perasaanku jadi tak enak. Ditahan pun, justru akan membuat dadaku semakin sakit.

Aku kesal dengan cara bicaranya yang seakan menganggapku tak melakukan apapun dan hanya dia yang pusing sendiri memikirkan kasus pembunuhan berantai ini, tanpa memahami bahwa sesungguhnya aku pun hampir gila memikirkan semua keanehan ini sendirian tanpa bantuannya. Perasaanku jadi meledak-ledak.

Nampaknya, setelah mendengarku meledakkan amarah, Taira cukup terkejut dan terpaku ketakutan. Entah apa yang ada dalam fikirannya sekarang, kami hanya larut dalam hening bersama lamunan masing-masing. Melihat netra Taira yang berkaca-kaca menahan tangis, aku jadi sedikit merasa bersalah padanya. Namun siapapun yang dihadapkan pada kondisi sepertiku, pasti juga akan marah kan? Reaksi marahku ini adalah hal yang normal!

“Picho, maaf membuatmu resah dalam waktu yang cukup lama. Aku tidak bermaksud meninggalkanmu, sebenarnya sejak hari itu aku mencari keberadaanmu namun tak menemukannya. Itulah yang membuatku memutuskan untuk fokus dulu memikirkan tentang para bisikan yang mungkin ada hubungannya dengan kasus ini sambil terus mencoba mencarimu, dan aku baru bisa menemuimu lagi sekarang,” penjelasannya panjang lebar, ikut merasa bersalah sempat menelantarkanku.

Aku menghela nafas pasrah sebelum berkata “Sudahlah, Taira… Aku juga yang salah terlalu banyak minyimpan fikiran buruk selama ini. Maaf telah membentakmu,” sambil tersenyum manis. Taira hanya mengangguk lemas dengan wajah murungnya. Tanpa sadar tanganku bergerak mengusap surai lembutnya sambil menambahkan kadar gula pada senyumanku.

“Sudahlah, malam sudah larut. Sebaiknya kita pulang. Kau sudah tahu rumahku kan? Rajin-rajin mampir ya, aku punya banyak menu spesial untukmu,” lanjutku dengan ramah dan hangat, masih setia dengan senyum manisku. Lagi-lagi Taira hanya mengangguk pelan. “Tapi sebelum pulang, boleh aku meminta kontak hp-mu?” Tanyaku singkat.

Kali ini wanita itu menatapku heran lalu berkata “Apa itu hp?”

“Hah!? Kau tak tahu benda bernama hp!? Apa kau tidak memiliki benda tersebut!? Orang cerdas sepertimu? Tak mengerti tentang hp!?” Tanyaku, tanpa sadar menaikan frekuensi suaraku sambil terbelalak terkejut ke arahnya. Dia ini sebenarnya makhluk jenis apa!? Fikirku. Gadis itu menggelengkan kepalanya lagi, aku sempat mengerjap melihat responya.

Setelah kedua kalinya aku menghela nafas pasrah, dengan sabar dan mepertahankan senyuman manis, aku berkata “Yasudah, mumpung besok aku libur, datanglah ke rumahku. Akan ku belikan kau hp juga mengajarimu cara pakainya.” Ia hanya mengagguk dan tersenyum manis. Manis sekali. Jarang aku melihatnya tersenyum semanis ini. Yah, aku memang jarang melihatnya sih. Ku harap setelah ini aku akan lebih sering bertemu Taira, juga melihat senyumnya yang semanis ini.

Kami pun akhirnya sepakat untuk pulang, sesampainya di rumah aku tak bisa segera terlelap. Banyak hal yang menghantui fikiranku, terutama tentang Taira. Semakin aku mengenalnya, semakin banyak misteri baru yang ku temukan. Mulai dari dia yang menghilang bersama sepedaku, dan sekarang dia malah tidak mengerti soal ponsel.

Tak pernah bosan aku bertanya, wanita ini sebenarnya makhluk jenis apa sih? Manusia mana yang tak mengerti ponsel? Apa dia adalah manusia dari masa lalu? Teori mana yang bisa menjelaskan manusia dari masa lalu hadir di masa kini? Memangnya ini kartun Doraemon!? Sudahlah! Sejak awal aku bisa mendengar bisikan juga, kisah hidupku tak ada yang masuk akal! Jalani saja dulu dengan senyum manis sambil mencari tahu jawabannya, nanti juga akan terungkap dengan sendirinya.

Episodes
1 01. Bisikan Misterius
2 02. Penampakan Misterius
3 03. Sedikit Interogasi
4 04. Informasi Buntu
5 05. Mencoba Melupakan
6 06. Tragedi Baru
7 07. Mencari Jawaban
8 08. Misteri Baru
9 09. Arwah Nakal!
10 10. Keraguan Polisi
11 11. Penyelidikan Detektif
12 12. Interogasi Dadakan
13 13. Strategi Pengintaian
14 14. Misteri Kencan?
15 15. Perbincangan Tegang
16 16. Perang Sandiwara
17 17. Truth to Truth
18 18. Dare of Dare
19 19. Autopsi dan Saksi
20 20. Menegakkan Keadilan
21 21. Sebuah Keputusan
22 22. Api Es
23 23. Misteri Topeng
24 24. Teka-teki Menarik
25 25. Rubah Putih
26 26. Bisakah Disalahkan?
27 27. Kawan, Lawan?
28 28. Bola Cokelat
29 29. Sebuah Penyelamatan
30 30. Undangan Kencan?
31 31. Pencarian Tertemui
32 32. Karena Nama
33 33. Mencari Identitas
34 34. Keluarga Baru
35 35. Cerita Sesungguhnya
36 36. Think Midnigth
37 37. Think Midnigth (2)
38 38. Bekas Semalam
39 39. Sedikit Pertikaian
40 40. Pelanggan Aneh
41 41. Menjalankan Rencana
42 42. Ketegangan Baru
43 43. Makna Pisau
44 44. Melepas Gelar
45 45. Eine Kleine
46 46. Live Music
47 47. Sebuah Firasat
48 48. Pemandangan Terburuk
49 49. Jawaban Misteri
50 50. Dejavu
51 51. Resah Menanti
52 Thanks for 200+ Readers!
53 Rasa Rindu
54 Hilang!?
55 You Are Mine [Special Episode]
56 Kunjungan
57 Interogasi Sungguhan
58 Melepas Rindu
59 Membuat Lagu
60 Tak Berharap
61 Kabar Buruk
62 Adu Argumen
63 Sorry.
64 Update?
65 Pengumpulan Bukti
Episodes

Updated 65 Episodes

1
01. Bisikan Misterius
2
02. Penampakan Misterius
3
03. Sedikit Interogasi
4
04. Informasi Buntu
5
05. Mencoba Melupakan
6
06. Tragedi Baru
7
07. Mencari Jawaban
8
08. Misteri Baru
9
09. Arwah Nakal!
10
10. Keraguan Polisi
11
11. Penyelidikan Detektif
12
12. Interogasi Dadakan
13
13. Strategi Pengintaian
14
14. Misteri Kencan?
15
15. Perbincangan Tegang
16
16. Perang Sandiwara
17
17. Truth to Truth
18
18. Dare of Dare
19
19. Autopsi dan Saksi
20
20. Menegakkan Keadilan
21
21. Sebuah Keputusan
22
22. Api Es
23
23. Misteri Topeng
24
24. Teka-teki Menarik
25
25. Rubah Putih
26
26. Bisakah Disalahkan?
27
27. Kawan, Lawan?
28
28. Bola Cokelat
29
29. Sebuah Penyelamatan
30
30. Undangan Kencan?
31
31. Pencarian Tertemui
32
32. Karena Nama
33
33. Mencari Identitas
34
34. Keluarga Baru
35
35. Cerita Sesungguhnya
36
36. Think Midnigth
37
37. Think Midnigth (2)
38
38. Bekas Semalam
39
39. Sedikit Pertikaian
40
40. Pelanggan Aneh
41
41. Menjalankan Rencana
42
42. Ketegangan Baru
43
43. Makna Pisau
44
44. Melepas Gelar
45
45. Eine Kleine
46
46. Live Music
47
47. Sebuah Firasat
48
48. Pemandangan Terburuk
49
49. Jawaban Misteri
50
50. Dejavu
51
51. Resah Menanti
52
Thanks for 200+ Readers!
53
Rasa Rindu
54
Hilang!?
55
You Are Mine [Special Episode]
56
Kunjungan
57
Interogasi Sungguhan
58
Melepas Rindu
59
Membuat Lagu
60
Tak Berharap
61
Kabar Buruk
62
Adu Argumen
63
Sorry.
64
Update?
65
Pengumpulan Bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!