07. Mencari Jawaban

Hembusan angin kian menusuk. Suasana gunung pada malam ini begitu dingin dan sunyi. Hanya terdengar nyanyian jangkrik yang memecah keheningan diantara aku dan Taira. Alunan jangkrik ini mampu membawaku pada beribu lamunan. Haruskah aku jujur? Apakah gadis itu akan percaya jika aku jujur? Sebenarnya aku bisa saja mengatakan tentang tuduhan kasus racun pada kedaiku, namun itu hanya akan membuatnya semakin curiga padaku.

Aku terdiam sejenak, mencoba untuk merangkai kata agar tak terdengar seperti bualan. Sesekali menatap ragu padanya, menghela nafas pasrah, lalu mulai bersuara. “Bagaimana jika ku bilang, aku kemari untuk mencari misteri dari bisikan yang menghantuiku sejak bulan lalu, dan kemungkinan ada hubungannya dengan kasus pembunuhan berantai ini? Lagi pula, karena ulah pembunuh tersebut, aku hampir kehilangan pekerjaanku.”

“Bisikan?” Tanya gadis kecil mungil berambut pendek itu singkat, tak menghiraukan pernyataan terakhirku tentang pekerjaan. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan pelan. “Apa yang mereka katakan?” Ia bertanya lagi, kali ini aku menjawabnya dengan suara.

“Mereka kesakitan, mereka tersiksa, menangis setiap malam karena tubuhnya dicabik-cabik dengan pisau oleh seseorang. Mereka memohon pertolongan, ada juga beberapa diantara mereka yang merindukan kelurganya dan menangis ingin pulang. Entah mengapa aku merasa bahwa itu adalah suara para koban yang dibunuh di gunung ini, makanya aku ingin menemukan pelakunya untuk membuat mereka bisa beristirahat dengan tenang di alam sana,” jawabku panjang lebar. Taira sempat terdiam mendengarkan jawabanku dengan seksama.

“Kau benar, mereka memang korban yang dibunuh di gunung ini. Tapi bukan oleh pembunuh berantai yang mulai beraksi bulan lalu,” Taira mulai menganalisis tentang bisikan misterius yang selalu ku dengar setiap malam.

“Maksudmu sebelum bulan lalu ada korban yang dibunuh di sini juga?” Tanyaku yang masih tak mengerti perkataannya. Taira hanya mengangguk pelan. “Tapi kapan? Dan kenapa mereka baru menghantuiku bulan lalu?” Lanjutku yang tak pernah puas dengan jawaban dari setiap misteri yang membuatku hampir gila, mungkin memang aku sudah gila.

“Soal sejak kapan mereka menjadi korban, itu hanya kau sendiri yang bisa cari tahu. Karena kau lah yang memiliki kemampuan untuk hal tersebut. Dan kenapa mereka baru menghantuimu bulan lalu, itu karena mereka baru menyadari kemampuanmu bulan lalu. Hanya itulah yang bisa ku pahami sekarang.”

Aku hanya mendengarkan penjelasan wanita yang sepertinya cukup cerdas dan berpengalaman dalam hal semacam ini, namun sayangnya hanya menambah pertanyaan didalam kepalaku. ‘Kempampuan’ dia bilang? Maksudnya sejenis indigo atau hal semacamnya? Apa memang harus ada alasan yang tidak masuk akal dibalik misteri yang tak masuk akal pula? Bagaimana pula cara ‘kemampuan’ ini berfungsi?

“Membingungkan, bukan? Hidup memang dipenuhi degan hal rumit yang tak masuk di akal? Menyedihkan! Kau adalah orang baik, tapi kau kurang cerdas untuk memahami tentang hal ini. Kau hanya bisa memahami rasa sakit kami, tapi tak bisa menghentikannya. Nyawa dibayar nyawa, dasar manusia bodoh!”

Sial! Bisikan itu muncul lagi dan membuat kepalaku sakit lagi! Namun kali ini kalimatnya jauh berbeda dengan yang sering ku dengar, mereka seperti sedang… Mengajakku bicara? Berisik! Tak usah banyak protes, jika kalian tak mau memberi jawaban! Dasar arwah-arwah tidak tahu diri! Aku ini sedang mencoba membantu kalian, bodoh! Bagaimana aku bisa membantu kalian, bila kalian juga tak bisa diajak kerjasama!? Tunggu, apa?

“Nyawa dibayar nyawa,” lagi-lagi aku tak bisa mengendalikan lisanku, pandanganku mulai gelap.

“Apa?” Tanya Taira tidak mengerti dengan perkataan yang aku sendiri tak mengerti.

“Nyawa dibayar nyawa, nyawa dibayar nyawa, nyawa dibayar nyawa, nyawa dibayar nyawa,” siapapun, tolong hentikan lisanku yang meracau mengerikan ini! Aku takut.

“Picho? Kau kenapa?”

“Nyawa dibayar nyawa!”

“Sadar, Picho!” Sentak Taira sambil menamparku dengan keras, membuatku tersadar dari igauan tak jelasku.

“Mereka mengatakan hal itu! Tolong, Taira. Aku tak bisa mengendalikan lisanku akhir-akhir ini, aku selalu mengatakan hal yang mengerikan tanpa aku inginkan, aku takut. Aku tak mengerti ada apa dengan diriku ini,” sentak ku di kalimat pertama dengan suara lantang, lalu melanjutkan kalimatku dengan suara lemas dan bergetar. Baru kali ini aku merasakan ketakutan yang teramat mengerikan.

Mendengar permohonanku, Taira sempat terkejut sesaat, ia tak bisa berkata-kata dan terbelalak menatapku. Aku yang bisa merasakan emosi orang lain ini, merasakan dengan jelas rasa takut di dalam dirinya, terlihat juga dari tubuhnya yang bergetar hebat dan raut wajahnya yang tak berubah.

“Picho? Kau…?”

“Apa?”

Taira menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis, ia mendekatiku dan berusaha berjinjit agar tangannya mampu menggapai keningku yang jauh lebih tinggi darinya. Taira mengusap suraiku yang entah sejak kapan ikatannya terlepas. Mungkin ikat rambutku lepas saat bersepeda, atau saat aku tak bisa menggendalikan diriku. Yang jelas, rambutku jadi berantakan karenanya. Tapi bukan itu yang harus difikirkan sekarang. Aku menatap wanita manis berambut pendek dihadapanku ini dengan cemas, menunggu jawaban darinya.

“Tak apa. Aku paham tentangmu sekarang, jangan khawatir. Aku percaya, bahwa bukan kau pembunuh berantai itu,” ucapnya dengan lembut, sambil terus mengusap rambutku yang semakin berantakan. Aku sedikit lega mendengarnya, tapi bukan itu jawaban yang aku inginkan.

“Memang bukan aku! Tapi, apa kau punya tersangka untuk dicurigai?”

“Belum, ku harap kau bisa membantuku menemukannya,” Taira tersenyum manis dihadapanku untuk pertama kalinya, setelah selama ini wajahnya tegas dan penuh kecurigaan. Sepertinya aku mendapatkan tim untuk mencari pelakunya, tapi…

“Bagaimana caranya?” tanyaku singkat. Taira menambahkan kadar gula pada senyumannya.

“Pertama, kendalikan dulu dirimu. Jika suara itu muncul lagi, coba untuk tidak terlalu tenggelam didalamnya. Berilah sedikit sentakkan kecil pada tubuhmu, agar kau bisa tersadar dari pengaruh mereka. Dan jangan terlalu memikirkan mereka lagi. Jika kau sudah bisa mengendalikan dirimu dengan baik, mari kita cari pelakunya bersama.”

Begitu rupanya? Aku tak bisa mencari pelakunya, karena aku masih memilki masalah dalam diriku sendiri? Ia ingin bilang bahwa aku harus menyelesaikan masalahku satu persatu secara perlahan? Baiklah, aku mulai mengerti sekarang.

Ku akui, Taira memang wanita yang cerdas, aku yakin bisa menemukan banyak jawaban dari setiap misteri di hidupku yang memuakkan ini. Hanya saja, aku harus bisa menyelesaikan beberapa masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh diriku sendiri. Mungkin ini ada hubungannya dengan ‘kemampuan’ yang ia bicarakan sedari tadi. Walau aku tak begitu mengerti, selama aku menuruti yang Taira katakan, aku akan baik-baik saja, kan? Ku harap begitu.

Malam semakin larut, aku dan Taira sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun saat aku ingin pulang, sepedaku tak mampu ku temukan di sekitar tempat ku memarkirkannya tadi. Bingung? Jelas aku sangat bingung dan panik! Ditambah lagi saat aku ingin menanyakannya pada Taira, gadis itu sudah hilang dari pandanganku. Padahal belum sampai beberapa detik yang lalu ia masih berada di belakangku.

Ada apa dengan sepedaku dan Taira? Mengapa mereka bisa hilang secara bersamaan? Apa wanita cantik itu pulang menggunakan sepedaku? Tapi sejak kapan? Sudahlah! Ku pulang jalan kaki saja. Gadis itu, dia bisa membantuku keluar dari misteri, namun ia juga merupakan misteri baru bagiku. Aku tersenyum manis ke arah langit malam yang indah sambil menikmati perjalanan pulang, ketika memikirkan tentang wanita bermata hitam jernih itu.

Episodes
1 01. Bisikan Misterius
2 02. Penampakan Misterius
3 03. Sedikit Interogasi
4 04. Informasi Buntu
5 05. Mencoba Melupakan
6 06. Tragedi Baru
7 07. Mencari Jawaban
8 08. Misteri Baru
9 09. Arwah Nakal!
10 10. Keraguan Polisi
11 11. Penyelidikan Detektif
12 12. Interogasi Dadakan
13 13. Strategi Pengintaian
14 14. Misteri Kencan?
15 15. Perbincangan Tegang
16 16. Perang Sandiwara
17 17. Truth to Truth
18 18. Dare of Dare
19 19. Autopsi dan Saksi
20 20. Menegakkan Keadilan
21 21. Sebuah Keputusan
22 22. Api Es
23 23. Misteri Topeng
24 24. Teka-teki Menarik
25 25. Rubah Putih
26 26. Bisakah Disalahkan?
27 27. Kawan, Lawan?
28 28. Bola Cokelat
29 29. Sebuah Penyelamatan
30 30. Undangan Kencan?
31 31. Pencarian Tertemui
32 32. Karena Nama
33 33. Mencari Identitas
34 34. Keluarga Baru
35 35. Cerita Sesungguhnya
36 36. Think Midnigth
37 37. Think Midnigth (2)
38 38. Bekas Semalam
39 39. Sedikit Pertikaian
40 40. Pelanggan Aneh
41 41. Menjalankan Rencana
42 42. Ketegangan Baru
43 43. Makna Pisau
44 44. Melepas Gelar
45 45. Eine Kleine
46 46. Live Music
47 47. Sebuah Firasat
48 48. Pemandangan Terburuk
49 49. Jawaban Misteri
50 50. Dejavu
51 51. Resah Menanti
52 Thanks for 200+ Readers!
53 Rasa Rindu
54 Hilang!?
55 You Are Mine [Special Episode]
56 Kunjungan
57 Interogasi Sungguhan
58 Melepas Rindu
59 Membuat Lagu
60 Tak Berharap
61 Kabar Buruk
62 Adu Argumen
63 Sorry.
64 Update?
65 Pengumpulan Bukti
Episodes

Updated 65 Episodes

1
01. Bisikan Misterius
2
02. Penampakan Misterius
3
03. Sedikit Interogasi
4
04. Informasi Buntu
5
05. Mencoba Melupakan
6
06. Tragedi Baru
7
07. Mencari Jawaban
8
08. Misteri Baru
9
09. Arwah Nakal!
10
10. Keraguan Polisi
11
11. Penyelidikan Detektif
12
12. Interogasi Dadakan
13
13. Strategi Pengintaian
14
14. Misteri Kencan?
15
15. Perbincangan Tegang
16
16. Perang Sandiwara
17
17. Truth to Truth
18
18. Dare of Dare
19
19. Autopsi dan Saksi
20
20. Menegakkan Keadilan
21
21. Sebuah Keputusan
22
22. Api Es
23
23. Misteri Topeng
24
24. Teka-teki Menarik
25
25. Rubah Putih
26
26. Bisakah Disalahkan?
27
27. Kawan, Lawan?
28
28. Bola Cokelat
29
29. Sebuah Penyelamatan
30
30. Undangan Kencan?
31
31. Pencarian Tertemui
32
32. Karena Nama
33
33. Mencari Identitas
34
34. Keluarga Baru
35
35. Cerita Sesungguhnya
36
36. Think Midnigth
37
37. Think Midnigth (2)
38
38. Bekas Semalam
39
39. Sedikit Pertikaian
40
40. Pelanggan Aneh
41
41. Menjalankan Rencana
42
42. Ketegangan Baru
43
43. Makna Pisau
44
44. Melepas Gelar
45
45. Eine Kleine
46
46. Live Music
47
47. Sebuah Firasat
48
48. Pemandangan Terburuk
49
49. Jawaban Misteri
50
50. Dejavu
51
51. Resah Menanti
52
Thanks for 200+ Readers!
53
Rasa Rindu
54
Hilang!?
55
You Are Mine [Special Episode]
56
Kunjungan
57
Interogasi Sungguhan
58
Melepas Rindu
59
Membuat Lagu
60
Tak Berharap
61
Kabar Buruk
62
Adu Argumen
63
Sorry.
64
Update?
65
Pengumpulan Bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!