TA 17

Seperginya dari rumah Velisha, Riza sudah di tunggu oleh para pengawalnya di ujung gang jalan akses rumah Velisha.

Moge klasik milik Riza yang sebelumnya dia tinggalkan di parkiran rumah sakit juga sudah teronggok di sana menunggu sang pemilik, itu tentunya di bawa oleh para pengawalnya yang setia.

"Apa penerbangannya sudah di lakukan?" tanya Riza dengan terburu buru memakai jaket dan kaos tangan hitamnya.

"Belum tuan muda, tuan besar masih menunggu anda di bandara" ucap Salah satu pengawalnya

Riza langsung mengenakan Helmnya sambil naik ke motornya , Dia menyalakan dan menggeber mesin motor 1000cc nya itu, dengan suara knalpot yang lumayan menggelegar dari mesin empat Silindernya,

Riza menarik tuas gas nya dan langsung berakselerasi di jalanan dengan kecepatan maksimum yang dia bisa, Riza langsung menuju ke bandara tempat di mana kakeknya akan melakukan penerbangan.

Setibanya di bandara, Riza dengan langkah terburu buru langsung menghampiri sang kakek yang sudah menunggunya di dalam kabin sebuah jet pribadi.

"Kau datang juga ternyata, kakek pikir kau tidak ingin mengantar kakek" ucap Adiatama

"Aku minta maaf kek, aku ada sedikit kendala" ucap Riza.

"Apa kau serius tidak ingin ikut dengan kakek ke singapore?, di sana ada banyak wanita cantik yang bisa kau kecani, tidak hanya satu, kau bisa mengencani banyak wanita sekaligus kalau kau mau" ucap Adiatama asal.

"Aku pasti akan berkunjung kesana lain waktu kek, tapi bukan untuk berkencan dengan wanita cantik di sana, mungkin untuk berkencan dengan gadis dari kota ini" ucap Riza.

"Ya, terserahlah, penerbangan kakek sudah delay hampir setengah jam, kakek harus berangkat sekarang, segera hubungi kakek kalau kamu ada masalah , dan orang orang kakek yang berada di sini, semuanya ada di bawah kendalimu" ucap Adiatama.

"Iya kek, sampai jumpa lagi, baik baik juga kakek di sana" ucap Riza seraya memberi pelukan perpisahan pada sang kakek.

Selain untuk mengelola bisnisnya di kota Singa itu, Adiatama juga menjalani pengobatan rutin di sana, jadi tidak bisa berlama lama tinggal di indonesia.

Setelah pesawat kakeknya terbang, Riza pulang kembali ke kediaman kakeknya yang di kota B itu.

"Sepi juga kalau tidak ada kakek di rumah ini, mungkin aku harus memulai rencana kakek itu sendirian" ucap Riza.

.

.

Setelah hari menjelang siang, Riza lalu membawa anak buahnya pergi ke kediaman sang ibu, atau lebih tepatnya kediaman Yang di bangun oleh ayah kandungnya itu.

Riza tidak mendapat halangan yang berarti saat dia masuk ke pintu gerbang, karena penjaganya tentu mengenali Riza.

Diapun Turun dari mogenya dan masuk beriringan dengan sepuluh pengawalnya yang berbaju hitam hitam ke rumah itu tanpa permisi.

Diapun langsung di sambut oleh kepala pelayan di rumah itu,

"Tuan muda, anda sudah kembali, syukurlah anda sudah sembuh ternyata, apa yang bisa ku bantu untuk anda" ucap kepala pelayan dengan sedikit membungkuk.

"Hmh, kalau saja di rumah ini tidak pernah ada pecundang, aku pasti sudah sejak lama sembuh,,, aku yakin kau tau sesuatu soal siapa yang sudah meracuniku selama bertahun tahun ini" ucap Riza

"Apa maksud tuan, ak aku sama sekali tidak mengerti" ucap sang kepala pelayan.

Riza melangkah lebih dekat dan membisikan sesuatu ke telinga kepala pelayan itu "Kalau kau tidak mengakui apapun padaku, aku pastikan hidupmu akan hancur, sehancur hancurnya", ucap Riza sedikit menakut nakuti sang kepala pelayan di rumah Itu.

Riza sangat yakin hampir semua orang di rumah itu terlibat skenario penggulingan dirinya dari kursi ahli waris yang sah atas seluruh aset yang di miliki ayahnya, dengan cara membuatnya seperti pengidap autis level berat, padahal sebelumnya Riza hanya mengidap autis ringan saja.

"Aku aku tidak tau apapun tuan, aku berani bersumpah" ucap kepal pelayan terlihat ketakutan.

"Sungguh?, apa kau pikir sku akan percaya begitu saja padamu, kalau sampai kau terbukti terlibat, lihat saja apa yang bisa ku lakukan padamu" ucap Riza yang segera berlalu dari kepala pelayan paruhbaya itu.

Riza Langsung menuju ke kamar ibunya yang ada di lantai dua rumahnya,

Tiba tiba dia berpapasan dengan Adik tirinya

"Kak Riza, kau, kau sudah sembuh?, syukurlah akhirnya kamu kembali, kami semua terus mencarimu kak" ucap Audrey.

"Tidak perlu berpura pura manis di hadapanku, di mana ayahmu?" tanya Riza.

"Ayah, ayah masih di kantor kak, paling sore baru pulang ke rumah." ucap Audrey

"Kalau menyingkirlah"

Riza langsung menyeruduk Audrey yang menghalangi jalanya

"Ah" lirih Audrey yang tersenggol Riza.

Sementara Riza langsung menuju ke kamar utama, dan mendobrak pintu kamranya yang memang terkunci rapat.

Dan di dalamnya Riza tidak melihat sang ibu di sana, itu mungkin karena dia juga pergi entah kemana.

"Geledah semua kamar ini, dan temukan semua surat surat yang berhubungan dengan aset ayahku" ucap Riza pada pengawalnya.

"Baik tuan" ucap serempak anak buahnya itu.

Mereka pun segera menggeledah seluruh bagian kamar untuk mencari surat surat berharga yang berhubungan dengan peninggalan mendiang ayah kandung Riza.

Riza menemukan beberapa sertifikat dari dalam lemari, dan anak buahnya juga menemukan beberapa dari laci laci dan tempat lainya.

"Sial, di mana mereka menyembunyikan sertifikat perusahaan ayah dan rumah ini" gerutu Riza saat tidak menemukan yang dia cari.

"Tuan muda, kami menemukan sebuah berangkas di dinding kamuflase, tapi kami tidak bisa membukanya" ucap salah satu pengawal.

"Bawa saja, kita buka itu di luar, aku yakin ada sesuatu di dalamnya" ucap Riza

"Siap tuan muda" ucap beberapan pengawal, mereka pun segera mengeluarkan berangkas sedang itu, meskipun tidak terlalu besar, tapi berangkas itu sangat berat karena terbuat dari logam yang tebal, hingga butuh empat orang pengawal untuk mengangkatnya ke luar.

Riza segera keluar dari kamar Herdik itu, dan dia sudah di tunggu Yunda sang kepala pelayan yang sudah bekerja selama puluhan tahun di keluarganya

Pelayan itu langsung berlutut di hadapan Riza, "Tuan muda, Saya moho maaf sebelumnya, saya memang tau semua yang terjadi di rumah ini, tapi saya juga tidak bisa berbuat apa apa, saya di ancam oleh tuan besar supaya tidak membocorkan semuanya keluar" ucap Sang pelayan yang takut dengan gertakan Riza sebelumnya.

"Bagus, aku ingin kau ikut dengan ku sekarang, dan aku pastikan kau akan aman dari siapapun yang berniat menyakitimu" ucap Riza yang tentunya mebutuhkan seorang saksi untuk memproses perkaranya itu ke jalur hukum.

"Baik Tuan, aku bersedia ikut, tapi tuan muda, Nona muda juga bernasib sama dengan tuan muda sebelumnya" ucap Yunda

"Apa?, benar benar binatang si Redrik" ucap Riza geram

"Diamana nona muda sekarang?" tanya Riza.

"Mari Ikut saya tuan muda" ucap sang pelayan segeta beranjak dari duduknya.

Yunda segera menuntun Riza ke sebuah ruangan gudang, dan menunjukan sesuatu pada Riza di dalamnya.

Terlihat seorang gadis belia yang kumuh dan tanganya terikat tali, dan dia di tempatkan di tempat yang kotor dan juga bau.

Riza benar benar di buat naik pitam ketika melihat sang adik juga di perlakukan sama dengan dirinya di rumah itu, Riza sampai menggeretakan gigi saking marahnya,

"Kau berani membuat adiku seperti ini, Lihat saja, aku pasti akan menghancurkanmu Redrik, aku tidak habis pikir dengan ibu, kenapa dia masih mempertahankan hubungan dengan si binatang itu" ucap Riza dengan mata yang memerah karena kemarahannya itu sudah samapai di ubun ubunnya.

Dan Riza tidak mengerti dengan ibunya yang sama sekali tidak berbuat sesuatu untuk anak anaknya yang di nistakan.

"Sesil, ini kakak sayang" ucap Riza melangkah mendekati sang adik.

"Pergi kamu, jangan sakiti aku" teriak Sesil.

"Ini kakak sayang, kamu ikut kakak ya, di sini bukan tempat yang layak untukmu" ucap Riza.

"Makan, apa kau punya makan?" tanya Sesil

"Tentu saja, ada banyak sekali makanan untukmu di rumah kakek" ucap Riza.

Hati Riza terasa sangat hancur saat mendapati keluarganya yang lain juga di hancurkan seperti dirinya, tekad nyan pun semakin kuat untuk menghancurkan ayah tirinya beserta anak anaknya juga, karena pasti merka juga ikut terlibat.

Tapi Riza belum bisa memvonis ibunya bersalah atau tidak atas apa yang terjadi, karena Riza juga tidak bisa memastikan kalau ibunya baik baik saja, sebab dia berpikir ibu mana yang akan tega meracuni anak anaknya sendiri.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Ngeri benget kelakuan si Redrik itu ya

2024-03-31

1

Jendral

Jendral

Lanjut terus thor, makin rame.

2024-03-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!