TA 14

Sementara itu, di jalanan kota terlihat Riza yang mengendarai moge klasiknya yang berlogo lingkaran di bagi empat di bagian samping tangkinya.

Setelan jaket kulit hitam juga tetap melekat di tubuhnya, helm fullpace hitam, dan beberapa atribut berwarna hitam lainya juga nampak senada dengan motornya.

Tidak lupa di ikuti oleh dua mobil van pengawalnya yang selalu mengikuti Riza kemana pun dia pergi beberapa hari terakhir ini.

Setelah beberapa saat menerabas padatnya lalu lintas di jantung kota, Riza akhirnya tiba di parkiran sebuah rumah sakit.

Riza segera turun dari motornya lalu melepas semua atribut keselamatan berkendaranya itu hingga hanya menyisakan tampilan sederhana seperti biasanya.

Keempat pengawalnya juga turun dari mobil dan segera menghampiri Riza.

"Kalian tidak perlu terlalu dekat denganku, dan cobalah untuk bersikap normal, penampilan kalian cukup mencolok, Aku tidak ingin terlihat seperti bayi yang kemana mana harus di awasi pengasuh" ucap Riza pada pengawal berseragam hitam hitam yang di tugaskan kakenya untuk menemaninya itu.

"Baik tuan muda, kami mengerti" ucap serempak para pengawal.

Di sisi lain, terlihat mobil Hatchback putih hitam bergaya Drag Race yang juga memasuki area parkir rumah Sakit.

Sekilas Riza melihatnya dan tentu dia masih mengingat kalau mobil bergaya seperti itu adalah milik Zidan, Dan Itu mebuat Riza berpikir untuk sedikit mengulur waktu untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Riza menunggu Zidan masuk terlebih dulu, baru kemudia dia juga mengikutinya masuk, Riza langsung duduk di kursi lobi dan berniat untuk menunggu Zidan kembali dan pergi.

Itu karena Riza ingin menghindari bercengkrama langsung dengan Zidan yang di anggap nalurinya sebagai rival.

"Ija?, kamu di sini?, kamu lagi ngapain di sini?, dari tadi di tungguin juga" ucap Hana yang tiba tiba ada di hadapan Riza.

"Aku baru sampai" ucap Riza sedikit kikuk karena tidak sadar dengan kedatangan Hana yang tiba tiba.

"Kenapa tidak langsung naik ke atas saja?, ah, tunggu sebentar ya, kita naik sama sama saja, aku mau ambil dulu sesutu di motorku" ucap Hana

"Ya," ucap Riza.

Riza memang belum terlalu mahir berbicara saat berhadapan dengan lawan jenis, itu yang membuat kesan introvert dan pendiam melekat pada dirinya.

"Ayo Ja, kita naik" ucap Hana yang sudah kembali lagi.

"Baiklah" ucap Riza, dia yang awalnya menunda bertemu dengan Zidan, mau tidak mau ikut naik juga bersama Hana, karena tidak mungkin dia mejelaskan alasan pribadinya itu ke Hana.

Mereka pun segera keluar dari pintu lift di lantai empat.

"Ja, memangnya kamu dari mana tadi?" tanya Hana saat mereka menyusuri lorong.

"Hanya berjalan jalan" ucap Riza dengan sedikit menoleh ke lawan bicaranya

"Oh, ku kira kau dari stand Velisha" ucap Hana, dia memang respek terhadap Riza, tapi itu malah membuatnya kaku jika mereka hanya berdua saja seperti itu.

Mereka pun akhirnya sampai juga di depan ruangan perawatan pak Beni, dan semua yang duduk di sana langsung mengarahkan perhatian mereka pada Riza dan Hana yang baru datang, termasuk Velisha dan Raya.

Riza sekilas beradu tatapan dengan Velisha yang juga menatap ke arahnya, tapi karena ada Zidan di samping Velisha yang menggegam tangannya, Riza segera memalingkan pandanganya lagi ke arah lain.

"Hay Ja, akhirnya datang juga, aku kangen kamu tau" ucap Raya yang langsung menghampiri dan membuat gestur ingin memeluk Riza.

"Hey hey, jangan ganjen ya, singkirkan tangan mu" ucap Hana yang langsung menghadang Raya di depan Riza.

"Apaan sih Han, ganggu saja orang mau temu kangen juga, gak jelas ih" ucap Raya langsung beranjak ke sisi lain Riza dan menggandengnya untuk duduk.

"Ayo duduk di situ saja Ja, di dalam masih ada pemeriksaan dokter, jadi kita menunggu di sini saja" ucap Raya.

"Iya"

Raya segera menarik Riza untuk duduk di kursi yang bersebrangan langsung dengan kursi Velisha dan Zidan.

Velisha terus memperhatikan diam diam, ada semacam rasa iri di hatinya ketika melihat Riza sedekat itu dengan dua sahabatnya, padahal Velisha hanya menempatkan Riza sebagai figur pengganti kakak di hidupnya, dan Velisha merasa kalau rasa iri seperti itu harusnya tidak ada.

Velisha tiba tiba menarik tangannya yang di pegangi oleh Zidan. "Aku harus ke toilet dulu sebentar" ucap Velisha.

"Ya sudah jangan lama lama" ucap Zidan.

Velisha segera beranjak masuk ke ruangan ayahnya, karena toiletnya memang ada di dalam.

Setelah Velisha tidak terlihat lagi, Zidan tiba tiba beranjak ke hadapan Riza dan menatapnya dengan tajam, seorang temannya yabg dia bawa juga ikut di belakang Zidan

"Kau yang bantu Velisha di stand itu kan?, siapa namamu?" tanya Zidan.

"Panggil saja Ija" ucap Riza yang sudah terbiasa dengan panggilan itu.

"Namamu sangat aneh, sama seperti orangnya, sangat aneh. Aku tau kau ini bukan saudara ipar Velisha kan?, jangan pernah berpikir sedikit pun untuk mendapatkan Velisha,, karena Velisha itu miliku, dia menampungmu hanya merasa kasihan, jadi aku kira harusnya kau sadar diri, dan segeralah pergi dari kehidupan Velisha,, karena menurutku, benalu itu sangat menjijikkan" ucap Zidan menggertak Riza.

"Zidan, kau jangan memprovokasi Ija, dia tidak pernah mengusikmu kan?, dia juga hanya membantu meringankan pekerjaan Velisha saja, apa menurutmu itu salah?" ucap Raya.

"Aku tidak memprovokasinya, hanya sekedar mengingatkan saja, supaya dia sadar diri dan tau posisi dia harusnya di mana" ucap Zidan.

Melihat tuan mudanya yang di sudutkan Zidan, tentu saja para pengawalnya yang berada tidak jauh dari tempat Riza mulai breaksi untuk membela tuannya.

Tapi Riza menatap mereka dan menggelengkan sedikit kepalanya untuk mengisyaratkan jangan melakukan pergerakan, karena itu di rumah sakit.

Juga Riza berpikir di situasi semacam itu yang kalah lah yang akan keluar jadi pemenang.

Para pengawalnya cukup mengerti dengan isyarat Riza, dan hanya menunggu kode lagi untuk mereka bertindak.

"Aku hanya hidup mengikuti alurku sendiri, jadi kemungkinan besar aku tidak bisa menerima pendapatmu" ucap Riza asal.

"Kau?, berani juga berbicara padaku, memang nya kau pikir kau siapa, hah?" ucap Zidan yang sedikit kesal dengan jawaban Riza,

"Coba kau katakan sekali lagi yang barusan" ucap Zidan yang meraih kerah baju Riza dan mendekatkan telinga ke wajahnya

Para pengawal Riza pun sudah tidak bisa diam saja melihat tuanya di provokasi terus menerus seperti itu

Tapi,

"Zidan, apa yang kamu lakukan?" tanya Velisha yang tiba tiba keluar, karena dia mendapat pesan singkat dari Hana yang diam diam mengetiknya.

Zidan pun segera bertingkah seolah semuanya baik baik saja "Aku tidak melakukan apa apa, aku hanya suka model baju yang dia pakai, tapi sepertinya ini bukan brand originalnya, hanya KW " ucap Zidan dengan menyunggingkan senyum merendahkan, lalu merapihkan kembali baju Riza.

"Ini rumah sakit, jangan memancing keributan di sini, mending kamu pulang sekarang daripada membuat onar di sini" ucap Velisha

"Kau mengusirku hanya karena pria bodoh ini?" tanya Zidan menunjuk wajah Riza

"Tidak ada hubunganya dengan dia, ini tempat ayahku di rawat, jadi aku tidak menerima tamu yang kasar sepertimu" ucap Velisha.

"Baik, aku akan pergi, tapi jangan pikir kalau masalah ini sudah selesai pria bodoh" ucap Zidan yang tetap menggeretak Riza, dia pun segera berbalik pergi dengan kesal, dan di ikuti oleh kawanya yang juga menatap sinis pada Riza

Setelah Zidan tidak terlihat lagi, Velisha langsung menghampiri Riza.

"Kamu tidak papa kan, maaf ya, dia memang begitu orangnya, jangan di ambil hati" ucap Velisha yang merasa tidak enak oleh perlakuan Zidan

"Tidak apa apa" ucap Riza dengan tersenyum.

"Kenapa kau malah keluar sih Vel, padahal baru saja aku ingin memberi Zidan pelajaran" ucap Raya songong

"Pelajaran apa?, pelajaran diam?" ucap Hana mengolok.

"Ya itu hanya kiasan sih, tapi sumpah, ingin sekali aku menoyor kepala si Zidan yang besar itu, maksudku yang besar kepala itu" ucap Raya.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

zidan ngeselin bnget..lanjut thor..💪

2024-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!