TA 15

Riza merasa kalau perhitungannya sangat tepat dengan membiarkan Zidan menggeretaknya, kalau saja dia melawan dan pengawalnya menghajar Zidan di rumah sakit, kemungkinan besar dia sendiri yang nantinya akan di salahkan Velisha, bukan sebaliknya.

"Ja, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan empat mata dengan mu" ucap Velisha.

"Ayolah, kenapa harus empat mata, tidak perlu rahasia rahasiaan dengan kita kan" ucap Raya.

"Iya nih, bicara saja, sok" ucap Hana

"Ini berhubungan dengan privasi Ija girls, jadi mungkin Ija akan sulit menjawabnya jika ada kalian" ucap Velisha

"Ah, gak asik ah, tapi ya sudahlah" ucap Raya.

"Ja, kamu ikut aku" ucap Velisha

Riza sedikit Ragu, karena merasa seolah akan di introgasi oleh Velisha.

"Kemana?" tanya Riza.

"Ikut saja" ucap Velisha.

Riza pun berdiri dari duduknya, lalu pergi dengan Velisha.

Di balkon rumah sakit.

"Ja, jawab dengan jujur, apa kamu sebenarnya orang normal?" tanya Velisha.

Riza tertegun sejenak, karena dia tau cepat atau lambat Velisha pasti menyadari tentang hal itu, karena dia tidak bisa selamanya berpura pura.

"Jika aku jawab iya, apa kita masih bisa bertemu lagi?" tanya Riza.

"Aku sudah menganggapmu seperti kakak ku sendiri, tapi aku mungkin akan kecewa jika kau membohongiku" ucap Velisha

"Sebelumnya, aku memang mengalami gangguan mental seperti saat pertama kita bertemu, tapi sekarang, mungkin sudah sembuh " ucap Riza.

"Syukurlah kalau memang begitu, aku ikut senang. O ya,, kamu pasti tau kan orang yang sudah membantu biaya rumah sakit ayah?" tanya Velisha

"Maksudnya?"

"Kau yang meminta bantuan padanya kemarin kan?, siapa orang itu Ja?, ya walaupun dia tidak pamrih juga, setidaknya aku bisa berterimakasih padanya" ucap Velisha

"Mungkin aku tau orangnya, tapi aku tidak janji bisa mempertemukanmu dengannya" ucap Riza.

"Tidak apa, setidaknya kamu masih mengingatnya, jika seandainya nanti bertemu di jalan, kau langsung beritahu aku ya" ucap Velisha yang mengira kalau itu memang orang lain, dan tidak ada hubunganya dengan Riza.

"Baiklah" ucap Riza.

"O ya, apa tadi kau mengirim sesutu untuk ayah?" tanya Velisha.

"Sesuatu?? mungkin tidak, memangnya kenapa?" tanya Riza.

"Tidak, tidak papa, hanya memastikan saja" ucap Velisha yang penasaran dengan si pengirim parsel dan bunga, karena itu juga tidak di akui oleh Zidan.

Setelah sedikit mengobrol, Mereka segera kembali ke tempat Raya dan Hana.

"Sudah ngomongin rahasianya?, cepet banget!" ucap Raya.

"Iya sudah, aku cuma tanya tanya doang, bukan habis meeting yang harus berjam jam kan" ucap Velisha.

"Ya ya ya, tapi sumpah aku penasaran, apa sih yang kalian umpetin dari kita?" tanya Hana.

"Iya nih, sama" ucap Raya.

"Enggak ada apa apa, cuma kabar baiknya Ija sekarang sudah sembuh dari penyakitnya" ucap Velisha

"Emang Ija sakit?, sakit apa dia?" tanya Hana

"Ya kan sebelumnya kalian tau sendiri Ija seperti apa, susah kan di ajak ngobrol juga?" ucap Velisha

"O iya ya, jadi sekarang Ija sudah nyambung kalau di ajak ngobrol?, coba aku tes deh, Satu tambah satu berapa?" tanya Raya.

Riza hanya tersenyum simpul dan tidak menjawab.

"Ah enggak kayaknya, dia masih gak bisa jawab Vel" ucap Raya

"Setidaknya berikan aku pertanyaan yang normal, aku tidak sebodoh itu" ucap Riza.

"Hah, beneran dia nyambung,, Aaaah, jadi makin sayang deh" ucap Raya langsung bergimik memeluk Riza dari samping,

"Sayang sayang, emangnya kalian pacaran apa?" ucap Velisha sedikit ketus, juga sedikit memicingkan matanya ke arah Raya.

"Biasa aja kali matanya, gitu amat sih, tapi lucu juga sih, jarang jarang kamu kayak gitu, kamu pasti cemburu ya?" ucap Raya yang langsung terkekeh.

"Enggak, siapa juga yang cemburu?, ih kamu gak jelas" ucap Velisha dengan wajah mulai memerah.

"Astaga, makin kelihatan kali Vel cemburunya" ucap Raya menggoda Velisha.

"Engga ih,,, kamu apaan sih,, jangan nyebar fitnah doong,,, jangan ketawa juga,, iiih" ucap Velisha sambil mencubit cubit bahu raya saking saltingnya.

"Iya iya, bercanda Vel, sakit tau"

Riza hanya tersenyum melihat Raya yang terus menggoda Velisha sampai dia salah tingkah seperti itu, dan memang menurutnya ekspresi seperti itu sangat jarang di tunjukan oleh Velisha.

Tidak lama, pemeriksaan dokter pun sudah selesai, dan satu persatu dokter mulai keluar dan meninggalkan ruang perawatan pak Beni.

"Sudah selesai pemeriksaannya, yuk masuk saja" ucap Velisha merasa teralihkan

Mereka pun segera masuk ke ruangan untuk menemani pak Beni lagi di dalam.

.

.

.

 Satu minggu kemudian.

Kesehatan pak beni semakin hari terlihat semakin membaik, Sementara Velisha sudah terlihat jenuh dan mulai merindukan suasana di rumahnya sendiri.

Pagi itu, Velisha terlihat sedang berada Di ruangan dokter untuk berkonsultasi prihal perkembangan kesehatan sang Ayah.

"Kondisi pasien sudah cukup stabil hari ini, dari hasil LAB nya juga sudah cukup bagus, jadi sepertinya pasien sudah bisa pulang hari ini" ucap sang dokter

"Sungguh dok, syukurlah kalau begitu, terimakasih banyak dok" ucap Velisha terlihat sangat senang.

"O ya, jangan lupa nona harus mengurus prosedur kepulangan pasien ke bagian administrasi di lantai bawah, ini berkas yang harus diisi, kalau sudah bisa langsung di kembalikan,, bisa juga di serahkan ke perawat jaga" ucap sang dokter.

"Iya baik dok" mendengar kata administrasi, Velisha sedikit deg degan, karena dia takut tagihan ayahnya akan membengkak.

Tapi lagi lagi semua pembayarannya sudah di lunasi, jadi Velisha bisa mengurusnya dengan mudah.

Tidak berselang lama, Riza masuk ke ruangan rawat pak Beni untuk menjenguknya seperti biasa,

"Pagi paman, bagaimana kondisimu hari ini?" tanya Riza pada pak Beni yang kini terduduk di tempat tidurnya.

"Paman sudah merasa lebih baik" ucap Beni

"Syukurlah kalau begitu" ucap Riza.

"Pagi kak, tumben jam segini sudah datang" ucap Velisha dengan wajah yang terlihat cerah.

"Jalanan lumayan lancar, jadi bisa lebih cepat sampai, ngomong ngomong, sepertinya kamu sangat senang hari ini?" tanya Riza sambil mengucek rambut di ubun Velisha.

"Tentu saja, kata dokter, kita sudah bisa pulang hari ini Kak" ucap Velisha

"Benarkah?, syukurlah, kalau begitu aku akan carikan kendaraan untuk kalian pulang" ucap Riza.

"Tidak perlu repot repot kak, pihak rumah sakit akan mengantar kami, katanya seseorang sudah membayar semuanya, termasuk untuk transportasinya, tapi sayangnya aku masih belum tau orang itu siapa, aku benar benar penasaran" ucap Velisha.

"Oh, baguslah" ucap Riza.

Rizal Segera membantu Velisha untuk berkemas, dan setelahnya mereka pun segera di antar pulang ke kediaman Velisha.

"Akhirnya, kita pulang ke rumah kita lagi yah" ucap Velisha

"Iya, Ayah senang sudah merasa sehat seperti sebelumnya" ucap Pak Beni yang masih di dorong Riza di kursi Roda.

"Baiklah kalau begitu Paman langsung istirahat di kamar saja, biar ku bantu" ucap Riza

"Tidak perlu, paman sudah Sehat, paman bisa sendiri" ucap Pak Beni, yang segera beranjak ke kasurnya sendiri.

"Oh, kalau begitu, saya langsung pamit pulang saja paman" ucap Riza

"Iya, terimakasih Riz, maaf paman sudah banyak merepotkanmu" ucap pak Beni.

"Tidak apa, aku senang bisa membantu paman" ucap Riza

Riza lalu mencari keberadaan Velisha yang entah langsung bersembunyi di mana "Vel, aku pulang dulu" ucap Riza

Tiba tiba Velisha datang dari arah dapur "Eh eh eh, kakak mau kemana?" tanya Velisha langsung menahan tangan Riza.

"Aku pulang dulu, di sini juga ngapain kan?" ucap Riza.

"Tidak, kamu tidak boleh pulang dulu, aku baru siapin minuman itu, duduk dulu " ucap Velisha.

"Tapi, aku ada sedikit urusan, nanti aku kesini lagi kalau sempat" ucap Riza.

"Gak mau, pokoknya jangan pergi dulu" ucap Velisha dengan menggelengkan kepala.

"Astaga" ucap Riza yang bingung untuk membuat alasan.

"Velisha, jangan begitu, siapa tau Riza memang ada urusan penting" ucap Pak Beni.

"Atu Ayah ih, baru juga kak Riza nya sampai. Tahan dulu, suruh minum dulu gitu, kan pasti capek sudah dorong ayah" ucap Velisha yang terkesan sedikit manja.

Riza hanya tersenyum bingung dan tidak habis pikir kalau Velisha ternyata bisa bersikap seperti itu, 'Hhhhhh, Sayang sekali, hanya sikap sebagai adik' batin Riza.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Sayang sekali hnya dbtas di anggp kakak y Ja..😂

2024-03-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!