T A8

Raya yang tidak bisa di cegah oleh Velisha langsung mencari keberadaan Zidan di seluruh area kampus.

Sampai akhirnya Zidan Raya temukan sedang makan Siang bersama Katrina dan beberapa gadis lain.

"Pokonya kalian makan sepuasnya, tenang saja, aku yang traktir," ucap Zidan yang belum sadar kalau Ada Raya di belakangnya.

"Zidan, kita perlu bicara" ucap Raya dengan tatapan membunuh pada Zidan.

"Eh, Ray, ada apa? gabung saja" ucap Zidan.

"Tidak di sini, kau ikut Aku" ucap Raya langsung menarik kerah baju Zidan kuat kuat hingga hampir sobek.

"Hey hey, tunggu sebentar, kenapa kau kasar sekali, ada apa?" tanya Zidan tidak mengerti karena di tarik paksa oleh Raya tiba tiba.

"Ikut saja" ucap Raya tidak melepaskan Zidan.

Mereka pun segera menghampiri Hana yang masih menenangkan Velisha yang sesegukan karena menangis.

Raya melepaskan Zidan setelah dia di hadapan Velisha.

"Lihatlah perbuatan mu!!, katakan padaku apa yang sudah kau lakukan pada sahabatku?" ucap Raya dengan nada marah.

"Memangnya apa yang ku lakukan?, aku tidak mengerti" ucap Zidan.

"Halah, jangan berlaga bodoh di depanku, aku ingin kau membuat dia tersenyum lagi, kalau tidak, aku akan menghajarmu di sini" ucap Raya mendadak galak.

Zidan tentunya bingung karena tidak tau salahnya apa Sampai mebuat Velisha menangis, padahal sebelumnya mereka baik baik saja.

"Velisha, maafkan aku kalau aku ada salah, tapi tolong katakan apa salahku sampai mebuatmu menangis seperti ini, jangan membuatku bingung" ucap Zidan.

Velisha langsung berdiri dari duduknya.

"Kalian semua Tidak mengerti" ucap Velisha, diapun mengambil tasnya lalu segera beranjak pergi.

Raya dan Hana pun langsung bertatapan. "Kenapa jadi gini, kenapa kita juga kena marah?, aku bingung, Zidan sebenarnya ada apa sih ini?" ucap Raya

"Harusnya aku yang bertanya ada apa, kalian aneh" ucap Zidan segera beranjak untuk mengikuti Velisha.

"Kamu sih, orang di bilangin jangan bawa Zidan juga, tetep aja ngeyel, marah kan Veli" ucap Hana.

"Ya maksudnya biar semuanya jelas gitu, tapi kok malah makin gak jelas" ucap Raya.

"Ya sudah kita temui dia lagi" ucap Hana.

Mereka pun segera beranjak untuk mengikuti Velisha juga.

...***...

Satu bulan berlalu, dan semua yang terjadi mulai kembali normal seperti sediakala, Velisha juga mulai kembali ceria seperti sebelumnya.

Keculi Riza yang masih belum menunjukan batang hidungnya di depan Velisha.

Di sebuah pusat Rehabilitasi, Terlihat seorang kakek tua yang duduk di kursi Roda, dan dia berhadapan dengan seorang pemuda yang tampan.

Ya, dia Riza, dia di culik oleh kakeknya sendiri untuk di masukan ke pusat rehabilitasi untuk pemulihan mentalnya.

"Sampai kapan kakek akan mengurungku di tempat seperti ini kek?" tanya Riza.

"Sampai kamu sembuh" ucap kakek tua itu.

"Kek, sudah ku katakan berkali kali, aku tidak gila kek, aku sudah muak di anggap seperti itu oleh orang orang, dan aku sudah muak berada di tempat ini" ucap Riza sedikit meninggikan nada bicaranya.

Adiatama langsung menghela nafasnya dalam, "Kakek tidak pernah menggapmu gila, tapi kakek ingin memiliki penerus perusahaan yang sehat, ayahmu sudah tidak ada, tinggal kamu satu satunya harapan kakek" ucap Adiatama

"Aku tau, tapi aku lebih baik berada di jalanan daripada harus di kurung di tempat seperti ini" ucap Riza yang sekarang otaknya sudah bisa mengontrol kembali panca indranya dengan baik.

"Bersabarlah, kakek hanya ingin yang terbaik untukmu, dengar, mungkin sekarang kau sudah bisa berpikir normal, kamu pasti tau siapa orang yang sudah membuatmu seperti ini kan?" tanya Adiatama.

"Maksud kakek?" tanya Riza yang belum paham.

"Jadi kau tidak tau apa yang terjadi pada dirimu sendiri?, intinya begini, ada seseorang yang terus memberimu obat penenang tertentu di rumahmu sendiri, mungkin kau tidak sadar akan hal itu, tapi menurut dokter itulah penyebab kau selalu bertingkah aneh selama ini, dan ibumu, selalu saja menghalangi kakek untuk membawamu ke pusat rehabilitasi seperti ini" ucap Adiatama

"Benarkah, jadi menurut kakek siapa orangnya, itu tidak mungkin ibu kan?" tanya Riza.

"Mungkin secara tidak langsung iya, tapi kakek kira, dalang utamanya adalah ayah sambungmu, dia yang lebih punya alasan untuk melakukanya, karena dia tau kau lah pewaris dari seluruh kekayaan milik ayahmu, harusnya sampai sini kau sudah paham, kecuali kalau kau belum normal" ucap Adiatama.

"Jadi, apa yang harus ku lakukan setelah aku keluar dari sini?" tanya Riza.

"Tentu saja mengambil semua hakmu" ucap Adiatama.

"Baiklah, aku mengerti" ucap Riza.

Adiatama tiba tiba mengulurkan tanganya ke arah Riza.

"Apa?" tanya Riza Bingung, tapi dia tetap menyambutnya.

"Selamat, sebenarnya dokter sudah membolehkanmu pulang hari ini" ucap Adiatama.

"Sungguh?, kenapa kakek tidak bilang dari tadi" ucap Riza langsung membuak baju rawatnya, dan melemparkannya ke lantai saking senangnya mendengar kabar itu,

"Selamat tinggal tempat jelek, sudah kubilang, aku pasti akan keluar dari sini" ucap Riza girang.

Dia langsung menghampiri seorang perawat laki laki yang tidak jauh darinya.

"Di mana bajuku yang sebelumnya ku pakai, aku menginginkannya" ucap Riza, maksudnya adalah kaos hitam bergambar hati putih yang di belikan Velisha untuknya.

"Maaf tuan baju anda sudah kami buang ke tempat sampah kemarin" ucap sang perawat.

Riza mendadak emosi, dan langsung mencengkram kerah baju perawat itu.

"Apa kau bilang?, berani beraninya kalian membuang bajuku, aku tidak mau tau, baju itu harus ada saat ini juga, atau kakeku akan menutup rumah sakit ini" ucap Riza yang naik pitam

"I iya baik tuan" Sang perawat pun seger pergi untuk mencari baju yang di inginkan Riza

"Kakek ragu kalau kau sudah mulai normal sekarang " ucap Adiatama yang melihat cucunya marah marah tidak jelas.

"Bukan begitu kek, baju itu sangat berharga untuku" ucap Riza.

"Kau bilang berharga?, kakek bisa membelikanmu satu pabrik baju seperti itu" ucap Adiatama.

"Hhhh, kakek tidak akan mengerti alasanku" ucap Riza memasang wajah lesu.

"Gadis itu yang meberikanya padamu kan?, itu pasti alasan mu" ucap Adiatama.

"Ya, begitulah" ucap Riza singkat.

"Gadis itu seperti nya sangat baik padamu, apa kau menyukainya?" tanya Adiatama.

"Entahlah kek, dia sudah memiliki kekasih" ucap Riza sedikit murung.

"Kakek bisa mengaturnya, katakan, keluarga mana yang harus kakek jatuhkan supaya gadis itu jadi milikmu" ucap Adiatama.

"Seperti nya kakek yang harusnya di rawat di rumah sakit ini" gerutu Riza

Adiatama hanya tersenyum.

"Ini soal hati kek, tidak seperti itu aturan mainnya" ucap Riza.

"Kakek hanya bercanda" ucap Adiatama.

Tiba tiba perawat yang sebelumnya datang dengan tergesa. "Ini baju anda Tuan, tapi masih basah karena kami baru mencucinya" ucap sang perawat itu.

"Tidak apa, setidaknya masih utuh" ucap Riza sedikit tenang

"Boleh aku pergi sekarang kek?, setidaknya untuk berterimakasih padanya, juga mungkin untuk yang terakhir kalinya bertemu" ucap Riza.

"Terserah kau saja, kau sudah bebas sekarang, jangan lupa berikan gadis itu hadiah kecil, ajudan mu bisa mengaturnya untukmu" ucap Adiatama.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

iklan mendarat thor ...
semangat ya..💪

2024-03-16

1

Lee

Lee

astaga! trnyata kakeknya Riza sndiri yg nyulik, q dah mikirnya ulah Zidan

2024-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!