T A3

Seiring matahari yang terus meninggi dari arah terbitnya, sampai matahari itu condong ke sebelah barat, Riza masih setia menjaga stand Velisha tanpa rasa jenuh.

Sementara Velisha juga baru saja menyelesaikan mata kuliahnya, dan langsung keluar dari ruangan kampusnya bersama beberapa teman dekatnya.

"Veli, akhir pekan ini kita cari tempat hangout yu, sudah lama kita tidak ngumpul bareng" ucap Hana

"Veli mana ada waktu buat jalan jalan bareng kita, paling pekan ini dia jalan bareng Zidan lagi, iya kan Vel?" tanya Raya

"Entahlah, aku punya kesibukan sendiri juga kan, juga kalian tau sendiri, aku jarang sekali bisa meluangkan waktu untuk memperhatikan ayahku yang sakit, jadi aku tidak ada rencana untuk keluar pekan ini sih" ucap Velisha

"Atau kita kumpul di stand Velisha saja seperti biasa Han, bagaimana?, ya buat acara kecil kecilan ke, apa ke gitu biar seru" ucap Raya

"Ayolah, sister sister ku yang cantik, kali kali kita mainnya agak jauh gitu, bosen tau,, pokoknya tenang saja, soal makan makan biar aku yang traktir nanti" ucap Hana

"Wiiiih, kayaknya baru menang lotre ni anak, tumben tumbenan mau traktir kita makan, punya duit darimana lo." tanya Raya

"Ada deh pokoknya" ucap Hana

Tiba tiba langkah mereka terhenti saat berpapasan dengan serombongan siswi berpenampilan modis, dan berwajah menor di halaman kampus.

"Ini yang katanya cewek paling cantik di kampus ini?, aku rasa ada masalah di mata mahasiswa di sini, aku kok melihatnya kalian biasa biasa saja gitu, malahan kalian terlihat sedikit kampungan, iwh, aku tidak habis pikir kenapa ada rumor seperti itu di kampus ini, gak jelas" ucap Katrina yang sirik akan popularitas Velisha yang menyainginya.

"Sudah jelas kali, tidak perlu di perjelas lagi juga mereka memang sangat kampungan, lihat saja baju murahan, tas murahan, iwh, engak banget deh" ucap teman Katrina yang lain

"Iya sih, kampungan,, enyahlah gadis gadis kampung" ucap Katrina dengan berjalan memecah barisan Velisha, Hana dan Raya, setelahnya dia pun cekikikan dengan temanya, dan berlalu pergi dari tempat Velisha.

"Errrrgggh, Dasar nenek sihir, ingin sekali ku bejek bejek muka temboknya yang dempulnya ketebelan itu," ucap Raya gereget

"Sudahlah, tidak ada gunanya juga meladeni mereka, yang rugi nantinya kita kita juga kan" ucap Velisha

"Iya sih, kalau saja aku ini anak orang kaya, pasti sudah habis tuh mereka" ucap Raya.

"Vel, kayaknya kamu sudah di tunggu Zidan tuh, samperin sana gih" ucap Hana mengalihkan topik karena melihat Zidan dan anak anak tongkrongannya berkumpul di tempat parkir mobil Zidan.

Velisha sedikit menghela nafas "Hhhh, males kali aku, rasanya mending bareng kalian saja" ucap Velisha

"Harusnya kamu itu bersyukur ada yang anterin pulang, kita mh boro boro" ucap Raya yang kekesalannya mulai mereda karena teralihkan.

"Tetap saja rasanya seperti beban untuku, andai saja aku bisa segera melunasi hutang ayahku padanya, ingin sekali aku segera mengakhiri hubungan yang penuh keterpaksaan seperti ini, hhhhh" ucap Velisha langsung membuang nafas kasar.

"Sudahlah, jangan terlalu di ambil pusing, mengalir saja seperti air, aku yakin tuhan tidak tidur, pasti ada jalan keluar yang terbaik untukmu nantinya, secara, kau kan temanku yang paling baik hati dan tidak sombong, jadi saranku jalani sajalah, ambil sisi Positip nya " ucap Hana.

"Kau ini, sejak kapan kau belajar kata kata bijak?, baru tau aku," ucap Velisha.

"Tau nih Hana, serba tumben" ucap Raya

"Ya sudah, aku duluan ya,, Daaah" ucap Velisha yang juga tidak punya pilihan.

"Daahhh, hati hati ya, jangan sampai terbuai mulut manis buaya" ucap Hana dan Raya selalu mengingatkan.

"Iya, tenang saja, aku sudah hapal semua akal bulusnya" ucap Velisha sambil beranjak pergi.

Velisha segera menghampiri Zidan

"Wiiiih ini dia tuan kita sudah datang" celetuk sohib sohib Zidan

"Iya nih, masih seru seru ngobrol juga" ucap Zidan yang duduk di depan cup mobilnya.

"Ya sudah, lanjutkan saja, aku bisa pulang sendiri" ucap Velisha datar.

"Dia ngambek guys, ya sudah lain kali saja kita lanjutin" Ucap Zidan langsung turun dari cup mobilnya

"Yoi" ucap sohib Zidan

"Silahkan masuk tuan putri" ucap Zidan sambil membukakan pintu untuk Velisha.

Velisha pun segera memasuki mobil hatcback racing milik Zidan itu.

Dan Zidan juga segera naik dan melajukan mobilnya meninggalkan area parkir fakultas mereka.

Di dalam mobil..

"Sayang, apa kamu lapar?, kita makan dulu kali ya" ucap Zidan

"Tidak perlu, kita langsung pulang saja" ucap Velisha

"Kau ini, selalu saja, dari awal kita hubungan, berapa kali kita jalan bareng, kayaknya bisa di hitung pake jari" ucap Zidan.

"Kita ketemu tiap hari kan, jadi apa bedanya" ucap Velisha dingin.

"Kamu memang kolot, temen temenku tuh semua pada bawa cewek mereka ke tongkrongan, cuma aku doang nih, yang nongkrong gak pernah bawa cewek" ucap Zidan

Velisha sedikit menyunggingkan senyum "Yakin gak pernah bawa cewek?" ucap Velisha

"Hhhh, kau ini, paling teman doang, itu juga terpaksa" ucap Zidan ngeles.

Velisha tidak meresponnya lagi, karena dia tau Zidan di belakangnya seperti apa, dan dia tidak peduli akan hal itu, karena memang keterpaksaan yang membuat mera bersama, bukan cinta.

Sampai di persimpangan jalan, Zidan membelokan mobilnya ke arah lain, dan Velisha tau kalau itu bukan jalan untuk pulang.

"Stop stop di sini saja, aku harus membeli sesuatu di sana, jadi sampai sini saja" ucap Velisha

"Ada ada saja kau ini, memangnya kau mau beli apa, nanti saja di depan kan bisa" ucap Zidan kesal, karena Velisha selalu banyak alasan jika di ajak jalan.

"Tidak, di sini saja dulu" ucap Velisha.

"Kebiasaan" ucap Zidan yang terpaksa menepikan mobilnya.

Velisha segera keluar, dan menyebrang jalan.

"Hey, kau mau kemana?" tanya Zidan yang sadar akan gelagat Velisha.

"Besok kita ketemu lagi" teriak Velisha dari sebrang jalan, dan diapun langsung naik ke kendaraan umum.

"Astaga, ini cewek absrud nya benar benar minta mapun, makin gereget gua,, ada masanya kau akan mengemis cinta dari ku Vel, lihat saja" gerutu Zidan kesal.

...***...

Setelah berbelanja persedian yang cukup, Velisha segera kembali ke stand jualannya.

Dia yang baru turun dari kendaraan umum langsung di hampiri Riza yang sudah seharian menunggu.

"Sosis, apa kau bawa sosis? " tanya Riza

"Astaga, kamu sudah tidak sabar ya, tunggu sebentar, aku harus angkat semua barang ini dulu ke stand" ucap Velisha menunjuk belanjaan nya di beberpa dus besar.

"Aku bisa bantu" ucap Riza.

"Yakin, emang kamu kuat?" tanya Velisha.

"Umhh" Tampa banyak bicara Riza langsung mengangkat satu persatu dus dus itu ke stand Velisha tanpa ada hambatan.

Velisha pun hanya tersenyum memperhatikan Riza yang bolak balik bawa barang barangnya.

"Ini biar aku saja" ucap Velisha yang mengangkat barang yang tinggal satu.

"Oh," ucap Riza yang sedikit berkeringat

"Aku kira kau tidak serajin ini, seperti nya aku memang membutuhkan asisten" ucap Velisha setengah bergurau.

Tapi perkataan itu langsung di angguki oleh Riza.

"Seriusan?, kamu mau membantuku berjualan?" tanya Velisha

"Umhh" ucap Riza dengan tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu selamat bergabung di usaha kecil kecilan ku ini" ucap Velisha langsung mengulurkan tanganya ke arah Riza seperti halnya perekrutan pekerja formal.

Tentu Saja Dengan senang hati Riza juga langsung menyambutnya.

Entah kenapa Velisha yang biasanya selalu berhati hati terhadap lawan jenis, merasa sangat percaya pada Riza yang baru satu hari bertemu, mungkin karena keadaan Riza yang nampak polos di matanya.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Aku pernah ktemu cwok pngidap sma seperti Riza ini, tpi q bingung sendiri 😂

2024-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!