T A7

Pagi harinya, Ayah Velisha memaksakan dirinya untuk membangunkan Putrinya yang masih terlelap di dekat pintu keluar masuk rumah, dia sedikit khawatir melihatnya ada di posisi itu, dia takut ada apa apa dengan putrinya.

"Velisha, bangun nak" panggil Pak Beni sambil menggoyangkan bahu Velisha.

"Ija!!" Velisha langsung terbangun dan berteriak memanggil nama Riza.

"Eh Ayah, sudah pagi ya?" tanya Velisha yang sadar ada sang Ayah

"Kamu kenapa tidur di sini?" tanya pak Beni yang lumayan terkejut karena Velisha tiba tiba berteriak.

"Oh tidak apa apa, aku hanya ketiduran saja Yah.... sebentar , apa ini sudah siang yah?, mati aku, aku ada mata kuliah pagi hari ini" ucap Velisha langsung tergesa gesa beranjak ke kamar mandi.

Kemudian dia bersiap untuk pergi ke kampusnya, "Masih sempet lah" ucap Velisha sembari mengancingkan kemejanya di depan ayahnya, yang kini tengah duduk di tempat tidurnya.

"Ija kemana?, Ayah tidak melihatnya?" tanya pak Beni.

"Mmm, Dia kemarin pulang dulu katanya, jadi tidak menginap di sini semalam" ucap Velisha berbohong.

"Terus kamu nunggu siapa semalaman tidak tidur hmm??" tanya pak Beni yang tentunya tau gelagat putrinya, karena dia juga beberapa kali terjaga semalam.

"Itu itu, aku menyelesaikan tugas kuliahku yah, lumayan banyak soalnya, itu sudah biasa kan" ucap Velisha

Pak Beni hanya menggelengkan kepala nya, krena menurutnya itu tidak masuk akal, setahunya jika Velisha mengerjakan tugasnya sendirian, biasanya selalau di kerjakan di dalam kamarnya, kecuali kalau ada teman kuliahnya yang lain.

"Aku pamit ya, hampir kesiangan ni yah,, untuk sarapan dan makan siang, nanti aku suruh mbak Tina yang antar ke sini" ucap Velisha dengan tergesa menyalami Pak Beni.

"Iya hati hati di jalan" ucap pak Beni

"Iya" Velisha segera beranjak pergi dengan sedikit berlarian.

Dia merasa bersalah juga karena sudah berbohong pada ayahnya di awal, jadi akhirnya dia harus terus berbohong lagi dan lagi untuk menutupi kebohongan yang pertama.

Setibanya di ruangan kelas, dosenya sudah memulai mata kuliah nya, dan Velisha mengetuk pintu dengan ragu-ragu , ini kali pertama dia terlambat masuk ke kelas.

"Maaf pak, saya terlambat" ucap Velisha

Dosenya pun mengamati Velisha yang nampak kecapean karena berlarian.

"Tumben kamu terlambat, biasanya paling awal masuk di mata kuliah saya," ucap sang Dosen

"Iya maaf pak, aku kesiangan soalnya" ucap Velisha

"Ya sudah, duduk sana, tapi jangan di ulangi lagi" ucap Sang dosen.

"Iya pak, terimakasih" ucap Velisha

Diapun segera beranjak ke tempat duduknya.

"Vel, ada apa?, apa ada masalah?" tanya Raya yang berada persis di depan tempat duduk Velisha.

"Tidak ada apa apa, tenang saja" ucap Velisha.

"Yakin??" tanya Raya memastikan.

"Yakin" ucap Velisha meyakinkan.

Mereka pun kembali mengalihkan atensi mereka pada dosen yang mulai menerangkan mata kuliahnya lagi dari awal.

Tapi bukannya fokus mendengarkan, Velisha malah terus kepikiran pada Riza, Dia merasa sangat mengkhawatirkannya, jadi dia malah melamun saat dosen menerangkan.

"Velisha, apa sampai sini kamu paham?, kalau tidak ada pertanyaan kita lanjutkan lagi" ucap sang Dosen

Tapi petanyaan dosennya itu sama sekali tidak di respon oleh Velisha yang melamun.

"Velisha!" Sang dosen kembali memanggil untuk mendapat perhatian.

"Woy, di panggil dosen tuh" ucap Raya yang berbalik dan menampar pelan tangan Velisha

"Hah?, Sosis masih ada ko" ucap Velisha tanpa sadar.

Suasana ruangan pun hening sejenak, dan perhatian semua siswa tertuju pada Velisha.

Dan detik berikutnya sudah bisa di tebak, seisi ruangan kompak menyoraki dan menertawakan kekonyolan Velisha.

"Huuuu, ada gadis sosis tuh" beberapa siswa sampai memberikan julukan pada Velisha.

Wajah Velisha pun langsung merah padam dan terasa sangat panas saking malu nya.

"Tenang semuanya, bapak minta semuanya harap diam" ucap sang Dosen

Susana pun segera tenang sebagian.

"Velisha,, bapak lihat wajahmu lesu dan kurang Fokus, apa kamu tidak enak badan?" ucap sang Dosen.

"Iya pak, Sepertinya saya sakit" ucap Velisha yang kepalang malu.

"Ya sudah, kamu tidak perlu mengikuti kelas saya, kamu boleh beristirahat." "Raya, antar temanmu ke Unit Kesehatan" ucap sang Dosen

"Iya pak" Raya pun segera beranjak dan memboyong Velisha untuk ke luar ruangan.

Di koridor.

"Kamu kenapa sih Vel?, malu maluin tau" ucap Raya yang tau temanya tidak benar benar sakit.

"Aku juga gak tau, aku memang kurang fokus hari ini, mungkin kurang tidur Ray" ucap Velisha.

"Begadang mulu sih lo, ya sudah istirahat dulu lah" ucap Raya.

"Iya" ucap Velisha.

Sesampainya di Unit Kesehatan, Velisha di periksa perawat yang bertugas, dan hanya di beri Vitamin saja.

"Ya sudah, aku kembali ke kelas dulu, kalo ada apa apa telpon saja, oke" ucap Raya.

"Iya terimakasih " ucap Velisha yang tengah bebaring.

Raya segera pergi, sementara Velisha mencoba untuk beristirahat.

Saat waktu pulang Tiba, Velisha sedikit lebih bersemangat dari biasanya, dia berharap Riza sudah menunggunya di stand seperti bisanya.

Namun ternyata Riza tidak nampak batang hidungnya sama sekali di sana.

"Kamu kemana sih Ja?" ucap Velisha. dia pun dengan malas membuka stand nya sendirian.

Meski dirinya menganggap Riza hanyalah seorang Partner, tapi entah kenapa saat dia tidak ada, sesuatu dari dirinya juga seperti ikut hilang.

Semua kebiasaan saat mereka bersama pun sangat sulit Velisha hilangkan

"Ja tolong....... ambil" ucap Velisha terhenti, dan sontak membuat matanya berkaca.

"Sudahlah,, bukankah dari dulu aku melakukan semuanya sendirian?, harusnya tidak masalah jika aku sendirian lagi di sini kan?" gumam Velisha mencoba menetralkan perasaan kehilangannya.

Tapi sayangnya, kebersamaan mereka yang singkat itu ternyata menyisakan kenangan yang berakar cukup dalam, hingga tak ayal saat Velisha sendirian dan mengingat Riza matanya selalu saja ber air tampa dia sadari.

"Woi, sendirian aja, sombong lu, makan gak ajak ajak kita" ucap Raya yang mengagetkan Velisha yang terbengong sendiri di kantin kampus.

"Iya nih, biasanya nungguin kita" ucap Hana

"Iya maaf, aku lagi gak konsen" ucap Velisha.

"Bentar bentar, kamu nangis Vel?, kamu kenapa?" tanya Hana.

"Hah?, nangis?, enggak kok" ucap Velisha sambil mengusap sudut matanya sendiri, dan benar saja ada air mata yang berlinang di sana.

"Mungkin mungkin kena debu tadi Han" ucap Velisha yang memang tidak sadar.

"Vel, dengerin, kita sahabatan sudah lama kan, tidak ada rahasia di antara kita, kalau lo punya masalah, cerita ke kita, bukan malah seperti ini" ucap Raya yqng sadar gelagat Velisha sudah aneh dari sebelumnya.

"Beneran Girl, tidak ada apa apa, sumpah" ucap Velisha mencoba meyakinkan kedua temanya, dan juga meyakinkan dirinya sendiri kalau harus memang tidak papa.

"Tidak mungkin kau menangis tanpa alasan yang jelas kan, kalau kamu masih menganggap kita teman, tolong cerita" ucap Raya

Tapi perkataan dari Raya itu malah memicu Air mata Velisha turun lebih banyak lagi "Aku sendiri gak tau kenapa aku nangis, bagaimana aku bisa cerita ke kalian, mungkin aku hanya ingin saja" ucap Velisa dengan terisak.

Hana langsung duduk di sebelah Velisa karena tidak tega melihat sahabatnya menangis seperti itu "Jup jup, baiklah, tidak apa apa, kalau kamu tidak ingin cerita, ya sudah, jangan nangis" ucap Hana

"Tidak bisa, ini tidak bisa di biarin, pasti ini karena Zidan kan, akan ku seret dia kehadapanmu sekarang juga Vel" ucap Raya yang tidak tega, karena itu pertama kalinya dia melihat Velisha menangis seperti iti semenjak mereka kuliah.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Ayo Raya bantu Velisha nyariin Riza..duh Riza jg kman ini

2024-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!