Tersesat di Istana

Tamparan kuat mendarat di pipi Brisella. Ah, lagi-lagi bayangan masa lalu dari si pemilik tubuh berputar di kepalanya. Tubuh ini sudah terlalu sering mendapatkan tamparan atau pukulan. Saking seringnya, reaksi tubuh Brisella tak begitu terkejut, walau masih ada sisa-sisa rasa takut yang menusuk hati.

"Memangnya anak idiot dan pembawa sial seperti Anda pantas berbicara demikian? Apabila Anda berani mengadu kepada Raja, maka saya akan membuat hidup Anda jauh lebih menderita lagi!"

Brisella menegakkan kepala seraya menyunggingkan senyum. Pipinya sebelah kiri memerah hingga ujung bibirnya turut meneteskan darah.

"Wah, siapa sangka aku ditampar oleh pelayan yang posisinya lebih rendah dariku. Mungkin saja dalam otakmu aku akan diam dan menundukkan kepalaku seusai menerima tamparan serta tekanan darimu, tetapi aku tidak mau melakukannya. Aku takkan lagi tunduk atau pun takut dengan ancaman kalian!"

Martha dan Lolly membatu. Meskipun fisik Brisella terlihat seperti anak berusia 10 tahun, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa darah Raja Sizilien mengalir di tubuhnya. Gadis itu kini memancarkan aura yang sangat kuat, yang dapat menggetarkan pondasi lawannya.

"Gadis jal*ng ini, sekarang kau berani berlagak seperti penguasa di istana ini!"

Lolly mendorong kasar Brisella sampai terjerembab ke atas lantai. Dia naik pitam dan tidak kuasa terus menahan diri sementara Brisella tiada henti mengoceh.

"Coba katakan sekali lagi dengan mulutmu itu. Ulangi ancamanmu tadi!" Lolly menginjak punggung tangan Brisella.

Martha hanya menjadi penonton, ia tidak lagi melarang Lolly mengasari Brisella.

Biad*b! Baru kali ini aku diperlakukan serendah ini. Mereka pikir aku akan diam saja? batin Brisella.

Brisella dengan nekat mencakar kaki Lolly menggunakan kukunya nan tajam.

"Arghhh! Kau ... dasar gila! Ah, sialan! Kakiku terluka." Lolly mengangkat kakinya dari tangan Brisella.

Luka cakaran dari Brisella lumayan dalam sehingga membuat darahnya tidak berhenti mengalir keluar. Lolly terlihat kesakitan, dia kini sibuk menyumpal lukanya supaya darahnya berhenti

"Sangat menyenangkan melihatmu terluka." Brisella bangun dari lantai sembari menepuk-nepuk bagian kotor piyama putihnya.

"Nyonya Martha, Anda takkan diam saja kan menyaksikan saya mendapatkan luka dari gadis liar ini?!" ujar Lolly, tampak menderita.

Martha membisu, masih terlihat bahwa ia syok atas perilaku Brisella yang berada di luar kendalinya. Meskipun dia telah mengancam hingga menamparnya, gadis tersebut justru tambah menggila.

Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Sejak kapan dia berubah? Aku merasa anak ini berubah menjadi orang lain. Jika itu dia yang biasa, maka dia takkan melawan apa pun yang aku ucapkan.

Martha jadi bingung sendiri. Sebagai seseorang yang melindungi kelakuan buruk pelayan terhadap Brisella, dia memahami pasti perihal sikap gadis itu. Hidupnya penuh keputusasaan, tiada semangat, dan penuh ketakutan. Namun, lihatlah bagaimana dia sekarang. Tiba-tiba saja dalam semalam ia berubah menjadi gadis kurang ajar yang penuh percaya diri.

"Sepertinya aku harus memberimu pelajaran lagi. Ayo kemari! Biar aku tunjukkan siapa penguasa di istana ini!" Martha menyeret paksa Brisella ke luar kamar.

"Kau masih belum sadar posisimu? Raja dan Pangeran tidak peduli dengan keberadaanmu! Ratu mengorbankan nyawanya demi melahirkanmu. Namun, lihatlah kerajaan ini setelah kau lahir! Keberadaanmu hanyalah pembawa sial yang harus segera dilenyapkan!"

Kalimat-kalimat mengutuk dari Martha terus menusuk pendengaran Brisella. Sangat mengganggu dan menjengkelkan. Percuma saja mulutnya berceloteh, sedangkan Brisella sibuk mengejeknya dari belakang.

"Berisik! Aku tidak peduli apa pun katamu!" Brisella menyentakkan tangan Martha, ia akhirnya berhasil lepas dan kabur dari Martha. "Dasar wanita tua jelek! Seharusnya kau pikirkan saja cara mengurus kerutan di wajahmu!"

Brisella menjulurkan lidah sambil berlari menjauhi Martha.

"Hei! Kau semakin kurang ajar rupanya! Kembali ke sini, dasar sampah tak berguna! Beraninya kau mengatakan aku tua!"

Martha mencoba mengejar Brisella, tetapi apa pun yang dia lakukan percuma saja. Martha takkan sanggup mengejar langkah kecil nan cepat gadis itu.

"Hahaha, itulah kenapa jangan pernah main-main denganku!" ucap Brisella sambil terkekeh.

Tanpa disadari, Brisella berlari terlalu jauh dari istana kediamannya. Pada akhirnya, dia tersesat. Kawasan istana kerajaan itu sangat luas. Selain istana utama, ada beberapa istana lagi di sana termasuk istananya sendiri. Tidak heran mengapa kala itu Brisella bisa tersesat.

"Aku ada di mana?" Brisella mengedarkan pandangan ke setiap sudut tempat yang dia lewati.

Lorong nan amat panjang. Di kanan lorong hanya ada tonggak besar berjejer di sepanjang lorong tersebut. Di kiri lorong terpajang berbagai lukisan cantik.

"Tidak ada kesatria yang berjaga di sini."

Sampailah Brisella di ujung lorong ini, dia menemukan hamparan taman bunga. Brisella terkejut, karena seperti yang dia ketahui, wilayah kerajaan dilanda kekeringan, mustahil jika ada tanaman tumbuh subur di sini. Akan tetapi, apa yang dia lihat berbeda, bunga-bunga di sana tumbuh seperti tidak ada kendala apa pun.

"Wah, indah sekali," ujar Brisella tertegun tiada henti.

"Nona, apa Anda ada di sana?"

Ziggy tiba-tiba bersuara lagi dari dalam cincin setelah semalaman tak merespon panggilan Brisella.

"Mengapa kau baru bersuara sekarang? Aku lelah memanggilmu dari semalam, tetapi kau tidak menanggapi panggilanku."

"Hehe, maafkan saya, Nona. Saya kehabisan energi setelah membawa Anda melintasi dunia lain. Saya belum pulih sepenuhnya, tetapi walau begitu saya masih punya kekuatan untuk berbicara dengan Anda."

Brisella membuang napas panjang, pantas saja Ziggy menghilang tanpa ada satu patah kata.

Andressa berujar kembali, "Begitu ternyata, lain kali sebaiknya kau usahakan mengabariku soal kondisimu. Aku jadi pusing sendiri karena kau tak kunjung menyahutku."

"Iya, Nona, tenang saja," sahut Ziggy.

Sepersekian detik berselang, Brisella mendengar suara langkah kaki dari arah gerbang masuk ke taman.

"Gawat! Ada orang!" Brisella panik.

"Nona, bersembunyilah di balik semak-semak itu biar saya bantu menyembunyikan Anda menggunakan sihir saya," tutur Ziggy.

Lekas saja Brisella berlari masuk ke balik semak belukar. Ziggy segera melepas sihir yang bisa membuat keberadaan Brisella tidak terdeteksi oleh orang lain.

Terlihat sesosok pria dewasa bermuka dingin dan menyeramkan masuk ke taman. Paras pria itu tampan, berperawakan tinggi tegap, ada bekas luka di bagian mata kirinya, warna rambutnya merah, serta kedua manik mata berwarna hijau emerald seperti milik Brisella.

Kemudian di belakang pria itu ada seorang pria berkacamata dan diikuti oleh beberapa orang kesatria yang disuruh berjaga di luar pagar gerbang.

"Yang Mulia, tolong menetaplah di istana setidaknya satu minggu saja. Putra Mahkota memerlukan kehadiran Anda sebagai ayahnya."

Sepasang netra Brisella membulat tatkala mendengar pria berkacamata memanggil pria berambut merah itu dengan sebutan "Yang Mulia."

"Yang Mulia? Jangan bilang dia adalah raja?"

Ya, itu benar, pria itu merupakan pemimpin wilayah kerajaan Sizilien. Namanya ialah Razen Sizilien — ayah kandung Brisella. Sementara itu, pria berkacamata yang mengikutinya bernama Duarte — sekretaris pribadi sang raja.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Razen.

"Dokter mengatakan kondisi Putra Mahkota tidak bagus. Kemungkinan bertahannya sangat kecil," jawab Duarte disertai ekspresi wajah tertekuk.

Brisella kembali membeku, dia baru mendengar keadaan soal kakaknya yang menderita sakit.

"Putra Mahkota jatuh sakit ternyata, pantas saja dia tidak muncul di kehidupan pemilik tubuh ini selama ini," gumam Brisella.

Akibat rasa penasarannya, kaki Brisella tanpa sengaja menginjak ranting kayu sehingga menimbulkan suara kecil. Refleks Razen dan Duarte menoleh ke arah sumber suara.

"Siapa di sana?!" Suara lantang Razen membuat Brisella semakin panik.

Brisella membungkam mulutnya, berusaha meredam suara sebaik mungkin.

"Jangan khawatir, Nona, mereka takkan bisa melihat Anda," kata Ziggy menenangkan Brisella.

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu." Brisella menghela napas lega.

Lalu sesuatu yang menegangkan pun terjadi. Mendadak Razen muncul tepat di depan mata Brisella dan memelototi gadis itu.

"Rupanya ada tikus kecil yang menyelinap di istana."

Terpopuler

Comments

Nic

Nic

pelayanannya ngak ngotak, bisa bisanya menindas majikannya

2024-12-24

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Sedih aku ngebayangkan Brisella Sizilien sangat menderita sendirian hingga meninggal 😢. Mana msh kecil.

2024-09-10

3

Susilawati

Susilawati

di tunggu kelanjutannya Thor 👍

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!