Dia Putriku?

Brisella mematung. Alangkah terkejut dia kala itu ketika Razen memergokinya di balik semak belukar. Padahal sebelumnya, Brisella tidak mendengar derap langkah kaki Razen, tiba-tiba saja dia muncul seperti ini. Cepat dan senyap. Begitulah gambaran dari secuil kehebatan Razen mengendalikan aura kehadirannya.

“Dia bisa melihatku! Ziggy, kau membohongiku?!” Brisella berbisik pada Ziggy yang berada dalam genggaman tangannya.

“Maafkan saya, ternyata kekuatan saya masih belum kembali sepenuhnya.” Ziggy mendadak menghilang dari pandangan Brisella, meninggalkan gadis itu sendirian menghadapi Razen.

Ingin rasanya berteriak mengumpati Ziggy. Namun, situasi terkini tidak mendukung melakukan hal tersebut. Brisella menatap takut ke arah Razen. Bagaimana bisa ayahnya semenakutkan ini? Sampai-sampai dia sendiri kesulitan bernapas di depan sang ayah.

Tangan kekar Razen mengangkat tubuh mungil Brisella seperti anak kucing.

“Bagaimana kau bisa masuk ke tempat ini?” tanya Razen, suaranya dingin dan penuh penekanan.

Brisella mencoba memberontak untuk kabur dari genggaman Razen.

“Lepaskan! Tolong lepaskan aku!” Brisella tidak menjawab pertanyaan Razen. Hal itu membuat ayahnya kian murka.

“Jawab pertanyaanku, mengapa kau bisa masuk?!” Kali ini Razen meninggikan suaranya.

Suasana semakin terasa mencekam. Akhirnya, Duarte bergegas menghampiri Razen untuk mengecek apa yang tengah terjadi.

“Yang Mulia, apa ada—”

“Ada tikus kecil menyelinap masuk. Kau urus ini!” Razen melempar Brisella ke Duarte.

Duarte dengan sigap menangkap tubuh Brisella yang melambung ke udara. Sejenak Duarte diam mematung memandangi Brisella sedang berekspresi takut serta kesal.

Bajingn ini bisa-bisanya dia melemparku begitu saja seperti sampah.

Begitulah isi hati Brisella saat itu. Duarte pun lekas menurunkan Brisella dari genggaman tangannya.

“Astaga, Yang Mulia Putri, apa yang Anda lakukan di sini?” Duarte bertanya sembari memperhatikan penampilan lusuh Brisella dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Meskipun penampilannya begitu, Duarte masih bisa mengenali Brisella dari warna rambut serupa ratu beserta warna mata mirip sang raja. Siapa saja yang melihat Brisella, mereka pasti langsung mengenali gadis tersebut sebagai keturunan raja. Akan tetapi, lain ceritanya dengan Razen yang tidak tahu bahwa Brisella putrinya.

“Apa?! Gadis itu tuan putri?” Razen sontak membalikkan badan. Raut muka marahnya sontak menghilang, ia sangat syok dalam waktu bersamaan.

“Yang Mulia, Anda sungguh keterlaluan. Lihat warna rambut dan matanya! Bagaimana Anda tidak bisa mengenali putri Anda sendiri? Saya tahu Anda selama tiga belas tahun ini berada di luar istana untuk penaklukkan dungeon, tetapi bukan berarti Anda mendadak hilang ingatan tentang tuan putri!”

Baru kali ini Duarte jengkel dengan kelakuan Razen. Pertama kalinya juga dia mengomeli Razen panjang lebar. Menurutnya Razen memang harus dimarahi supaya ingatannya kembali.

Dia putriku? Setelah aku perhatikan lagi, dia sangat mirip dengan Merilia.

Begitulah Razen akhirnya sadar bahwasanya gadis kecil yang dia sebut tikus itu memiliki wajah menyerupai istrinya.

Duarte menepuk keningnya. Entah ekspresi semacam apa yang perlu dia tunjukkan sekarang. Begitu pula dengan Brisella mendadak bingung dan ingin menghilang detik itu dari hadapan mereka berdua.

“Berhentilah menatap tuan putri seperti itu! Sorot mata Anda mirip harimau yang akan menerkam mangsanya!” ujar Duarte menegur Razen agar berhenti menatap Brisella.

Razen langsung mengalihkan pandangan matanya.

“Hei, kalian antar tuan putri kembali ke istana kediamannya,” titah Razen ke dua orang kesatria yang berdiri di dekat pagar.

Sesaat mendengar perintah tersebut, sontak Brisella bergelayut di kaki Razen.

“Aku tidak mau! Jangan kirim aku ke istanaku!” Brisella merengek seraya berekspresi memohon dan memelas, dia sungguh sedang menghindari Martha dan Lolly. Apabila dia bertemu mereka kembali, maka kemungkinan Brisella mendapat perlakuan yang lebih buruk lagi.

Tanpa sengaja, lengan baju Brisella tersingkap, kedua mata Razen dan Duarte menangkap sesuatu yang janggal. Mereka melihat bekas luka beserta luka lebam yang memenuhi tangan Brisella.

Brisella tersenyum miring, dia sengaja melakukan ini supaya Razen dan Duarte melihat luka yang tertoreh di tangannya. Dari pada mengadukannya melalui mulut langsung, lebih baik memperlihatkan buktinya biar mereka sendiri yang berpikir.

“Yang Mulia, ini ….” Tatapan Duarte dan Razen saling bertemu pandang.

Razen menghela napas panjang, kini perlahan dia mulai paham mengapa sang putri terlihat lusuh dan tidak terawat.

“Tolong segera bawa tuan putri ke istana pangeran kedua, biarkan dia menempati salah satu kamar kosong di sana,” ucap Razen meralat perintah sebelumnya.

Razen tidak banyak bicara, tetapi dari raut wajahnya jelas menyimpan amarah. Brisella pun akhirnya dibawa ke istana pangeran kedua. Kebetulan istana itu sedang kosong sebab sang pangeran berada di luar sementara waktu.

Ini sudah cukup, setidaknya aku bisa menghindari kedua wanita gila itu sementara waktu.

Sementara Brisella diantar ke istana kediaman pangeran kedua, Razen berbelok arah ke ruang pribadinya. Seusai melihat bekas luka Brisella, pikirannya tidak bisa tenang. Padahal dia berencana untuk pergi selepas senja nanti. Akan tetapi, pergi dengan pikiran kacau begini membuatnya resah.

“Tampaknya aku melewatkan sesuatu yang sangat serius.” Razen tiba-tiba berucap setelah hening selama beberapa menit.

“Saya mencurigai adanya penyiksaan terhadap tuan putri. Melihat dari bekas lukanya, badannya yang kurus, penampilan lusuh dan kotor, serta ada bekas tamparan baru di pipinya,” tutur Duarte.

“Berapa umur Brisella? 15 tahun bukan?” tanya Razen.

Duarte mengangguk sambil menjawab, “Benar, Yang Mulia.”

“Tetapi, dia terlihat seperti anak berusia 10 tahun. Ketika aku mengangkat tubuhnya tadi terasa sangat ringan. Pada saat Hestio dan Cassis seumuran Brisella, mereka tumbuh jauh lebih tinggi. Ada yang tidak beres di sini.”

Mimik wajah Razen amat serius memikirkan masalah tersebut.

“Bagaimana dengan anggaran istana kediaman Brisella?” lanjut Razen bertanya.

“Anggaran istana tuan putri lebih tinggi dibanding anggaran istana putra mahkota dan pangeran kedua. Setiap bulan saya sering mengecek ulang laporan keuangan istana memastikan bahwa tuan putri bisa hidup layak dengan anggaran lebih banyak,” jawab Duarte.

“Setiap akhir minggu aku selalu mengirim surat ke istana Brisella demi menanyakan kabarnya. Martha selalu menjawab bahwa Brisella baik-baik saja dan tumbuh dengan baik. Setiap kali aku singgah ke ibu kota kekaisaran, aku selalu mengirimkan kudapan bersama gaun dan perhiasan. Namun, ternyata ada bajing*n yang berani membohongiku.”

Atmosfer sekitar ruangan perlahan terasa panas dan mencekik. Razen benar-benar marah, tidak terima sang putri mendapat perlakuan buruk. Rasanya dia ingin menghancurkan seisi istana detik itu juga.

“Tenanglah, Yang Mulia, saya akan menyelidiki masalah ini lebih dalam lagi,” kata Duarte, baru pertama kali dia melihat Razen semarah ini.

“Ya, selidikilah! Jangan sampai terlewatkan satu pun! Mereka harus menerima ganjarannya. Padahal aku mempercayai Brisella kepada Martha sebab dia adalah pelayan yang paling dipercayai Merilia. Lalu kirim dokter Corinne untuk mengecek kondisi tubuh Brisella secara menyeluruh.”

Razen menekan satu per satu perkataannya. Dengan artian lain, berarti Duarte harus melakukan perintah kali ini secara sempurna. Kesalahan sedikit pun takkan dimaafkan oleh Razen.

“Baik, Yang Mulia.”

Terpopuler

Comments

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Astaga 🤦🏻 ternyata Ayah Brizella selalu memberikan uang yg banyak bahkan kudapan dan juga pakaian mewah,dan ternyata para pelayan dan Martha sudah memanfaatkan semuanya

2024-09-18

3

Yoni Hartati

Yoni Hartati

perhiasan dan kue2 dan gaun i,uang tu pasti diambil martha dan 1 pelayan tp lupa nama nya


lanjut semangat
up secepatnya

2024-07-03

3

Susilawati

Susilawati

akhirnya setelah sekian lama up juga.
di tunggu kelanjutannya Thor

2024-07-03

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!