“Cahaya apa itu?”
Rasa penasaran mendorong Brisella memeriksa sumber cahaya tersebut berasal. Dia meraba-raba akar pohon yang ditutupi ranting kering. Ketika Brisella menyingkirkan ranting-ranting itu, dia menemukan sesosok makhluk kecil bersayap hijau. Makhluk itu menyerupai peri yang selalu dilihat Brisella di film kartun kesukaannya.
“Mungkinkah ini peri?!”
Brisella mengangkat pelan peri yang sedang tidak sadarkan diri itu.
“Dia masih hidup kan?” Brisella menyentuh pelan tubuh peri tersebut. Masih ada sisa-sisa kehangatan di badannya.
Tatkala Brisella mengusap tubuh peri itu, tiba-tiba saja peri itu sadar. Sontak ia melompat terbang ke udara karena terkejut mendapati manusia baru saja menyentuhnya.
“Kau siapa?!” Dia bertanya dengan penuh rasa waspada bercampur takut terhadap Brisella.
“Aku menemukanmu pingsan di balik akar pohon ini. Tolong jangan terlalu waspada, aku tidak bermaksud menyakitimu,” ujar Brisella berusaha meyakinkannya.
Peri itu diam cukup lama mengamati Brisella dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kedua matanya sekilas melihat ada energi aneh terpancar di tubuh Brisella. Lalu dia sadar bahwa energi itulah yang menyelamatkan hidupnya.
Badanku tidak sakit lagi. Aku juga tidak lemas dan energiku terisi penuh kembali. Siapa sebenarnya gadis ini? Setelah aku perhatikan, dia bukan orang mencurigakan. Yang lebih mengejutkan lagi, dia bisa melihatku.
Peri itu terus membatin membicarakan Brisella. Akhirnya, rasa curiganya kepada Brisella pun perlahan berkurang.
“Manusia, siapa namamu?” tanya sang peri.
“Aku Brisella. Kau sendiri siapa? Kau benar-benar seorang peri?” Brisella bertanya balik disertai sorot mata berbinar.
“Aku peri hutan, namaku Nirana,” jawab Nirana.
“Kalau kau peri hutan, kenapa kau bisa berada di sini?”
Nirana menjelaskan, “Ah, itu karena aku merasakan energi kehidupan pohon celtarin kian menipis. Makanya aku bergegas ke sini untuk memastikannya. Ternyata pohonnya sudah lama mati sebab tidak ada lagi energi alam yang tersisa di wilayah Sizilien. Kekuatanku ikut melemah setelah memasuki wilayah Sizilien. Itulah mengapa aku terbaring pingsan, aku benar-benar tidak punya energi untuk sekedar bergerak. Anehnya, sekarang aku baik-baik saja.”
“Pohon celtarin? Maksudmu pohon ini?” Brisella menunjuk ke arah pohon besar di depannya.
“Benar, pohon ini. Asal kau tahu, pohon ini berasal dari hutan peri. Dulu Raja Sizilien meminta benihnya untuk ditanam di kerajaannya. Apabila pohon celtarin berhasil tumbuh subur di daerah ini, maka tanah di seluruh wilayah kerajaan juga ikut subur. Kami para peri menyebutnya sebagai pohon ajaib.”
Brisella sungguh terperangah. Hanya sebuah pohon, tetapi bisa membawa pengaruh besar terhadap sekitarnya. Namun, sayangnya pohon itu telah mati sehingga tanah wilayah Sizilien pun kehilangan kesuburannya.
“Ternyata begitu, aku mengerti sekarang. Oh iya, karena kau peri hutan, pasti kau punya pengetahuan soal jenis-jenis tumbuhan kan?”
“Tentu saja, memangnya kenapa?”
Senyum kecil melengkung di bibir Brisella. Dia mulai menemukan titik temu soal solusi dari masalah yang membebani pikirannya.
“Apa menurutmu di sekitar sini ada jenis tumbuhan yang bisa menggantikan gula? Harga gula sangat mahal, aku tidak punya uang untuk membeli gula.”
“Tumbuhan pengganti gula ya? Tidak ada jenis tumbuhan seperti itu yang tumbuh di tempat ini, tetapi kau bisa menemukannya di hutan peri. Tunggu sebentar di sini, aku akan mengambilkannya untukmu,” tutur Nirana mendadak menghilang bersama tiupan angin kecil.
Brisella menunggu Nirana kembali dengan sabar. Gadis itu sangat penasaran, entah jenis tumbuhan seperti apa yang akan dibawakan Nirana. Setelah nanti dia mendapatkan pengganti gula tersebut, dia bisa membuat kopi serta beberapa jenis makanan atau minuman.
Berselang lima belas menit, Nirana datang membawa satu keranjang buah mirip anggur, tetapi itu bukan anggur sebab aroma dan warna berbeda.
“Ini dia! Buah ini namanya buah glem. Rasanya sangat manis melebihi gula biasa.” Nirana menyerahkan keranjang buah glem ke Brisella.
“Benarkah? Aku coba dulu untuk memastikannya.”
Buah glem warnanya hitam pekat, aromanya cenderung manis bagai jelly. Mencium aromanya saja membuat rasa penasaran Brisella semakin meronta-ronta. Dia berharap rasa manisnya sesuai dengan ekspektasinya.
Pada gigitan pertama, rasa manis dari buah glem menusuk sampai ke tenggorokan. Hanya saja rasa manisnya punya kenikmatan tersendiri. Tidak seperti gula maupun madu, rasa manis dari buah glem dipenuhi ragam rasa yang bisa menambah kelezatan pada makanan dan minuman.
“Nirana!” Brisella berteriak girang memanggil nama Nirana. Sang peri terkesiap mendengar Brisella memanggilnya dengan suara lantang.
“Kau mengejutkanku! Ada apa? Apa rasanya kurang?”
Brisella menggeleng cepat. “Inilah yang aku cari. Aku bisa menjadikan buah glem sebagai pengganti gula. Terima kasih! Bisakah aku mendapatkan lebih banyak dari ini?” Brisella benar-benar terlihat gembira.
“Bisa. Lagi pula aku berutang budi padamu dan buah glem adalah tanaman liar yang tumbuh di sekeliling hutan peri. Aku akan memberimu lebih banyak dari ini nanti.”
“Ya sudah, sekarang kau ikut denganku. Aku ingin menyuguhi sesuatu yang enak untukmu.”
Nirana menyetujui ajakan Brisella, dia pergi mengikuti Brisella dari belakang. Sepanjang jalan masuk istana, Nirana merasa sedih melihat penampakan tanah gersang tanpa ada satu pun tanaman yang tumbuh. Semakin masuk ke dalam, semakin dia sadar, kala itu dia tengah berada di istana Kerajaan Sizilien.
“Hei, apa kau tinggal di istana?” Nirana berbisik bertanya pada Brisella.
“Apa aku belum memberitahumu? Aku putri Raja Sizilien.”
Mulut Nirana ternganga lebar begitu mengetahui identitas Brisella. Tidak dia sangka Brisella adalah seorang tuan putri.
Rupanya dia keturunan dari pendiri kerajaan Sizilien.
Pada saat Brisella melewati halaman depan istana putra mahkota – Hestio, langkahnya terhenti ketika mendengar keriuhan dari dalam istana kakaknya tersebut. Para pelayan bersama beberapa orang asisten Corinne berlarian keluar masuk menuju kamar Hestio. Atmosfer di sana tegang bercampur panik. Tampaknya ada sesuatu yang terjadi dengan Hestio.
Lagi-lagi Brisella tidak bisa menahan rasa penasarannya. Dia membawa Nirana untuk mengecek apa gerangan yang sedang menimpa Hestio.
“Cepat hubungi raja! Kondisi putra mahkota mengalami penurunan!”
“Putra mahkota mendadak kejang-kejang. Badannya juga bertambah panas.”
“Dokter Corinne! Mulut putra mahkota mengeluarkan darah!”
“Lekas kalian bawakan sebaskom air dingin!”
Para pelayan dan asisten Corinne berlalu lalang ke sana kemari. Mereka berusaha membantu Hestio melewati masa kritisnya. Sungguh kasihan sekali melihat Hestio terbaring di atas kasur melawan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya.
Brisella menyaksikan semuanya dari jendela kamar. Bola matanya membulat sempurna tatkala menyaksikan langsung seberapa kacau situasi di sana. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa untuk kesembuhan Hestio.
“Apa penyakit yang diderita kakakku? Kenapa dia bisa seperti itu?” Brisella bertanya-tanya dalam kebingungan.
“Sepertinya kakakmu menderita penyumbatan akar mana. Jika aku amati, hidupnya takkan lama lagi. Dia hanya bisa bertahan paling lama dua bulan,” celetuk Nirana memberitahu Brisella perihal kondisi Hestio.
“Hah? Maksudmu kakakku akan mati? Tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk menyembuhkannya?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Grey
peri hijau yang pernah berubah jadi peri biru itu kan😂
2024-10-31
1
Muhidin Muhidin
semqngat thor kamu yg terbaik ....aku suka jalan ceritanya ..aku suka anime jdi cerita ini kaya aku bayangin film anime
2024-09-19
1
Yoni Hartati
lanjut semangat
crazy up lagi thor😁😁
2024-08-13
1