Pada malam hari ketika menu makan malam disajikan, Razen terpaku melihat hidangan daging di atas meja makan. Semenjak bencana kekeringan melanda, Razen belum pernah memakan daging. Mengingat utang istana kian menggunung, jadi dia memutuskan memakan makanan seadanya saja. Ditambah indera perasanya yang hilang membuat dia kurang bergairah saat makan.
Hanya saja, saat ini berbeda. Setelah mengetahui masalah indera perasa Razen tidak berfungsi, Brisella akhirnya turun tangan memasak langsung untuk sang ayah.
“Ayah, makanlah yang banyak,” ujar Brisella sembari tersenyum lebar.
“Daging apa ini?” tanya Razen mengamati baik-baik daging yang ada di hadapannya.
“Sebaiknya Ayah cicipi terlebih dahulu. Setelah itu, aku akan memberitahu Ayah daging apa ini sebenarnya.”
Razen segera menyantap hidangan sate daging burung kimelus. Kali ini dia benar-benar terdiam dihantam oleh gelombang rasa yang belum pernah dirasakan. Semakin dikunyah, semakin dia menemukan rasa baru. Kenikmatan tiada tara membuatnya seolah-olah membawanya ke dunia nan damai.
Pikirannya yang semrawut mendadak jernih kembali. Kini Razen sungguh menyadari bahwa Brisella mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki manusia biasa. Hanya saja, dia masih bertanya-tanya, dari mana Brisella belajar ini semua? Gadis kecil yang tidak pernah menyentuh peralatan dapur, selalu mengurung diri di dalam kamar, tetapi seakan-akan dia sudah menggeluti dunia memasak selama bertahun-tahun.
“Rasanya enak. Jadi, dari mana kau mendapatkan daging ini?”
“Ayah, ini adalah daging dari burung kimelus.”
Razen sontak batuk mendengar jawaban Brisella, dia tampak begitu syok.
“Apa? Daging burung kimelus?”
Brisella mengangguk. “Rasanya enak, bukan? Tenang saja, aku paham Ayah pasti terkejut karena selama ini belum ada orang yang memakan daging burung kimelus. Aku sudah memastikan kalau dagingnya aman untuk dikonsumsi. Aku mau semua orang di istana ini bisa makan daging sepuasnya. Mulai besok bisakah Ayah perintahkan para kesatria untuk berburu burung kimelus? Setidaknya dengan begini, kita bisa mengatasi kekurangan pangan di istana.”
Tidak ada yang salah dari pernyataan Brisella. Nyatanya, baru saja seusai memakan hidangan sate, staminanya terisi lagi. Maka sebab itulah, Razen juga berpikir kalau daging burung kimelus tidaklah berbahaya.
“Baiklah. Besok aku perintahkan beberapa orang kesatria untuk berburu burung kimelus.”
***
Malam ini Brisella sedang bersiap-siap pergi ke luar. Dia punya rencana ingin mengunjungi Martha dan Lolly yang terkurung di penjara bawah tanah. Cukup sulit bagi Brisella memperoleh izin dari sang raja untuk menemui mereka berdua sebab Razen berusaha menghindarkan Brisella dari sumber traumanya. Namun, Razen tetap memberi izin pada akhirnya sesaat melihat Brisella memelas.
“Nona, Anda mau pergi ke mana?”
Ziggy muncul di saat yang tidak tepat. Makhluk yang telah membawa Brisella ke dunia ini tiba-tiba menghilang selama beberapa hari lalu muncul lagi malam ini.
“Kau masih punya muka untuk muncul di hadapanku? Ke mana saja kau, Ziggy?” Ekspresi Brisella tak menyambut baik kemunculan Ziggy.
“Maaf, Nona, saya kehabisan energi setelah membawa Anda melintasi dimensi. Jadi, saya tidak punya pilihan lain selain beristirahat selama beberapa hari terakhir.”
Brisella menghela napas. Tampaknya Ziggy tidak berbohong. Brisella mengurungkan niatnya untuk memarahi Ziggy. Tidak ada gunanya dia marah karena takkan mengubah apa pun yang telah terjadi.
“Ya sudah, aku tidak mempermasalahkannya. Nanti aku akan mengobrol denganmu lagi. Saat ini aku ada urusan. Tunggu aku sampai aku kembali, kau paham?”
“Baiklah, saya akan menunggu Anda.”
Brisella segera berangkat ke penjara bawah tanah bersama dua orang kesatria kepercayaan Razen. Melewati lorong gelap dan lembab, Brisella merasakan hawa kurang menyenangkan di sepanjang jalan ke penjara.
Suara rintihan, bau darah, bau menyengat dari daging membusuk, segalanya campur aduk menjadi satu. Razen menjadikan penjara bawah tanah sebagai tempat penyiksaan bagi tahanan yang telah mengusik kehidupan anggota istana kerajaan.
Setiba di depan pintu jeruji besi tempat terkurungnya Martha dan Lolly, Brisella langsung dipersilakan masuk oleh penjaga penjara. Alangkah terkejut Brisella kala mendapati mereka berdua dalam kondisi memprihatinkan. Mereka disiksa hingga kehilangan kedua tangan. Cukup puas melihat penderitaan mereka di tempat ini.
“Halo, Martha, Lolly, sudah lama tidak bertemu.” Brisella menyapa dengan senyum tipis seraya memandang renda keduanya.
Martha dan Lolly serentak mengangkat dagu, menatap penuh dendam ke arah Brisella.
“Untuk apa kau kemari lagi?! Kau sudah puas melihatku menderita?!” Lolly berteriak. Terlihat jelas dia sedang bergelut dengan bayangan kematian yang menghantuinya sepanjang waktu.
“Aku belum puas. Seharusnya kalian mendapatkan siksaan yang lebih perih dari ini. Ayahku cukup baik membiarkan kalian hanya kehilangan dua tangan saja,” balas Brisella.
Nada bicara Brisella terdengar menjengkelkan bagi mereka berdua. Bagaimana gadis lemah itu tumbuh tiba-tiba menjadi gadis tangguh? Mungkin itulah pertanyaan yang mendekam di kepala mereka selama berada di penjara.
“Dasar jalng! Jika tahu kejadiannya seperti ini, aku akan membunuhmu lebih awal—”
“Apa kau pikir setelah membuatku kehilangan segalanya, hidupmu akan tenang? Beliau takkan membiarkan hal ini terjadi!” Tiba-tiba Martha menyela, ia juga berteriak marah pada Brisella.
Pupil mata membesar, bara api amarah jelas tersirat dari sorot matanya. Brisella dapat merasakan betapa besar keinginan Martha membunuh Brisella detik itu juga.
“Beliau? Siapa yang kau maksud? Mungkinkah sejak awal kau bekerja pada seseorang yang ingin menghancurkanku?”
Raut muka Brisella berubah serius kala Martha menyinggung seseorang yang belum tahu itu siapa.
“Hahaha.” Martha tertawa seperti orang gila. “Ya, aku diutus untuk menghancurkanmu! Mencabik-cabikmu dan memastikan kewarasanmu hilang. Padahal tujuanku sedikit lagi tercapai. Siapa sangka kau berubah dalam semalam.”
Sungguh tak terduga. Brisella mulanya berpikir alasan Martha menyiksanya sebab rasa benci yang tertanam di hati karena sang ratu meninggal tidak lama sesudah melahirkan Brisella, tetapi ternyata ada bangkai yang disembunyikan Martha selama ini.
“Siapa orang yang menyuruhmu? Katakan padaku!” Mengerikan. Tekanan yang dikeluarkan Brisella membuat bulu kuduk merinding.
“Kaisar dan permaisuri. Mereka berdua yang menyuruh— hup!” Martha tanpa sadar mengatakannya. Lekas dia membungkam mulutnya sendiri.
“Kaisar dan permaisuri? Jangan-jangan mereka dalang di balik kekeringan tanah Sizilien? Mereka juga dalang dari kematian ibuku? Kau tidak perlu menjawabnya. Aku tidak tahu alasan mereka melakukan ini, tetapi mereka sudah melampaui batas. Aku menghargai kejujuranmu, Martha.”
Bibir mungil Brisella melayangkan sebuah senyum penuh intimidasi beserta aura dingin nan menusuk jantung. Mendadak saja Martha dan Lolly kehilangan keberanian menatap Brisella. Entah bagaimana, gadis di depan matanya terlihat bukan seperti manusia biasa. Melainkan makhluk menyeramkan yang bisa melahap siapa pun kapan saja.
“Mari sudahi pertemuan kita.” Brisella berbalik badan bersiap meninggalkan penjara. Tepat sebelum menginjak pintu keluar, Brisella kembali berbalik sambil berucap, “Ah, aku harus memberitahumu, sebenarnya Brisella sudah mati. Tujuanmu menghancurkan Brisella sudah terwujud. Selamat ya, Martha. Kau berhasil menapaki neraka akibat kebodohanmu sendiri.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Susilawati
akhirnya ketahuan juga siapa dalang sesungguhnya.
ayo Brisella cepat beritahu ayah mu apa yg di katakan oleh si Martha
2024-08-23
2
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-08-22
1