"Ck, apa-apaan ini?"
Brisella berdecak kesal. Tatapan matanya nan kuat menatap balik sang pelayan. Seketika pelayan itu pun memaku sebab ini adalah kali pertama Brisella berani membalas tatapannya.
Huh? Apa yang terjadi padanya? Dia biasanya menunduk takut ketika aku meneriakinya. Namun, lihatlah sekarang, dia menatapku tanpa rasa takut.
Pelayan tersebut bernama Lolly. Wanita itu pelayan pribadi yang mengurus segala kebutuhan Brisella selama ini. Bukannya melindungi Brisella, Lolly justru menjadi orang yang paling sering merundung Brisella.
Tidak hanya sebatas merundung, Lolly juga melakukan kekerasan fisik terhadap Brisella sehingga saat ini tubuh Brisella nan ringkih dipenuhi bekas luka. Lebih parahnya lagi, kekerasan ini diketahui secara baik oleh pelayan yang bekerja di istana kediaman Brisella.
"Anda baru saja berdecak? Sepertinya Anda sudah tidak takut lagi ya, Yang Mulia."
Brisella menyunggingkan senyum seraya memainkan ujung rambut. Sedikit pun tidak terlihat sisi dari Brisella dahulu.
"Ah, tidak. Aku tidak berdecak, mungkin kau salah dengar."
Raut muka Brisella berubah datar, dia tidak bisa langsung memberi serangan beruntun kepada Lolly karena tenaganya tengah sekarat. Tubuh itu belum makan selama seharian penuh.
"Ekspresi Anda berubah dengan cepat. Ya sudahlah, saya tidak peduli. Saya kemari membawakan air untuk membasuh muka Anda. Lakukan sendiri, saya ada rencana kencan hari ini. Saya tidak sudi menghabiskan waktu berharga saya untuk mengurus Anda," ucap Lolly menaruh satu baskom air bersih di atas meja.
Lolly memberi sorotan sinis ke arah Brisella. Kemudian berlalu dari hadapan gadis itu dalam sekejap mata. Ketika ia keluar, Lolly menghempaskan pintu sampai membuat Brisella terkejut.
"Harusnya tadi aku tampar saja wajah jeleknya itu," gerutu Brisella geram.
"Nona, mari kita membuat kontrak!" seru Ziggy tiba-tiba.
Brisella sontak terhening. Kedua matanya mengisyaratkan kebingungan.
"Kontrak? Kontrak apa yang kau maksud?"
"Kontrak kerja sama. Selama Anda berada di dunia ini, saya akan melindungi Anda. Tubuh yang Anda tempati sekarang tidak punya kemampuan sihir. Menurut Anda, apa Anda bisa bertahan di dunia ini tanpa adanya perlindungan sihir?"
Brisella merenung sejenak. Segala macam ingatan bergelombang di dalam pikiran. Seluruh gambaran menakutkan serta menyedihkan dialami oleh tubuh tersebut.
Di istana ini, Brisella tidak bisa mengandalkan siapa pun sebab ia terkurung di antara orang-orang yang membenci dan merundungnya. Ayah beserta kedua kakak laki-lakinya tidak pernah peduli mau dia hidup atau mati. Maka dari itu, Brisella berpikir bahwasanya kontrak kerja sama yang ditawarkan Ziggy membawa keberuntungan untuknya.
"Benar juga yang kau katakan, tetapi kau sungguh bisa melindungiku kan?"
Ziggy mengangguk, meski hanya sesosok slime, Brisella masih bisa melihat raut muka Ziggy yang tampak meyakinkan.
"Percayakan saja kepada saya. Ingatlah, saya ini slime agung," kata Ziggy penuh percaya diri.
"Slime agung itu sebenarnya makhluk apa? Kenapa kau menyebut dirimu slime agung?"
Brisella mendadak mengalihkan pertanyaan ke rasa penasaran yang sejak tadi menghantuinya.
"Karena saya punya kemampuan di atas makhluk lain. Oleh sebab itu saya dikatakan sebagai slime agung. Jadi, bagaimana? Anda mau menjalin kontrak dengan saya?"
Brisella menjawab, "Baiklah kalau begitu. Ayo kita buat kontrak."
Tatkala Brisella berucap demikian, cahaya terang muncul dari bawah kaki. Cahaya tersebut hilang dalam sekejap begitu Brisella memejamkan mata.
"Kontrak sudah selesai."
Brisella membuka mata, ia kembali bingung.
"Sudah selesai? Seperti itu saja?"
"Ya, ketika Anda menyetujuinya, kontrak di antara kita secara otomatis terikat."
Brisella pikir membuat kontrak dengan Ziggy sangat rumit, rupanya tidaklah serumit itu. Saat ini dia tidak punya siapa-siapa selain Ziggy yang bisa dia andalkan selama berada di dunia tersebut.
Selepas itu, Ziggy mengubah wujudnya menjadi sebuah cincin agar mempermudah Brisella membawanya ke mana-mana.
"Sekarang aku basuh mukaku terlebih dahulu."
Brisella mengambil baskom kecil yang berisi air. Betapa terkejut ia menemukan genangan air keruh di dalam baskom.
"Bagaimana bisa mereka membiarkanku mencuci muka dengan air sekotor ini? Dan lagi airnya bau lumpur," gumam Brisella marah sekaligus merasa jijik.
"Itu dikarenakan kurangnya pasokan air di wilayah kerajaan, Nona. Anda sudah tahu bagaimana kondisi wilayah kerajaan Sizilien yang dilanda kekeringan dahsyat," tutur Ziggy.
Brisella menghela napas kasar. Terpaksa dia harus berbaur dengan lingkungan yang sangat buruk.
"Baiklah, aku paham."
Brisella secara pelan dan hati-hati membasuh mukanya menggunakan air kotor itu. Dia buru-buru menyeka wajahnya dengan sehelai handuk kecil. Sesudah itu, Brisella pun mengganti pakaian.
"Bahkan, pakaiannya pun tidak ada yang bagus. Semuanya lusuh. Ternyata gadis ini mengalami situasi yang lebih buruk dari perkiraanku."
Brisella kembali membaringkan badan di atas tempat tidur, ia bermaksud untuk tidur sebelum menghadapi hari esok. Ketika dia terlelap, tanpa terasa langit berganti malam. Brisella terbangun sebab rasa lapar yang menyiksa perut.
"Ah, aku sangat lapar. Kenapa tidak ada pelayan yang mengantarkan makanan?"
Brisella terpaksa berjalan ke luar kamar menuju dapur. Dari celah pintu, ia mengintip apa ada orang di sana atau tidak. Rupanya tidak ada orang. Langsung saja Brisella masuk menyusuri isi dapur.
"Apa tidak ada yang bisa aku makan di sini?"
Sejenak Brisella memandang miris dapur tersebut. Tampak tak terurus, seluruh peralatan memasak kotor dan berdebu, serta bahan-bahan makanan banyak membusuk.
"Sial! Ini lebih buruk dari yang aku bayangkan."
Hal ini paling dibenci Brisella. Sebagai seorang koki profesional, dia benci menyaksikan pemandangan tersebut.
Brisella berencana kembali ke kamar membawa perasaan kesal. Percuma saja dia ke sini, tiada sesuatu yang dapat dijadikan pengganjal perut.
"Ziggy, bisakah kau memberi aku makanan?"
Tidak ada jawaban dari Ziggy.
"Ziggy, kau ada di sana?"
Brisella memanggil sekali lagi, tetapi masih tak ada jawaban dari Ziggy.
"Ke mana makhluk ini? Padahal aku sedang membutuhkan—"
Sontak Brisella tersungkur ke lantai, tiba-tiba atap lorong istana hancur dan puing-puingnya berjatuhan. Sesosok makhluk menyeramkan bersayap melayang tepat di atas kepala Brisella. Kedua matanya menyorot tajam ke arah gadis itu.
"Hah? Makhluk apa itu? Arghhh ..! Tangan dan kakiku terluka."
Brisella syok sekaligus mengeluh perih, tanpa sengaja dia terluka terkena puing-puing atap lorong. Kala itu Brisella mengabaikan rasa perihnya, dia lebih takut dimangsa oleh makhluk menyeramkan yang ada di hadapannya.
Perlahan makhluk itu pun mendekat pada Brisella. Dia semakin takut tak karuan.
"Aku harus kabur, tetapi kakiku sakit, aku tidak bisa berjalan. Aku tidak mau mat— AAAAAGGHHHHH!"
Bahana teriakan Brisella memecah lorong istana kediamannya. Makhluk itu hendak menerkam dan menghabisi nyawanya.
"Merunduklah, Brisella!"
Sebuah cahaya bak laser api melesat memukul jauh makhluk yang ingin menyerang Brisella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Susilawati
siapa tuh yg dtg menolong Brisela?
2024-03-14
4
kawaii🥰
lanjut /Determined/
2024-03-06
1
RJ 💜🐑
update yang banyak thor 👍🏻👍🏻🔥🔥🔥🙏🏻🙏🏻🙏🏻❤
2024-03-06
1