Kediaman Pangeran Kedua

Sesaat ketika Brisella tiba di istana kediaman pangeran kedua, ia sedikit bertanya-tanya perihal suasana hening di tempat tersebut. Namun, tatkala dia berjalan semakin masuk ke dalam istana, seorang pelayan melihat kedatangan Brisella. Akan tetapi, tersirat keraguan di raut mukanya. Tampaknya dia meragukan siapa gerangan gadis kecil yang dikawal dua orang kesatria.

“Ada di mana Peter?” tanya salah seorang kesatria kepada pelayan tersebut.

“Tuan Peter sedang berada di dapur,” jawab pelayan itu.

“Katakan padanya tuan putri datang, beliau akan menginap di istana pangeran kedua. Tolong siapkan tempat tidur, air mandi, dan makanan.”

Kedua mata pelayan itu membelalak kaget sambil memandang ke arah Brisella.

“Tuan putri? Astaga, mohon maafkan kelancangan saya, Yang Mulia. Salam kepada Yang Mulia Putri. Sekali lagi saya meminta maaf atas ketidaksopanan saya tidak menyapa dan menyambut kedatangan Anda.”

Sungguh berbeda jauh dari pelayan yang bekerja di istana kediamannya. Sepertinya pelayan di sini lebih tahu sopan santun serta lebih paham soal posisi mereka masing-masing.

“Tidak masalah, kau tidak perlu merasa bersalah.” Brisella menjawab disertai nada suara nan lembut.

“Terima kasih atas kemurahan hati Anda. Kalau begitu, saya panggilkan dulu tuan Peter.”

Setelah mendengar penjelasan dari kesatria, ternyata Peter merupakan kepala pelayan istana kediaman pangeran kedua. Dia yang mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan sang pangeran. Brisella juga baru tahu rupanya setiap bagian istana memiliki masing-masing kepala pelayan. Dia pikir kepala pelayan hanya diemban oleh satu orang saja. Namun, tetap saja  posisi kepala pelayan istana utama paling tinggi.

Berselang lima menit, Peter datang tergesa-gesa, ternyata pria itu masih sangat muda. Dia segera menundukkan badan seraya memberi salam.

“Salam kepada Yang Mulia Putri Brisella.”

Sekilas terlihat sorot mata Peter terpaku kala melihat sosok Brisella. Ini merupakan kali pertama ia bertemu Brisella secara langsung.

“Peter, tuan putri akan menetap di istana kediaman pangeran kedua sementara waktu. Raja menyuruhmu mengurus tuan putri, nanti beliau akan memberi penjelasan lebih lanjut padamu,” tutur salah satu kesatria.

“Baiklah kalau begitu. Serahkan saja tuan putri kepadaku.” Peter menunjukkan ekspresi tenang dan lembut, dia tampak berusaha membuat Brisella nyaman. “Kemarilah, Yang Mulia. Saya akan membawa Anda ke kamar,” lanjutnya menuntun jalan Brisella.

Istana kediaman sang pangeran kedua jauh lebih bersih dan megah dibanding istana kediamannya. Entah apa alasan ayahnya menempatkan dia di istana kumuh seperti itu, Brisella juga belum mengetahui jawabannya.

Peter membawa Brisella ke sebuah kamar kosong.

“Yang Mulia, sementara waktu Anda akan tidur di kamar ini,” tutur Peter.

Brisella pun melangkah masuk ke dalam kamar. Betapa gembira hatinya mendapati ruang tidur nan bersih, berbanding terbalik dengan kamar dia sebelumnya. Di waktu yang sama, datang sesosok gadis pelayan menghadap Brisella.

Lalu Peter berkata kembali, “Gadis ini adalah adik saya, namanya Portia. Dia yang akan mengurusi Anda selama berada di sini. Jika ada sesuatu yang Anda inginkan, minta saja ke Portia.”

Sepasang bola mata Portia mengisyaratkan rasa prihatin mendalam terhadap Brisella. Padahal dia membayangkan Brisella tumbuh tinggi selayaknya anak-anak seumurannya. Namun, ketika melihat Brisella langsung, mulutnya terkunci. Tiada rasa yang dapat menggambarkan suasana hatinya selain rasa iba.

“Salam kepada Yang Mulia Putri Brisella.” Portia mengucap salam disertai nada suara gemetar.

“Halo, Portia. Mohon kerja samanya.” Brisella membalas dengan senyum lebar.

Hati Portia kian teriris melihat senyum Brisella. Gadis kecil itu seketika membuang muka, ia tidak mau menyaksikan ekspresi iba dari Portia.

“Kalau begitu, Yang Mulia, saya pamit undur diri.”

“Ya, terima kasih, Peter.”

Peter melontarkan senyuman, ia pamit pergi berbalik badan meninggalkan Brisella bersama adiknya, Portia.

“Yang Mulia, bagaimana kalau kita mandi dulu? Saya akan segera menyiapkan air hangat untuk Anda,” tutur Portia bertanya.

Brisella mengangguk pelan. Portia bergegas ke kamar mandi, mengisi air ke dalam bathup. Sementara menunggu airnya terisi, Brisella mengitari kamar. Dia mengamati pemandangan ruang tidur yang sungguh rapi dan bersih. Amat nyaman berada di sana, berbanding jauh bila dibandingkan dengan kamar tidurnya.

“Saya sudah selesai mengisi airnya. Saya akan membantu Anda melepaskan pakaian.”

Brisella sontak mengelak dari Portia.

“Aku bisa mandi sendiri. Kau tidak perlu membantuku,” ujar Brisella menolak keras.

“Tetapi, lebih mudah jika saya membantu Anda mandi.” Portia bersikeras ingin memandikan Brisella.

“T-Tidak … ini sangat memalukan bila kau melihat apa yang ada di balik pakaianku.”

Gadis berbadan kecil itu sebenarnya hanya malu apabila Portia membantu membasuh tubuhnya karena ada banyak sekali bekas luka di punggung hingga kakinya. Lalu dia malu dengan badannya yang tinggal tulang berbalut kulit saja.

“Tidak apa-apa, Yang Mulia. Jangan khawatir, saya takkan menertawakan Anda.”

Portia masih berusaha meyakinkan Brisella. Setelah dia pikirkan kembali, Brisella pun mulai luluh. Dia berpikir bahwa jika saja Portia melihat bekas lukanya, mungkin dia langsung melaporkan kepada Razen. Dengan demikian, besar kemungkinan para pelayan yang berada di istana kediamannya akan mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi.

“Ya sudah. Kalau begitu, aku mengizinkanmu membantuku mandi.”

Kemudian Portia menanggalkan kancing baju Brisella. Lagi-lagi dia merasa miris melihat pakaian Brisella yang bahkan lebih lusuh dibanding pakaian pelayan. Sungguh tidak mencerminkan pakaian seorang tuan putri.

Tatkala pakaiannya terbuka, Portia menganga karena syok berat. Di balik baju putih dikenakan Brisella, terdapat sejumlah bekas luka lama dan baru. Sekujur punggung Brisella dilingkupi tertutupi luka yang tertutup serta luka baru yang meninggalkan jejak dalam. Lalu kedua tangan hingga kaki Brisella tak luput dari luka-luka serupa.

Portia membisu, pikirannya mulai kalut. Perasaan buruk berkecamuk, seluruh badannya bergetar hebat.

“Portia? Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba terdiam?” Brisella pura-pura bertanya seakan-akan dia tidak paham.

“Maaf, saya tidak sengaja melamun.”

Portia menggerakkan tangannya kembali, ia telah mengetahui apa yang dialami Brisella selama ini tanpa harus bertanya pada gadis tersebut.

Aku akan melapor kepada raja. Beliau harus tahu bahwa tuan putri  mengalami masa-masa sulit yang amat menyesakkan selama ini.

***

Brisella termenung menatap ke arah sepotong roti, kentang bakar, dan segelas air putih. Semuanya merupakan jatah makan ia pagi itu.

“Yang Mulia, apa Anda tidak suka makanannya?” tanya Portia.

“Hanya ini yang dimiliki oleh istana? Tidak ada makanan lain?” Brisella keheranan. Semenjak dia berada di sini, tiada makanan lain yang dia temukan selain roti dan kentang.

“Anda lupa? Wilayah kerajaan kita mengalami kekeringan sehingga istana terpaksa memotong sebagian anggaran untuk membagikan makanan serta air bersih ke penduduk. Maka sebab itulah, kita di istana hanya dapat menyantap roti dan kentang saja. Ditambah kondisi tanah yang kering membuat para petani kesulitan, cuma kentang tanaman yang bisa tumbuh di tanah gersang. Lalu para pedagang sudah lama tidak masuk ke wilayah kerajaan. Hal ini semakin membuat kita kesulitan pangan.”

Brisella mengangguk mengerti. Prihatin sekali mendengar kondisi kerajaan yang nyaris berada di ambang kehancuran. Tanpa berlama-lama, Brisella segera menyantap makanannya. Di detik itu, Brisella menyadari sesuatu dari tubuh yang sedang dia rasuki.

Terpopuler

Comments

Susilawati

Susilawati

setelah sekian purnama baru up kembali nih putri Brisella.

2024-08-08

2

Yoni Hartati

Yoni Hartati

alhirnya up juga .lama upnya😅😅

2024-08-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!