Sesuatu yang terlewatlan

Kirana tersenyum lega setelah mendapatkan kabar bahwa suaminya telah tiba di Jogja. Setelah kecelakaan tiga tahun yang lalu, Kirana memang selalu di landa ketakutan ketika suaminya itu pergi.

Dia selalu menunggu kabar dari suaminya itu di rumah. Memang sejak melahirkan buah hati mereka, Theo melarang Kirana untuk terus bekerja.

Dan dengan sangat terpaksa, Kirana menuruti keinginan Theo dengan menyerahkan kantornya pada orang kepercayaannya.

Kehidupannya teramat bahagia setelah pernikahannya dengan Theo, jadi Kirana tak ingin menghancurkan kebahagiaannya sendiri dengan tetap keras kepala untuk mengurus kantornya sendiri.

Kirana tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang telah Tuhan serta Anya berikan kepadanya. Kesempatan itu tidak akan pernah datang untuk ke dua kalinya.

Menikah dengan pria yang sangat dia cintai dan juga sangat mencintainya. Kedua mertua yang juga mulai menyayanginya.

Jujur, Kirana merasakan banyak hikmah yang ia dapat dari kecelakaan yang membuat Anya pergi itu.

Mungkin Kirana merasa sangat berdosa karena telah bersyukur setelah kepergian Anya, seolah takdir wanita itu telah beralih kepadanya.

Tapi di dalam lubuk hati Kirana yang paling dalam, sama saja seperti Theo, dia juga sangat merasa bersalah pada Anya.

"Mama"

Suara kecil itu mengejutkan Kirana hingga lamunannya buyar seketika. Namun wajah terkejut itu langsung berubah menjadi binar bahagia saat melihat putra kecilnya berdiri di sampingnya.

"Ada apa sayang??"

"Ada Opa cama Oma di depan"

"Benarkah?? Ayo kita lihat" Kirana menuntun putra kecilnya itu menghampiri kedua mertuanya.

Walau Theo dan Kirana memutuskan untuk memiliki rumah sendiri, namun kedua mertuanya itu hampir setiap hari datang berkunjung untuk menemani cucunya bermain.

"Maaf Pa Ma, Kirana nggak tau kalau Mama dan Papa sudah sampai"

"Tidak papa Kirana" Vega memang baik dan sudah menerima Kirana sebagai menantunya.

Tapi sikapnya tak bisa sehangat dulu seperti saat bersama Anya, wanita itu justru berubah sangat dingin.

"Azka, ayo main sama Opa di belakang" David menggendong cucu pertamanya itu layaknya pesawat terbang hingga membuat bocah laki-laki itu tertawa terbahak-bahak.

"Theo pergi ke luar kota lagi??"

"Iya Ma" Meski sikap Vega tak bisa hangat kepadanya. Tapi Kirana bersyukur mertuanya itu tidak terlihat membencinya sama sekali.

"Kali ini dia ke mana??" Vega membuka lembar demi lembar majalah yang bagian depannya terpampang dengan tampan wajah Theo sebagai CEO muda paling berpengaruh di Indonesia.

"Ke Jogja Ma"

"Apa?? Jogja??" Vega terlihat begitu terkejut.

Bahkan selama tiga tahun ini, Kirana baru melihat ekspresi wajah yang berbeda dari Vega kali ini. Bahkan wajah Vega mulai memerah karena keterkejutannya itu.

"I-iya, memangnya kenapa Ma??"

Vega menarik nafas panjangnya. Seperti sedang mencoba untuk menenangkan hatinya.

"Tidak papa. Kalau tau begitu kan kami sekalian ikut ke sana. Kamu tau sendiri kalau kami sering ke sana" Vega mulai terlihat ke setelan awalnya. Dingin dan seperlunya saja.

"Jadi Papa dan Mama mau ke sana lagi?? Bukannya bulan lalu sudah Jogja??"

"Kami menyukai suasana di sana. Bahkan kalau bisa kami ingin menghabiskan masa tua di sana. Tapi karena ada Azka di sini. Kami masih memikirkannya"

Kirana masih heran kepada kedua mertuanya itu. Karena hampir setiap bulan mereka pergi berlibur ke Jogja.

Maksud Kirana, sebenarnya tak ada maslaah kalau mereka ingin berlibur setiap bulannya. Tapi seperti tak ada tujuan lain saja. Uang mereka saja berlimpah ruah, tapi tak pernah pergi berlibur selain ke Jogja.

"Kirana jadi penasaran dengan tempat yang sering Mama dan Papa datangi itu. Apa seindah itu, sampai Mama dan Papa tidak pernah bosan"

Kirana amat sangat menyayangi keuda mertuanya itu. Dia telah menganggap kedua orang tua Theo sebagai orang tuanya sendiri.

"Keindahan bukan hanya di lihat dari tempatnya saja. Tapi suasana dan juga apa yang ada di sana"

"Mama benar"

Meski masih diterpa kecanggungan seperti itu. Tapi Kirana tak pernah bosan menemani mertuanya saat mereka berkunjung ke rumah. Kirana yakin kalau mereka lambat laun bisa menerima dirinya sepenuh hati.

*

*

*

Satu hari setelahnya, Theo telah selesain mengunjungi proyek Resortnya untuk pertama kalinya setelah dia menginjakkan kaki di Kota istimewa itu.

Memang sebelumnya dia menyerahkan semua pekerjaan pada salah satu anak perusahannya yang ada di Jawa Tengah. Tapi karena adanya kendala, membuat Theo harus turun tangan sendiri. Dia hanya di temani oleh Boby selama di Jogja untuk beberapa hari ke depan.

Kini, Theo tengah berada di sebuah restoran di dekat jalan yang amat sangat terkenal di Jogja untuk bertemu salah satu kliennya.

Theo ingin membahas desain interior yang di tawarkan oleh salah satu perusahaan meubel yang cukup terkenal dengan produk ramah lingkungannya.

Pembangunan Resort di kota dengan tujuan wisata yang besar tentu saja menarik para pebisnis untuk menawarkan produk-produk mereka.

"Jadi begitu Tuan Theo, Kami harap proposal kami bisa pertimbangkan oleh Tuan Theo"

Theo menutup proposal yang telah dirancang dengan sedemikian rupa oleh perusahaan meubel itu.

"Saya tertarik dengan produk perusahaan kalian. Tapi kalau ingin bekerja sama dengan saya tentunya kalian harus tau saya ini orangnya seperti apa. Selama kalian bisa menjaga kepercayaan saya dan tidak mengecewakan saya. Saya juga tidak akan menghancurkan kalian"

"Kami tidak akan mengecewakan anda Tuan"

"Boby, urus dulu semuanya. Aku harus mengangkat telepon sebentar"

Boby tau apa yang harus ia lalukan setelah Tuannya itu menyetujui kerjasama itu.

Theo pergi keluar Restoran sambil mengangkat panggilan teleponnya.

"Saya masih beberapa hari lagi di Jogja. Saya akan menghubungi Anda lagi kalau sudah kembali ke Jakarta"

"....."

"Silahkan buat sebaik mungkin sebelum Anda menyerahkannya kepada saya"

"...."

"Ini kesempatan terakhir, kalau sampai ada kesalahan lagi, saya masih bisa mencari yang lain"

"....."

"Hemm, silahkan saja"

Theo mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Dia tidak suka menjalin kerja sama dengan orang yang tidak serius bekerja sama dengannya.

Brak...

Theo tanpa sengaja menabrak seseorang saat dia berbalik tanpa melihat keadaan di sekitarnya dulu.

"Tidak bolehkan saya minta tolong tunjukkan di mana tongkat saya??"

Theo yang masih terkejut tentu saja bingung apa yang di maksud wanita yang kini berjongkok di bawahnya karena tadi sempat ia tabrak.

Sampai akhirnya Theo melihat wanita itu meraba-raba sekitarnya, barulah Theo sadar kalau Winata itu mencari sesuatu.

"Dia buta??" Batin Theo.

Theo langsung paham dan berjongkok sejajar dengan wanita itu untuk mengambil tongkat lipat yang terjatuh agak jauh dari pemiliknya. Dia meletakkan kembali tongkat itu di sisi wanita tadi.

Sampai mata Theo melebar dengan penuh saat melihat cincin yang sangat ia kenali melingkar di jari manis wanita yang belum sempat ia lihat wajahnya itu.

Theo yakin sekali kalau hanya ada satu cincin di dunia ini yang berbentuk seperti itu. Karena Theo sendiri yang membuat desainnya.

Hingga dengan sangat berat, Theo mengangkat kepalanya untuk melihat wajah wanita pemilik cincin itu.

"Terimakasih Tuan"

Deg...

Theo mematung, jantungnya terasa berhenti berdetak saat ini. Otaknya pun tak ingin bekerja karena paru-parunya seperti tak bisa memasok oksigen ke otaknya.

Senyuman itu, senyuman yang di miliki seseorang di dalam ingatannya. Suara lembut dan merdu itu, Theo sangat hafal. Hanya satu yang membuat Theo merasa asing, sorot mata jernih dan penuh biar itu kini berubah kosong.

Tak..tak..tak..tak..

Hingga suara ketukan tongkat yang bergesekan dengan jalan itu mulai menjauh, barulah Theo tersadar dari keterkejutannya. Dia bahkan belum sempat mengeluarkan sepatah katapun. Untuk meminta maaf karena baru saja menabraknya saja tidak bisa karena terlalu terkejut dengan apa yang didapatinya saat ini.

"Non, kemana aja?? Bibi cariin dari tadi!!" Wanita yang menyebut dirinya Bibi itu menuntun Nonanya.

Theo semakin yakin kalau dia tidak salah mengenali seseorang setelah melihat wanita tadi di hampiri seseorang yang ia kenal.

Theo kembali menghubungi seseorang tanpa memutus pandangannya pada wanita tadi yang semakin menjauh.

"Cari tau tentang kecelakaan tiga tahun lalu. Aku yakin ada sesuatu yang aku lewatkan di sini. Aku ingin semuanya malam ini juga tanpa ada yang terlewatkan!!"

"Baik Tuan" Sahut seseorang yang di percayai oleh Theo.

Terpopuler

Comments

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Sebenarnya anya msh hidup y,,cma dia g' mau krn kasihan theo mau menikah dganny krn tdak ada rasa cinta..
Atau jgn" ibu vega tau lo anya buta & memilih tinggal di jogja

2024-04-21

0

Isabela Devi

Isabela Devi

Anya masih hidup? trus yg di kubur siapa

2024-04-30

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Kecelakaan
3 Kepergian Anya
4 Doa untuk Anya
5 Keterpurukan Theo
6 Pernikahan Theo dan Kirana
7 Tiga tahun kemudian
8 Sesuatu yang terlewatlan
9 Kecurigaan Theo
10 Rahasia yang terbongkar
11 Fakta yang terungkap 1
12 Fakta yang terungkap 2
13 Lebih dekat dengan Anya
14 Tetaplah bertahan
15 Bertemu Zaky
16 Setelah tiga tahun
17 Tak bisa menghindar
18 Bagaikan berlian
19 Apa kamu mencintaiku??
20 Keadaan Anya
21 Alasan Anya
22 Tolong bantu aku
23 Mr. Incredibles
24 Bayangan Anya
25 Tidak mungkin!!
26 Satu cara
27 Pendirian Anya
28 Sampai kapan Anya??
29 Bayangan tak pernah bersuara
30 30. Iri dengan Anya
31 Teman Kuliah
32 Keinginan Kirana
33 Aku hanya buta
34 Memberitahu Anya
35 Harapan Kirana
36 Permohonan Kirana
37 Kenapa menyalahkan ku??
38 Pengakuan Anya
39 Kesepakatan
40 Kecurigaan Zaky
41 Keadaan Azka
42 Tidak cocok
43 Tidak mungkin
44 Genetik
45 Tak ingin bahagia sendiri
46 Kepulangan Anya
47 Kepulangan Anya ll
48 Selalu memendam sendiri
49 Harus siap
50 Serakah
51 Putri yang malang
52 Kilasan masalalu
53 Lily putih
54 Ada apa di antara kalian??
55 Kekuarga kecil yang bahagia
56 Saya Ayah kandungnya!!
57 Siapa dia??
58 Benar-benar gila
59 Perasaan Zaky
60 Katakan siapa dia!!
61 Rahasia besar
62 Berujung nestapa
63 Demi kesembuhan Azka
64 Aku bukan barang
65 Penyesalan tak berujung
66 Jangan egois!!
67 Hanya demi Azka
68 Tepati janji kamu!!
69 Pengakuan Theo
70 Perasaan yang hilang
71 BUKAN UPDATE
72 Wajah sendu Anya
73 Perjanjian
74 Yang menyayangimu
75 Kabar perceraian Theo
76 Cinta pertama
77 Selamat tinggal Anya
78 Pencuri kecil
79 Pencuri kecil II
80 Tak berhak cemburu
81 Tega
82 Bolehkah aku berharap??
83 Lama-lama terbiasa
84 Menuntut Kirana
85 Dokter Anya
86 Orang asing
87 Cemburu
88 Tak akan memaksa
89 Membuka hati
90 Lily putih
91 Kopi panas
92 Cerita Kirana
93 Sadarlah
94 Ternyata sesakit ini
95 Bunga terakhir
96 Sekelumit perhatian
97 Papa Landi
98 Peraturan tidak masuk akal
99 Suara hantu
100 Wanita yang saya cintai
101 Aku merindukan mu
102 Sakit
103 Memaksa
104 Terbuat dari apa hatimu??
105 Rencana Kirana
106 Pertama kalinya
107 Semakin runyam
108 Cemburu lagi
109 Titip Anya
110 Karam sebelum berlayar
111 Kejujuran Anya
112 Mencari Anya
113 Dimana Anya??
114 Tidak peduli??
115 Mencari Anya
116 Menyerahkan diri
117 Candra Wijaya
118 Melarikan diri
119 Pembalasan Takdir
120 Pergilah
121 Sampai detik ini
122 Ke dua kalinya
123 Janji??
124 Ancaman tak berarti
125 Porak-poranda
126 Aku sudah tidak butuh!!
127 Hati yang menentukan
128 Meminta kesempatan ke dua
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Perpisahan
2
Kecelakaan
3
Kepergian Anya
4
Doa untuk Anya
5
Keterpurukan Theo
6
Pernikahan Theo dan Kirana
7
Tiga tahun kemudian
8
Sesuatu yang terlewatlan
9
Kecurigaan Theo
10
Rahasia yang terbongkar
11
Fakta yang terungkap 1
12
Fakta yang terungkap 2
13
Lebih dekat dengan Anya
14
Tetaplah bertahan
15
Bertemu Zaky
16
Setelah tiga tahun
17
Tak bisa menghindar
18
Bagaikan berlian
19
Apa kamu mencintaiku??
20
Keadaan Anya
21
Alasan Anya
22
Tolong bantu aku
23
Mr. Incredibles
24
Bayangan Anya
25
Tidak mungkin!!
26
Satu cara
27
Pendirian Anya
28
Sampai kapan Anya??
29
Bayangan tak pernah bersuara
30
30. Iri dengan Anya
31
Teman Kuliah
32
Keinginan Kirana
33
Aku hanya buta
34
Memberitahu Anya
35
Harapan Kirana
36
Permohonan Kirana
37
Kenapa menyalahkan ku??
38
Pengakuan Anya
39
Kesepakatan
40
Kecurigaan Zaky
41
Keadaan Azka
42
Tidak cocok
43
Tidak mungkin
44
Genetik
45
Tak ingin bahagia sendiri
46
Kepulangan Anya
47
Kepulangan Anya ll
48
Selalu memendam sendiri
49
Harus siap
50
Serakah
51
Putri yang malang
52
Kilasan masalalu
53
Lily putih
54
Ada apa di antara kalian??
55
Kekuarga kecil yang bahagia
56
Saya Ayah kandungnya!!
57
Siapa dia??
58
Benar-benar gila
59
Perasaan Zaky
60
Katakan siapa dia!!
61
Rahasia besar
62
Berujung nestapa
63
Demi kesembuhan Azka
64
Aku bukan barang
65
Penyesalan tak berujung
66
Jangan egois!!
67
Hanya demi Azka
68
Tepati janji kamu!!
69
Pengakuan Theo
70
Perasaan yang hilang
71
BUKAN UPDATE
72
Wajah sendu Anya
73
Perjanjian
74
Yang menyayangimu
75
Kabar perceraian Theo
76
Cinta pertama
77
Selamat tinggal Anya
78
Pencuri kecil
79
Pencuri kecil II
80
Tak berhak cemburu
81
Tega
82
Bolehkah aku berharap??
83
Lama-lama terbiasa
84
Menuntut Kirana
85
Dokter Anya
86
Orang asing
87
Cemburu
88
Tak akan memaksa
89
Membuka hati
90
Lily putih
91
Kopi panas
92
Cerita Kirana
93
Sadarlah
94
Ternyata sesakit ini
95
Bunga terakhir
96
Sekelumit perhatian
97
Papa Landi
98
Peraturan tidak masuk akal
99
Suara hantu
100
Wanita yang saya cintai
101
Aku merindukan mu
102
Sakit
103
Memaksa
104
Terbuat dari apa hatimu??
105
Rencana Kirana
106
Pertama kalinya
107
Semakin runyam
108
Cemburu lagi
109
Titip Anya
110
Karam sebelum berlayar
111
Kejujuran Anya
112
Mencari Anya
113
Dimana Anya??
114
Tidak peduli??
115
Mencari Anya
116
Menyerahkan diri
117
Candra Wijaya
118
Melarikan diri
119
Pembalasan Takdir
120
Pergilah
121
Sampai detik ini
122
Ke dua kalinya
123
Janji??
124
Ancaman tak berarti
125
Porak-poranda
126
Aku sudah tidak butuh!!
127
Hati yang menentukan
128
Meminta kesempatan ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!