Fakta yang terungkap 2

"Kenapa kamu ikut menyembunyikan tentang pemalsuan kematian Anya??"

Deg.....

Kirana terlihat gelagapan namun hanya sekejap saja karena dia bisa mengendalikan dirinya lagi.

"Maksud kamu apa sayang??"

"Kamu nggak usah pura-pura. Aku sudah tau semuanya"

Sungguh Theo tidak ingin menyalahkan Kirana. Namun kemarahannya pada semua orang tidak bisa dia tahan lagi.

Kirana tidak salah, tapi permintaan Anya dan keluarganya yang salah. Tapi kenapa Kirana dan yang lainnya itu tega ikut berbohong kepadanya.

Seandainya orang lain yang berbohong, Theo mungkin tidak akan terlalu kecewa seperti ini. Tapi ini Istri dan kedua orang tuanya sendiri.

"Maaf sayang"

Memang hanya itu yang bisa Kirana ucapakan. Selama tiga tahun ini pun Kirana tidak bisa menemukan alasan apapun yang akan ia jelaskan pada Theo saat Theo mengetahui kebenarannya.

"Kenapa kalian tega??" Suara Theo menjadi lirih. Dia benar-benar menunjukkan kekecewaannya pada Kirana.

"Maafkan aku sayang. Saat itu Anya sediri yang memohon kepadaku untuk mengikuti sandiwara yang akan dia buat. Aku bahkan sudah berusaha menolak karena aku juga merasa berhutang nyawa kepadanya. Tapi dia bilang, inilah satu-satunya cara agar aku bisa membalas budi karena dia telah menyelamatkan nyawa kita" Tangis Kirana langsung pecah saat mengingat hari itu.

"Kalau kamu tidak percaya, silahkan tanya sama Papa dan Mama, juga kedua orang tua Anya. Mereka juga ada di sana waktu itu" Dari wajah Theo, pria itu seperti tak percaya dengan kejujuran Kirana.

Jujur Kirana tidak tau bagaiman caranya Theo bisa tau tentang rahasia ini. Padahal selama ini Theo tidak pernah menyinggung soal Anya lagi.

"Lalu, apa saat itu kamu juga sudah tau kalau Anya itu buta??"

Dengan kepalanya yang terasa berat, Kirana pun mengangguk.

"Bahkan saat itu, Anya sama sekali tidak menangis saat tau dirinya buta. Dia hanya meminta kepadaku untuk selalu ada di samping mu setelah itu" Kirana sampai heran bagaimana bisa Anya setegar itu.

"Kamu tau di mana Anya selama ini??"

Kirana menggeleng. Dia sama sekali tidak tau kemana keluarga Anya menyembunyikan Anya selama ini.

Terakhir dia bertemu Anya hanya saat Anya memohon kepadanya untuk menyembunyikan fakta tentang kematian palsunya. Setelah itu, dia tidak tau apa-apa lagi tentang Anya.

"Maaf, aku ikut andil untuk membohongi mu" Kirana menyusut pipinya yang basah.

Theo tak melihat adanya kebohongan di mata Kirana. Dia menjadi merasa bersalah pada istrinya itu.

"Aku juga minta maaf karena sempat marah padamu. Ini semua bukan salahmu. Sekarang masuklah, aku juga ingin melihat Azka, lalu aku harus kembali ke Jogja setelah ini" Theo mengusap kepala Kirana dengan lembut lalu berjalan ke arah kamar Azka.

"Tunggu!!" Kirana menghentikan langkah Theo.

"Darimana kamu bisa tau semua ini sayang??" Kirana sebelumnya tak berasumsi Theo bertemu dengan Anya, tapi bagaimana caranya Theo langsung bisa mengetahui kalau Anya buta tanpa bertemu orangnya langsung.

"A-apa kamu bertemu dengan Anya??" Kirana begitu gugup, entah mengapa dia begitu ketakutan kalau dugaannya benar.

"Iya" Jawab Theo dengan singkat tanpa berbalik badan sedikitpun.

Deg...

Dada kirana seperti terhimpit sesuatu. Rasanya sakit sampai kesulitan untuk bernafas.

Begitu punggung suaminya itu tak terlihat lagi karena masuk ke dalam kamar Azka. Air mata Kirana luruh dengan derasnya.

Bolehkah kalau dirinya takut kehilangan Theo?? Kirana takut kalau keadaan Anya sekarang membuat hati Theo goyah.

Keluarga kecil mereka baru bisa di katakan seumur jagung. Betapa hancurnya Kirana kalau sampai Theo memilih membalas budi atas pengorbanan Anya selama ini.

Apalagi saat ini Theo sudah menunjukkan sikap dinginnya di saat baru pertama kali bertemu dengan Anya. Lalu bagaimana selanjutnya??

"Apa ini memang sudah takdirnya?? Apa sebenarnya Theo bukanlah untukku, tapi milik Anya?? Tapi bolehkah aku berharap kepadamu ya Allah, tolong jagalah hati suamiku" Kirana mengeringkan wajahnya, lalu ikut masuk ke dalam kamar Azka menyusul Theo.

Keadaan ini sungguh seperti bencana di pagi buta. Baru saja Kirana membuka matanya, tapi sudah mendapatkan kabar yang begitu mengguncang dunianya.

Kirana memang setiap hari di landa ketakutan. Bagaimana kalau sewaktu-waktu Theo bertemu Anya tanpa sengaja, atau bagaimana kalau Theo menyadari ada kejanggalan dalam kecelakaan itu.

Selama tiga tahun ini, sebenarnya hidup Kirana merasa tak tenang. Rasa bersalahnya pada Anya tentu terus saja menghantuinya.

Seandainya saja Kirana tau kalau Anya berada di Jogja, pasti sebisa mungkin Kirana mencegah Theo untuk datang ke sana. Bukannya Kirana ingin berbuat licik, tapi dia hanya ingin melindungi keluarga kecilnya yang sudah terlanjur bahagia.

Kirana berhenti di ambang pintu kamar Azka, hatinya kembali terasa diiris-iris melihat Azka yang bisa tertawa selepas itu bersama Papanya. Hubungan Ayah dan Anak yang begitu dekat itu, rasanya tak akan sanggup jika suatu saat Theo akan pergi dari mereka.

Kirana berbalik dan lebih memilih bersembunyi di balik pintu. Dia menangis dalam diam dengan memegang dadanya yang teramat perih.

"Ya Allah, jagalah hati suamiku. Aku menitipkan segalanya kepada-Mu"

"Ampun Papa, geliii ahahahahha....."

Tawa nyaring Azka itu membuat tangis Kirana semakin pecah.

"Papa gigit tangannya. Huaaaa.." Theo benar-benar kembali hangat saat di hadapan putranya. Tidak seperti tadi saat berhadapan dengannya.

Kirana tidak tau harus bagaimana sekarang. Dia tidak tau caranya menghadapi Theo. Dia mengaku salah karena berbohong. Tapi dia juga dalam posisi serba salah saat itu. Hanya permintaan maaf yang mungkin saja akan sulit Theo terima untuk saat ini. Namun hanya itu saja yang bisa Kirana sampaikan. Lidahnya terasa kelu menghadapi Theo dengan tatapan dinginnya seperti tadi.

"Sekarang Papa kerja dulu ya?? Kamu di rumah sama Mama, nurut apa kata Mama ya??"

"Iya Papa, hati-hati ya"

"Iya, sayang. Muaahhh" Theo mengecup kedua pipi Azka bergantian.

Mendengar itu, Kirana cepat-cepat menghapus air matanya. Tak mungkin dia menunjukkan wajahnya yang berlinang air mata itu di hadapan suaminya.

"Kamu udah mau berangkat lagi?? Aku buatin sarapan dulu ya??" Kirana mencoba tersenyum di hadapan Theo.

"Tidak usah, aku buru-buru. Kamu baik-baik di rumah. Jangan menangis lagi"

Cup...

Theo mengecup kening Kirana, juga usapan lembut dari tangan Theo pada kepalanya juga Kirana rasakan.

Memang terlihat menghangatkan sikap Theo itu, tapi Kirana masih merasakan aura dingin dari Theo yang berusaha pria itu tutupi dengan sikap lembutnya.

"Iya, kamu hati-hati. Jangan lupa kasih kabar kalau kamu sudah sampai. Aku dan Azka selalu menanti kabarmu" Kirana tak mau sampai dia kelimpungan langi seperti tadi malam yang tak mendapat kabar apapun dari Theo.

"Iya. Aku pergi"

Kirana hanya mampu menatap punggung Theo yang semakin menjauh.

"Mungkin saat ini kamu sedang dilema, tapi aku yakin kalau kamu akan kembali pada kami sayang. Karena kami adalah rumahmu"

Terpopuler

Comments

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Sebenarnya anya cinta mq theo tpi theo yg cinta mati ma kirana..
Lo aq sich melihatnya lbh ke anya y krn pengorbanan yg dia lakukan bnar" di acungin jempol dri cinta dlam diam..rela mobilnya di tabrak hingga matanya harus buta dia jg menyembunyikan kematianny biar theo merasa tdak balas budi..jdi sebenarnya anya yg lbh dominan lo kirana kn hanya krn di benci trus menunjukan ke ortunya theo agar mnjdi wanita yg layak..

2024-04-21

0

Isabela Devi

Isabela Devi

skrg kalo Theo mengatakan cinta itu sama aja ga berguna Krn dr dulu kamu hanya cinta sama kirakan jd untuk apa hrs merasa bersalah

2024-04-30

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehst

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Kecelakaan
3 Kepergian Anya
4 Doa untuk Anya
5 Keterpurukan Theo
6 Pernikahan Theo dan Kirana
7 Tiga tahun kemudian
8 Sesuatu yang terlewatlan
9 Kecurigaan Theo
10 Rahasia yang terbongkar
11 Fakta yang terungkap 1
12 Fakta yang terungkap 2
13 Lebih dekat dengan Anya
14 Tetaplah bertahan
15 Bertemu Zaky
16 Setelah tiga tahun
17 Tak bisa menghindar
18 Bagaikan berlian
19 Apa kamu mencintaiku??
20 Keadaan Anya
21 Alasan Anya
22 Tolong bantu aku
23 Mr. Incredibles
24 Bayangan Anya
25 Tidak mungkin!!
26 Satu cara
27 Pendirian Anya
28 Sampai kapan Anya??
29 Bayangan tak pernah bersuara
30 30. Iri dengan Anya
31 Teman Kuliah
32 Keinginan Kirana
33 Aku hanya buta
34 Memberitahu Anya
35 Harapan Kirana
36 Permohonan Kirana
37 Kenapa menyalahkan ku??
38 Pengakuan Anya
39 Kesepakatan
40 Kecurigaan Zaky
41 Keadaan Azka
42 Tidak cocok
43 Tidak mungkin
44 Genetik
45 Tak ingin bahagia sendiri
46 Kepulangan Anya
47 Kepulangan Anya ll
48 Selalu memendam sendiri
49 Harus siap
50 Serakah
51 Putri yang malang
52 Kilasan masalalu
53 Lily putih
54 Ada apa di antara kalian??
55 Kekuarga kecil yang bahagia
56 Saya Ayah kandungnya!!
57 Siapa dia??
58 Benar-benar gila
59 Perasaan Zaky
60 Katakan siapa dia!!
61 Rahasia besar
62 Berujung nestapa
63 Demi kesembuhan Azka
64 Aku bukan barang
65 Penyesalan tak berujung
66 Jangan egois!!
67 Hanya demi Azka
68 Tepati janji kamu!!
69 Pengakuan Theo
70 Perasaan yang hilang
71 BUKAN UPDATE
72 Wajah sendu Anya
73 Perjanjian
74 Yang menyayangimu
75 Kabar perceraian Theo
76 Cinta pertama
77 Selamat tinggal Anya
78 Pencuri kecil
79 Pencuri kecil II
80 Tak berhak cemburu
81 Tega
82 Bolehkah aku berharap??
83 Lama-lama terbiasa
84 Menuntut Kirana
85 Dokter Anya
86 Orang asing
87 Cemburu
88 Tak akan memaksa
89 Membuka hati
90 Lily putih
91 Kopi panas
92 Cerita Kirana
93 Sadarlah
94 Ternyata sesakit ini
95 Bunga terakhir
96 Sekelumit perhatian
97 Papa Landi
98 Peraturan tidak masuk akal
99 Suara hantu
100 Wanita yang saya cintai
101 Aku merindukan mu
102 Sakit
103 Memaksa
104 Terbuat dari apa hatimu??
105 Rencana Kirana
106 Pertama kalinya
107 Semakin runyam
108 Cemburu lagi
109 Titip Anya
110 Karam sebelum berlayar
111 Kejujuran Anya
112 Mencari Anya
113 Dimana Anya??
114 Tidak peduli??
115 Mencari Anya
116 Menyerahkan diri
117 Candra Wijaya
118 Melarikan diri
119 Pembalasan Takdir
120 Pergilah
121 Sampai detik ini
122 Ke dua kalinya
123 Janji??
124 Ancaman tak berarti
125 Porak-poranda
126 Aku sudah tidak butuh!!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Perpisahan
2
Kecelakaan
3
Kepergian Anya
4
Doa untuk Anya
5
Keterpurukan Theo
6
Pernikahan Theo dan Kirana
7
Tiga tahun kemudian
8
Sesuatu yang terlewatlan
9
Kecurigaan Theo
10
Rahasia yang terbongkar
11
Fakta yang terungkap 1
12
Fakta yang terungkap 2
13
Lebih dekat dengan Anya
14
Tetaplah bertahan
15
Bertemu Zaky
16
Setelah tiga tahun
17
Tak bisa menghindar
18
Bagaikan berlian
19
Apa kamu mencintaiku??
20
Keadaan Anya
21
Alasan Anya
22
Tolong bantu aku
23
Mr. Incredibles
24
Bayangan Anya
25
Tidak mungkin!!
26
Satu cara
27
Pendirian Anya
28
Sampai kapan Anya??
29
Bayangan tak pernah bersuara
30
30. Iri dengan Anya
31
Teman Kuliah
32
Keinginan Kirana
33
Aku hanya buta
34
Memberitahu Anya
35
Harapan Kirana
36
Permohonan Kirana
37
Kenapa menyalahkan ku??
38
Pengakuan Anya
39
Kesepakatan
40
Kecurigaan Zaky
41
Keadaan Azka
42
Tidak cocok
43
Tidak mungkin
44
Genetik
45
Tak ingin bahagia sendiri
46
Kepulangan Anya
47
Kepulangan Anya ll
48
Selalu memendam sendiri
49
Harus siap
50
Serakah
51
Putri yang malang
52
Kilasan masalalu
53
Lily putih
54
Ada apa di antara kalian??
55
Kekuarga kecil yang bahagia
56
Saya Ayah kandungnya!!
57
Siapa dia??
58
Benar-benar gila
59
Perasaan Zaky
60
Katakan siapa dia!!
61
Rahasia besar
62
Berujung nestapa
63
Demi kesembuhan Azka
64
Aku bukan barang
65
Penyesalan tak berujung
66
Jangan egois!!
67
Hanya demi Azka
68
Tepati janji kamu!!
69
Pengakuan Theo
70
Perasaan yang hilang
71
BUKAN UPDATE
72
Wajah sendu Anya
73
Perjanjian
74
Yang menyayangimu
75
Kabar perceraian Theo
76
Cinta pertama
77
Selamat tinggal Anya
78
Pencuri kecil
79
Pencuri kecil II
80
Tak berhak cemburu
81
Tega
82
Bolehkah aku berharap??
83
Lama-lama terbiasa
84
Menuntut Kirana
85
Dokter Anya
86
Orang asing
87
Cemburu
88
Tak akan memaksa
89
Membuka hati
90
Lily putih
91
Kopi panas
92
Cerita Kirana
93
Sadarlah
94
Ternyata sesakit ini
95
Bunga terakhir
96
Sekelumit perhatian
97
Papa Landi
98
Peraturan tidak masuk akal
99
Suara hantu
100
Wanita yang saya cintai
101
Aku merindukan mu
102
Sakit
103
Memaksa
104
Terbuat dari apa hatimu??
105
Rencana Kirana
106
Pertama kalinya
107
Semakin runyam
108
Cemburu lagi
109
Titip Anya
110
Karam sebelum berlayar
111
Kejujuran Anya
112
Mencari Anya
113
Dimana Anya??
114
Tidak peduli??
115
Mencari Anya
116
Menyerahkan diri
117
Candra Wijaya
118
Melarikan diri
119
Pembalasan Takdir
120
Pergilah
121
Sampai detik ini
122
Ke dua kalinya
123
Janji??
124
Ancaman tak berarti
125
Porak-poranda
126
Aku sudah tidak butuh!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!