Theo melengkungkan bibirnya saat turun dari mobil mewahnya. Sebuah senyuman yang tidak pernah ia tunjukkan di depan Anya selama dua tahun ini. Theo memang sengaja menyimpan senyum dan segala bentuk perhatian dan kehangatan untuk Kirana seorang.
Wanita yang sejak dulu ia cintai namun harus terpisah karena pertunangannya dengan Anya.
Gadisnya itu pergi menuntut ilmu dan merintis usahanya sendiri sampai dia menjadi seorang notaris ternama demi membuktikan pada keluarga Theo jika dirinya pantas bersanding dengan pewaris tunggal keluarga Alison itu.
Senyum di bibir Theo semakin lebar sesat melihat Kirana keluar dari gedung Notaris milik pujaan hatinya itu.
"Sudah selesai??"
Theo tau apa yang di maksud oleh Kirana, karena dia memang mengatakan jika tadi dia menemui Anya untuk menyelesaikan hubungan mereka.
"Sudah" Theo menunjukkan jarinya yang sudah bebas dari cincin yang mengikatnya. Meski masih terlihat bekas cincin di jari manis Theo.
"Tapi aku merasa berdosa sama Anya. Kita terkesan memanfaatkan dia sayang. Dia membantu kita selama dua tahun ini, dia menutup rapat tentang perjanjian pertunangan kamu"
Kirana memang selalu dihantui rasa bersalah pada Anya. Bahkan dia pernah bertekad untuk tidak kembali ke dalam kehidupan Theo, tapi pria itu terus meyakinkannya kalau tidak pernah ada cinta di hati Anya untuk dirinya.
"Jangan pikirkan itu lagi. Dia juga bilang kalau pertunangan ini hanya sebatas perjanjian saja. Tidak melibatkan perasaan apapun. Dia tadi juga mengakhiri hubungan kita dengan wajah cerahnya. Sepertinya dia juga bahagia karena terlepas dari pertunangan paksaan ini"
Tetap saja, Kirana merasa menjadi wanita paling jahat di dunia. Seandainya posisinya di balik, Kirana belum tentu sanggup menjadi Anya.
Kirana memang pernah beberapa kali bertemu dengan Anya. Kirana tau betul kalau Anya itu wanita yang baik.
"Tapi, boleh nggak aku ketemu sama Anya??"
"Buat apa??" Theo tak suka dengan permintaan Kirana itu. Menurutnya tak perlu bagi Kirana untuk bertemu Anya saat ini, karena hubungan mereka saja sudah berakhir.
"Cuma mau bilang makasih"
"Baiklah, tapi nggak sekarang. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Ayoo" Theo meraih tangan Kirana dan mengajaknya masuk ke dalam mobilnya.
"Emangnya mau kemana??"
"Ketemu sama orang tua ku. Aku udah nggak bisa nunggu lagi. Aku ingin segera menikahi mu"
"T-tapi sayang. Aku belum siap, apalagi bajuku aja masih baju kantor kaya gini"
Tepatnya Kirana masih merasa takut berhadapan dengan kedua orang tua Theo. Kirana masih ingat betul bagaimana Mamanya Theo mengatakan kalau dia sama sekali tidak pantas bersanding dengan Theo.
Hingga hinaan itulah yang membuat Kirana pergi ke luar kota untuk melanjutkan kuliahnya dan mendirikan kantor Notaris miliknya sendiri.
Kirana sadar kalau dia berasal dari keluarga biasa. Memang apa yang di katakan Nyonya besar itu benar adanya. Meski sakit, tapi Kirana ingin membuktikan pada keluarga kaya raya itu, kalau dia bisa bangkit tanpa bantuan dari Theo.
Kirana sangat mencintai Theo. Pria itu lebih dari segalanya untuk Kirana. Walaupun Theo jatuh miskin sekalipun, Kirana tidak akan pernah meninggalkannya.
"Nggak papa, kamu cantik pakai baju kerja kamu ini. Dan jangan takut lagi, kali ini aku yakin kalau mereka pasti akan merestui kita" Theo menggenggam tangan Kirana dengan erat untuk meyakinkan kekasihnya itu.
"Aku bawa oleh-oleh apa ya buat Mama kamu?? Mama sama Papa kamu sukanya apa??"
Theo yang menatap jalanan sesekali tersenyum kecil melihat tingkah Kirana yang gugup dan kebingungan karena sebentar lagi akan bertemu calon mertuanya.
"Nanti kita melewati toko kue langganan Mama. Kita beli cheese cake dulu di sana"
"Siap Pak Bos" Jawab Kirana dengan tegas membuat Theo terkekeh.
Sebenarnya dia heran kenapa orang tuanya tidak bisa menerima Kirana sebagai menantu mereka. Padahal Kirana itu wanita yang cantik, pintar dan mandiri, tak kalah dari Anya sebenarnya. Hanya karena masalah Kirana terlahir dari keluarga sederhana saja, Mamanya menolak mentah-mentah Kirana beberapa tahun yang lalu.
Theo menghentikan mobilnya di perempatan jalan karena trafik light yang menghadangnya. Theo menatap ke arah kanan, di mana jalan itu mengarah ke restoran tempat di mana dia bertemu Anya tadi.
Dan tanpa sengaja Theo menangkap mobil yang ia kenali, yaitu mobil milik Anya. Theo kira, Anya sudah pergi dari tadi, sesaat setelah kepergiannya.
Tatapan matanya terus mengarah ke mobil itu. Sekilas Theo juga bisa melihat pemiliknya yang kalau Theo tidak salah lihat, juga sedang menatap ke arahnya.
Tatapan mereka saling mengunci dari kejauhan untuk beberapa detik. Hingga suara yang begitu keras menyadarkannya dari lamunan.
TIN...
TINNNN.....
TINNNNNNN.....
"Awas ssyaannngggg!!!" Kirana yang menyadari ada truk besar menuju ke arah mereka dari belakang dengan begitu cepat. Kirana sempat berteriak, namun Theo tak ada kesempatan untuk menghindar lagi hingga...
BRAAAKKK....
Mobil Theo terpental beberapa meter ke depan karena di hantam truk dengan begitu kuat.
Kepala Theo terbentur dengan kuat karena airbag dalam mobilnya tiba-tiba tak berfungsi. Kepalanya terasa pusing dan berkunang-kunang. Badannya terjepit tak bisa bergerak. Bau anyir juga langsung tercium menyengat. Keadaannya saat ini membuatnya tak mampu bergerak lagi. Dia hanya bisa pasrah walau akhirnya ajal akan menjemputnya saat ini juga.
Dia sempat menoleh ke arah Kirana. Di mana kekasihnya itu terlihat tak sadarkan diri.
Theo kembali melihat ke arah luar. Seakan meminta bantuan karena dia tidak tau kondisinya dia sendiri bagaimana.
Tapi apa yang Theo dapat, dia malah kembali mendengar suara klakson yang nyaring seperti tadi.
TIN....
TIINNN... TINNN.....
Kali ini Theo bisa melihat truk melaju dari arah berlawanan dari mobilnya tadi berhenti. Theo kembali pasrah kalaupun dia harus tiada hari ini. Tapi kenapa harus ada dua truk yang menabrak mobilnya saat ini.
Sungguh seperti dalam drama-drama pembunu han yang telah di rencanakan. Kalau truk yang satu gagal pasti akan di susul truk yang lainnya.
Suara itu semakin keras terdengar bersamaan dengan siara teriakan orang-orang di sekitar sana yang akan menyaksikan mobil remuk milik Theo akan kembali di hantam oleh truk dari arah depan.
Theo memejamkan matanya. Memohon apapun atas segala dosa-dosanya sebelum ajal menjemputnya.
Hingga....
CKIITTTTTTTTT ......
BRAAKKKKK.....
Suara hantaman keras itu kembali terdengar. Namun Theo merasakan mobilnya bergerak hanya bergeser semakin menjauh, tak seperti tadi yang langsung terpental.
Theo pun memberanikan diri untuk membuka matanya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah sebuah mobil yang berada di depannya. Kemudian truk yang tadi melaju kencang berada di samping mobil itu.
Theo tak menyangka jika pemilik mobil itu seakan menjadikan mobilnya sebagai tameng untuk melindungi dirinya dari hantaman yang ke dua kalinya. Mobil itu adalah milik....
An..nya...."
Gumam Theo di saat dirinya hampir kehilangan kesadarannya. Dalam pandangannya yang sedikit buram itu, dia melihat Anya yang sudah tak sadarkan diri di dalam mobilnya dengan wajah yang berlumuran da rah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Isabela Devi
semoga Anya selamat'
2024-04-30
2
Nyonya Gunawan
Ko' aq kasian ma anya y..dia ngorbankan perasaan jga dirinya..
2024-04-21
1
sansan
ok ok... nemu novel ini... langsung gass baca...
2024-04-17
0