Cemburu

Abiyan sudah menunggu istrinya di ruangannya. Ia bahagia sekali, entah kenapa. Kehadiran istrinya selalu ia damba. padahal baru saja mereka bertemu.

Cahaya masuk sebelumnya mengetuk pintu. "Masuk saja." Jawab Abiyan yang tahu istrinya yang datang.

Cahaya masuk dengan pelan-pelan. Abiyan yang melihat tentu saja geli. Ia mendekati istrinya saat Cahaya menutup pintu pelan. Dengan cepat Abiyan menguncinya.

Dengan manisnya Abiyan memeluk istrinya dari belakang." kenapa mengendap-endap gitu." Tanya Abiyan meletakkan dagunya di bahu Cahaya, sedangkan kedua tangannya memeluk istrinya.

Cahaya merasa risih. Karena Abiyan mengendus lehernya yang tertutup jilbab.

"Mas. Aku geli." lirih Cahaya malu.

"Oh. Yuk duduk, tadi Mas sudah pesan ini. Kita makan bersama ya." Ucap Abiyan membawa istrinya duduk. Di akan menyuapi istrinya. Cahaya merasa malu di perlakukan begitu.

"Biar  aku makan sendiri Mas." lirih Cahaya, ia menunduk malu. Namun Abiyan menolaknya

Abiyan senang sekali melihat istrinya yang malu-malu. " Makanlah. a..a,." Ucap Abiyan membuka mulutnya juga memberitahukan.

Akhirnya Cahaya memakan makanan yang di suapi suaminya. Abiyan menyuapi dirinya bergantian. Akhirnya makanan yang di piring itu tandas oleh mereka berdua.

Abiyan mengelap bibir istrinya yang ada bekas makanan dengan jarinya dan menjilat nya. "HM. Manis." Ucap Abiyan tersenyum.

"Ih. Mas jorok." Kesal Cahaya melihat sikap suaminya yang aneh.

"Siapa bilang jorok. Enak dan manis kok. bahkan yang ada di mulut aja rasanya enak. HM.!" Goda Abiyan pada istrinya.

Cahaya malu sekali di goda suaminya, ia memukul lengan suaminya. "Kesal." Ucapnya akan berlalu keluar.

Abiyan menarik tangan istrinya hingga Cahaya jatuh di pangkuannya."Siapa yang suruh pergi.?" tanyanya berbisik di telinga istrinya.

Cahaya menggeleng. Ia tak tahu harus bagaimana, karena jantungnya berdegup kencang. Sedangkan tangan suaminya tidak diam saja.

"Mas.. Aku mau ke kelas. Sebentar lagi masuk." Tolak Cahaya.

"Baiklah. Ini ambillah. Gunakan untuk kebutuhan mu. Oh ya. Nanti kita langsung pindah ke rumah kita." ucap Abiyan santai memberikan kartu black cards. Cahaya menolaknya. namun Abiyan kembali memberikan ke tangan istrinya.

"Apa.? Pindah.!" Cahaya bingung harus bilang apa. Karena tidak ada pembicaraan sebelumnya.

"Ia. Kamu nggak usah bingung gitu. Kita tinggal ke sana saja, semuanya sudah di siapkan orang tua kita." Jawab enteng Abiyan. Menikah dengan Abiyan selalu buat jantungan, Karena sering dapat kejutan dari suaminya.

Cahaya hanya mampu mengangguk ia pun pamit masuk kelas. Di jalan ia bertemu dengan Gibran yang pulang dari kantin bersama sahabatnya.

"Hai ca. Kamu kok lama di ruangan Pak Abiyan..?" Tanya Gibran curiga.

Cahaya merasakan grogi. Ia sempat bingung harus jawab apa. Saat berpikir dosen sudah nampak dari jauh ingin masuk kelasnya.

"Nggak apa-apa. Eh masuk yok, tuh dosen mau masuk." Ucap Cahaya meninggalkan Gibran yang masih penasaran.

Sementara Abiyan yang melihatnya dari jauh, karena ia akan masuk di lokal sebelah lokal istrinya. Pun kesal, melihat Istrinya mengobrol dengan laki-laki yang bernama Gibran tersebut.

"HM.sepertinya aku harus bertindak, sebelumnya jadi masalah yang panjang nantinya. Abiyan langsung masuk kelas. Setelah melihat istrinya sudah masuk ke  kelasnya.

Cahaya masih ada satu mata kuliah lagi. Setelah  Sholat Zuhur. Jadi Abiyan pun menunggu istrinya untuk sama pulang, karena ia akan langsung pulang ke rumah baru.

Abiyan berjalan menunggu istrinya di parkiran, saat dosen yang mengajar di kelas cahaya sudah keluar. Ia langsung ke parkiran. Sebab mamanya sudah menelpon dari tadi.

Namun, Abiyan melotot saat tangan Gibran menarik tangan istrinya yang akan berjalan ke parkiran mobilnya.

"Ca. Pulang yuk. Biar aku antar." Gibran dengan semangatnya.

"Oh. Maaf, aku sudah janji di jemput." Jawab asal Cahaya. melepaskan tangannya.

Gibran akan membelai kepala cahaya yang tertutup jilbab. Abiyan sangat marah, ia menekan tombol klaksonnya dengan keras. Cahaya tau, suaminya sudah menunggu.

"Maaf ya Gib. Aku ada acara keluarga. " Sarkas Cahaya menjauhkan tangan Gibran.

Cahaya masuk ke mobil Abiyan yang agak tertutup pohon."Maaf telat." Ucap Cahaya tertunduk. Abiyan membuka pintu untuk istrinya.

"Masuklah. Mau diam di sini sendiri." ucapnya dengan dingin.

Cahaya masuk dalam mobil. Abiyan mendekati istrinya setelah posisi duduk Cahaya sudah tenang. Cahaya sangat takut. Ia menutup matanya malu.Ada bunyi sabuk pengaman.Cahaya menarik nafasnya.

Ia memegang dadanya karena jantungan. Baru saja ia bernafas lega. Abiyan mencium bibir istrinya pelan dan duduk ke posisinya.

Cahaya terpaku diam mematung. Sedangkan Abiyan senyum-senyum melihat ekspresi istinya.

Selama dalam perjalanan Abiyan hanya diam saja, ia tidak ingin gegabah. walaupun dia sangat cemburu melihat istrinya di dekati laki-laki lain. Tak butuh lama, mereka sampai di sebuah perumahan yang tidak sebesar rumah orang tuanya.

Abiyan tertarik  dengan rumah ini pada beberapa bulan lalu, yang mana ada gazebo dekat kolam ikan di samping rumah.

Makanya ia mengambilnya kebetulan orang yang punya dulu pindah ke luar negeri. Karena ia pindah tugas. Itu pun berkat rekomendasi teman sesama dosennya. Yang berjarak dua rumah dari rumahnya.

Anak-anak pemilik rumah sebelumnya  nggak mau tinggal di Indonesia. Makanya ia jual. karena daerahnya agak sejuk, ada perkebunan dekat komplek tersebut. Menandakan tempatnya masih asri. itu membuat Abiyan mengambilnya.

"Aduh. Baru datang anak mama?.  Pasti capek ya.?" Tanya velisha pada mantunya yang memberikan salam saat masuk.

"Sedikit ma, Tadi ada mata kuliah tambahan makanya telat." Jawabnya. Cahaya terkejut, saat ada bunyi letusan balon di ruang keluarga. Cahaya dan mertuanya masuk meninggalkan Abiyan yang berdiri di sebelahnya.

"Ma..  Kok aku di lupain, yang u....." ucapan Abiyan terputus saat  masuk. Keluarga dan anak panti sudah ada menunggunya.

"Happy birthday..." Sorak  semuanya.

Cahaya diam terpaku.  padahal ia sering bertemu dengan suaminya. Tapi nggak jadi mengucapkan selamat pada suaminya yang berulang tahun.

"Selamat ulang tahun Mas.  Maaf telat." Ucap Cahaya, ia menatap suaminya dan menangkupkan ke dua tangannya tanda salah.

Abiyan menarik tangan istrinya ke tengah-tengah mereka. Dan ia pun meniup lilin yang sudah di siapkan sepenuhnya.

Abiyan memberikan potongan pertamanya

Pada Cahaya. Apa hendak di kata. Abiyan menyodorkan kue pada istrinya. Cahaya malu membuka mulutnya. Berlanjut Abiyan berjalan menyuapi orang tuanya. Dan mertuanya  Sungguh hari bahagia.

Bahagia itu ada di dalam diri Kita, jadi kebahagiaan itu harus Kita yang menciptakannya. Harta, Ilmu. keluarga dan lainnya tidak bisa diabaikan sebagai parameter kebahagiaan, tapi itu bukan satu-satunya, karena dalam Al Qur’an disebutkan bahwa harta, kekayaan dan kemewahan dunia adalah hiasan semata. Gunakanlah harta dan kekayaan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagi dengan sesama, karena dengan kebahagiaan sesama akan menimbulkan rasa bahagia untuk diri Kita.

Namun Abiyan  menikmati masa-masa ini. Ia bisa menyerahkan rumah khususnya untuk istrinya. Pas di saat hari ulang tahunnya.

Ia berjanji akan memperlakukan istrinya dengan baik. Karena kebahagiaannya. Juga adanya Cahaya bersamanya.

Tak terduga. Lio datang bersama orang tuanya. "Sorry bro. Kita nggak hadir ke maren. Habis.. rencana Minggu depan. Kenapa jadi di majukan.." Kesal Lio yang baru datang. Ia ada acara di keluarga ibunya. Nah saat acara berlangsung. Tiba-tiba ia juga dapat kabar kalau Abiyan dan Cahaya menikah mendadak.

"Sebenarnya aku yang minta maaf. Karena acaranya dadakan. Nanti pas hari H nya. Jangan sampai tidak hadis. Awas kamu..!" Ancam Abiyan pada sepupunya.

"He..he.. pasti dong. Aku kan juga di minta Tante jadi panitia pesta kalian." Jawab Lio terkekeh.

Mereka pun menikmati pesta sederhana tersebut. Cahaya tidak habis pikir. Semenjak bertemu Abiyan. Ia selalu mendapatkan kejutan.

Kedua orang tuanya pun sudah tinggal di panti. karena panti sudah di ambil alih. Oleh pihak Yolanda ayahnya yang di bantu mertuanya. Sungguh Cahaya sangat bahagia sekali..melihat wajah kedua orang tuanya yang tidak berhenti tertawa bersama mertuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!