Di Cuekin

Pulang dari kampus, Abiyan masih terpikir dengan cerita sepupu nya. " Nanti aku tanya mama dulu deh. Apa ciri-ciri gadis yang menolongnya. Atau kapan perlu aku akan kerjasama tanpa sepengetahuan mama." Ucap Abiyan pada dirinya sendiri.

Sampai di rumah Abiyan langsung menemui mamanya. " Ma.. Gimana kesehatan nya sekarang? " Tanya Abiyan basa basi. Mamanya menoleh melihat ekspresi anaknya yang lain dari biasanya. Pasti ada maunya.

"Allhamdulillah baik. Kamu belum ucap salam kok lansung beri pertanyaan. Mama jadi curiga!" Ledek mamanya.

"Yah. Maaf, Assalamualaikum mama ku cantik.... " Ucap Abiyan memeluk mamanya.

"Waalaikumsalam. Kamu ada apa sih? Apa Ada yang  Mama bisa bantu.? " Tanya Mamanya penuh selidik,ia tahu sekali karakter anaknya.

"Mama mah gitu, bersikap baik susah. Bersikap cuek juga susah. Aku bingung deh sama Mama." Rajuk Abiyan manja walau sudah usia matang seperti itu, ia masih manja pada Mamanya.

"Hai. Makanya cari istri biar bisa bermanja-manja dengan istri mu nanti." Saran Mamanya. Velisha jadi keki dengan sikap anaknya.

" Ma...Apa benar mama nggak kenal. sama gadis yang tolongin mama.? Masa ada cewek cantik sekarang mau bantuin orang tak di kenalnya. Bahkan kata Mama dia rela telat masuk kuliah. Padahal hari itu hari pertamanya masuk.! " Tanya Abiyan.

"Mama nggak kenal dia... Bahkan mama baru pertama kali lihat dia. Dia langsung mendatangi mama. Dan bertanya. Tante keadaannya baik-baik saja. Apa tante punya saudara yang bisa di hubungi..? Gaya bicaranya sama persis cerewet nya kayak kamu.' ucap Mamanya tersenyum.

"Oh.. " Jawab Abiyan singkat.

"Kok cuman oh? " Tanya Mamanya balik.

"Apa Mama ada memberikan nomorku padanya? Terus Namanya siapa?" Tanya Abiyan.

"Hm Iya.. .Namanya Cahaya. Sepertinya anak mama mulai tertarik nih." Ucap Mamanya menggoda.

Abiyan menarik nafas dalam-dalam. Jika bicara sama Mamanya selalu ekstra sabar, apalagi masalah cewek.

'Bukan begitu ma. Karena sebelum aku dapat telpon dari rumah sakit. Aku dapat panggilan tak terjawab beberapa kali. Cuman tidak ku angkat. Karena waktu itu, Hendpon ku  di saku dan ku matikan nadanya. Tak lama aku mendapati seorang mahasiswi baru telat dengan terengah-engah, ya aku marahin dan aku hukum." Ucap Abiyan menjelaskan.

"Apa? Jadi kamu hukum calon mantu Mama. Waduh.. Pasti pertemuan pertama kalian buat dia ilfil. Susah deh kamu dekatin dia." Ucap Mamanya mematahkan semangat anaknya. ia ingin melihat ekspresi anaknya yang kaku dengan cewek.

"Loh kok Mama ngmong gitu? Apa dia kuliah di kampus tempat aku juga? Jadi kalau begitu dia terlambat satu jam karena bantuin Mama? " Tanya Abiyan baru memahami situasi.

"Ia. Siapa nama gadis itu? " Tanya Velisha balik.

" Cahaya Putri Yolanda.. " Jawab Abiyan cepat.

Velisha berpikir sejenak. Ia lupa menanyakan nama lengkapnya. Tapi nama depannya kan Cahaya. Pikir Velisha.

"Nah... Benar kan dugaan mama. Kamu kenapa nggak nanya dulu. Dia kan telat karena bantu Mama, kenapa langsung main hukum?"  Tanya Velisha kesal.

Velisha pergi meninggalkan anaknya yang sedang bingung. Terus mengambil hendpon nya. Velisha menghubungi  seseorang dengan panik.

Lama Velisha menghubungi seseorang. Tapi tidak ada jawaban karena nomor yang ia tuju sedang sibuk menghubungi seseorang. Akhirnya Velisha pasrah. Dan pergi ke kamarnya.

Sementara Cahaya yang langsung pulang ke kosnya. Saat ia mau memasak dapat telpon dari bundanya. Biasanya dia bantu bundanya memasak. Karena itu ia pandai memasak.

"Sayang. Bagaimana suasana kampusnya. Enak.?" Tanya bundanya.

"Allhamdulilah bund, tapi aku tadi telat bund." Jawab Cahaya santai.

Bundanya kaget, karena Cahaya pagi sekali berangkat ke kampus. Karena takut telat. Itu infonya pagi siap subuh tadi.

"Telat kenapa nak. Tadi berangkat nya kan pagi.? " Tanya bunda nya cemas.

"Itu bund. Tadi aku bantuin seorang wanita yang seusia bunda keserempet motor" Jawab Cahaya menjelaskan.

"Oh. Terus gimana orangnya?. Nggak kenapa nak? " Tanya Bunda Cahaya terkejut.

"Nggak terlalu parah sih bund. Oh ya maaf bund, aku telepon dulu ya bund, takutnya keluarga nya belum datang menjenguknya., aku tadi janji jenguk ia kembali kampus. sampai lupa" Ucap Cahaya dan memutuskan telpon dengan bundanya.

'Ya. Selesaikan lah dulu nak." Ucap bunda.

Cahaya menelpon nomor Velisha yang ia dapat tadi. Ingin mengetahui kondisi wanita tersebut yang bernama Velisha.

Dan baru saja ia mau buka kontak. di sana ada panggilan tak terjawab dari dua nomor.

Satu nomor yang tak di kenalnya, satu nomor dari nomor tante yang di tolong nya. Cahaya mencoba menelpon tante yang di tolongnya, takut kenapa-napa.

Cukup lama panggilannya di Terima. " Hallo Assalamu'alaikum tante. Apa kabar? " Tanya Cahaya langsung.

"Waalaikumsalam.  .ooo kabar baik juga sayang, Alhamdulillah Tante sudah sehat. Tante kangen sama kamu. Tante ganti ya ke PC.! " Ucap Tante Velisha.

" Boleh tante." Ucap Cahaya sopan. Ia juga ingin melihat kondisi Wanita tersebut.

Velisha merobah panggilan ke PC. " Hm. Sepertinya Tante tidak di rumah sakit lagi.? " Tanya Cahaya melihat di belakang Velisha.

"Iya. Tante sudah di rumah. Tante kan cuman lecet saja." Ucap Velisha ramah.

Cahaya merasa bersalah. Melupakan tante yang di tolongnya tadi untuk menjenguk. Atau mungkin keluarga nya datang. Pikirnya.

"Maaf ya Tan. Saya lupa jenguk Tante tadi. Habis acara kampus padat, lagian Dosen pembinanya songong sih. Aku jadi malas.." Ucap Cahaya memberitahu.

"Songong? " Tanya Velisha menyelidik.

" Ya gitulah Tante. Saya sih memang salah, telat datang. Tapi kan nggak langsung di ceramahin gitu juga kali kan Tan. Kalau di hukum sih nggak masalah udah resiko. " Jawabnya  jujur.

"Siapa orangnya. Ini ya orangnya biar Tante cubit dia." Kata Tante Velisha melihatkan Abiyan yang sedang duduk santai di depan TV. Ia keluar kamar menemui Abiyan saat panggilan di alihkan.

Cahaya tertegun. Dia tidak tahu, kalau orang yang di katakan songong itu, adalah Anak Tante Velisha yang cantik.. Cahaya memindahkan kameranya ke arah lain. Saat Velisha melihatkan Abiyan.

' Hallo  sayang. Ini ya  orangnya. Biar Tante jewel dia ya. Ternyata anak nakal ini songong ya di kampus." Ucap Velisha menjewel telinga Abiyan.Abiyan terkejut, kenapa mamanya menjewel nya. Apa salahnya

"Mama. Apaan sih. Kok aku di jewel Ma." Ucap Abiyan menggosok telinganya yang sudah merah.

"Cahaya kamu masih dengar Tante.?" Tanya Velisha yang tidak melihat Cahaya di layar handphone.

"Maaf Tante, tadi saya ke kamar kecil sebentar. Kalau Tante sudah sehat. Lain kali saja ya Tante kita lanjutkan obrolan. Saya mau masak."Ucapnya  undur diri dengan sopan. Karena ia kaget melihat Dosen yang ia caci tadi malah anak dari Tante.

"Oh iya sayang. Lain kali kita ketemu ya. Nanti kita atur waktunya." Harap Velisha.

"Ya Tan, sudah dulu Tan Assalamualaikum." Ucapnya  sopan.

"Waalaikumsalam salam sayang." Velisha menutup hendpon nya.Cahaya  mengambil nafas dalam-dalam.

"Untung saja aku menghindar. Ternyata cowok songong itu anak tante Velisha. Aku nggak nyangka.." Ucap Cahaya bergidik ngeri.

" Eh bunda. Nggak siapa-siapa bund. Oh ya bund kita lanjutkan buat kue nya." Ucapnya  menghindar.

Selama Ospek berlangsung, beberapa hari ini, Cahaya mencoba menghindar dari tatapan Abiyan. Sebaliknya Abiyan mencari-cari gadis itu diantara mahasiswa yang baru. Hatinya mulai gelisah. Semenjak kejadian itu, entah kenapa ia sangat penasaran dengan gadis yang bernama Cahaya.

"Lio, Kok beberapa hari ini saya nggak lihat tuh cewek.? " Tanya Abiyan pelan pada sepupu nya.

"Hm... Ternyata ada yang kangen nih.? " Sindir  Lio. Abiyan memukul lengan Lio cukup keras.

"Bisa pelan nggak. Awas lu.! " Ancam Abiyan kesal.

"Ha.. Ha.. Santai bro. Tak ada yang tahu. " Bisik Lio pada sepupunya.  Abiyan melengus kesal. Dengan sikap Lio yang menggodanya seperti anak remaja yang baru jatuh cinta.

"Apa perlu aku bantu.? " Tanya Lio menggoda lagi.

Abiyan melototkan matanya. Lio terkekeh. Lio kira Abiyan melototi nya. Tapi melihat ada gadis yang di belakangnya, Gadis yang beberapa hari ia cari.

*Hai kak. Tadi bunda titip ini. Kemaren aku ceritain kakak. Kalau kakak itu satu kampus dengan ku, jadi bunda titip ini ke kakak." Cahaya menyerah kan sebuah kotak kecil untuk Lio. Tanpa melihat ke yang lain.

"Oh ini khusus untuk aku, atau boleh aku bagi dengan Dosen kita yang songong ini." Goda Lio.

Cahaya hanya menoleh sebentar dan Abiyan pun pura-pura melihat ke arah lain. Keduanya salah tingkah. Lio yang melihat sikap ke duanya merasa bahagia. " Ternyata benar , tipe cowok yang kamu suka seperti ini." Bisik Lio pada Cahaya yang mendapat pukulan.

Tipe cowok di sukai Cahaya ada pada saudaranya. Walau mereka saling jaim. Tapi sepertinya ada sinyal." Apaan sih kak. udah aku pamit ya." Ucap Cahaya yang akan berlari menjauhi mereka.

" Ya udah. Kalau begitu titip salam ku pada bunda ya. Dan sampaikan pada bunda ucapan terimakasih ku." Lio menepuk bahu Cahaya yang akan menjauh.. Cahaya hanya mengangkat jempol tanpa menoleh.

" Oh iya kak. Tapi bagusnya besok langsung aja bilang ke bunda. Kebetulan bunda juga ikut dan perlu ke panti. Saya Permisi ya kak." Cahaya  berlalu tanpa melihat Abiyan.

Sementara Abiyan hanya melongo, bingung sendiri.. Kenapa dia grogi dengan tuh cewek.

"Hai bro. Kenapa bengong. Nanti kesambet." Ucap Lio mengagetkan Abiyan.

"Apaan sih. Siapa yang bengong, Aku kan nggak di ajak ngomong. Ngapain ikut. Tuh urusan kalian." Jawab Abiyan ketus menutupi groginya.

"Jangan menutupinya dari ku bro. Ada sinyal dari tatapan mata kalian." Bisikan Lio dan tertawa berlari meninggalkan Abiyan yang keki. Abiyan melempar Lio dengan kerikil. Lio menghindarinya. Sambil tertawa meledek.

Sementara Cahaya pulang ke rumah bundanya. Karena harus bantu bundanya buat kue. Untuk acara besok. kue yang di buat  lebih banyak dari biasanya.

Kue tradisional yang menjadi favorit Cahaya, Seperti  Kue Lemper. Kue Dadar gulung . Risoles dan lainnya. Mereka sibuk sampai larut malam.

Paginya Cahaya  dan ayahnya juga ikut bantu mengepak. Memasukan nya ke dalam kotak. Mereka bekerjasama sambil bercanda.

"Bund. Ayah senang. Kalau kita juga bisa bantu panti. Walau hanya melalui makanan ini." Ucap ayah senang.

"Iya yah. Dua hari yang lalu bunda sudah telpon buk Yayasan dan juga buk Panti. Kalau tidak usah sibuk siapkan Snack. Biar air meneral saja di siapkan. Agar buk panti tidak repot.

Tapi..! ibuk Yayasan  senang malah beliau yang biaya  ini semuanya. Padahal bunda sudah tolak habis-habisan. Tapi buk Yayasan mengantar langsung paginya." Terang bunda panjang lebar.

"Yah nggak apa lah bund. Toh kita masih beramal. Melalui  tenaga. Ya kan nak? " Tanya Ayah pada Cahaya.

" Ia bund, kata ayah memang benar. Mungkin karena tujuan kita baik, jadi di beri aja jalan. Nikmati ajalah bund.  Aku siap-siap dulu yah, bund. Takut telat" Ucapnya berlalu.

" Ya." Jawab ayah bunda nya serentak.

Setelah Cahaya siap berpakaian. Terdengar suara klakson mobil di luar. Cahaya heran. Dia nggak ada janji dan juga tidak pesan taxi atau apalah.

Ia pergi keluar melihat  Seseorang yang dia kenal  turun dari mobil. " Kak Lio."  Ucapnya  tidak percaya.

"Hai cantik Assalamualaikum." Lio mendekati   gadis yang di depannya dengan tatapan bingung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!