Rencana

Kedua mempelai tersebut menjadi kaku, hingga resleting tersebut terbuka. Cahaya merasa lega, dengan cepat ia melepaskan diri dari tatapan suaminya yang seolah ingin menyerang.

"Maaf  Mas,  Aku mau ke kamar mandi. Rasanya gerah dengan berpakaian begini. " Ucap Cahaya melepaskan kecanggungan.  Yang dianggukan Abiyan.

Cahaya dengan cepat lari ke kamar mandi, ia tidak peduli dengan pakaiannya yang berjuntai panjang. Abiyan yang melihatnya dengan spontan mengangkat pakaian tersebut.

"Sayang.. Apakah kamu ke kamar mandi dengan pakaian begitu. Apa nggak ribet nantinya, gantilah dulu." Perintah Abiyan lembut.

Abiyan pun keluar dari ruang ganti. Ia memberi kesempatan Cahaya dulu untuk ganti baju. Setelah selesai. Cahaya langsung ke kamar mandi tampa bawa handuk.

Abiyan telah memakai pakaian tidurnya. Dan keluar hendak mengambil minuman, namun saat di dapur.  Tiba-tiba mamanya datang.

"Sayang sedang apa.? " Tanya Velisha antusias.

"Oh mau mengambil minum ma. Mama mau minum juga.? " Tanya Abiyan tersenyum.

"Ya sayang. Oh ya.. Ini berikan pada istrimu ya. Mungkin ia butuh ini, agar nanti tidak merasakan sakit." Goda Velisha yang tidak di pahami Abiyan.

"Oh ya ma." Jawabnya.. Ia membawa minuman yang di berikan mamanya, serta air putih untuk mereka berdua. Karena ia terbiasa bawa minuman ke kamar saat malam.

Cahaya sudah selesai mandi, tapi bingung. Karena lupa bawa handuk. Ia membuka pintu, tidak ada  suaminya. Terus mengendap keluar masuk ke ruang ganti dengan berbekal baju pengganti tadi.  Rasanya sangat ceroboh.

Cahaya mengganti pakaiannya. Saat Abiyan masuk kamar. Ia meletakan minuman yang di bawanya tadi.

Ia berdiri di balkon kamarnya. Udara malam yang sejuk menerpa pipinya. Sepertinya ia harus bicara dulu dengan istrinya itu. Karena merasa ada sesuatu yang mengganjal. Tapi tidak tahu apa. Makanya ingin bicara.

Cahaya sudah selesai mengganti pakaiannya, ia melihat pintu balkon terbuka. Cahaya menoleh, ternyata suaminya  berdiri melihat keluar. dan mendekati suaminya, karena  ingin bicarakan sesuatu, sesuai ceritanya dengan bundanya tadi.

"Mas. Apakah boleh saya bertanya..? " Tanya Cahaya pelan. Takut nanti Abiyan salah paham.

"Mendekat Lah. Apa yang mau kamu  tanyakan, kalau bisa Mas jawab. Nanti Mas  jawab." Ucap Abiyan meyakinkan.

Cahaya pun mendekati suaminya. "Maaf sebelumnya. Jika nanti ucapan ku menyinggung perasaan Mas" Ucapnya lirih.

Abiyan yang mendapati keseriusan istrinya. Ia mendekat, dan membelai rambutnya. Ia mengangkat wajah istrinya yang menunduk. Cahaya tidak memakai penutup kepalanya.

"Cantik." Gumamnya pelan. Hampir ia salah fokus lagi.

"Mas. Aku mau tanya, apakah setelah ini aku nggak boleh kuliah lagi.? " Tanya Cahaya serius.

Abiyan melihat wajah istrinya." Hm.." Jawab Abiyan singkat.

"Apa maksudnya Mas,  Jika memang aku nggak boleh lagi kuliah nggak apa, aku ikhlas." Jawabnya sedih.Abiyan yang melihat wajah istrinya begitu. Ia merasa gemes. Dan ingin mengerjainya.

"Untuk apa kuliah.. Kan kamu tidak kekurangan materi. Kamu cukup jadi istri dan ibu anak-anakku." Jawabnya yang membuat mata Cahaya melotot.

"Baiklah. Jika itu keputusan Mas." Jawabnya kecewa. melihat wajah istrinya yang kecewa. ia pun tak tega.

"Kamu boleh kuliah lagi. Dengan beberapa syarat. Kamu mau? " Tanya Abiyan serius. ia tidak mau kecolongan. karena banyak pria yang ingin mendekati istrinya. Seperti Gibran.

"Mau.! " Jawab Cahaya semangat.

"Syarat pertama, jadilah istriku seutuhnya dan selamanya. Kedua.. Tidak boleh terlalu dekat dengan laki-laki, selain keluarga kita." Ucap Abiyan tegas.

"Ok.. Makasih Mas" Ucapnya memeluk suaminya manja. Karena awalnya ia takut sekali, kalau setelah menikah dia tidak boleh lagi kuliah. Berarti hanya di rumah saja, jadi ibu rumah tangga. Pikirannya.

Abiyan yang mendapatkan pelukan tidak melepaskan kesempatan itu, ia menggoda istrinya. Hingga mereka melakukan malam panjang yang terkesan indah bagi mereka berdua.

Paginya, Cahaya heboh sendiri. Karena ia sudah kesiangan, ini gara-gara suaminya yang tidak memberikan kesempatannya untuk istirahat. Al hasil tubuhnya lelah dan kesiangan.

Sampai di bawah, ia melihat keluarganya dan keluarga mertuanya sudah di depan meja makan, untuk sarapan pagi.

"Hm. Mbak sepertinya kita cepat dapat cucu." Ucap Yana yang membuat Abiyan dan Cahaya saling pandang.

"Semoga saja ya mbak. Oh ya.. Hari ini kamu kuliah nak, Ndak istirahat dulu." Tanya Yana pada anaknya.

"Iya bund. Aku mau kuliah, rasanya nggak enak kalau santai aja di rumah."Jawab Cahaya santai.

Abiyan dan Cahaya akhirnya ke kampus barengan.  Awalnya di tolak Cahaya, maklumlah ia kan takut jika di ketahui banyak orang.

Sesampainya di kampus. Dengan mengendap-endap Cahaya turun dari mobil. Tapi belum lagi Cahaya turun, Abiyan menarik jilbabnya.

"Kenapa Mas.? " Tanya Cahaya kesal. Karena dia tidak mau orang lain tahu. Sedangkan Abiyan nggak peduli masalah itu, bahkan dengan senang hati kalau orang lain tahu.

"Katanya mau jadi istri yang Sholehah. Salim sama suami kalau mau berangkat. Minta izin. Bukan nyelonong saja." Ucap Abiyan menyerahkan tangannya.

"Ya Mas  Maaf." Cahaya dengan cepat mengambil tangan Abiyan dan menciumnya. Abiyan malah menggunakan kesempatan,

Sebuah kecupan di bibir Cahaya. Membuat gadis itu terpaku dan kesal.

"Kenapa marah. Kan sudah sah. Lebih dari ini sudah kita lakukan, dan sah aja. Kamu tidak bisa menolaknya. Karena kamu itu sudah jadi milikku selamanya." Ucap Abiyan menggoda.

"Ya.. Aku tahu." Ucap Cahaya cemberut.

"Ya sudah sana masuk kelas, belajar yang rajin ya sayang., jaga mata dan hatinya" Ucap Abiyan  mengingatkan.

"Ya Mas. Assalamu'alaikum." Ucapnya turun dari mobil.

"Waalaikumsalam. Ingat pesan suami. "

Cahaya hanya cemberut kesal dengan godaan suaminya yang  tidak memilih tempat. Abiyan pun turun, dan masuk ke ruangannya.

Sementara Cahaya sudah masuk kelas kebetulan hari ini Tasya sudah masuk kelas. dan tidak lagi sakit perut.

"Assalamu'alaikum." Ucap Cahaya mendekati Tasya yang duduk di tempatnya.

"Waalaikumsalam. Hm.. Keliatan nya kamu kok cantik banget ya hari ini  Ca" Tanya Tasya menggoda.

"Hm.. Jangan cari masalah baru Tasya." Jawab Cahaya sebel.

"Beneran lo Ca. Yang di ucapkan Tasya. Kamu kok beda hari ini ya. " Ucap Gibran yang ikut menanggapi.

"Tau ah. Ayok duduk, sebentar lagi Dosen masuk." Pas Abiyan masuk ke kelas Cahaya yang hari ini ada jadwal kuliah yang  di ajarkan Abiyan.

"Halo, Assalamu'alaikum. Baik semua." Ucap Abiyan memberi salam lengkap. Wajahnya cerita sekali. tersenyum keliatan sekali hatinya sedang berbunga-bunga. Membuat mahasiswanya heran dengan perubahan dosennya

" Waalaikumsalam pak. Alhamdulillah kami semua sehat." Ucap mahasiswa serempak.

Abiyan langsung menoleh melihat ke arah istrinya, dan tersenyum. Sementara Cahaya berusaha menghilangkan groginya takut nanti temannya tau hubungannya dengan Dosennya.

Hari ini  suasana cukup kondusif dan tenang. Para mahasiswa mendengar penjelasan Dosennya. Abiyan menerangkan sambil berjalan mengelilingi kelas.  Pas dekat Cahaya. Ia menjatuhkan  kertas ke depan Cahaya. Yang di ambil cepat olehnya.

Ia berusaha membuka. Ternyata Abiyan memintanya untuk ke ruangannya waktu jam istirahat.

Jam kuliahnya pun habis. Abiyan pun beres-beres dan meminta istrinya untuk mengantarkan absen. sebenarnya ia yang tidak bisa tinggalkan istrinya begitu saja.

Sampai di depan kelas. Abiyan kembali melihat ke arah Cahaya, ia mengedipkan matanya. Yang membuat Cahaya melotot.

Namun pas pintu ia berhenti saat Gibran  memanggil nama istrinya.

"Ca. Kantin yuk. Aku traktir.." Ucapnya mendekati Cahaya. Abiyan masih berdiri pura-pura bertanya pada mahasiswa yang lewat.

"Ah makasih ya Gib. Aku mau ke ruangan Pak Abiyan mengantar absen dulu." Jawabnya mengelak. Abiyan akhirnya pergi ke ruangannya. Karena sudah tahu Cahaya tidak jadi ikut dengan Gibran.

"Tasya. Kamu sama Gibran aja dulu ya. Aku mau ke ruangan Pak Abiyan sebentar. Nggak usah tunggu kalau terlalu lama ya." Ucapnya berlalu.

Tasya mengangguk melongo. Namun ia terus pergi dengan Gibran ke kantin. Sementara Cahaya pergi ke ruangan suaminya. Ia takut nanti suaminya marah kalau terlalu lama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!