Perjanjian

Abiyan masih saja senyum- senyum memandangi calon istrinya yang selalu membuatnya tersenyum.

Abiyan pun menarik tangan Cahaya ke lantai atas. Di lantai dua tersebut Di sebuah ruangan yang cukup adem dan santai. Ada dua buah sofa  yang cukup besar. Meja serta kursi bos. Serta lemari es. Dan juga lemari besar.

Abiyan meminta Cahaya duduk dulu. Dia pun kembali keluar. Cahaya melihat ruangan yang begitu rapi dan nyaman. Karena dari tempat ia duduk bisa melihat ke bawah yang dimana ada taman yang kecil tapi cukup menyejukkan mata.

"Aduh.. apaan sih.. aku kok kayak kambing congek ya. ngikut aja di saat di tarik ke mana-mana. Ah bodohnya..." Kesal Cahaya mengumpat dirinya sendiri.

"Maaf ya agak sedikit lama." Suara seseorang yang datang.  Cahaya menoleh, ternyata Abiyan.

Melihat sikap Cahaya. Abiyan tidak patah semangat. ' ca... Mungkin hari ini kamu belum mencintai ku. Tapi percayalah.. Aku akan setia menunggu cintamu. Karena aku tidak ingin lagi kehilangan. Mungkin seumur hidup aku tidak bisa mencintai lagi. Jika kau menolak ku lagi. Please. Beri aku kesempatan ya Ca." Mohon Abiyan memegang kedua tangan Cahaya.

"Aku bersedia menerima apapun mau mu, jika aku di beri kesempatan. Ya Ca. mungkin pertemuan awal kita itu membuat kita dekat. itu garis yang harus kita jalani.." Mohon Abiyan lagi. Karena ia sudah bertekad tidak akan melepaskan gadis pujaan hatinya lagi. Apalagi kedua orang tua mereka telah setuju.

Sebenarnya tampa di setujui Cahaya. Pernikahan tetap berlangsung. Namun Abiyan sudah berjanji. Akan membuat Cahaya jatuh cinta.

" Hm. Maaf Pak. Saya ini tidak pantas menerima perlakuan seperti ini dari bapak. Bapak kan tahu. Saya ini siapa, dan bagaimana kehidupan saya." Sindir Cahaya yang mengenai jantung Abiyan. Ia teringat dengan kata-kata yang awal pertemuannya.

Abiyan melihat mata Cahaya yang seolah mengejeknya. Namun ia tersenyum. " Maaf jika kata-kata ku  melukai hatimu. Sekali lagi aku minta maaf. " Abiyan menarik tangan  Cahaya dan meletakkan di dadanya.

"Dengarkanlah detak jantungku. Jantungku bergerak tidak seperti biasanya. jauh darimu saja membuat aku uring-uringan nggak tahu arah. Apalagi melupakanmu aku tak sanggup Ca. Maaf jika lidahku telah melukai hatimu yang halus. Beri aku kesempatan ya Ca. Atau begini. Dalam jangka sebulan jika kamu tidak ada rasa sedikitpun padaku. Berarti kita batalkan rencana pernikahan ini. Gimana? " Tanya Abiyan agar Cahaya mau menerimanya.

"Baiklah. Aku terima. Jika dalam sebulan aku tidak punya rasa. Maka kita batalkan." Kata Cahaya setuju dengan semangat.

"Syaratnya. Izinkan aku menjemput dan mengantar mu, kemanapun." Harap Abiyan. Cahaya melotot. namun tiba-tiba tersenyum.

Maka kesepakatan tercapai. Awalnya Abiyan agak ragu. Namun demi Cahaya ia melakukan perjanjian itu. Agar  Cahaya mau memberi kesempatan padanya. Ia akan berusaha bagaimana caranya agar Cahaya mencintainya.

*****

Semenjak perjanjian itu. Keman apun Cahaya Abiyan selalu bersamanya. Hingga sampai minggu ketiga.

Hari ini Abiyan sangat sibuk. Ia mengirim Chat  ke Cahaya. " Sayang.. Aku tidak bisa jemput mu di hari ini sampai besok ya. Kebetulan aku ke Singapura pagi ini. Ada pertemuan bisnis. Naik taxi aja dulu ya sayang... "  Pesan Abiyan yang selalu memanggil Cahaya sayang. Cahaya tidak marah atau protes dengan panggilan tersebut. Walau awalnya ia risih.

"Ok. Nggak masalah. " Jawab   Cahaya yang pendek.

Abiyan yang mendapat balasan dari calon istrinya itu. Menatap bengong pada layar hpnya. " Ah.. Sabar.. Abiyan.. Kamu harus yakin jika kamu pasti bisa mendapatkan cinta pujaan hatimu. " Ucap Abiyan menghibur dirinya.

Abiyan hanya mengirim emo Senyum. Dan Love. Kemudian ia langsung berangkat ke Bandara.

Sementara Cahaya sebel sendiri. " Aku akan jemput dan antar kamu kemana pun. Ih baru tiga minggu aja udah bosan. Ih Laki-laki labil." Umpat  Cahaya ngedumel.

"Hai. Anak muda ngomong sendiri. Abiyan mana? Kok belum datang? " Tanya Yana pada anak gadisnya.

"Entahlah bun. Bunda tanya aja sama calon mantu bunda itu." Jawab Cahaya yang makin kesel. Abiyan melarang Cahaya ngekos dulu Karena takut nanti Cahaya di ganggu orang lain.

Jaaban Cahaya membuat Yana bengong.  Ia berlalu dari kamar anaknya dan menemui suaminya.

"Hm. Ayah udah tahu sesuatu tentang anak kita.? " Tanya bunda langsung.

"Oh.. Semalam Abiyan telpon ayah. Katanya ada keperluan mendadak ke Singapura urusan bisnis. Ia membantu papa yang kebetulan tidak bisa hadir. Makanya ia minta Abiyan yang mewakili. Ini sudah sering juga di lakukan Abiyan. " Terang Yolanda pada istrinya.

"Oh... "  Jawab Yana cengengesan.

Ia pun paham tingkah anaknya.yang uring-uringan. Dia tersenyum dan punya ide untuk ngerjain anaknya.

Cahaya rencana akan memesan Taxi. tapi tiba-tiba ada mobil berhenti di depannya. Ia pun mengerutkan keningnya.

"Silahkan mbak naik. nanti telat." Lio membuka kaca mobil dan berteriak dari duduknya mengemudi.

"Mbak-mbak, emang aku setua itu.." Kesal Cahaya yang tetap naik.

"Ha..ha.. belum sehari di tinggal kekasih. udah uring-uringan." Ledek Lio pada Cahaya yang memanyunkan bibirnya.

"Siapa yang uring-uringan. Ih sama aja kalian berdua menyebalkan.." Kesal Cahaya lagi.

Tentu saja Lio makin terkekeh geli. sikap Cahaya yang seolah menolak sepupunya malah pusing sendiri saat di tinggal pergi.

Lio mengambil handphone nya. ia pura-pura menelpon. padahal ia merekam Cahaya yang mengomel nggak jelas.

"Kalau lagi nyetir. jangan menelpon. mau kamu kita Innalilahi." Hardik Cahaya yang masih ngomel

"Ia Tuan Putri maaf." Jawab Lio. ia pun mengirim rekaman tadi ke sepupunya. Dan kembali fokus ke jalanan menuju kampus.

"Yo... apa pendapatmu tentang Pak Abiyan.?" Tanya Cahaya yang masih ragu.

"Kok masih panggil bapak. kan Abang ku nggak se tua itu Ca. Tapi apakah bang Abi nggak protes gitu kamu panggil Pak gitu.?" Tanya Lio penasaran.

"Nggak.." Jawab Cahaya semangat.

"Apa..! Jadi Abang ku nurut aja gitu kalau kamu panggil bapak.. aneh.. emang cinta itu bikin orang gila ya..." Lio ngomel Sendiri.

Cahaya bengong dengan Lio yang ngomel nggak jelas." Lio. aku tuh nanya kok ngomel sendiri.!" Kesal Cahaya.Ia pun melihat keluar jendela. ia diam saja lagi tanpa menoleh lagi pada Lio yang fokus.

"Ca. dulu waktu SMA. bang Abi pernah pacaran.. tapi di selingkuhi kawannya sendiri. Jadi Bang Abi sangat kecewa. semenjak itu. Bang Abi nggak mau lagi kenal dengan cewek. Ia selalu ketus dan pasang wajah dinginnya pada gadis manapun yang ingin mendekatinya." Cerita Lio.

Cahaya terpaku dengar cerita Lio tentang Abiyan."Oh pantas saja. waktu awal ketemu kayak satpam aja gitu. galaknya minta ampun. Tapi kenapa tiba-tiba berubah ya..!" Tanya Cahaya heran.

Lio terkekeh." Bang Abi tuh tidak berapa beda dengan kamu sifatnya. sosialnya tinggi. Nah mungkin ia tersentuh dengan sikap kamu, hidup. kamu... Dia orangnya bukan tipe mudah jatuh cinta... Tapi nyatanya. setelah jatuh cinta bucin nya minta ampun. ha .ha." Tawa Lio kembali pecah.Lio pun menghentikan mobilnya. Karena mereka sudah sampai di kampus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!