Keinginan

Velisha terus bercerita. Hingga ia pun menanyakan kepemilikan Panti menurut versi Cahaya.

"Sebenarnya Panti ini milik nenek,  ibu dari ayah. Kami tinggal di sini semenjak ayah masih kecil. Hingga ayah menikah dengan bunda, sampai kelas satu SMA dan pindah saat saya kelas dua. Om sudah menggadaikannya. Ayah mengajak kami pindah, meninggalkan tempat ini, kampung yang sangat indah ini." Terang Cahaya panjang lebar.

"Kalau misalkan ada orang yang mau mengembalikan tempat ini pada keluarga mu bagaimana? Apa tanggapanmu? " "Tanya Velisha penasaran.

"Wah.. Itu pasti sangat senang Tan, terutama Ayah. Ayah  bunda tidak pernah lagi ke sini semenjak kami pindah. Karena mereka tidak mau sedih. Buk Khodijah dari dulu bantu bunda mengurus panti ini setelah nenek meninggal. Jadi kami di besarkan di sini. Panti ini keluarga kami." Ucap Cahaya berapi-api. Ada luka di matanya sudah ada embun. Velisha memeluknya dan mengusap punggung gadis itu lembut.

"Tante akan mewujudkannya, jika itu membuat mu bahagia dan keluarga mu. Tapi tante ingin sesuatu syarat." Ucap Velisha.

Cahaya menguraikan pelukan wanita seusia bundanya itu.

"Maksud Tante? " Tanya Cahaya  bingung."  Tante ingin Cahaya mau  main ke rumah Tante, mengajari Tante  ngaji dan sholat yang benar. Tante malu belajar dengan orang lain. Mau ya bantu Tante?" Harap Velisha.

Walau ia juga ingin mendekatkan  gadis itu dengan anaknya.  Yang sudah lama beku hatinya. Namun kehadiran Cahaya merupakan penerang, penghancur es yang membeku di hati anaknya. Namun ia tidak mau gadis tersebut merasa terpaksa.

"Nanti saya tanya kedua orang tua saya dulu tan." Jawabnya.

"Kenapa semuanya kamu tanya sama Ayah Bunda mu.Kan Kamu cukup jawab mau atau tidak?" Tanya Velisha.

"Maaf Tan. kan Ayah dan Bunda masih ada. rasanya nggak enak kalau Ayah Bunda tidak tahu. kalau saya main ke rumah Tante." Ucap Cahaya sungkan.

"

Bagaimana kalau Tante yang minta izin langsung sama mereka.? Kamu cukup iya saja. Masalah izin itu biar urusan Tante." Jawab Velisha yang gemes. Dan di anggukan Cahaya.

"Nah. Gitu dong. Tante suka." Velisha kembali memeluk  Cahaya senang.  Akhirnya keinginannya untuk membuka hati anaknya yang kelam kembali bercahaya. " Semoga Kau memberikan Cahaya di hati anakku Cahaya." Lirih Velisha dalam hatinya. Ia tersenyum memeluk gadis tersebut.

"Oh ya Tan. Saya mau ngumpul dengan teman-teman, nggak enak rasanya sama mereka." Ucap Cahaya yang baru ingat.

"Ok. kita ke sana!" Jawab Velisha membuat Cahaya melongo.

"Kenapa masih berdiri. katanya mau ke sana.? Kamu tahu kan lokasinya. Tante ingin melihat alam di sini. rasanya Tante bisa melepas rindu di sini. kampung Nenek Tante." Velisha tersenyum bahagia bercerita.

Cahaya pun akhirnya mengajak Velisha. walau ia agak ragu. Takut nanti Pak Dosen yang galak memarahinya, karena mengajak mamanya ke Sawah.

Sampai di Luar. Pak Wawan sopir Velisha datang." Pak. saya mau ke tempat Abiyan dulu ya. Sebentar lagi baru kita pulang.Pak Wawan ikuti kami saja dari belakang. biar nanti nggak susah." Perintah Velisha yang di anggukan Pak Wawan.

Abiyan yang melihat Mamanya yang datang bersama Cahaya dan juga Pak Wawan jadi melongo. Ia pun dengan cepat mendekati mamanya yang berjalan di pematang sawah.

"Ma. ngapain ke sini. Nanti Mama jatuh dan capek." Ucap Abiyan dan melihat ke arah Cahaya. Velisha yang melihat seolah Cahaya yang di salahkan anaknya langsung pasang badan.

"Kamu kira Mama nggak bisa lewati jalan seperti ini. Mama mah udah biasa dari kecil. Kampung Nenek Mama dulu kan seperti ini.

Jadi bukan Cahaya yang ngajak. malah dia melarang Mama ikut." Velisha membela calon mantunya.

"Bukan begitu Ma... Tapi.." Velisha tidak memperdulikan ucapan anaknya ia malah terus mendekati tenda.

"Eh. Tante ke sini. mau ikutan kemping Tan.!" Tanya Lio usil.

"Ide yang bagus tuh." Jawab Velisha membuat Abiyan melototkan matanya pada Lio yang cengengesan.

"Tapi Tan. sudah izin dari anak Tante yang galak dan singing itu.!" Tunjuk Lio dengan mulutnya. Sedangkan Cahaya hanya diam. Sepertinya kata-kata yang di tujukan untuk Abiyan selalu jadi topik. Cahaya hanya nafas dalam. Ia harus berbicara hati-hati setelah ini.

"Yah begitulah. lain kali ajalah. mungkin dia butuh privasi." Jawab Velisha yang paham dengan anaknya.

Lio mengacungkan jempolnya. " Tante emang the best deh. Lain kali kita akan kemping sekeluarga aja di puncak Tan." Usil Lio yang di setujui Velisha.

"Ya udah. kalau begitu Tante balik ya. Sayang.. angan lupa ya, Tante akan tunggu di rumah. Nanti Tante share Lock." Velisha memeluk Cahaya. Cahaya sangat canggung di perlakukan begitu di depan teman dan juga dosennya. Dia hanya mampu tersenyum dan mengangguk.

Tiba-tiba ada seseorang gadis ingin mengejar Velisha saat Velisha akan melangkah." Hai Tante cantik. kenalkan saya Delia. Teman dekatnya Pak Abiyan." Ucap Delia manja.

"Oh... Baiklah. Tante mau pulang ya. permisi..Da..da..." Velisha pun melambaikan tangan yang di tujukan pada Cahaya yang berdiri di belakang Delia.

"Da..da Tante cantik " Jawab Delia percaya diri. Ia tidak melihat kalau orang di sekitarnya telah meninggalkannya.

Lio dan Abiyan pun berlalu. begitu juga Cahaya,ia mencari Ghina sahabatnya. karena ia satu tenda dengan gadis tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!