Velisha Mencegahnya

Sampai mereka di butiknya Velisha meminta Cahaya langsung duduk ke ruangannya. Cahaya mengikuti arahan Velisha dan menunggu di ruangan yang begitu rapi dan banyak desain yang baru siap. Bahkan ada sepasang baju pengantin yang terpajang. Berwarna krem dengan pasangan tuxedo dengan warna yang sama.

Cahaya mengamati baju pengantin tersebut. Sepertinya pas di badannya. Ia melihat sekelilingnya. Tampa ia sadari, Velisha melihat dan tersenyum.

"Di coba dong sayang bajunya. Mama takut nanti ada yang tidak cocok di tubuhmu. Yang mungil. " Ucap Velisha yang mengagetkannya.

"Maaf.maksud mama apa ya." Tanya Cahaya bingung.

Velisha mendekati calon menantu dan membelainya lembut. " Sayang.. Jangan ragu ya nak. Mama Papa sangat berharap sekali kamu jadi anak kami. Apalagi Abiyan. Ia telah 5 tahun lebih tidak mau mengenal yang namanya wanita. Namun kamu mampu menghancurkan kekecewaan nya. Mampu membuat anak mama kembali seperti dulu. Abiyan yang ceria penuh percaya diri." Ucap Velisha panjang lebar.

Cahaya yang mendengarkan ungkapan Velisha sangat terkejut. Dia tersenyum menggosok punggung  tangan wanita tersebut.

"Mama terlalu berlebihan menilai Cahaya. Cahaya anak gadis biasa dari keluarga biasa juga. " Jawab Cahaya sungkan.

Velisha memeluk tubuh Cahaya yang mungil.     "Pantas saja Abiyan tergila-gila dengan mu nak. Yok sekarang di coba ya." Pinta Velisha lembut penuh harap.

Cahaya tidak mampu menolaknya. Ia akhirnya mencoba baju pengantin tersebut. Ala kebaya yang modern.

Velisha memperhatikan Cahaya yang memakai baju rancangannya. Pas di tubuh mungilnya Cahaya. Ia takjub sekali.

"Cantik dan perfect." Gumam Velisha

Cahaya tersenyum mendengar pujian Velisha "Bajunya yang sebenarnya cantik ma. Mama hebat ya buat rancangan. Sejak kapan mama membuatnya.? " Tanya Cahaya hati-hati. Takut nanti Velisha tersinggung.

"Oh... Seminggu sebelum kita bertemu. Mama sudah siap  membuat gambar dan polanya. Entah kenapa mama  waktu itu pengen buat baju ini. Ternyata untuk anak mama." Ucap Velisha bahagia.

Cahaya tertegun. Ia tidak bisa menolak perjodohan ini. Melihat kebahagian orang-orang yang ada di sekelilingnya membuat Cahaya tidak berdaya.

"Hm.... Sayang...cantik sekali. mama nggak salah ukuran dan modelnya pas." Ungkap Velisha bahagia dengan hasil rancangan untuk menanatunya.

"Makasih ma." Jawab Cahaya ikut tersenyum melihat ke bahagian wanita di depannya.

"Ca. Ini baju yang akan kita pakai malam ini. Sekalian di coba. Warna apa yang cocok buat kamu. Kita kapelan." Ucapnya antusias.

"I ya ma. Cahaya mengganti baju penganti tersebut dengan gaun terusan yang warna pict dipadukan putih di bagian dadanya. Kesannya sangat mahal. Ada warna krem dipadukan  hitam. Kesan yang elegan sekali. Pilihan putus pada warna semula. Yang juga di pilih Velisha.

Setelah mencoba pakaian yang akan di pakai nanti malam. Velisha mengajak ke salon sebelah butiknya.

"Halo Jeng Velisha. Selamat sore. Ada apa nih. Eh ah oh... Ini siapa jeng. Cannnnntik sekali. Kayak artis Korea.. "  Tanya  wanita yang seumuran Velisha yang bernama Fiona.

"Ini ini jeng. Anak saya. Kenalkan sayang ini tante Fiona yang punya salon ini. " Ucap Velisha mengenalkan Cahaya.

"Saya Cahaya tante. Terimakasih pujiannya. Semoga saya tidak terbang tinggi karena pujian tante. " Canda Cahaya di awal perkenalan nya.

"Cantik. Sejak kapan jeng dapat anak cantik ini. Jangan ngadi-ngadi deh jeng. Ku jadikan mantu aja ya jeng." Ucap Fiona  semangat.

"Jangan nyerobot gitu lah jeng. Cahaya ini kan calon istri Abiyan. Dan minggu depan akan menikah, makanya kita kesini. " Jawab Velisha sedikit merajuk.

"He.. He... Maaf jeng. Abis tadi jeng bilang anak sendiri. Saya kan nggak salah." Protes Fiona.

"Ya udah ayok masuk jeng. Oh ya cantik mau luluran juga.? " Tanya Fiona.

"Hari ini nggak jeng. Anak saya ini pemalu. Saya mau pegawai  jeng yang datang ke rumah untuk luluran. Karena sangat risih sekali. " Jawab Velisha yang mengetahui keadaan Cahaya.

Cahaya yang mendengarnya terkagum. Reflek memeluk Velisha dari samping. " Makasih ma." Ucap Cahaya lirih yang di anggukan Velisha.

Setelah membuat janji dengan  jeng Fiona. Velisha mengajak Cahaya pulang untuk bersiap-siap.

Sesampainya di rumah. Velisha meminta Cahaya mandi di kamar atas. Dan  sebelumnya memberikan paperback ke Cahaya.

Cahaya langsung ke kamar yang di tunjukan Velisha. Ia masuk dengan sedikit takjub. Karena ruangan yang besar dengan suasana krem dan lembut. Nuansa kamarnya krem semua. Sehingga membuat mata kagum dan teduh.

Ia berjalan ke sudut ruangan dan masuk. Di sana ternyata tersusun pakaian laki-laki yang rapi. Ia kembali keluar. Dan Velisha muncul.

"Sayang ini pakaian  gantinya.  Mama tunggu di bawah ya. Jangan lama." Ucap Velisha membelai jilbabnya Cahaya.

Cahaya  langsung mandi di kamar mandi, yang begitu luas. Cahaya menikmati guyuran air ke tubuhnya yang terasa kaku. Karena aktivitas seharian.

Setelah selesai mandi. Cahaya teringat akan pakaian dalamnya. Ia bingung. Gimana caranya. Terus ia mencoba membuka paperback yang di berikan Mama Velisha.  Ia terkejut. Karena isinya selain baju ganti. Juga ada pakaian dalam yang sesuai ukurannya. Ia merasa canggung. Namun ia mencoba berfikiran positif.

Setelah Sholat magrib ia. memasangkan jilbabnya dengan rapi. Ia turun ke bawah.

"Sayang. Sudah siap.  Ayok kita berangkat.. Nanti kita terlambat." Ucap Velisha.Mereka pun masuk mobil.

"Sayang.. Nanti jangan jauh-jauh dari mama ya. Takutnya nanti kamu salah kenal." Ucap Mama Velisha yang membuat Cahaya kaget.

"Maksudnya ma." Tanya bingung.

"Gini..!  Yang namanya manusia kan depannya aja baik. Mama nggak mau nanti Abiyan marah pada mama.. Nanti kamu jangan jauh dari mama. Ok! " Ucapnya tegas.

Gak lama. Mereka sampai sebuah hotel yang lumayan rame. Di sana sudah banyak yang sudah datang. Cahaya baru kali ini menghadiri pesta seperti ini.

"Yok sayang. Pegang mama ya." Ucap Velisha yang di anggukan Cahaya. Baru ia sadar. Kalau permintaan  Mama Velisha jangan jauh-jauh. Benar adanya. Ia yang malah sangat takut untuk di tinggal.

Cahaya bergantung di lengan Velisha. Ia terus berjalan menunduk. " Sayang.. Jangan menunduk. Lihat ke depan. Jalan biasa saja. Nggak usah gugup ya. Kan ada mama." Ucap Velisha memberi semangat.

"Ya ma." Jawab Cahaya lirih. Nyaris tak terdengar.

Sampai di dalam. Ada teman Velisha yang menyambutnya heboh. Dan Cahaya juga melihat tante Fiona dengan wanita di sampingnya seusianya.

"Hello jeng. Hello cantik Ketemu lagi kita " Ucap Fiona mencium pipi Cahaya kanan kiri. Baru ia melakukannya pada Velisha.

"Jeng.. Cantik sekali. Ini siapa.. " Tanya seorang wanita yang berpakaian seksi.

"Oh. Mantu saya." Jawabnya langsung. Takut kalau bilang anak kayak tadi.

"Ia ya jeng Ratna. Saya jadi iri deh. Jeng Velisha nemu dimana berlian kayak gini. " Seloroh Fiona.

Cahaya hanya tersenyum kikuk. Rasanya ia jadi mau muntah menghadapi wanita macam mereka. Sudah tua nggak ingat umur gaya mereka.

"Jeng Fiona ada saja. Kami nggak di ajak masuk nih.? " Goda Velisha mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya sampai lupa. Silahkan jeng masuk. Cantik juga ya. Atau mau sama tante aja. Biar tante kenalin. Ada anak tante yang juga seusiamu." Ucap Tante Ratna menawarkan.

"Makasih tante. Saya sama mama Velisha saja. Belum terbiasa." Jawabnya kaku.

"Oh baiklah." Jawab Ratna.

Terdengar suara dari dalam. Kalau acara akan di mulai. Ternyata acara  anniversary pernikahan tante Ratna dengan suaminya. Sekaligus. Persemian pembukaan hotel yang  sekarang mereka datangi.

Setelah pengguntingan pita.  Dan lanjut potong kue yang setinggi orang. Wah benar mewah acaranya. Cahaya merasa risih  melihat orang- orang semuanya berpakaian terbuka. Hanya Dirinya dan Velisha yang berpakaian sopan.

Ditengah acara. Gibran melihat gadis yang ia kenal. Siapa lagi kalau bukan Cahaya.

"Ca. Oh kamu di sini juga. Kebetulan sekali. Kamu dengan siapa.? " Tanya Gibran antusias.

Velisha yang mendengar seorang laki-laki yang mengajak Cahaya bicara. Menoleh ke sampingnya.

"Saya dengan... " Belum selesai Cahaya menjawab. Di potong Velisha.

"Hm.. Velisha sama saya. Oh ya. Kalau nggak salah kamu laki-laki yang mengejar Cahaya di kampus tadi kan.? " Tanya Velisha langsung.

"Eh iya tan. Saya juga lihat tante tadi yang jemput Cahaya. Oh ya.. Cahaya siapanya tante...? " Tanya Gibran terputus. Karena ada seorang wanita yang memanggilnya di atas panggung.

"Gibran sayang. Ayok kesini. ....  Ucap  Ratna di atas panggung.

Gibran pun naik  ke panggung, dari situ terlihat. Kalau Gibran anaknya Ratna. Sebelumnya ia pamit pada Cahaya dan Velisha.

Setelah acara. Velisha mengajak Cahaya pulang. Karena ia tak ingin berlarut larut di sini. Kasihan Cahaya.

"Sayang. Tadi mama dapat WA  dari Abiyan. Katanya hpmu nggak aktif." Ucap Velisha.

"Hm.maaf ma. Kayaknya aku lupa ngecas ma." Jawab Cahaya setelah melihat hpnya mati total.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!