Keinginan

Pak Yolanda  terus di berondong pertanyaan yang sama. Hingga bunda Yana datang. Karena bunda juga melihat ke datangan suaminya yang cukup pagi untuk kembali pulang.

"Ayah kok sudah pulang? " Tanya bunda

"Ayah di pecat bund.. " Jawab Cahaya tanpa persetujuan Ayahnya dan memeluk bundanya yang baru datang.

Pak Yolanda diam, dia nggak tega ngerjain keluarga nya terlalu lama.

"Sebenarnya ayah bukan di pecat, hanya saja. Ayah di minta Buk Velisha mamanya Abiyan mengawasi panti. Yang akan di renovasi besok. Karena ayah yang tau bagaimana modelnya." Jawab Ayah serius. Semua wajah yang panik itu berubah bahagia.

"Ayah sebel.. " Kesal Cahaya. Dia pun pindah memeluk ayahnya.

"Mana mau calon besan memecat ayah." Jawab Ayah yang membuat semuanya terkejut.

Lio bertepuk tangan." Wah....hebat Tante Velisha. Puk.. Puk.. Dari dulu Tante emang bisa di andalkan. Baru di omongin sudah langsung loncat. Selamat bro. Sebentar lagi masa lajang mu akan tamat. " Ucap Lio memberi selamat.

"Abiyan hanya tersenyum kaku, mungkin ini yang di bilang Mama. Hukuman buat Aku."Lirih Abiyan dalam hati."Makasih ma. " Ucap Abiyan dalam hatinya. Ia bahagia sekali. 

Hanya Cahaya yang berwajah sendu, ia bingung kenapa seperti ini, ia memang mau ayahnya tidak lagi bekerja keras. Karena tubuh ayah sudah cukup tua jika bekerja berat. Namun, apakah ia harus di ganti dengan dirinya menikah muda. Aku kan baru kuliah, masa menikah cepat. Pikirnya dengan tatapan  sendu.

"Bunda setuju juga yah. Nak Abiyan jadi mantu kita. Oh ya yah, emang tadi buk Velisha ngomong gitu langsung ke ayah." Tanya Yana semangat.

"Benar. Tadi kan ayah menolak untuk pekerjaan ini. Jadi buk Velisha menjelaskan ke inginannya  pada ayah. Kalau ia suka kalau anak kita yang bawel ini jadi mantunya." Cerita ayah panjang lebar..

"Kalian jahat.. " Cahaya berlari ke kamarnya. Pikiran nya kacau.

"Bunda ayah, jika memang Cahaya nggak mau. Nggak apa.. Saya nggak mau hubungan yang di paksa." Abiyan mengungkapkan pendapatnya. Takut nanti Cahaya malah makin menjauh dan membencinya.

"Ah.. Kamu belum kenal dia saja secara dekat. Lagian kan kalian baru kenal. Kita nggak langsung menikahkan kalian terlalu cepat. Mungkin setahun atau....beberapa bulan. Itu permintaan buk Velisha Mamamu.  kami juga tidak memaksa kalau kalian tidak setuju." Ayah menerangkan.

"Iya bro.. Masih ada waktu untuk menaklukan hatinya. Yang penting sabar ya bro.. Kan sudah dapat restu.! " Goda Lio memberi semangat.

Cahaya mendengar semua pembicaraan mereka. Ia pun lega." Kalau begitu... Aku akan buat ia ilfil padaku. Hingga ia nggak mau dengan ku." Lirih Cahaya pada dirinya.

"Kalau begitu kita makan dulu ya. Mumpung sudah siang.  Jadi ayah mulai besok sudah ke panti dong? " Tanya Bunda berlalu kebelakang menyiapkan makan siang.

"Iya. " Jawab Yolanda singkat.

Lio segera mengambil tikar yang biasa di gunakan untuk tempat duduk jika mau makan.

Abiyan melihat aktifitas Lio yang begitu akrab. Mungkin mereka lebih kenal duluan. Ucap Abiyan menata hatinya. Ia tidak mungkin rival dengan sepupunya. Karena Lio sendiri yang memberi jalan lampu hijau.

Bunda mengetuk pintu kamar Cahaya " Ca.. Bantu bunda siapkan makan siang nih." Sorak bunda pada anaknya yang di dalam kamar. Ia tau kalau anaknya ngambek, namun jika ia dan ayahnya minta tolong tetap di bantu walau dengan cemberut.

"Ya bund." Dengan malas Cahaya bangkit dan membantu bunda. Ia acuh saja ketika meletakkan makanan di  tikar, dimana ayah. Lio dan Abiyan sudah duduk.

"Bro lu sakit gigi. Dari tadi banyak diam." Goda Lio pada Abiyan.

"Ah nggak gigi yang sakit." Ucap Abiyan  menunduk.

"Lantas... " Tanya Lio penasaran.

Abiyan  diam. Dia kurang semangat dengar ucapan ayah Yolanda yang bilang kalau mereka tidak memaksa jika mereka berdua tidak setuju.

Kalau dia sangat setuju. Tapi kelihatan kalau Cahaya kurang setuju. Bahkan matanya mengajak perang.  Sikapnya di awal pertemuan memang cukup keterlaluan. Tapi.. Ah.. Mulut ini selalu pedas sama cewek. Nggak tahu sekarang kena batunya sendiri. Rutuk Abiyan dalam hatinya. Ia melamun.

"Jangan bengong. Nanti kesambet, Ayah bunda ngajak kita makan. Bukan ngelamun." Ejek Lio mengganggu lamunan Abiyan.

"Eh iya.. Maaf Ayah bund... " Abiyan berucap malu..

"Wah.. Orang kalau sudah jatuh cinta... Jadi kayak orang bodoh ya bund. " Ucap Lio lagi.

Abiyan terpana, ia menatap Lio kesal. Dari tadi selalu menjatuhkan harga dirinya.

"Ya udah.. Yuk di makan, nanti keburu dingin." Ucap Ayah nggak sabar melihat makanan favorit ayah. Yaitu sambal lado hijau dan sayur kangkung. Menu yang sederhana. Ada goreng ikan. Telur dadar juga.

"Iya ya yah. Sudah lama aku nggak makan beginian." Ucap Lio menimpali.

"Maaf ya nak Abiyan, hanya ini menu yang ada." Ucap Bunda Yana.

"Hm. Sepertinya enak bund. Santai aja. Aku ini anak gunung bund. Jadi sudah biasa makanan yang sederhana." Jawab Abiyan ramah.

"Iya bund. Jangan terlalu berlebihan. Sepupu ku ini orangnya merakyat" Sambung Lio.

Mereka pun makan dengan lahap. Cahaya memutar-mutar makanan yang di piringnya tanpa masuk ke mulutnya.

"Ca. Emang perut bisa kenyang, kalau di diobok-obok aja dari tadi." Celoteh Lio. Karena ia melihat Abiyan yang selalu memperhatikan Cahaya. Ia pun penasaran dan benar melihat Cahaya mengaduk nasi tanpa di makan sedikitpun.

"Hm..! " Jawab Cahaya malas. Ia pun mencoba memasukan makanannya, tanpa menoleh siapa pun.

Setelah semuanya makan. Abiyan mau mengambil  bobokan untuk cuci tangan. Yang bertepatan dengan Cahaya yang juga mau ambil. Hingga mereka berpegangan tangan.

"Hm... Katanya nggak mau. Tapi cuci tangan aja sampai pegangan tangan.. " Sindir Lio.Yang melihat kejadian di depannya.

Cahaya  melepaskan tangannya, dan memukul  Lio dengan sendok nasi di depannya. Lio terkekeh. sementara Yana dan Yolanda hanya geleng-geleng kepala. Karena ia tahu bagaimana karakter Lio. Yaitu Usil.

" Eh Ca.. Nggak sopan." Ucap ayahnya tegas.

" Salah lagi.." Sungut Cahaya kesal. Dia diam saja dan berusaha mengalihkan pandangannya pada yang lain. Namun Abiyan selalu memperhatikan nya.

Lio terkekeh. " Lucu. Kalian berdua kalau beneran nikah cepat. Asyik juga ya bun. Kalau begitu aku bilangin Tante deh. Jika anak dan calon mantunya udah pengen cepat." Ucap Lio semangat.

"Lio....! " Hardik Abiyan

"Kak Lio....!" Hardik Cahaya yang bersamaan

"Nah kalian kompak sekali..benar kan yah bund" Jawab Lio terkekeh.

Yolanda menarik nafas dalam. Ia tidak bisa berkata apa, benar akrab Velisha Mamanya Abiyan. Kalau anaknya beneran jatuh cinta pada anaknya.

"Iya juga. Kenapa nggak kepikiran ke sana. Lagian nak Abiyan sudah mapan. Tunggu apa lagi ya kan bund? ."  Tanya Ayah baru sadar.

"Ayah.. Bisa nggak menggoda ku terus.." Cahaya sebel sama Ayahnya. Yang dari tadi ngerjain dia terus.

"Ca.. Benar kata Ayah. Untuk apa lagi nunggu lama-lama. Kasihan saudara ku ini. Nanti keburu lapuk." Ucap Lio Asal. Karena ia sebenarnya menyembunyikan perasaannya yang pernah suka pada Cahaya namun tidak pernah di sambut Cahaya.

Ia tak ingin Bunda dan Ayah salah paham. Mereka berdua hanya diam. Karena dari perlakuan Lio pada Cahaya pada mereka memang keliatan kalau Lio suka dengan Cahaya.

Bahkan Ayah pernah tanyakan hal itu. Namun siapa sangka. Kalau jodoh anaknya malah dengan sepupu Lio sendiri yang baru di kenalnya.

"Yah. Aku punya ide untuk taman di panti nanti, apakah aku boleh ikut bantu? " Tanya Abiyan yang mencairkan suasana hatinya yang deg-deg karena tangannya sempat di pegang Cahaya pas cuci tangan tadi.

"Apa tidak menganggu mu nak? " Tanya Ayah Yolanda.

"Nanti bisa di atur yah. Lagian aku nggak ngajar tiap hari." Jawabnya.

Yolanda menyetujui, karena ia memang tidak ahli kalau masalah gambar. Tapi Abiyan bersedia tentu sangat mendukung sekali.

"Tadi Mama mu bilang, Jika kalian cocok. Tahun depan kalau dapat dilangsungkan." Ucap ayah keceplosan.

"Apa yang mau di langsungkan ayah..! " Tanya Cahaya penasaran.

"Itu perbaikan  panti secepatnya. Dan langsung di resmikan. Karena juga buat usaha penyewaan gedung. Agar panti punya pemasukan tetap." Jawab ayah mengalihkan.

" Ooh..." Cahaya kembali diam. Tapi ia merasa ada yang di sembunyikan ayahnya.

Bunda membereskan semua yang di hidangkan tadi di bantu Cahaya. Para lelaki duduk santai di ruang tamu yang ada di depan mereka juga. Apapun aktifitas Cahaya masih bisa di lihat Abiyan.

Entah kenapa.. Ia selalu ingin melihat apa yang di lakukan gadis yang telah mengisi relung hatinya yang telah lama beku.

Cahaya yang menyadari jadi grogi sendiri. Hingga ia memilih cuci piring. Agar tidak jalan di depan Abiyan.

"Bund. Aku aja yang cuci piringnya, bunda yang bereskan ya." Pintanya.

Bunda melirik anak gadisnya. Biasanya ia malah ogah, ini malah sebaliknya. Tapi ia menyadari. Kalau di depan ada calon mantunya. Mungkin itu yang membuat anak gadisnya malas.

"Ya deh. Yang bersih ya nak." Ledek bunda. Bunda Yana ke depan membersihkan tempat duduk untuk makan tadi.

Lio pun menyadari. Biasanya Cahaya  yang merapikan. Keliatan kalau dia sangat grogi. Fix. Mereka memang saling suka, hanya gengsi. Ucapnya dalam hatinya.

Setelah acara makan-makan dan  cerita kemana-mana. Abiyan dan Lio pun pamit. Karena sudah terlalu lama mereka di sana. Hingga mereka selesai sholat zuhur bersama. Yang belum pernah di rasakan kehangatan dalam rumah tangga bagi Abiyan.

"Ayah bunda. Terimakasih untuk semua hari ini, ini semua pelajaran yang berharga buat aku. Yang belum pernah aku dapat di manapun." Ucap Abiyan ambigu.

"Ilmu apa nak.. " Tanya ayah bingung. Karena  dari tadi ia tidak memberikan ilmu apa-apa.

"Maksudnya pengalaman. Kak Abiyan belum pernah merasakan suasana seperti ini. Kalau aku mah sudah biasa." Bantu Lio menjawab kebingungan Ayah.

" He..he..oh.. Santai saja nak... Nggak usah sungkan. Kalau mau ke sini. Datang aja. pintu rumah ini selalu terbuka buat kalian." Ucap Ayah terkekeh.

Abiyan mengangguk. " Ya Ayah. Terimakasih". Ia pun pamit di ikuti Lio. Akhirnya mereka pamit dan naik ke mobil Masing-masing.

Abiyan langsung pulang ke rumahnya. Ingin bertemu Mamanya. Ia ingin mengucapkan terimakasih atas hukuman Mamanya. Biasanya Mamanya malah memberikan hukuman yang tidak ia suka. Tapi sekarang..

" Assalamualaikum. Ma..  Ma... Bi Mama ke mana ya? " Ucap abiyan mencari-cari Mamanya saat sudah sampai rumahnya.

" Wassalamu'alaikum,  den Abi. Nyonya ada di taman." Jawab bibi yang mendengar anak majikan mencari Mamanya.

"Makasih bi." Jawab Abiyan dan berlalu mencari Mamanya. Ke taman. Dari jauh ia sudah melihat wanita yang ia cintai selama ini. wanita yang telah banyak berkorban untuknya.

"Ma.. " Abiyan memeluk Mamanya erat dan mencium pipi Mamanya. Saat ia telah dekat

"Kamu nggak marah. Kalau mama jodohkan dengan Cahaya." Tanya Mamanya menyelidik.

"Nggak Ma. Malah aku senang." Jawabnya tersenyum.Abiyan duduk di samping mamanya.

"Kenapa sampai kepikiran menjodohkan ku dengan Cahaya" Tanya Abiyan ingin tahu.

Velisha memegang tangan anaknya. " Nak dari awal kan Mama sudah bilang. Mama pengen Cahaya jadi mantu Mama. Dia gadis yang baik." Velisha senang jika anaknya tidak marah.

Karena kalau Abiyan marah, dia pasti pergi ke gunung untuk menenangkan diri. Hingga beberapa hari. Makanya Velisha sedikit khawatir dengan tindakannya sebelum konfirmasi.

Setelah di beritahu istrinya,  Hendra papanya Abiyan senang.. Akhirnya anaknya mau juga dengan perempuan, karena selama ini ia khawatir sekali. Jika menurut istrinya bagus pasti bagus. Dan besok ia akan pulang.

"Papa bilang besok pulang. Dan ingin bertemu dengan calon mantunya. Papa pengen ajak Cahaya dan keluarga makan bersama kita di restorannya kita."  Cerita Velisha.

"Oh baguslah Ma... Tapi aku khawatir Ma. Sepertinya Cahaya agak ilfil sama aku Ma. Karena awal bertemu kita, aku agak kasar dengan nya." Adu Abiyan pada Mamanya.

" Yah... Kamu harus berjuang dong. Kan masih ada waktu beberapa bulan lagi untuk pedekate. Jadi gunakanlah dengan baik., semangat ya nak" Ucap Velisha memberi semangat.

Sementara Hendra langsung bertemu  dengan calon besannya. Tanpa sepengetahuan Velisha. Ia sudah mendapatkan informasi dari anak buahnya. Hingga mereka langsung bertemu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!