Di Jemput

Hendra dan Yolanda akhirnya sepakat untuk bertemu di sebuah Kafe depan panti itu sangat saling mengejutkan. Karena mereka dulu berteman waktu SMA.

"Hendra.. " Kaget Yolanda.

"Yolanda.. Waduh dari awal aku memang merasa aneh. Tapi sekarang aku yakin. Jika memang Yolanda yang  selalu jadi rival ku di basket dulu." Ungkap Hendra senang.

Mereka berdua berpelukan, Karena dari tamat SMA nggak pernah  bertemu. Tiga puluh tahun mereka nggak ketemu lagi. Jadi suatu keajaiban. Malah hubungan anak mereka yang mempertemukan mereka.

"Aku senang. Jika kita jadi besanan... Ini tidak boleh di gagalkan. Aku penasaran sekali dengan calon mantu ku. Jadi aku terpaksa mencari informasi, dan pas melihat datamu. Aku terkejut. Makanya langsung ingin bertemu untuk memastikan." Cerita Hendra menjelaskan.

Yolanda mengangguk-angguk. Semoga semuanya berjalan lancar. Ucap Yolanda dalam hati.

" Lan.  Aku nggak bisa lama-lama nih. Kangen keluarga. Oh ya Besok istriku akan mengajak pertemuan  antar keluarga. Di restoran AV. Jangan sampai nggak datang ya." Ancam Hendra.

"Itu sudah pasti. Sepertinya kita harus berusaha mendekatkan anak kita. Aku ingin mereka tidak terpaksa walau di jodohkan. Aku harap mereka mau dari hati mereka tanpa paksaan."

'Aku setuju." Jawab Hendra semangat.

Akhirnya keduanya pun pulang ke rumah masing-masing membawa kebahagiaan.

Karena setelah lama tidak bertemu. Namun yang mempertemukan mereka malah anak-anak mereka sungguh suatu keajaiban.

****

Esoknya, acara yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Sepulang Cahaya kuliah. Bunda dan ayah  telah siap-siap mau berangkat.

Cahaya mengerutkan keningnya. " Wah pada rapi semua! Mau kemana bund? " Tanyanya  bingung. Saat sampai rumah. Karena Bundanya menelpon. agar segera pulang ke rumah saja.

Bunda Yana malah memukul anak gadisnya itu dengan kesal." Apa kamu nya nggak ingat atau memang sengaja nggak ingat.? " Tanya bunda.

"Maksud bunda apa ya.? Aku jadi bingung. Emang hari ini ada acara ya bund? Kemana? " Tanyanya lagi.

"Udah segera siap-siap. Sebentar lagi mobil jemputan datang.  Jika kamu nggak mau ganti baju nggak apa-apa.! " Jawab ayahnya tegas.

Cahaya melongo mendengar jawaban ayahnya. Dari pada cari ribut. Ia pun akhirnya masuk ke kamar dan segera ganti baju yang lebih adem dan santai.

Mobil jemputan pun datang, Hendra, sudah berpesan pada Yolanda kalau ada mobil yang akan jemput mereka nanti.

Ternyata bukan sopir yang jemput, malah Abiyan sendiri yang ingin menjemput calon istrinya, ia semangat sekali menjemputnya. Padahal sudah di larang papa nya.

Abiyan turun dari mobil dan bersalaman dengan kedua calon mertuanya. Ia celingak-celinguk lihat ke dalam, namun belum juga terlihat Cahaya keluar dari rumah.

"Ayah, bunda. Cahaya belum pulang kuliah.? " Tanya Abiyan penasaran.

"Sudah. Emang tadi nggak ketemu di kampus? " Tanya Ayah Yolanda.

"Nggak yah, tadinya aku ngajar kelas lain. Dan langsung pulang takut .. telat... " Jawab Abiyan canggung.

Bunda kembali ke dalam, dan melihat ke kamar anaknya. Cahaya sedang memakai jilbabnya sambil bersenandung ria.

"Waduh...kalau lagi kasmaran. Bawaannya senandung terus." Ucap Yana menggoda.

Cahaya  melihat bunda nya berdiri di depan pintu. " Bund.. Bisa nggak menggoda ku. Ini sudah kebiasaan ku, bukan kali ini saja." Jawab Cahaya ngambek.

"Ha.. Habis lama sekali. Orang yang jemput sudah lama nunggu tuh! " Ucap bundanya.

Cahaya melotot. " Kenapa nggak bilang dari tadi bund. kok bunda bilang ada yang jemput, siapa bund? " Tanyanya penasaran.

Bunda Yana bukan menjawab, malah berlalu keluar dan meninggalkan Cahaya  yang penasaran, dia pun berlari kecil keluar melihat siapa yang di bilang bunda nya. Sebab ia nggak punya janji, lagi pula ia nggak tahu mau pergi acara apa.

Sampai depan pintu Dia terkejut, ternyata orang yang akhir-akhir ini ia benci. Ia tidak suka dengan laki-laki tersebut walaupun Abiyan sudah meminta maaf. Cahaya terdiam. Melihat ke arah kedua orang tuanya. Tapi keduanya malah cuek naik ke mobil bagian belakang.

"Hm..! semuanya sudah naik, sekarang giliran mu. Silahkan naik." Ucap Abiyan canggung..

Cahaya terkejut, jika ia nggak naik, kedua orang tuannya pasti akan marah. Tapi kenapa harus di depan di samping laki-laki ini.

Cahaya kembali ke rumahnya, Abiyan terkejut, memegang tangan Cahaya spontan sebelum berlari. Cahaya dengan keras membanting tangannya, hingga tangan mereka terlepas.

"Maaf. Tapi kenapa balik lagi. Mereka sudah menunggu kita... " Ucap Abiyan lirih.

"Aku tahu, makanya aku balik. Untuk menutup pintu rumah." Jawab Cahaya ketus.. Abiyan pun bernafas lega.

Ia sudah kalah, karena keluarga nya sudah merestui hubungan mereka, padahal ia sama sekali tidak setuju dengan perjodohan ini.

Abiyan menunggu Cahaya yang menutup pintu rumah, setelah selesai Ia kembali dan masuk mobil duduk di samping Abiyan.

Keduanya tampak canggung. Bunda Yana dan Ayah Yolanda tahu semuanya.

"Kenapa balik lagi tadi Ca? " Tanya bunda  mencoba menghilangkan kegugupan antara kedua anak dan calon mantunya..

Karena ia melihat langsung ,bagaimana sikap Cahaya pada Abiyan. Yang dengan senang hati menawarkan diri. Tapi malah di tepis anaknya.

"Oh. Lupa kunci pintu bun, Kan Bunda langsung naik. Jadi lupa kunci pintu." Jawabnya.

"Ooh. Maaf.. Bunda nggak sabaran." Ucap Bunda heppy.

Ayah diam saja. Sedangkan Abiyan fokus  mengemudi walau kadang-kadang ia bisa melihat reaksi Cahaya yang tidak suka dengan perjalanan ini.

"Nak Abi sudah berapa lama jadi Dosen..?" Tanya Bunda Yana pada calon mantu.

"Sudah 5 tahun Bund... " Jawab Abiyan singkat.

"Wah lama juga ya. Kabarnya ada usaha sampingan. Usaha apa tu nak? " Tanya Bunda Yana.

"Iya bund. Saya punya Kafe. Awalnya saat masih kuliah dan Alhamdulillah sampai sekarang sudah ada 5 buah." Jawab Abiyan malu-malu.

"Ih bunda ngapain sih. Terlalu kepo."ucap Cahaya yang tidak suka bundanya sok akrab.

"Bunda nggak nanya kamu. Bunda nanya Abiyan. Wah hebat. Jadi dari mudanya nggak bergantung sama orang tua. Benar-benar menantu idaman. Mandiri sekali"   Ucap Yana   kagum.

Pujian Yana mm buat Abiyan tersenyum bahagia. ia sempat menyunggingkan senyum. tak sengaja terlihat oleh Cahaya. Cahaya terpana. "Gantengnya kalau tersenyum." Lirih Cahaya yang samar-samar di dengar Abiyan.

"HM..!" Abiyan jadi salah tingkah.

" Buka usaha sendiri itu. Karena emang suka nongkrong sih bund. Makanya terbesit ide buka ." Jawab Abiyan sungkan.

" Kenapa nggak kerja di perusahaan papa mu yang sudah maju? " Tanya Yolanda serius yang ikut  bergabung mendengar jawaban Abiyan.

" Nggak yah. Lebih senang buka usaha sendiri.. Aku lebih suka yang sifatnya bertualang... " Jawab Abiyan jujur.

Pembicaraan terputus, karena mereka sudah sampai di restoran AV. Milik Velisha.

Yondra dan Velisha sudah menunggu di depan pintu. Mereka pun bersalaman.

" Silahkan masuk bro. Mari jangan sungkan." Ucap yondra yang mengejutkan semuanya.

" Makasih bro. Akhirnya kita ketemu lagi." Jawab Yolanda senang.

Cahaya diam membisu melihat ke akraban kedua keluarga.

Velisha mendekati calon mantunya setelah bersalaman dengan Yana. dan tersenyum lebar. " Yuk sayang.. Tante senang sekali kamu akhirnya datang." Ucap Velisha antusias.

Velisha memperhatikan sikap Cahaya yang kurang suka dan tak nyaman.

" Makasih tan. Jadi ini restoran yang tante bilang.? " Tanyanya  basa-basi.

" Iya. Kamu nggak suka tempatnya? " Tanya Velisha merobah topik.

" Senang kok tan. Adem.." Jawabnya apa adanya.

" Oh sykurlah. Mari duduk dekat tante ya." Velisha menggandeng tangan calon mantunya . Velisha bisa merasakan tangan Cahaya yang dingin.

Setelah semuanya duduk. Pesanan pun datang.. Para pelayan sibuk menghidangkan. Menu terbaik di restoran ini untuk tamu bosnya.

" Ayok kita makan dulu. Nanti baru kita lanjutkan acaranya." Ucap Yondra.

" Acara apa Pak? " Tanya Cahaya berbisik pada  Abiyan yang duduk di sebelahnya. Abiyan menoleh ke sampingnya dan tersenyum.

" Aku juga nggak tahu. Ini semua rencana mereka." Jawab Abiyan lirih.

"Kalian ngapain bisik-bisik. Makan saja dulu, nanti kalian di beri kesempatan bicara." Ucap Velisha.. Semua nya tersenyum, kecuali Cahaya, Ia makin nggak nyaman..

Acara makan pun selesai, berdirilah salah seorang MC. Semua mata pun tertuju ke depan.  Karena restoran  AV juga ada Karoke.  Serta bisa buat acara resmi kecil-kecilan.

" Selamat datang buat semua tamu undangan semoga semua suka dengan hidangan yang :telah kami suguhkan. Dan kali ini kami persembahkan sebuah lagu nostalgia." MC itu membuka hiburannya.

Yondra membuka pembicaraan dengan santai."Lan. Aku pikir sebaiknya kamu urus saja tuh bengkel. Karena Abiyan calon mantu mu itu nggak mau. Dia lebih suka Sepeda gunung. Dasar anak gunung." Ledek papanya.

" Pa..." Abiyan hanya bisa merintih..

" Jangan bercanda lah Yon. Aku kan hanya montir, nggak paham dengan bisnis. Nanti bengkel mu bangkrut. Jawab Yolanda sungkan.

" Santai saja lah bro. Nanti aku bantu-bantu. Lagian kamu tuh memang skilnya di sana. Aku kan sudah baca hidupmu." Jawab Yondra sombongnya..

Cahaya terpaku. " Jadi sombongnya dari papanya. Tapi nggak terlalu sih." Pikir Cahaya.

" Pa. Kok papa nggak cerita kalau Pak Yolanda ini teman SMA papa dulu." Ucap Velisha penasaran..

"Papa saja baru tau ma. Kan kemaren mama kasih data lengkap dan juga foto nya. Nah di situ papa ingat sesuatu wajah yang tak asing. Sebab waktu papa ke bengkel. Yolanda kan kerja di bengkel. Papa jarang masuk ke bengkel hanya masuk kantornya saja. Dan belum kenal semua karyawan." Ucap Yondra..

" Benar Velisha. Mungkin kami juga sudah lama tidak bertemu. Makanya kami nggak ingat." Jawab Yolanda.

Yana hanya mendengar pembicaraan mereka yang bernostalgia. Tiba-tiba Abiyan berdiri dan naik ke panggung. Mengambil gitar dan bernyanyi.

Cahaya menundukan kepalanya. Ia nggak mau melihat ke panggung. Abiyan yang sedang bernyanyi melihat sikap Cahaya merasa bersalah. Di saat ia bernyanyi datang Arabela  And the geng. Langsung ke panggung melihat Abiyan bernyanyi.

" Waduh.. Aku suka melihatmu nyanyi sayang.." Ucap Arabela menggoda.

Abiyan menyelesaikan nyanyinya satu lagu saja. Ia  turun tanpa memperhatikan Arabela.

Velisha sangat kesal melihat situasi itu. Ia nggak mau acara pertemuan keluarga ini gagal karena gadis gatal itu. Ia pun mencegat tangan Arabela yang berusaha memegang lengan Abiyan.

Yondra pun ikut memanas. Ia merasa malu pada anaknya." Abiyan.. Apa maksudmu ini, dan siapa dia.? " Tanya Yondra menunjuk Arabela tidak suka.

" Hm.  Mahasiswa ku pa. Dia yang selalu ngejar aku. Walau sudah aku tolak seribu kali." Jawab Abiyan datar merasa tidak bersalah.

Arabela melihat ke arah orang yang memarahi Abiyan  yang di panggil nya papa. Arabela terkejut.

Yondra mendekati Arabela." Halo anak manis. Mulai sekarang jauhi Abiyan ya. Karena ia sudah bertunangan dengan anak sahabatku itu." Tunjuk Yondra pada Cahaya.

Cahaya terpaku mendengar jawaban Yondra papanya Abiyan. Sedangkan Arabela  terkejut tak percaya.

" Maaf om. Tapi saya mencintai anak om." Jawab Arabela sedikit menunduk.

" Saya tak larang kamu untuk mencintai siapa. Yang saya larang kamu jangan dekati lagi anak saya. Karena ia sudah bertunangan. Kamu mengerti? " Ucap Yondra tegas.

Arabela makin menunduk. Ia nggak tahu kalau Abiyan bertunangan dengan gadis kampung yang baru masuk kuliah itu..

Cahaya ingin menjawab. Namun Yana menahannya. Agar tidak menambah suasana makin memanas dan kacau.

Yondra naik ke panggung. Mengambil Mic yang di pegang MC. Assalamualaikum. Selamat siang semuanya. Silahkan menikmati hidangannya. Kami tidak akan mengganggu acara makan anda. Namun saya minta waktu sedkit pada hadirin semuanya. Saya minta pada anak saya Abiyan dan istri saya. Serta Yolanda bersama istri dan anaknya.  Silahkan naik ke panggung..kita akan lanjutkan acaranya lagi." Ucap Yondra.

Ini semua bukan dia yang harusnya tampil ke depan. Namun karena suasana tidak kondusif. Makanya Pak Yondra yang langsung tampil menenangkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!