BAB 19.

"Pagi hari yang cerah, " Ucap Syifa mengawali hari itu dengan senyuman.

Begitupun dengan Ararya, terlihat fres tanpa ada raut wajah kesal sama sekali.

Seperti biasa semua orang sedang bersiap untuk melakukan aktivitas di hari itu, mereka membukanya dengan sarapan pagi bersama.

Mayor Ararya keluar kamarnya dengan pakaian berupa kemeja putih celana jeans, terselip bolpoin di sisi kantong kemejanya. Tak lupa buku kecil selalu ia bawa.

Sri dan Syifa kini berada dalam satu ruangan, Sri tak menyangka bahwa Syifa akan berlaku biasa saja pada dirinya, Padahal Syifa sudah tau kebenaran yang sebenarnya.

"Ok, makanan sudah siap. Sekarang kita tinggal menunggu mereka datang. " Ujar senior Syifa.

Perasaan Syifa kini sedang tak menentu, kadang ia masih berada tak yakin dengan sikap Ararya padanya semalam. Kadang Syifa tersenyum kecil sendiri saat tau bahwa semalam adalah nyata adanya.

Saat Syifa sibuk dengan pikirannya, ia melirik dari kejauhan sudah terlihat sosok yang terus ia pikikan semalam. Sementara Sri masih dengan perasaan takutnya.

"Selamat Pagi Pak, " Sapa senior Syifa memberikan hormat saat mereka datang.

Tatapan Syifa tertuju pada laki-laki gagah yang kini sedang tersenyum padanya, binar kebahagiaan terpancar dari keduanya.

Sesekali mereka membuang tatapan, namun mereka memulai tatapannya kembali.

Ingin rasanya Ararya menyapa hangat gadis yang saat ini mengisi hatinya, namun ia sadar sedang bersama siapa dia saat itu. Hanya senyuman di sertai lesung pipinya yang sesekali di torehkan oleh Mayor Ararya pada Syifa.

"Ya Tuhan, benarkan lah perasaan ini. Jangan pisahkan kami, jagalah dia. Bahagiakan dia, " Doa Syifa melihat sang pujaan hati semakin mendekat ke arahnya.

Mereka pun duduk, para pekerja pun seperti biasa membenarkan alat makan yang akan di pakai oleh mereka.

"Silahkan Pak, " Ucap Syifa pada Ararya yang ada di sebelahnya.

"Bapak ? " Tanya kecil Ararya.

Syifa tersenyum malu,

"Terimakasih, " Jawab Ararya dengan nada sedikit di alunkan.

Leo yang sedang minum sekita tersedak melihat ekspresi wajah Ararya.

Syifa pun mundur, mengikuti seniornya pergi ke arah dapur.

Mayor Ararya terlihat bernafsu saat makan, wajah begitu sumringah sekali.

Sri nampak menghindar dari Syifa, namun wajah Sri terus saja membenci Syifa.

Tiba-tiba Ponsel Syifa bergetar, ia melihat ternyata ada pesan WhatsApp yang masuk.

"Nanti malam kita keluar ya ? " Ajakan pesan singkat itu.

Syifa tersenyum, Syifa hanya membalas pesan itu dengan emoticon tersenyum.

"Jawab dong, " Balasan pesan singkat itu Lagi.

^^^"Lihat nanti ya Pak, " Balas Syifa.^^^

"Bapak ? "

^^^" Iya ... Gimana nanti ya sayang. "^^^

"Mas berangkat kerja dulu, "

^^^" Iya Mas ... Doa ku selalu menyertaimu, "^^^

Ararya tersenyum dan langsung menyimpan ponselnya kembali.

"Kerja woy kerja, bukan main handphone terus. " Sahut Sri yang belum jera dengan sikap Mayor Ararya padanya.

Syifa tau jika itu waktu istirahat, jam kerjanya akan di mulai lagi saat semua sudah selesai sarapan pagi.

Syifa tak menggubris ucapan Sri padanya. "Biar yang sirik semakin sirik, " Batin Syifa.

Meja makan pun sudah mulai kosong.

"Bro, gue rasa gue berubah pikiran. " Ucap Leo tiba-tiba, saat dirinya ber iringan berjalan menuju sebuah mobil mewah yang siap mengantarkan rombongan ke tujuan kerjanya.

"Apa ? " Tanya heran Ararya.

"Gue suka sama Syifa, Saran Lo gimana sebagai sahabat gue ? " Ucap Leo pada Ararya.

Ararya seketika membulatkan matanya sempurna, dan menyenggol perut Leo dengan sedikit tenaga.

"Awas Lo kalau coba-coba, " Jelas Ararya yang jalan lebih dulu dari Leo.

Ararya akhirnya terkena jebakan Leo, Leo menahan rasa ingin tawanya. Namun saat itupun Ararya menoleh kebelakang dan menebar senyuman hangat pada Leo.

Leo pun mengerti, dan tak sabar ingin meledek Ararya sesuka hatinya.

Hari itu Ararya tetap fokus pada misinya, menjaga keamanan Tuannya, walaupun suasana hatinya sangat berbunga-bunga namun wajahnya tetap tegas namun sesekali ia membalas dari setiap fans yang menyukai dirinya.

"Kulkas 1000 pintu sedang meleleh rupanya. " Bisik salah satu fans Mayor Ararya.

Orang-orang penting selalu ada di lingkungan Mayor Ararya, tak sedikit yang mengenal seorang ajudan bernama Mayor Ararya. Yang tersohor dengan ketampanan dan juga ketegasannya, siapapun ingin memenantukan seorang Mayor Ararya.

Namun untuk menikah Mayor Ararya mempunyai targetnya sendiri, masih ada pendidikan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu.

Mayor Ararya memperhatikan sekitar, saat Tuannya sedang berbicara dengan salah satu rekan kerjanya yang sama-sama orang penting.

Dan Leo tiba-tiba menghampiri Ararya yang sedang berdiri memperhatikan Tuannya.

"Bapak aja yang di perhatikan, yang di rumah udah di perhatikan belum ? " Sindir Leo dengan wajah datar karna ia sadar banyak kamera di sekelilingnya.

"Jangan ganggu gue, pergi sana ! kerjakan tanggungjawab Lo. " Jawab Ararya dengan menutup mulutnya agar tidak ada yang mendengar.

"Tanggungjawab gue kan memperhatikan seseorang yang sedang kasmaran, " Sahut Leo yang di jawab sikutan kecil dari Ararya.

Keduanya pun saling tersenyum kecil, tentu saja para awak media yang menyukai mereka mengabaikan potret tersebut. Untuk di share Dan di perlihatkan pada pengemar mereka.

Terpopuler

Comments

Khanya

Khanya

mayor tedy 🤣🤣🤣🤣

2024-04-27

0

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

😂😂😂😂 Leoo lhoo suka bgt ngerjai MayAra...ayo bkn jeleus MayAra Lee 🤣🤣

2024-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!