"Permisi Pak. " Ucap Syifa perlahan sambil mengambil piring kotor bekas makan Ararya, namun saat Syifa hendak mengambil gelas bekas minum Ararya entah kenapa gelas itu jatuh dari genggamannya.
Saat itu pun jiwa kesatria Mayor Ararya terlihat, Ararya menangkap gelas itu dengan cepat. "Hati-hati kalau bekerja ! "
Ararya melontarkannya tatapan tajam pada Syifa, Syifa yang panik langsung menatap Ararya untuk meminta maaf. Namun sebelum Syifa meminta maaf Ararya sudah membuang tatapan dan mukanya pada Syifa.
"Kamu pekerja baru ? " Tanya Leo seorang Sekertaris pribadi Tuan Hariyanto.
Syifa dan juga Ararya menoleh ke arah Leo.
"Iya betul Pak ! " Jawab Syifa per sekian detik menganggukkan kepalanya singkat.
"Oh jadi dia yang Om Ilham maksud, di hari pertama kerja sudah teledor. " Umpat Ararya dalam hatinya lalu Ararya menggelengkan kepalanya.
"Permisi Pak, " Ucap Syifa ingin kembali ke dapur. Karna sungguh dia merasa tidak nyaman saat harus berdekatan dengan Mayor Ararya.
"Anak baru cantik juga ya Bang, Manis seperti gulali. " Sahut Ridwan pada Leo menilai Syifa yang bisa di dengar oleh Mayor Ararya.
"Kita sudah harus pergi ! " Ucap datar dan dingin Ararya pada Leo dan juga Ridwan.
"SIAP DAN ... " Jawab Leo bangkit dari duduknya mengikuti Mayor Ararya dari belakang.
Syifa menaruh piring kotor itu di wastafel tempat pencucian piring, perasaannya tak menentu kala di hari pertama kerja mendapatkan tatapan tajam dari Mayor Ararya.
"Gila tuh anak baru, gemetar gak sih di hari pertama kerja sudah mendapatkan teguran dari Mayor Ararya. Kalau gue sih udah gak bisa gerak lagi, Lo tau sendiri kan tatapan tajam Mayor Ararya menakutkan seperti mata elang yang siap mencengkram musuh nya. Takut gue, "Jelas Sri pada teman dekatnya.
"Kamu di tegur Mayor Ararya ? " Tanya Putri pada Syifa.
Syifa tersenyum, " Iya Mbak, Eh iya Put. "
Putri menepuk lengan Syifa. " Jangan khawatir jadikan ini pelajaran, Mayor Ararya memang seperti itu tidak seperti yang lain. Mayor Ararya memang sangat dingin dan tegas. "
"Saya sudah tahu Mbak, cuma tetap saja saya merasa gagal di hari pertama saya kerja mendapatkan teguran. " Jawab Syifa.
Putri heran dengan jawaban Syifa yang sudah mengetahui pribadi Mayor Ararya. " Kamu tahu dari mana ? "
Syifa berpikir tidak mungkin ia mengatakan jika ia masuk ke rumah dinas itu rekomendasi dari Mayor Ararya, " Emmm ... Saya hanya melihat dari gestur tubuh dan wajahnya saja Put. "
"Ohh ... Ya sudah kamu selesaikan pekerjaan kamu, setelah itu kita sarapan pagi bersama. " Sahut Putri yang percaya begitu saja pada Syifa.
"Baik Mbak. " Jawab Syifa.
"Mbak ... Mbak wae kamu mah, saya mah bukan orang Jawa tapi Sunda. " Ujar Putri dengan logat sundanya menggoda Syifa.
Syifa dan Putri pun tertawa kecil bersama. Syifa dan juga Putri menjalin pertemanan yang baik, di banding Sri yang selalu menatap Syifa dengan sinis. Tapi Syifa tak memperdulikan sikap Sri padanya.
Beberapa hari pun berlalu, Syifa melewati masa bekerja nya dengan penuh tanggung jawab. Namun selama beberapa hari bekerja Syifa hanya mendapatkan satu orang teman baik yaitu Putri.
Di sebuah taman Syifa sedang duduk dan membaca sebuah buku tebal yang selalu mengisi waktu luang nya, Syifa tak henti-hentinya mempelajari buku tebal itu.
Tanpa Syifa sadar di sisi lain di atas sebuah balkon kamar ada seseorang yang sedang melihatnya. Seseorang itu adalah Mayor Ararya, ia tidak sengaja melihat Syifa di kursi taman itu.
Ararya berjalan kembali ke dalam kamarnya dan hendak turun dari kamarnya seraya ingin membuat kopi yang rendah gula untuk menemani waktu malamnya.
Begitupun dengan Syifa yang berdiri dari duduknya seraya ingin mengambil segelas air putih yang akan dia bawa ke dalam kamarnya.
"Bruukkk ... " Syifa tak sengaja menabrak Mayor Ararya yang baru saja keluar dari dapur dengan segelas kopi panas di tangannya.
Kopi hangat itu pun jatuh mengenai kaki Ararya dan juga buku kesayangan Syifa yang ikut terjatuh ke lantai bersama'an dengan kopi Ararya.
"Ya ampun, " Syifa langsung mengambil buku tebalnya itu.
Sementara Ararya hanya berkaca pinggang melihat kelakuan Syifa yang bukannya meminta maaf malah buru-buru mengambil bukunya.
"Kamu itu selalu saja teledor, " Bentak kecil Ararya menekan nada bicaranya.
Seketika Syifa menoleh dan menghentikan gerakannya saat membersihkan buku itu, " Saya tidak sengaja Pak ! "
"Saya tidak butuh penjelasan kamu, jangan buat saya menyesal karna telah memasukkan kamu bekerja disini. Lain kali kalau jalan tuh mata di pakai ! " Hardik Ararya dengan nada bicaranya yang kecil namun terasa berat dan menusuk ke dalam hati Syifa.
Syifa menatap mata Mayor Ararya, ingin sekali dia marah balik pada Ararya namun Syifa enggan mencari masalah dan membesar-besarkan masalah. Dan di balik itu pun dia sadar bahwa dia memang salah, ia mengira di dalam dapur tidak ada siapa-siapa. Hingga dia berjalan terburu-buru dan akhirnya menabrak Mayor Ararya.
"Maaf Pak saya memang salah, Saya berjanji tidak akan membuat Bapak menyesal karna sudah memasukan saya bekerja di sini, Saya janji. " Jawab Syifa tersenyum palsu, namun Ararya merasa jika Syifa kini sedang menggodanya.
"Saya tidak butuh janji siapapun, termasuk kamu . " Ucap keras dan tegas Ararya membuat Syifa sadar jika Mayor Ararya memang tidak bisa berteman dengan siapapun.
"Ya ampun Mayor Ararya itu sangat dingin sekali, benar apa kata mereka tapi ya sudah lah. Walau bagaimanapun dia sudah mau membantu ku untuk bekerja di sini. " Gumam Syifa sambil membersihkan lantai.
Di sore hari Ararya dan juga semua para pekerja sedang duduk santai di halaman belakang rumah dinas itu, dimana mereka sedang mengadakan acara kecil-kecilan. Ada yang berulang tahun saat itu. Acara makan malam yang di kemas sedemikian rupa, acara itu tidak di hadiri oleh Tuan besar sehingga mereka lebih leluasa mengekspresikan kemauan mereka, namun tetap harus ada di dalam mode tenang.
Para pekerja dari mulai pekerja pribadi Tuan besar, para pekerja di bagian keamanan sampai para pekerja di bagian dapur berkumpul di acara itu. Termasuk Syifa dan juga Mayor Ararya.
Ini tentunya menjadi kesempatan bagi para pekerja wanita untuk mencuri perhatian para pangeran yang ada di rumah Dinas itu. Tapi tidak bagi Putri dan juga Syifa mereka menyibukkan diri untuk membantu mempersiapkan menu makan malam itu.
Para pekerja wanita sangat berpenampilan beda saat malam itu, terlihat santai namun dandanan mereka begitu mempesona.
"Kok gue merasa ini ajang pencarian jodoh ya ? Lihat deh mereka kok aneh ya ! Kita kan biasa-biasa saja tapi kok mereka salah tingkah begitu. " Sahut Rio teman Leo yang sama sama bekerja sebagai sekertaris Pribadi Tuan Herianto.
Sementara Mayor Ararya hanya diam memainkan ponselnya. Walaupun Mayor Ararya berada di lingkaran kursi yang sama ia tidak begitu banyak bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nur Hayati
suka bacanya...🌸
2024-03-24
1
Dwi Winarni Wina
Syifa dah mulai kagum sm mayor ararya.....
2024-03-23
0