BAB 6.

"Kopinya saya taruh di meja ya Pak, saya permisi. " Ucap Syifa sedikit berteriak karna tidak tahu keberadaan Ararya.

Tak lama dari itu, Mayor Ararya menunjukan batang hidungnya. Ia berada di balkon kamarnya, karna di sanalah tempat favorit Mayor Ararya.

Syifa berjalan, hembusan angin meniup wajah Syifa. Syifa takjub dengan pemandangan yang terlihat di balkon kamar Ararya.

Saking takjubnya Syifa lupa akan kegugupannya saat bertemu dengan Mayor Ararya. "Ya Tuhan, indah sekali. " Puji Syifa.

Ararya belum tega mengganggu rasa takjub yang masih Syifa rasakan, Dengan santainya Ararya duduk di kursi kecil menunggu kesadaran Syifa pulih.

"Awwww ... " Tiba-tiba nyamuk kecil mengigit tangan Syifa.

"Kopi ! Ya ampun, Maaf Pak Maaf saya lancang berada di sini. Silahkan Pak kopinya, saya permisi. " Syifa buru-buru menaruh gelas berisi kopi racikannya.

Ararya ingin sekali menghentikannya, namun Ararya tak tau apa alasan dia ingin menghentikan langkah Syifa.

Padahal saat itu ia sedang butuh teman bicara, hanya Syifa yang bersikap biasa saja saat melihatnya.

Berbeda dengan yang lain.

Syifa melangkahkan kakinya cepat, beruntung tidak ada yang melihat jika ia baru saja memasuki kamar seorang Mayor Ararya.

Ararya mulai menikmati kopi yang di racik oleh Syifa, " Emmm ... lumayan, tapi kok rasanya beda ya ? Tapi enak sih. "

"Besok weekend, kemana ya ? Mungkin mengunjungi Tante Mala lebih baik. " Ararya merencanakan untuk mengunjungi Tante nya di hari libur esok.

Syifa berlari menuju kamarnya, ia duduk di sudut tempat tidurnya. "Tuhan jaga dia, lindungi dia dalam tugasnya ! Aku tidak berharap banyak, buat dia bahagia Tuhan. " Syifa tak henti-henti nya memanjatkan Doa untuk Mayor Ararya.

Dalam ibadahnya yang lima waktu tak pernah lupa untuk mendoakan orang yang ia kagumi itu, tapi di dalam doa Syifa tidak pernah meminta agar Mayor Ararya harus menjadi miliknya.

Hari weekend pun tiba. Para pekerja di perbolehkan keluar dalam batas waktu yang di tentukan.

Syifa lebih memilih untuk menghabiskan hari weekend nya seorang diri, di banding berkumpul atau pergi bersama dengan rekan kerjanya.

Syifa pergi ke sebuah pusat belanja, saat ia menoleh ke outlet parfum ia melihat ada Mayor Ararya sedang bersama dengan wanita.

Mayor Ararya tidak terlihat canggung pada wanita itu, malah sesekali Ararya mencubit atau mengacak rambut wanita itu dengan gemasnya.

Syifa menghela napas yang sangat dalam, sebari tersenyum pasrah namun ia bisa senang karna bisa melihat senyum lebar Mayor Ararya.

"Terimakasih sudah mendengar doa ku Tuhan, teruslah buat ia bahagia. " Ke ikhlasan Syifa sungguh luar biasa.

Syifa mengalihkan pandangannya ke sebuah toko elektronik, ia melihat sebuah laptop yang sangat ia inginkan. Ia melihat harga yang tertera.

"Mahal juga ya ? Nanti aja deh, kalau ada uang lebih aku sisipkan, buat beli laptopnya. "

"Barang apa yang dia cari Bang ? " Tanya Ararya ternyata menyadari keberadaan Syifa.

"Laptop ini, " Jawab Abang yang menjual barang elektronik.

"Oh, ya sudah terima kasih. Tapi bungkus saja deh Bang yang ini ya, kebetulan saya juga butuh. " Titah Ararya entah kenapa ia mau membeli laptop itu.

"Ayoooo Bang, "Ajak wanita yang ada di sampingan nya. "Laptop buat apa sih Bang, di rumah juga gak di pakai.

Ararya tak melepaskan pandangannya pada Syifa yang masih berjalan santai.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Laptop buat diberikan kpd syifa lah...

2024-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!