Ayah Nia menjelaskan dimana Syifa akan bekerja. " Nak, nanti kamu akan bekerja di salah satu rumah dinas di mana di dalamnya di huni oleh salah satu penjabat yang kini sedang aktif di kursi kenegaraan. "
Wajah Syifa menegang kala mendengar penjelasan Ayah Nia.
"Tapi kamu jangan khawatir, suatu pekerjaan itu akan terasa ringan jika kita bertanggungjawab dan jujur dalam menjalankannya. Dan satu lagi di sana Om sudah menitipkan kamu pada Om nya Nia, dia bekerja juga di sana. "
Syifa sangat bersemangat sekali saat ingin bertanya pekerjaan Om nya Nia itu, jika dia bekerja seperti dirinya mungkin itu akan lebih baik. " Bekerja sebagai apa Om ? "
"Dia namanya Ararya, dia bekerja sebagai ajudan Penjabat tersebut. " Jelas Ayah Nia.
"Ajudan Om ? Polisi ? " Tanya Syifa polos.
Nia tertawa, " Lebih tinggi dari polisi Faa. "
Syifa menatap Nia.
"Dia TNI AD, " Sambung Ibu Nia yang baru saja datang membawa beberapa gelas air teh hangat.
"Ya ampun Tante, tidak usah repot-repot. " Sahut Syifa mengambil alih nampan yang ada di telapak tangan Ibunya Nia.
Ibu Nia tersenyum, " Tidak. Hanya segelas teh hangat saja kok Nak. "
Ibu Nia pun duduk di samping Syifa. " Dia itu anaknya Kakak Tante, hebat lah pokoknya. Pangkatnya pun bagus. " Jelas Ibu Nia membanggakan Ararya.
"Kalau sudah memuji Om Ararya saja Ibu bersemangat, Sampai lupa jika Ibu pun punya anak yang hebat kaya Nia ini. " Hardik Nia yang cemburu pada Om nya itu karna selalu di bangga-bangga kan.
Ayah dan Ibu Nia pun tertawa melihat tingkah anaknya itu.
"Jangan harap kamu bisa berteman baik dengan Om Ararya, jangan mau deh pokoknya. Bukan hanya menyebalkan, Om Ararya itu dingin seperti es. Jadi jangan anggap kamu mau berteman baik sama dia. " Ujar Nia menghasut pikiran Syifa tentang Ararya.
"Kakak jangan begitu ah, gak baik ! " Jelas Ibu Nia pada Nia.
Syifa pun berpamitan pada keluarga Nia, karna Supir yang di tugaskan oleh Ayah Nia sudah siap mengantar Syifa ke tempat tujuan.
"Non, maaf saya telat. Karna tadi di bengkel ada kendala sedikit. " Ujar Pak Ujang supir Nia pada Syifa yang baru saja duduk di belakangnya.
Syifa sungguh kagum dengan keluarga Nia, sampai-sampai supirnya pun mempunyai sikap dan sifat yang ramah.
"Tidak apa-apa Pak, lagian saya yang malu harus merepotkan Bapak. " Jelas Syifa.
"Itu sudah tugas Saya Non. " Jawab Pak Ujang.
Syifa pun menikmati perjalanannya menuju rumah yang di maksud oleh Ayah Nia, sampai pada akhirnya Mobil yang di tumpangi Syifa pun sampai di depan gerbang hitam yang begitu tinggi di mana di depannya sangat di jaga ketat oleh pria berseragam hitam.
Syifa melihat mereka mempunyai senjata yang di sembunyikan di belakang bajunya.
"Non, maaf Pak Ujang hanya bisa mengantarkan Non sampai sini. " Ujar Pak Ujang.
"Loh kenapa Pak tidak sampai dalam ? " Tanya Syifa.
"Di sini ada peraturannya neng, jika tidak ada kepentingan Mobil di larang masuk Tapi jangan khawatir, Bapak akan menemani Non berbicara dengan petugas keamanan itu. Ayo turun ! " Ujar Pak Ujang.
"Alhamdulillah, terimakasih Pak ! " Syifa sangat senang di bantu oleh Pak ujang. Karna sungguh Syifa merasa tegang saat melihat penjagaan ketat seperti itu.
Pak Ujang menjelaskan tujuannya mengantar Syifa, petugas keamanan itupun sudah mengerti karna sebelumnya ia sudah di beritahukan oleh orang dalam perihal kedatangan Syifa ke rumah dinas itu.
"Mari saya antar ke ruangan Pak Joko. " Ujar Salah satu petugas keamanan itu, Pak Joko adalah salah satu kepala dari semua pekerja kebersihan yang ada di rumah dinas itu. semua pekerja rumah di kepalai oleh Pak Joko.
"Terima kasih Pak, " Jawab Syifa yang di balas tatapan beda oleh petugas keamanan itu.
Syifa yang begitu polos tak bisa mengartikan sebuah tatapan yang di perlihatkan oleh petugas keamanan itu.
Syifa pun kini sudah berhadapan dengan Pak Joko, Pak Joko sudah mendapatkan kabar jika Syifa adalah pekerja baru yang di rekomendasikan oleh Mayor Ararya.
Mayor Inf Ararya merekomendasikan seseorang untuk bekerja sebelum ia tahu seperti apa sosok seseorang itu. Mayor Ararya menerima permintaan tolong dari pamannya, dan kebetulan rumah dinas itu memerlukan satu pekerja.
"Setelah saya pelajari, ternyata kamu berkuliah di fakultas kedokteran ? Tapi kenapa kamu mau bekerja sebagai pekerja rumah tangga. " Tanya Pak Joko.
Syifa menjawab pertanyaan Pak Joko dengan sangat jelas, sehingga Pak Joko dapat mencerna jawaban Syifa dengan baik.
"Ya sudah kalau begitu, kamu nanti akan bekerja membantu salah satu juru masak di sini. Mungkin selebihnya nanti akan di jelaskan Oleh Pak Taufik. " Jelas Pak Joko.
"Ya ampun entah harus berapa orang Bapak lagi yang harus aku temui di rumah dinas ini, " Gumam Syifa yang terus di pertemukan oleh beberapa orang yang bertugas di rumah dinas itu.
Syifa pun kini sudah bertemu dengan beberapa pekerja yang akan menjadi rekannya, Syifa berharap mereka bisa menerima dirinya dengan baik. Tanpa ada perselisihan satu sama lain, Beberapa seragam sudah Syifa dapatkan.
Sampai pada akhirnya hari pertama Syifa bekerja pun datang, di mana sebelum mata hari terbit Syifa dan pekerja yang lain harus sudah berkutik di dalam dapur luas itu.
Syifa di tugas kan oleh atasannya untuk menyiapkan beberapa hidangan di meja makan yang cukup panjang itu. Syifa mengikuti arahan seniornya saat bekerja.
"Ahhh akhirnya gue di tugas kan untuk menyambut para pangeran tampan. " Ujar Hana yang kini menjadi rekan kerja Syifa.
Begitupun dengan pekerja yang lainnya, mereka senang dengan tugasnya itu. Syifa tidak mengerti dengan tingkah yang di tunjukan oleh para rekan kerjanya itu.
Semua makanan pun sudah di hidangkan di meja makan itu, dimana biasanya mereka selalu melakukan rutinitas sarapan pagi bersama.
Dimana di meja makan itu nantinya akan ada Orang penting yang kini sedang menjabat di kursi kenegaraan beserta istrinya, para Sekpri nya dan juga ajudannya.
Syifa lagi-lagi melihat tingkah aneh dari para rekan kerjanya, sementara Syifa hanya berdiri sejajar mengikuti arahan seniornya.
"Sebenarnya apa yang mereka tunggu ? Kok kayanya mereka seperti tidak sabar sekali. " Gumam Syifa dalam hatinya.
Para rekan kerja Syifa berdandan sangat modis sekali, wajah mereka semua mulus tidak seperti para pekerja rumah tangga pada umumnya. Hanya Syifa yang terlihat natural sat itu.
Syifa tidak merasa iri dengan semua penampilan rekan kerjanya itu, Syifa nyaman dengan apa yang selama ini dia lakukan. Syifa memang enggan memperkenalkan skincare pada wajahnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Atun Ismiyatun
maaf kak klu mayor ararya anak kakaknya mama nia berarti pak mayor sepupuan dong ama Nia..to kenapa manggilnya..?seharusnya kan abang..kakak atau mas thor
2024-07-29
0
suzy muda
kyknya penulis terinspirasi am menhan bowo dan para pengawalny deh 🤭
2024-05-16
0
Ita Mariyanti
brasa gimmick Mayted 🤭🤭✌️✌️✌️
2024-04-25
0