"Eh ... Eh ... Eh .. Mereka datang ! " Sahut salah satu senior.
Dan di sana para pekerja semakin terlihat tak jelas, di sikap tegap nya saat berdiri. Terlihat seperti sedang mengikuti kontes kecantikan dimana jurinya akan segera datang untuk menilai kecantikan mereka.
Syifa semakin tak mengerti dengan sikap mereka, " Ko aneh ya, seharunya tegang tapi kok ini ....... " Gumam Syifa dalam hatinya yang seketika terdiam saat melihat siapa yang datang.
Saat lima orang Pria gagah itu datang ke ruangan makan itu mata semua pekerja berbinar kagum, lima orang Pria itu adalah. Tuan besar Herianto bersama para pekerja pribadinya.
Mereka hendak melakukan rutinitas harian pagi hari sebelum memulai aktivitas, Mereka selalu melakukan sarapan pagi bersama. Sungguh Syifa baru kali ini berada di lingkungan yang di kelilingi dengan bau-bau kemiliteran.
Suasana kemiliteran sangat terasa kental di dalam rumah Dinas itu, terlebih saat melihat seorang laki-laki berseragam lengkap yang terlihat mencolok di banding kan empat laki-laki yang lainnya.
Lima dari para lelaki itu adalah. Tuan besar Herianto, tiga orang yang bertugas sebagai sekretaris pribadi Tuan Heriyanto, dan satu orang laki-laki yang bertugas sebagai ajudan pribadi Tuan Heriyanto.
Laki-laki yang bertugas sebagai ajudan Tuan Heriyanto itu bernama Ararya berusia 34 tahun, Ararya adalah salah satu prajurit kebanggaan negara yang bergabung di salah satu pasukan elit Kopassus di bawah naungan TNI-AD.
Ararya kini mempunyai jabatan yang cukup bagus yaitu Mayor Infanteri, dimana jabatan itu tidak ia dapatkan dengan mudah meskipun masih ada jabatan yang lebih tinggi dari itu tapi dia merasa bangga sudah berada di titik tersebut.
Dengan seragam lengkap yang kini sedang ia gunakan membuatnya terlihat mencolok di bandingkan ke empat laki-laki tersebut. Ke empat para pekerja Pribadi itu semua nya terlihat Gagah, tampan, dan juga berkarisma.
Postur tubuh tegap berisi, dengan warna kulit yang berbeda-beda membuat mereka terlihat seperti para Arjuna yang di incar oleh wanita-wanita di luar sana. Termasuk Mayor Info Ararya.
"Selamat pagi Tuan, selamat pagi Pak ! " Sapa Senior Syifa di ikuti anggukan dari pekerja lain termasuk Syifa.
"PAGI. " Tuan besar Herianto menjawab sapaan hangat dari para pekerja rumahnya itu.
"Silahkan duduk ! " Perintah dari suara berat Tuan besar Herianto pada para pekerja pribadinya.
"SIAP PAK . " Jawaban para pekerja pribadi itu.
Syifa yang merupakan pekerja baru tidak di perkenalkan di sana. Karna perkenalan Syifa cukup di dalam dapur saja, Syifa melirik ke sebelah teman-temannya mata mereka seperti terus berusaha mencuri pandang pada ke empat pekerja pribadi itu. Sehingga Syifa paham sikap aneh yang dari tadi di tunjukan oleh para teman-temannya.
"Oh jadi ini yang membuat mereka senang di posisikan untuk menyiapkan makanan di meja makan. " Syifa tersenyum karna ia mulai mengerti bahwasanya ketampanan dan ke gagahan para pekerja pribadi itu faktor utama yang ingin mereka lihat.
"Tapi yang mana yang namanya Ararya ? " Batin Syifa terus penasaran hingga akhirnya tatapan Syifa terhenti pada tulisan nama yang tertulis di sebuah pakaian, dimana di sebelah kanan pakaian itu tertulis nama Ararya dan pakaian itu di pakai oleh seorang laki-laki berseragam lengkap.
"Oh jadi itu Mayor Ararya, " Batin Syifa kembali setelah tahu yang mana Om sahabatnya itu.
"Kalian boleh kembali. " Suara berat dari Tuan Heryanto membuyarkan lamunan ke empat para pekerja yang sedang asyik menikmati kegagahan dan ke tampanan para pekerja pribadi itu.
Tapi Syifa tidak merasa kaget, karna iya tidak termasuk pekerja yang sedang melamunkan ketampanan mereka.
"Baik terimakasih Tuan, selamat menikmati sarapan paginya. " Jawab Sri yang selaku wakil senior.
Sri pun memerintahkan para teman-teman nya untuk kembali ke dalam dapur, sementara ke tiga pegawai pribadi itu memperhatikan Syifa yang terasa asing di mata mereka.
Mereka memberikan kode satu sama lain, Tak aneh jika mereka merasa kagum pada Syifa karna hanya Syifa lah yang terlihat cantik di antara tiga pekerja lain.
Sesampainya di dalam dapur, mereka bergumam terus mengutarakan kagum mereka kepada ke empat pekerja pribadi itu.
"Ya ampun Lo lihat gak sih pesona Pak Leo, ih sumpah gue gak tahan dengan pesonanya. " Sahut Ria.
"Betul, tapi pesona Pak Rio tidak kalah menggoda. Lihat saja cara dia menatap gue. " Sambung Tia.
"Huhhhh ... Ke PD an Lo, orang Pak Rio sama sekali tidak melihat Lo Kok. " Timpal Sri.
"Yang tampan dan menggoda itu jelas-jelas Pak Mayor Ararya, dia yang paling menyala guys. " Sambung Sri yang lebih menuju Mayor Ararya di bandingkan yang lainnya.
"Iya memang, tapi gue gak berani ah mengagumi Mayor Ararya. Takut kebablasan bisa gila gue nantinya, bagi gue itu Mayor Ararya sangat susah untuk di gapai. " Jawab Tia.
"Benar-benar Sikap dingin nya itu loh, memang ada yang sanggup melawan sikap dingin Mayor Ararya ? " Tanya Ria.
"Eh Sudah-sudah kebiasaan deh kalian kalau sudah di tugaskan di depan selalu saja memberikan hak suara tentang siapa yang ganteng dan gagah. Kamu Syifa tertarik sama siapa ? Kok diam saja ? " Goda Putri yang dari tadi hanya melihat Syifa diam tanpa mengucapkan rasa kagumnya.
Syifa tersenyum, " Saya dari tadi hanya tidak memperhatikan mereka mbak, saya dari tadi deg-degan saja Mbak takut salah dalam bekerja. "
"Ah sok suci kamu Syifa, apa jangan-jangan mata kamu minus tidak bisa melihat ke tampanan mereka ? hahahahaha . " Ejek Sri yang memang dia mempunyai sifat lain dari semua orang pekerja. Sri mempunyai sifat sombong dari pada pekerja yang lain.
"Jangan di masukkan ke hati, Sri memang begitu ! " Ucap kecil Putri pada Syifa.
"Iya mbak tidak apa-apa. " Jawab Syifa ramah.
Padahal jika mereka tahu tentang latar belakang Syifa mereka tidak akan percaya bahwa Syifa adalah salah satu mahasiswi di fakultas kedokteran ternama di Ibu kota, jadi jelas latar belakang Syifa lebih mentereng di bandingkan latar belakang pekerja yang lainnya.
Tapi Syifa tidak mau mengingatkan itu pada dirinya ataupun pada orang lain.
"Jangan panggil saya Mbak, lagian kita seumuran kan. Panggil saya Putri saja ! " Sahut Putri pada Syifa yang dari tadi terlihat sungkan padanya.
Syifa tersenyum karna ternyata di hari pertama dia bekerja sudah mendapatkan teman baik seperti Putri.
"Kamu ikut saya Syifa, kamu pekerja baru kamu harus tahu setelah 45 menit dari mereka sarapan kamu harus melakukan apa. " Perintah Sri selaku wakil Senior pada Syifa.
Syifa menyimpan pekerjaan, " Baik Mbak. " Jawab semangat Syifa mengeringkan tangannya.
Syifa pun mengekor di belakang Sri, langkah Syifa yang tadinya semangat kini terasa menciut tat kala melihat beberapa pekerja pribadi itu menatap kedatangan Syifa tanpa mau menoleh ke arah lain.
"Kamu ambil piring bekas makan Mayor Ararya, biarkan yang lainnya saya yang melakukannya. " Perintah Sri berbisik pada Syifa.
Syifa menoleh pada Sri dan menganggukkan kecil kepalanya, " Baik Mbak. "
"Aduh kenapa harus mayor Ararya sih, " Gumam Syifa dalam hatinya karna seketika ia teringat akan ucapan sahabatnya Nia, bahwasanya Om nya itu tidak mudah bersahabat dengan siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nur Hayati
kan niatnya nyari uang bukan cari jodoh bro.... fokus sama tujuan😁
2024-03-24
1
Dwi Winarni Wina
krn syfa niatnya bekerja dan tdk ada niat mencari pacar seblm cinta2nya jd dokter terwujud...
2024-03-23
0