Draft

Kini saatnya beberapa pekerja membereskan dan merapihkan meja makan kembali seperti semula.

Di sana terlihat dua orang yang masih duduk di kursi makan itu, dia adalah Leo yang bertugas sebagai Sekpri dan juga Mayor Ararya. Mereka masih membicarakan hal kecil, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

"Ijin Pak, apahkah saya sudah boleh merapihkan meja makannya ? " Tanya salah satu pekerja.

"Silahkan. " Jawab tegas Leo.

Sementara Syifa tak berani membersihkan apa yang ada di hadapan Mayor Ararya. Syifa menatap seniornya, dan sialnya senior Syifa memberikan isyarat untuk mengambil bekas makan Mayor Ararya. Mau tidak mau Syifa harus mengambilnya.

Dengan gerakan ragu Syifa hendak mengambil gelas dan juga piring bekas makan Mayor Ararya, padahal Mayor Ararya tidak memperhatikan Syifa sama sekali ia sedang sibuk dengan ponselnya.

Karna Syifa gugup, entah kenapa gelas yang sudah ia pegang dalam ngenggaman nya tiba-tiba terjatuh.

Karna Mayor Ararya adalah seorang militer ia sigap dalam segala hal, termasuk menangkap gelas kaca yang hampir jatuh ke lantai.

Syifa semakin gugup dan ada rasa takut akan keteledorannya itu, "Ma-maaf Pak, saya salah. " Ucap gugup Syifa.

Syifa mencoba mengambil gelas yang ada di genggaman tangan Mayor Ararya, namun Mayor Ararya tak memberikan nya pada Syifa.

Seketika itu Syifa mengangkat wajahnya dan menatap wajah Mayor Ararya.

Sebuah tatapan takut dan rasa akan bersalah atas keteledorannya terpancar dari mata bulat Syifa pada Mayor Ararya. Syifa tak ada maksud apa-apa saat itu.

Mayor Ararya menatap wajah Syifa, lebih tepatnya mata Syifa yang bulat dengan cairan bening karna rasa gugupnya pada saat itu.

Tatapan ganas Mayor Ararya tetap pada jati dirinya, tidak gentar walaupun 1000 wanita memasang wajah sedih ia tidak akan merasa iba.

Mayor Ararya menaruh gelas itu sendiri ketempat dimana gelas kotor itu harus berada, lalu ia pergi. tak memperdulikan Syifa yang saat itu masih mematung dengan tangan tak mau diam terus memerasaa sisi kemeja yang ia pakai.

Leo hanya menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan sikap dingin yang sahabatnya itu miliki.

"Syifa, " Sri memanggil Syifa yang masih diam, dan memberikan isyarat lagi jika semua sudah harus beres.

"Syifa ! Jadi namanya Syifa, " Ucap kecil Mayor Ararya, saat kakinya melangkah pergi.

Meja makanpun sudah rapih kembali, namun tugas para pekerja masih belum beres. Masih ada piring kotor yang harus di cuci dan itu pastinya akan di beratkan pada Syifa.

Sesampainya di ruangan Sri memasang wajah kesal, " Bereskan semua. " Titah Sri ketus pada Syifa.

"Baik Mba, " Jawab Syifa tanpa membantah.

Beberapa waktu, Syifa membersihkan semua yang terlihat kotor di sekitarnya. Setelah ia rasa sudah selesai Syifa menyeka keringat yang hampir jatuh di pelipis alisnya.

"Huhhhh ... " Syifa membuang nafas seraya mengekspresikan kelelahannya.

Setelah ia selesai dan membalikan badan, ia melihat Sri sedang melipat kedua tangannya melihat ke arah Syifa Dangan kesalnya.

"Kamu sadar sudah berbuat salah apa ? " Hardik Sri pada Syifa.

Syifa mengangguk paham, " Iya mbak, saya salah dan saya teledor. "

"Lalu, apa kamu tau konsekuensinya apabila ada kesalahan dalam bekerja ? " Tanya Sri seperti sedang mengintrogasi pencuri kelas kakap.

Syifa menggelengkan kepalanya.

Sri menyipitkan matanya, dan tersenyum licik pada Syifa, " Konsekuensinya kamu harus membersihkan lantai dapur ini. "

"Tapi mbak, ... " Syifa ingin mengatakan jika jam kerjanya sudah habis.

"Saya senior di sini, " Sri membentak Syifa, karna ia merasa malu dengan kesalahan yang sudah Syifa lakukan.

"Baik mbak, saya akan melakukannya. " Jawab Syifa tak memperdulikan lelahnya saat itu.

"Jadikan ini pelajaran berharga, " Sambung Sri ketus dan pergi meninggalkan Syifa seorang diri di dalam ruangan dapur yang cukup luas itu.

Sementara di luar sana seseorang yang hendak memasuki ruang dapur mengurungkan niatnya, seseorang itu adalah Mayor Ararya yang ingin membuat kopi hangat. Namun karna ia melihat perdebatan Syifa dan Sri, iya langsung mengurungkan niatnya.

Sementara Syifa mulai menjalani hukumannya. Dan Mayor Ararya kini sedang menikmati pemandangan sekitar di balkon kamarnya.

Ia tersenyum saat menikmati udara malam itu, sayang senyum manisnya itu tidak ada seorangpun yang melihatnya, saat itu Mayor Ararya mengenakan celana pendek kaos street warnah hitam yang pas bodynya itu membuatnya semakin menawan.

"Bro ... " Sapaan tiba-tiba terdengar dari sahabatnya bernama Leo.

"Budayakan mengetuk pintu terlebih dahulu, sebelum masuk kamar orang Bung. " Ucap kesal Ararya pada sahabatnya.

Leo tersenyum seraya merangkul Pundak Ararya, "Kenapa sih Lo, tegang amat. "

Mayor Ararya hanya menggelengkan kepalanya dan merasa jengah pada keusilan sahabatnya itu.

"Huhhhh ya elah Bro. kopi kek, teh kek, apa gitu yang bisa menghangatkan tubuh. Kalau cewe sih gak mungkin ya. " Usil Leo merendahkan Ararya.

Ararya merasa tersindir, " Hahaha ... Apa yang gak mungkin, Lo pikir gue gak bisa cari cwe. "

Leo yang sangat usil, hanya menggerakan pundaknya arti bahwa Leo memang ragu pada Mayor Ararya.

"Lo, sadar gak sih di luar sana. Yang mereka suka teriak-teriak itu karna siapa ? Lo sadar gak nama siapa yang mereka panggil ? Lo bisa dengerkan nama siapa yang mereka panggil ( MAYOR ARARYA ) Lo masih ragu dengan kemampuan gue cari cewe ? Hah, " Bela Ararya dengan laga sombongnya.

"Itukan karna mereka tidak tahu, siapa yang mereka kagumi, coba kalau tau siapa yang mereka kagumi. Si kulkas 1000 pintu, hahahahahaha " Ledek Leo memukul kecil pundak Ararya.

"Saialan Lo, " Timpal Ararya menyikut kecil perut perut Leo di sertai senyuman kecil Ararya.

Dan masih di tempat yang sama Syifa sibuk dengan alat pembersihnya, hari mulai larut malam saat itu. Rasa kantuk mulai menerpa karna rasa lelah yang ia rasakan.

"Huhhhh... Akhirnya, semua beres. Aaaaaahhhh sakit semua badan ku, " Keluh Syifa memijit kecil lengannya.

Belum sempat ia keluar ruangan itu, tiba-tiba masuk dua orang laki-laki yang hendak membuat minuman hangat. Untuk menemani suasana malam mereka.

Leo dengan niat ingin membuat Kopi, sementara Ararya ingin membuat teh hangat. Kini seleranya Teh bukan Kopi.

Ararya sampai lupa, jika di ruangan itu ada seseorang yang sedang menjalin hukumannya, langkah kedua laki-laki itu terhenti di kala melihat ada seseorang di dalam ruangan itu.

Syifa menengok, lalu ia menundukkan kepalanya.

"Kamu belum selesai bekerja ? " Tanya Leo melanjutkan langkahnya menuju tempat dimana gelas di simpan.

"Sudah Pak, ini baru selesai. " Jawab ramah Syifa. bukan hanya rasa lelah yang kini ia rasakan, ia pun merasa gugup saat hendak keluar ruangan itu.

Sementara Ararya tak mau membuka suaranya,

"Apa ada yang bisa saya bantu Pak ? "

Keduanya tak menjawab.

"Oh tidak, kami hanya ingin membuat minuman hangat saja. " Jawab Leo.

Syifa mengangguk paham, " Baiklah kalau begitu saya ijin untuk keluar ruangan Pak, "

"Ya silahkan, " Jawab Leo.

Syifa membalikkan badannya untuk melangkah pergi, sebelum ia melewati Mayor Ararya. Syifa menundukkan kepalanya dan mengangguk ramah tanpa melihat wajah Mayor Ararya.

"Permisi Pak, " Ucap kecil ramah Syifa terdengar lembut di telinga Ararya dan juga Leo yang mendengarnya.

Syifa keluar, saat iya sudah berada di luar ruangan rasanya udara segar menelisik jiwanya, " Huhhhhhh ... Lega juga, "

Syifa mempercepat langkahnya, karna tak sabar ingin segera membersihkan tubuhnya lalu beristirahat.

"Baru kali ini gue lihat, ada cewe tidak berekspresi apapun saat di hadapan Mayor Ararya , " Leo lagi-lagi menyela Ararya.

Mayor Ararya hanya menyunggingkan senyuman di sudut bibirnya.

Terpopuler

Comments

Nur Hayati

Nur Hayati

kan niatnya nyari uang bukan cari jodoh bro.... fokus sama tujuan😁

2024-03-24

1

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

krn syfa niatnya bekerja dan tdk ada niat mencari pacar seblm cinta2nya jd dokter terwujud...

2024-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!