Pertemuan Antara Nura dan Lucas.

Esok harinya, Nura benar-benar menghubungi lucas untuk segera menemuinya. Nura berpikir, jika ia akan dengan mudah menghancurkan Davian melalui Lucas.

Lucas sendiri adalah, salah satu karyawan Davian di perusahaannya. Lucas bekerja di bagian divisi keuangan, yang mengontrol semua yang bersangkutan dengan uang perusahaan. Berbagai transaksi yang di lakukan perusaahan, adalah salah satu tanggung jawabnya di divisi keuangan.

Hal itulah, yang akan di manfaatkan oleh Nura untuk menghancurkan perusahaan Davian dan juga Kanaya sebagai calon CEO baru di perusahaan tersebut.

***

Nura terlihat beberapa kali melihat jam tangan yang di pakainya. Sudah 30 menit Nura menunggu Lucas di sebuah Cafe. Nura hampir saja, beranjak meninggalkan Cafe karna merasa bosan menunggu Lucas. hingga saat Nura akan beranjak dari duduknya, Nura melihat Lucas yang baru saja turun dari mobilnya. hal itu membuat Nura mengurungkan niat nya untuk pergi dan kembali duduk manis di kursinya.

"Maaf membuamu menunggu lama, tadi ada sedikit masalah di kantor." ucapnya seraya mendudukan diri di kursi yang berhadapan degan Nura.

"Tidak apa-apa, yang penting kau sudah berada disini," jawab Nura.

"Ha ha, baiklah. Jadi ada apa? tidak biasanya, kau ingin bertemu secera langsung seperti ini, " tanya Lucas.

"Aku ingin mengajakmu bekerja sama." Ujar Nura sambil mendekatkan diri ke arah Lucas.

" Bekerja sama? Dalam hal apa?"

"Aku tahu kau tidak menyukai Davian bukan? "

Lucas mengangguk sebagai jawaban, dia tidak mengatakan apapun kepada Nura, dia memilih untuk mendengarkan tujuan Nura terlebih dahulu .

"aku ingin kau ... Bagaimana?" bisik Nura

"Tapi ... apa tidak terlalu beresiko nantinya?" tanya Lucas.

"kau tenang saja, aku yakin kau bisa melakukannya. jika kau berhasil, aku akan memberikan apapun untukmu." tawarnya dengan yakin.

"Apapun?" tanya Lucas memastikan.

"Benar. Apa pun!" jawab Nura meyakinkan.

"Termasuk memiliki Zeva?" tanyanya tiba-tiba.

Nura sedikit terkejut kerika mendengar permintaan Lucas, tetapi tidak berselang lama, dia mengangguk dengan yakin jika ia akan memberikan Zeva kepada Lucas.

Lucas tersenyum puas, ketika melihat anggukan dari Nura. hasrat terpendam, yang selama ini dia kubur dalam-dalam, akan segera terwujud. Lucas memang memiliki perasaan terpendam kepada Zeva, pertemuan pertma mereka waktu itu, saar usia Zeva masih 18 Tahun. Dimana saat itu, Nura dan Lucas tinggal bertetangga.

" Baiklah aku setuju ... asalkan kau tidak mengingkari janjimu!" ancamnya..

"Selama kau melakukannya dengan baik dan benar, aku tidak akan pernah mengingkari janjiku Lucas." Jawab Nura seraya bersedekap dada.

"Kalau begitu, persiapkan putrimu untukku!"

Nura hanya mengangguk untuk menjawab Lucas, setelahnya mereka berdua menghabiskan sisa waktu mereka dengan makan siang di Cafe tersebut.

***

Sedangkan di sisi lain, Kanaya tengah serius mempelajari semua hal tentang perusahaan bersama ayahnya. Di ruangan itu, juga terdapat Sekertaris ayahnya yang senantiasa dengan senang hati membantunya. Sekertaris itu, bernama Aditi Firdaus.

Aditi sangat ramah dan juga ramah, hal itu membuat Kanaya semakin betah belajar bersamanya.

"Ayah ... ini sudah jam makan siang, bisakah kita istirahat sebentar untuk makan siang?" tanya Kanaya.

"Tentu. Ajaklah Aditi bersamamu, Ayah masih ada urusan sebentar di ruang meeting." jawab Davian, sambil membereskan berkas-berkas yang akan di bawanya ke ruangan meeting.

"Memangnya Ayah tidak lapar? nanti Naya bawakan makanan untuk Ayah saja ya!"

"Tidak usah Naya ... nanti biar Ayah memesan makanan kepada OB saja. Ayah harus segera pergi, makan yang banyak ya!" pesan Davian.

"Ih Ayah, Naya bukan anak kecil lagi!" keluh Kanaya.

Kanaya mengerucutkan bibirnya, seraya berjalan cepat keluar dari ruangan Davian. Hal itu, membuat Davian tersenyum hangat, seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Aditi, segera susul Kanaya! atau dia akan semakin marah dan akan susah di bujuk nantinya." perintah Davian sambil beranjak dari kursinya.

"Baik Tuan." Aditi segera berlari kecil untuk menyusul Kanaya.

Setelah Aditi keluar dari ruangannya, Davian juga segera berlalu dari ruangannya menuju ruangan meeting. Setelah sampai, ternyata Davian, sudah di tunggu oleh seseorang.

"Maaf, kau pasti bosan menungguku! Aku mengajari Kanaya tentang perusahaan yang kita kelola, agar dia semakin memahami dan bisa menjalankan perusahaan ini dengan baik."

"Bagus kalau anda peka, tapi tidak apa-apa. Karna Kanaya aku memaafkanmu!" jawabnya.

Davian segera menajamkan matanya menatap Pria di hadapannya ini, "Sudah aku katakan, aku tidak akan membiarkan dia dekat denganmu Aiden!" tegas Davian.

"Ha ha ... aku yakin suatu saat kau akan berterimaksih, karna Kanaya berada di lingkunganku." Ujar Aiden sambil menunjukan seringainya.

"Apa maksud dari ucapanmu?" tanya Davian.

"Seharusnya, anda lebih peka terhadap orang di sekelilingmu Tuan Davian." Jawabnya sambil menunjukan sebuah berkas di hadapan Davian.

"Aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka, jika tidak ingin terjadi sesuatu, maka bertindaklah dengan cepat dan jangan sampai membuat Kanaya berada dalam bahaya." tegur Aiden.

Davian menatap lekat, berkas yang ada di tangannya, hingga emosinya kembali muncul dan membuat berkas itu kusut, karna Davian merematnya dengan kuat.

"kau benar. Aku harus segera bertindak. Aku baru sadar, jika aku terlalu banyak mengulur waktu." Davian semakin meremat berkas itu hingga tak berbentuk.

Terlalu fokus mengurus perusahaan dan juga mengenalkan Kanaya, Davian sampai melupakan hal penting, yang bisa saja mengancam dirinya dan juga Kanaya.

"Anda tidak perlu khawatir, aku akan membantumu untuk mengatasi mereka, karna mereka juga menargetkan Kanaya dalam rencananya. selain itu aku akan membuktikan jika aku benar-benar pantas untuk Kanaya." Aiden berdiri dari duduknya, dan berlalu meninggalkan Davian seorang diri.

"Apa yang sebenarnya kalian rencanakan? Apa pun itu, aku tidak akan membiarkan kalian menang. Cobalah sebisa kalian untuk menghancurkanku, maka jangan salahkan aku, jika kalian merasakan kehancuran yang sesungguhnya." Gumam Davian, seraya menatap lekat, berkas yang sudah kusut di tangannya.

Terpopuler

Comments

Nur Lela

Nur Lela

gila keren bgt kaya nyata

2024-04-16

2

Moh Rifti

Moh Rifti

up

2024-04-24

1

Sev

Sev

/Heart//Plusone/

2024-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!