Tragedi.

Malam ini pesta begitu meriah dan ramai oleh para pengunjung, Davian mengundang para Kolega Bisnisnya dan juga sahabat lamanya. Tidak lupa, Davian juga mengundang Orang tua dari sahabat Kanaya.

"Astaga Kanaya ... kau cantik sekali," ucap Ruby.

"iya, kau bagaikan bintang di gelapnya malam." sahut Lucy sambil menatap kagum ke arah Kanaya.

"iya lah Kanaya cantik, sahabat siapa dulu?" sombong Saka sambil menepuk dadanya.

Ruby dan Lucy, seketika menunjukan Expresi ingin muntah, ketika mendengar ucapan Saka.Tingkat kepedean Saka, sudah tidak tertolong rupanya.

"ish kalian ini bisa saja, lebih baik kita cari makanan enak. ayo kita ke dekat air mancur saja!" ajak Kanaya.

Akhirnya, keempat sahabat itu pergi menuju arah ari mancur buatan, yang memang terdapat banyak makanan di pinggirnya.

Sedangkan di sisi lain, Zeva memandang iri penampilan Kanaya malam ini. Bagaimana bisa dia yang biasanyanya menjadi Ratu, kini kalah cantik oleh Kanaya si anak culun.

Karna kesal, Zeva muali melancarkan aksinya untuk mempermalukan Kanaya di depan umum.

Zeva mendekati Kanaya dan sahabatnya untuk berbasa-basi. Dia akan melakukan rencana liciknya tanpa Nura. Karna Nura masih asik dengan dunianya sendiri.

ketika para sahabat Kanaya lengah, Zeva memegang tangan Kanaya seraya menjatuhkan diri ke dalam kolam air mancur di sampingnya. Seolah-olah Kanaya sengaja mendorongnya.

Byuuurr'

"A-aakhh t-tolong ...," teriak Zeva.

Mendengar itu, seketika suasana pesta menjadi riuh dan panik. Mereka ber bondong-bondong menghampiri Zeva, salah satunya Gavin yang terlihat sangat panik dan khawatir.

Gavin segera membantu Zeva, untuk naik dan duduk di tepian kolam buatan tersebut. Zeva terlihat berantakan dan basah kuyup.

"kau tidak apa-apa?" tanya Gavin.

"dingin Gavin, aku juga malu." ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gavin.

"Ada apa ini?" tanya Davian.

Zeva menoleh dan kembali memulai sandiwaranya untuk memfitnah Kanaya.

sedangkan Kanaya dan sahabatnya, hanya diam menyaksikan Drama apa yag akan Zeva lakukan malam ini.

"ayah ... Kanaya mendorongku, dia marah ketika aku hendak menyentuh bajunya. Apakah aku sehina itu dimata Kanaya, hingga dia tidak mau aku sentuh Ayah?" lirihnya.

Mendengar itu, Davian mulai menatap tajam ke arah Kanaya. Davian kesal ketika acranya menjadi kacau, hanya karna hal sepele seperti ini.

Begitupun para tamu yang ikut berbisik-bisik, mencemooh Kanaya karna bersipat sombong dan kejam. Nura berdiri di samping Davian, seraya menatap marah ke arah Kanaya.

sedangkan Gavin, dia malah memperhatikan wajah Kanaya yang terlihat datar dan biasa saja.

Zeva menyeringai di balik dada Gavin, ketika mendengar bisik-bisik orang yang mulai menjelekan Kanaya.

"Kanaya apa itu benar?" tanya Davian.

"jika aku menjawabnya, apakah Ayah akan percaya?" tanya balik Kanaya.

Davian tercengang mendapat pertanyaan dari Kanaya, kenapa Kanaya menjadi berani seperti ini? tapi itu bagus, dan Davian menyukainya. Karna biasanya, Kanaya hanya akan menangis dan meminta maaf.

"jawab saja apa yang terjadi dengan Kakakmu!" tekan Davian.

"Aku tidak melakukan apapun, dia datang tiba-tiba. Lalu, menarik tanganku seraya menjatuhkan diri ke dalam kolam itu." jelas Kanaya sambil bersedekap dada.

"BOHONG ... KAU MENDORONGKU KARNA TIDAK SUKA SAAT AKU MENYENTUH GAUNMU," terika Zeva.

Gavin sedikit menjauhkan Zeva darinya, " kau tidak perlu berteriak Zeva!" peringat Gavin.

"kau selalu seperti ini Kanaya, kenapa kau selalu ingin melukai Kakakmu? apa kau masih tidak bisa menera kami sebagai Ibu dan Kakak tirimu?" lirih Nura.

"Aku memang tidak suka, saat Ayah memutuskan untuk menikah lagi. tapi aku tidak pernah melakukan hal-hal yang selama ini kalian tuduhkan." jawab tegas Kanaya sambil menatap dalam ke arah Davian.

Kanaya berharap, kali ini Ayahnya akan membelanya dan memberikan dukungan untuknya. Tapi tentu saja, itu hanya angan.

"Kanaya ... Ayah sangat kecewa kepadamu," ucap Davian.

"Gavin bawa Zeva ke dalam, jangan sampai Zeva sakit, karna kedinginan." Sambung Davian sambil berbalik meninggalkan kerumunan.

Kanaya menatap sendu, kepergian Ayahnya. Lagi-lagi Ayahnya berpihak kepada Nura dan Zeva. ketika Gavin merangkul Zeva untuk membawanya ke dalam rumah, tiba-tiba seseorang menghentikannya.

"TUNGGU ...," teriaknya.

"sebelum kalian meninggalkan acara ini, sebaiknya kalian saksikan pertunjukan kecil ini terlebih dahulu!" sambungnya.

orang itu adalah Ruby. Dia dan kedua sahabatnya diam-diam menyiapkan sesuatu untuk Davian dan yang lainnya. Sedangkan Kanaya, dia berdiri di antara ke tiga sahabatnya dengan seringai cantik yang dia tunjukan untuk Nura dan Zeva.

Terpopuler

Comments

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

jangan percaya

2024-05-01

1

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

ksian deh

2024-05-01

1

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

hahah

2024-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!