sahabat random

Setelah Kanaya mengungkapkan kebenarannya kepada Rubi, kanaya merasa jika beban pikirannya sedikit berkurang.

Kanaya memutuskan untuk bertemu para sahabatnya di rumah saka, untuk sekedar bersenang-senang setelah lelah bekerja.

Tapi, Kanaya memutuskan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada ayahnya, sebelum Nura dan Zeva berbicara yang tidak-tidak tentangnya.

kanaya sudah bersiap, dan menghampiri Ayahnya yang sedang bersantai di ruang keluarga. Disana Davian terliat, sedang menikmati secangkir teh sambil membaca korannya.

"Ayah. apakah, Kanaya boleh pergi ke rumah saka?" tanya Kanaya.

Davian melirik putrinya yang sudah cantik, memakai celana jeans dengan atasan sweeter baby blue miliknya.

"tentu saja boleh sayang." Davian tersenyum, meraih tangan Putrinya untuk duduk di sampingnya.

"Terimakasih Ayah," ucap Kanaya.

"sama-sama cantik. " Davian mengecup kening Kanaya dengan sayang.

"Kanaya berangkat ya Ayah. Kanaya akan pulang terlambat, karna besok Kanaya libur. Tidak apa-apa kan Ayah?" Tanya Kanaya hati-hati.

"Baiklah, tidak apa-apa. Asal kau selalu berhati-hati. Segera hubungi Ayah jika terjadi sesuatu, mengerti?" pesan Davian.

"siap. Kanaya mengerti." ucap Kanaya.

"bagus." jawab Davian.

"kalau begitu Kanaya berangkat ya, dah Ayah !" ujar Kanaya sambil melambaikan tangannya ke arah Davian.

Davian membalas lambaian Kanaya seraya tersenyum hangat. Akhirnya dia bisa kembali dekat, denga putinya. Setelah menikah dia jarang sekali berkomunikasi dengan Kanaya.

Selain sibuk, Saat dia pulang Kanaya selalu tidak di rumah. Davian masih meragukan jika putrinya menjadi gadis nakal selama ini. Karna sebelum dia menikah dengan Nura, Kanaya baik-baik saja dan selalu menjadi anak kebanggaannya. Tapi bisa saja, Kanaya berubah karna tidak bisa menerima pernikahannya dengan Nura. Entahlah.

Sedangkan Kanaya, dia baru saja sampai di halaman rumah saka. Kanaya mengendarai motor scoopy kesayangannya yang di beri nama Lulu olehnya.

Di saat Kanaya turun dan melepas helmnya, Kanaya di kejutkan dengan kehadiran dua sahabatnya dari belakang.

"DOORR." Lucy dan Rubi berteriak bersamaan, untuk mengejutkan Kanaya.

"Astaga Kalian Ini, bagaimana jika jantungku lepas dari tempatnya? Kalian amu bertanggung jawab hah?" marah Kanaya.

"hehee maaf." Ruby dan Lucy mengangkat ke dua tangannya untuk mencubit ke dua telinganya sebagai permintaan maaf.

"kalau jantungmu lepas, nanti meninggal, apakah ku akan mendapatkan kehidupan ke 3?" tanya Ruby konyol.

"hah? Kehidupan ke 3 apa maksudmu?" tanya Lucy tidak mengerti.

"ck... Dasar mulut ember." Ucap Kanaya sambil melirik sinis kepada Ruby.

"Apa aku dan Saka ketinggalan sesuatu?" tanya Lucy.

"Nanti aku jelaskan, sebaiknya kita masuk. Saka sudah menunggu," Jawab Kanaya.

Setelah itu mereka berlalu menuju rumah Saka. Ketika sampai di depan pintu rumah Saka, Ruby mengetuk pintu rumah itu dengan brutal.

tok tok tok tok tok.

Saka memutar matanya malas mendengar kekutak pintu tersebut. Dia sudah sangat hapal dengan kelakuan para sahabat perempuannya itu.

"SEBENTAR!" teriaknya.

Ceklek.

"lama banget sih buka pintu doang?" kesal Ruby.

"lama matamu? Cepat masuk, sebelum anjing tetangga menggigit kalian." Ancam Saka.

Mereka masuk, tanpa memperdulikan Saka yang sudah tersungkur di bawah lantai.

para gadis itu masuk dengan terburu-buru, karna takut di gigit anjing tetangga.

"Woy... kasar banget sih. " Saka berdiri dengan tertatih karna merasa ngilu di bagian sikutnya.

"Astaga Saka, awas jatuh!" teriak Lucy.

"Telat." Saka berjalan menghampiri para sahabatnya yang sudah duduk manis di sofa.

Saka memang sahabat pria satu-satunya di antara ke tiga gadis ini, mereka bersahabat sejak Sekolah Menengah Pertama. Mereka sudah seperti keluarga dan saling menjaga satu sama lain.

Termasuk memberikan dukungan untuk Kanaya di saat Kanaya selalu mendapat hal yang tidak menyengkan dari ibu dan kakak tirinya.

Mereka sebenarnya sudah geram dengan Kanaya yang selalu patuh dan diam saja ketika ibu dan kakak tirinya melakukan sesuatu yang merugikan Kanaya. Tapi sekrang, mereka kembali merasa lega setelah Kanaya berubah menjadi dirinya sendiri.

Seperti Kanya yang berpakaian cupu, menjadi pendiam, dan diam saja ketika di fitnah di depan ayahnya. Bagaimana mereka bisa tahu jika itu semua ulah ibu dan kakak tirinya?

Karna Kanaya tidak pernah menutupi apapun dari para sahabatnya ini. Kanaya merasa sangat beruntung bisa mengenal dan bersahabat dengan mereka.

"oya, Kanaya cepat jelaskan yang di maksud Ruby tadi!" pinta Lucy.

"baiklah dengarkan baik-baik!"

Kanya menjelaskan semuanya, seperti yang dia jelaskan kepada Ruby. Dan itu membuat Lucy dan Saka terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang di ceritakan Kanaya.

"haahh kalian pasti sulit mempercayainya bukan? Hal ini akan terbukti, ketika acara ayahku di selenggarakan nanti." ucap Kanaya.

"baiklah, jika itu terjadi. Kami siap membantumu. Jangan sungkan untuk meminta bantuan Kanaya." Lucy mengelus lengan Kanaya di sampingnya.

"terimakasih. Kalian memang yang terbaik." kanaya memeluk Lucy dan Ruby.

"Aku tidak di ajak?" Tanya Saka yang merasa du abaikan oleh ke tiga gadis di hadapannya ini.

"bukan muhrim." jawab mereka bersamaan.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka dengan random. rumah Saka memang selalu jadi tempat mereka berkumpul, karna orang tua Saka jarang di rumah.

Terpopuler

Comments

Aditiya Chanel

Aditiya Chanel

ya ammpun saka 🤣bukan muhrim gktuh🤣

2024-04-24

1

Sev

Sev

/Drool/

2024-04-21

1

Nur Lela

Nur Lela

waw

2024-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!