Cemburunya Zeva Part2

Zeva dan Nura, berjalan cepat menghampiri Kanaya dan Gavin. Hatinya panas melihat posisi ambigu antara Kanaya dan Gavin.

Beberapa pengunjung lain, mulai mengalihkan atensi mereka untuk menyaksikan perdebatan tak terduga tersebut.

"jadi ini, urusan yang kau maksud Gavin? " sindir Zeva.

"tidak zeva, aku hanya mampir untuk membeli minuman, tapi ternyata. Minumannya tumpah dan mengenai bajuku. " Gavin kembali mengambil bebrapa helai tisu untuk membersihkan bajunya.

"Alsan, " ketus Zeva.

Kanaya masih terdiam di posisinya, memperhatikan perdebatan dua sejoli di hadapannya. Seru juga melihat Zeva yang terlihat cemburu seperti itu. Ujarnya dalam hati.

"Dasar anak tidak berguna, bukannnya bekerja dengan benar. Malah menggoda kekasih kakaknya sendiri." Nura sengaja mengeraskan suaranya untuk mempermalukan Kanaya.

Sedangkan Kanaya, dia hanya tersenyum tipis menanggapinya. kejadian ini sering terjadi seblum dia mendapatkan kehidupan keduanya.

Dulu Kanaya akan tunduk dan diam saja ketika Nura dan Kanaya mempermalukannya dimanapun. karna menurutnya itu lebih baik, dari pada melawan dan malah memperpanjang masalah.

Tapi sekarang, Kanaya tidak akan membiarkan itu terjadi lagi, Kanaya tidak mau harga dirinya di rendahkan oleh ibu dan kakak tirinya.

"benarkah? tapi dia bukan kakakku, dan yang pantas di sebut anak tidak berguna itu adalah anakmu, bukan aku. Aku di sini bekerja keras, untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhanku sendiri selama ini. Sedangkan kau dan anakmu, kerjanya hanya menghamburkan uang ayahku. " Kanaya menatap ibu dan kakak tirinya dengan sinis.

beberapa orang, mulai berbisik dan mencemooh Nura dan Zeva.

"oh seperti itu, ck sepertinya dia ibu tiri yang jahat. "

"iya kakak tirinya juga terlihat sombong dan serakah. "

Ucapan-ucapan kejam lain mnya mulai terdengar, dan itu membuat Nura dan Zeva sangat malu.

"awas kau Naya, aku akan membalas ini semua." ucap Nura, sambil menarik paksa Zeva untuk segera meninggalkan cafe tersebut.

Setadinya, Nura dan Zeva mengunjungi cafe tempat Kanaya bekerja untuk memarahi Kanaya. karna Zeva mengadu kepada Nura, bahwa Kanaya berniat merebut Gavin darinya.

Tapi setibanya mereka malah di permalukan seperti ini, akhir nya Nura dan Zeva pergi meninggalkan cafe dan pulang ke rumahnya.

Kanaya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis, dia sangat puas ngomong-ngomong.

Sedangkan Gavin, justru terdiam dan terpesona dengan sikap Kanaya yang berani dan terlihat cool dimatanya.

matanya tidak lepas mengikuti kemanapun Kanaya pergi.

Merasa di perhatikan, Kanaya kembali menghampiri Gavin di mejanya.

setelahnya, Kanaya duduk berhadapan dengan Gavin,

"ada yang ingin kau tanyakan? Aku risih di perhatikan terus menerus, " ujar Kanaya.

"mmm, kenapa kau baru sekarang melawan? Kenapa tidak dari dulu saja?" tanya Gavin.

"entahlah mungkin aku lelah selalu difitnah dan di permalukan. Bahkan di paksa menjadi orang lain." kanaya menundukan kepalnya, memainkan jari-jemarinya di bawah meja.

Gavin mengernyitkan dahinya tanda dia tidak mengerti dnegan ucapan Kanaya. Apa maksud dari, di paksa menjadi orang lain?

"maksudmu apa? Maaf. Aku tidak mengerti Kanaya, " tanya Gavin.

"iya kau tau sebelum ini, aku selalu memakai pakaian yang kuno dan kampungan. Hingga aku terlihat cupu di mata orang lain, itu semua bukan keinginanku Gavin. Melainkan mereka berdua yang memaksaku," jawab lirih Kanaya.

mata Gavin melotot. mendengar penjelasan Kanaya, jadi selama ini Zeva berbohong? Gavin benar-benar tidak menyangka, jika Zeva melakukan itu semua.

"lalu, apa ayahmu tahu? " tanya Gavin lagi.

"tentu saja tidak, jika ayah tahu. Mungkin hubunganku denga ayah masih baik-baik saja sekarang. " Kanaya menatap wajah Gavin, kemudian tersenyum manis ke arahnya.

Deg'

Gavin tertegun melihat senyuman itu, astaga Kanaya manis sekali, wajah Gavin memanas, kerna salah tingkah di tatap Kanaya.

Kanaya mengerutkan dahinya melihat wajah Gavin yang tiba-tiba saja memerah.

"Gavin, kau baik-baik saja? wajahmu merah, kau sakit?" tanya Kanaya dengan panik, dan beranjak mendekati Gavin.

Ketika tangan Kanaya terulur untuk memegang dahinya, Gavin segera berdiri dan memundurkan tubuhnya untuk sedikit menjauh dari Kanaya. Kanaya semakin heran di buatnya.

sedangka Gavin, jantungnya berdetak sangat cepat ketika Kanaya mendekatinya . Gavin tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan saat ini. bahkan Gavin belum pernah seperti ini ketika bersama zeva.

"m-maaf Kanaya, aku harus segera pergi. " Gavin melangkahkan kakinya dengan cepat keluar dari cafe tersebut.

Meninggalkan Kanaya yang masih terheran-heran melihat tingkah aneh Gavin. Tapi tidak lama, sudut bibirnya terangkat menunjukan seringai kecil di sana.

Terpopuler

Comments

Sev

Sev

lanjut

2024-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!