Amarah Nura

Setelah kejadian dimana dia dan Zeva di usir. Kini keduanya tinggal di rumah sederhana, yang pernah mereka tempati sebelum Nura menikah dengan Davian. Mereka tidak memiliki apapun selain pakaian yang mereka bawa dari rumah Davian.

itulah, karna terlalu senang berfoya-foya membeli hal-hal yang tidak berguna. Akhirnya, mereka tidak memiliki tabungan sedikitpun untuk keadaan seperti sekarang ini.

"Ibu ... Zeva tidak mau tinggal di sini Bu hiks," isak Zeva.

"Ayo kita kembali ke rumah Ayah saja, kita harus meminta maaf ...," lanjutnya.

"Ya ampun ... Zeva, kau bisa diam tidak hah?Ibu juga sedang berpikir bagaimana caranya kita kembali ke rumah Davian. Lagi pula, ini semua akibat dari ulahmu." Ketus Nura sambil menatap Putrinya dengan marah.

"Zeva tidak bersalah Bu, ini semua karna ulah Kanaya dan kawan-kawannya." Elak Zeva sambil mengerucutkan bibirnya karna kesal.

"haah ... sudahlah, yang penting kita punya tempat sementara untuk berisitirahat. Besok kita datangi Kanaya di tempatnya bekerja, Ibu jugq tidak Akan membiarkannya bersenang-senang setelah apa yang dia lakukan terhadap kita." Ujarnya sambil menyeringai.

"Iya Bu, kita harus membalasnya. gara-gara dia juga, Gavin pergi meninggalkanku." Zeva mengepalkan tangannya karna merasa marah dan kesal.

"Kita akan membalasnya. sekarang, Lebih baik sekarang kita istirahat, besok kita pikirkan lagi bagaimana caranya agar Gavin mau kembali kepadamu." Usul Nura sambil beranjak menuju kamarnya.

Zeva mau tidak mau, melangkahkan kakinya dengan gontai mengikuti Nura untuk pergi beristirahat. Zeva sudah membayangkan balasan apa yang akan di lakukannya untk Kanaya, dia benar-benar marah dan tak terima karna merasa di kalahkan oleh Kanaya .

***

Sedangkan Kanaya, dia terlihat begitu santai sambil mengobrol Ria dengan para sahabatnya melalui Vidio Call. Kanaya sudah menyampaikan permintaan maaf dan terimakasihnya untuk mereka, dan beruntungnya mereka sangat memakluminya.

"Ruby besok kita berjumpa di Cafe ya!" seru Kanaya.

"Iya ... Naya, untuk Kalian besok datang ya! Aku traktir minuman bagaimana?" tawar Ruby kepada Lucy dan Saka.

"Waahh ada apa nih tumben?" tanya Saka.

"Iya tumben sekali, apakah ada sesuatu?" tanya Lucy.

"Cerewet datang saja lah! tapi kalau kalian tidak mau juga tidak apa-apa, itu berarti uangku aman." jawab Ruby dengan senyum tengilnya.

"Eh iya kita datang, awas saja kalau berbohong!"

Hingga Satu Jam lamanya mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol lewat Vidio Call. tak terasa malam semakin larut, Kanaya mememutuskan untuk mengakhiri panggilan Vidionya dan segera beristirahat.

Pagi harinya, Kanaya menemui ayahnya di ruang tamu. Kanaya berjalan mengendap, untuk mengejutkan Davian yang sedang serius membaca koran sambil meminum tehnya.

"Selamat pagi Ayah." Ucap Kanaya sambil memeluk Davian dari belakang.

Davian sempat terkejut, dan menepuk pelan lengan Kanaya yang berada di lehernya.

wangi Vanilla seketika menyeruak memenuhi ruang tamu, dan itu membuat Davian merasa nyaman dan mengingatkannya kepada Shofia.

"Baumu sama percis sepeti bundamu Nak ...," lirih Davian.

Kanaya seketika merasa tidak enak, karna membuat ayahnya bersedih. Dia tidak bermaksud membuat Davian bersedih dengan menggunakan parfum kesukaan ibunya.

"Maafkan Kanaya Ayah, Naya tidak bermaksud. Naya hanya suka saja sma wanginya," Sesal Kanaya.

"Tidak apa-apa Naya ... Ayah hanya mengingat bunda saja, tidak permu meminta maaf sayang." jawab Davian, sambil mengelus lengan Kanaya.

Kanaya melepas pelukannya, dan beranjak untuk duduk du samping Davian. Kanaya menatap dalam wajah sendu sang Ayah, yang masih terlihat tampan di usianya yang hampir memasuki Kepala Lima," Ayah tidak ke kantor?" tanyanya.

"sebentar lagi Ayah berangkat, lalu putri Ayah mau pergi kemana?" tanya balik Davian.

"Naya seperti biasa, mau berangkat ke Cafe." Jawabnya sambil tersenyum manis.

"baiklah, hati-hati di jalan ya!" pesan Davian.

"Siap Ayah, Naya berangkat sekarang ya! Ruby sudah menunggu Naya di Cafe," pamit Kanaya.

"iya Nak ...." jawab Davian sambil mencium kening putrinya dengan sayang.

Setelah itu Kanaya berlalu meninggalkan Davian, untuk segera berangkat ke Cafe. hingga beberapa saat Kanaya telai sampai, Kanaya langsung memasuki Cafe, yang sudah terlihat sedikit ramai.

"Kau sudah sampai? cepat ganti pakaianmu dan bantu Ruby di depan!" titah Adrian pemilik Cafe tersebut.

"Baik Kak." Kanaya segera berlalu untuk berganti pakaian dan membantu Ruby.

Setelah waktu istirahat tiba, Lucy dan Saka datang memenuhi undangan Ruby. Mereka berkumpul di salah satu meja, yang berada di sudut Cafe tersebut. Hari ini Ruby dan Kanaya hanya bekerja sampai jam makan siang, karna ada pergantian sip untuk bekerja di Cafe tersebut.

" sebenarnya ada apa kau mengundang kami kesini?" tanya Saka kepada Ruby.

"Ya ampun, sudah Aku katakan tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin berkumpul saja apa masalahnya?" kesal Ruby.

"Haaah ... baiklah mari nikmati waktu yang tersisa di hari ini, untuk menemani tuan putri Ruby yang terhormat." Ucap Kanaya sambil membungkukan sedikit tubuhnya.

"Bagus, silahkan di nikmati hidangannya para Budakku yang setia ...." ujarnya sambil menahan tawa.

hingga gelak tawa mereka tidak lagi terhindarkan, karna tingkah konyol Ruby dan Kanaya. Setelahnya, mereka hanya menghabiskan waktu untuk mengobrol dan bercanda satu sama lain. Sebelum ...

"Kanaya ... Dimana kau hah?" teriak seseorang.

Kanaya dan yang lain, seketika menoleh ke arah teriakan tersebut. Dan ternyata itu adalah Nura dan Zeva. Mereka masuk dan berteriak mencari Kanaya, hingga beberapa pengunjung mulai memperhatikannya.

Adrian, selaku pemilik Cafe langsung datang menghampiri Nura yang berkacak pinggang di tengah-tengah Cafe. Begitupun Kanaya, yang langsung beranjak menghampiri Nura dan Zeva.

"Maaf Nyonya, tolong jangan buat keributan di Cafe saya! Anda mengganggu pengunjung yang lainnya." Tegur Adrian sambil mencoba membawa Nura ke luar Cafe.

"kau jangan ikut campur! Ini urusanku dan Anak tidak berguna ini." Ucap Nura sambil menunjuk wajah Kanaya.

Adrian menoleh ke arah Kanaya, dan menyuruh Kanaya membawa Nura dan Zeva keluar dari Cafenya melalui tatapan mata.

Kanaya yang paham pun segera berlalu meninggalkan Nura dan Zeva, sebelum itu dia sempat berbisik di telinga Nura.

"Kau mau berurusan denganku bukan? maka, ikuti aku! Aku tidak ingin mengganggu pengunjung lain dengan tingkah konyol kalian nantinya." bisik Kanaya di telinga Nura.

Nura yang termakan emosi pun, segera mengikuti Kanaya di susul Zeva di belakangnya. Begitu pun ketiga Sahabat Kanaya, yang tidak mau ketinggalan dengan apa yang akan di lakukan Nura terhadap Kanaya.

kini mereka berada di lapangan parkir, yang sedikit luas dengan beberapa hiasan tanaman di pinggirnya. Nura menatap tajam, ke arah Kanaya yang terlihat tenang dan sangat santai.

"Kau harus bertanggung jawab, untuk apa terjadi kepadaku dan Zeva! gara-gara Kau, kami di usir dari rumah. Dan juga gara-gara Kau, Gavin meninggalkan Zeva, hingga Zeva terus menangis dan terpuruk." Nura benar-benar meluapkan emosinya kepada Kanaya.

"Apa aku tidak salah dengar? kalian b**oh atau bagaimana? jelas-jelas ini adalah ulah kalian sendiri. Kenapa malah menyalahkanku?" tanya Kanaya.

"karna kau pantas di salahkan, pokoknya Aku tidak mau tahu. Kau harus bertanggung jawab, bujuk Ayahmu agar mau memaafkanku dan dan Zeva!" teriak Nura.

"Cih, maafkan saya Ibu Nura yang terhormat. Saya tidak akan pernah melakukannya, saya dan Ayah saya, akan jauh lebih bahagia jika Anda dan putri Anda yang tak berguna itu menghilang dari kehidupan kita." jawab Kanaya sambil bersedekap dada, jangan lupakan seringaian cantik untuk Nura dan Zeva.

mendengar Kanaya menghinanya, Zeva yang tadinya diam saja, segera beranjak mendekati Kanaya seraya mengangkat sebelah tangannya untuk menampar Kanaya. Tetapi, sebelum telapak tangan nya mendarat di pipi mulu Kanaya. tiba-tiba seseorang menahan tangannya, dan membuat tangan itu mengambang di udara.

Zeva menoleh ke sisi kanannya, untuk melihat siapa yang mencekal tangannya. Ketika tatapannya bertemu dengan orang itu, Zeva membulatkan matanya kerna sangat terkejut, ketika mengetahui siapa Orang tersebut.

"G-Gavin ...," lirihnya.

.

Terpopuler

Comments

Sev

Sev

/Facepalm/

2024-04-21

0

Najwa Nuralifah

Najwa Nuralifah

/Chuckle/

2024-03-26

0

Nur Lela

Nur Lela

ah gaviiiin wkwkkw

2024-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!