19| Blood Cake

...***...

"Siang nona. Maaf bapak terlambat," ucap pak Budi penuh penyesalan, menyapa Elora yang mengembangkan senyum hangat. 

"Tidak apa, Pak," sahutnya pelan. 

Masih menunduk, Elora merapikan buku sketsa yang ia gunakan tadi. 

"Nona!" 

Tiba-tiba pak Budi memekik, histeris. Pria paruh baya itu turun dari mobil dengan was-was. 

"Hidung Nona Elora berdarah!" pekik nya gelagapan. "Apa karena bapak terlambat datang, ya?" 

Elora yang turut kaget, menyentuh hidung nya. Untuk ke lima kali nya ia kembali mimisan. Meskipun begitu, dia tetap menyamarkan rasa sakit lewat senyum palsu nya.

"Tidak apa-apa, Pak. Ini karena Elora terlalu lama menunduk."

"Memang nya bisa begitu, Non?" tanya Pak Budi heran.

Elora mengangguk berbohong. Tidak mungkin ia bilang itu karena penyakitnya, yang ada pak Budi akan semakin merasa bersalah. Belum lagi pria itu yang memang belum tahu akan penyakit Elora pasti akan heboh, dan meneruskan nya hingga ke telinga Raja.

"Ayo pulang, Pak." 

"Baik, Nona."

Setibanya mereka di rumah, Elora dengan langkah kurang bersemangat melenggang memasuki rumah. 

Aroma semerbak memenuhi indra penciuman nya. Bau manis coklat memaksa masuk, menyeruak. Mood buruknya seakan melayang diganti dengan langkah riang menuju dapur.

"Mbok Cum buat kue, ya?" ucap nya kegirangan.

Namun, ketika sosok nya berhenti di dapur, rasa senang itu seolah lenyap saat netranya menangkap sosok mbok Cum yang tidak sendirian.

Estela berdiri di sana dengan celemek membungkusi tubuhnya. Gadis itu melempar senyum hangat dengan wajah di penuhi tepung. 

Di samping Estela ada Raja. Pria itu menatapnya datar seolah kehadiran Elora tidak diinginkan di sana. 

"Bukan Mbok Cum yang buat, tapi nona Estela, Non," jawab mbok Cum.

Estela yang nampak bahagia dengan kehadiran Elora, berbicara seraya memotong kue coklat yang sudah di habiskan setengah. 

"Besok ulang tahun Bunda, kami berencana memberinya kejutan dengan kue buatan sendiri," jelasnya. 

Setelah berhasil mengambil sepotong kue, Estela langsung melangkah maju, menyodorkan potongan tersebut. 

"Kau mau mencoba nya, El?" tanya nya dengan senyum semringah. 

Bergeming, Elora tidak menerima, ataupun menolak. Dia heran melihat Estela yang seolah telah melupakan kejadian di sekolah tadi. Bahkan Raja pun tampak sudah tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Apakah mereka memang sudah sedekat itu, sampai Estela bisa sangat mengendalikan Raja?" batin Elora, kembali terluka. Dirinya hanya menatap Esetela, bergantian dngan Raja dan mbok Cum yang menunggu respon nya dengan tak sabar.

"Nona Elora cobalah. Kue buatan Nona Estela jauh lebih enak dari yang biasa kita pesan," celetuk Mbok

"Ya, cobalah," ucap Raja singkat, ikut menimpali.

Elora memejamkan matanya, menarik napas dalam. Dia terlalu muak dengan semua ini. 

Brak!!!

Tanpa di duga, dia menepis kue yang di berikan Estela.

Suara pecahan piring, menggelegar memenuhi ruangan. Estela, Mbok Cum bahkan Raja sama-sama terkejut.

"ELORA!" pekik Raja, berdiri dari duduknya. Dia menghampiri Estela yang spontan  menunduk mengecek kaki nya yang lecet karena perbuatan Elora.

"Aku muak, Estela! Aku muak dengan semua ini!" pekik Elora. Tanpa bisa di cegah, air mata mengalir dari kedua netra nya.

Melihat Raja yang begitu perhatian, Elora semakin terluka. Ia terisak meratapi nasib nya yang amat menyedihkan. Bahkan jauh lebih menyedihkan dari gadis miskin yatim piatu.

"Apa merebut Raja belum cukup untuk mu, HAH???" teriak nya frustasi seraya terduduk menyila, membiarkan pecahan beling di sekitar melukai kaki nya yang masih terbungkus kaos kaki tipis.

"Nona! Kaki mu bisa berdarah!" pekik mbok Cum menghapiri, namun Raja, pria itu lebih dulu menarik Elora. 

"Apa yang kau lakukan?" sergahnya.

Kaos kaki yang  menunjukan bercak darah membuat pria itu spontan membungkuk. Hendak menyentuh namun secepat kilat Elora melangkah mundur. 

"Kaki mu terluka, Elora!" geram Raja, kembali mendekat namun lagi-lagi Elora melangkah mundur. 

Mbok Cum yang juga ada di sana  melangkah maju. 

"Biar saya saja, Den," sela nya namun Raja tidak menggubris. Pria itu berdiri, dan dengan kasarnya mencengkram lengan Elora. 

"Jangan keras kepala!" putusnya tak mau di bantah. Hendak menarik Elora untuk menyingkir dari sana. 

Sayang, Elora terlalu keras kepala. Dengan satu kali hentakan, ia berhasil menepis tangan Raja, melepaskan dirinya dari pria itu. 

"Apa lagi yang mau kau rebut setelah ini?" lirih Elora menatap Estela, benci.

Dengan sedikit meringis, Estela yang sebelum nya menunduk, mengangkat wajah nya. Gadis itu terisak.

"Apa kau marah karena aku meminjam baju mu, El?" ucapnya membuat Elora mengernyit bingung. Bukan pada mereka, tapi Elora marah pada dirinya sendiri. Ia ingin bersikap acuh tak acuh seperti halnya Estela, namun tidak bisa melakukan nya, tapi apa katanya?

Baju?

Bahkan Elora sendiri baru sadar jika Estela mengenakan bajunya saat gadis itu mengatakan demikian, tapi berani sekali dia menganggap kemarahan Elora hanya sekedar karena sebuah baju.

Tidak masuk akal!

Mendengar nya, Mbok Cum yang ada di sana dibuat tidak nyaman. 

"Maaf, Nona, baju yang di kenakan nona Estela, mbok yang ambilkan. Tapi, itu karena ijin den Raja," lapor mbok Cum. Suaranya bergetar, menandakan ia ketakutan.

Ketakutan? Padaku?

"Bukan it_" 

"Kau marah hanya karena baju, Elora?" potong Raja, memberikan reaksi keheranan.

Padahal ia hanya ingin meluruskan bahwa apa yang baru saja terjadi bukanlah karena masalah baju sepele tersebut, tapi semua orang menatapnya seolah itulah yang terjadi.

Atmosfer seakan mendingin. Elora diam, bergeming. Mereka adalah orang-orang yang sangat mengenalnya, tapi kenapa mreka  menatap nya seperti itu?Mengapa Semua orang metapanya seperti penjahat?

Elora terpojok.

"Ini semua salah ku. Jika kau marah karena aku mengenakan bajumu, aku minta maaf, El," seru Estela memecah keheningan tapi semakin memperkeruh keadaan. Dia menghampiri mbok Cum memegang tangan wanita renta itu.

"Maaf karena membuat mbok ikut terseret dalam hal ini. Aku ridak menyangka Elora akan sangat marah. Jika tahu akan seperti ini, aku pasti tidak akan mengenakan nya," ujar Estela panjang lebar berderai air mata.

"Sekali lagi, tolong maafkan aku," lirihnya.

Segera setelah itu, Estela melepaskan celemek yang mengikat tubuhnya. 

"Aku akan pergi setelah mengganti baju," ujar nya dengan suara tercekat lalu melarikan diri ke kamar mandi. 

Raja ikut terpengaruh. Ia tidak lagi peduli akan kondisi kaki Elora. Dirinya lebih mementingkan kondisi Estela.

"Kau keterlaluan, Elora!" ketus Raja, menyusul Estela.

Mbok Cum pun yang tampak masam wajah nya seolah menunjukan kekecewaan. "Bibi akan mengambil obat merah untuk, Nona," ucap Mbok Cum turut meninggalkan ruangan.

Elora menatap dirinya lewat pantulan kaca rak piring. Darah yang tidak berhenti mengalir, memaksa untuk kembali ke kamar nya. 

"Nona, biar mbok bersihkan dulu luka nya!"

...***...

Terpopuler

Comments

Neneng Dwi Nurhayati

Neneng Dwi Nurhayati

double up kak
buat elora benci raja kak

2024-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1| Little Dream
3 2| The Story
4 3| Being Strangers
5 4| Something Wrong
6 5| Do you care?
7 6| Ghost in Wedding
8 7| Beautiful Scar
9 8| Jewelry Store
10 9| The Broken
11 10| Hate Without Reason
12 11| Broken Twice
13 12| New Girl
14 13| Girl You Like
15 14| Still Have It?
16 15| She Is,
17 16| Bad Suprise
18 17| Pation Is Pain
19 18| Wear The Mask
20 19| Blood Cake
21 20| Another Pain
22 21| Agreement
23 22| Give Up?
24 23| Bad Thing
25 24| Graduation Heart?
26 25| Almost And
27 26| The Truth
28 27| Yes, I Give Up
29 28| First Step
30 29| My Ending
31 30| Goodbye
32 31| Tragedy
33 32| Brings Trauma
34 33| Decision
35 34| New City, New Life
36 35| Stanger
37 36| Don't Touch Me
38 37| The Secret
39 38| Towards Danger
40 39| They're Charming
41 40| They're Story
42 41| Just A Friend?
43 42| Blood
44 43| Hi, From the Past
45 44| I Think, I Like You
46 45| Just Kidding?
47 46| The Pandora Box
48 47| Can I Be Him?
49 48| Who Is He?
50 49| Make Sure You're Happy
51 50| My Tearjerker
52 51| Starting to Open
53 52| With Crazy Way
54 53| Looking For The Truth
55 54| Look Further
56 55| It's About Regret
57 56| Behind The Lies
58 57| All I Know
59 58| The Truth
60 59| It's Hurts You, Right?
61 60| Promise
62 61| Ignored
63 62| Started to Move
64 63| Again?
65 64| Fear of Losing
66 65| Hidden
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1| Little Dream
3
2| The Story
4
3| Being Strangers
5
4| Something Wrong
6
5| Do you care?
7
6| Ghost in Wedding
8
7| Beautiful Scar
9
8| Jewelry Store
10
9| The Broken
11
10| Hate Without Reason
12
11| Broken Twice
13
12| New Girl
14
13| Girl You Like
15
14| Still Have It?
16
15| She Is,
17
16| Bad Suprise
18
17| Pation Is Pain
19
18| Wear The Mask
20
19| Blood Cake
21
20| Another Pain
22
21| Agreement
23
22| Give Up?
24
23| Bad Thing
25
24| Graduation Heart?
26
25| Almost And
27
26| The Truth
28
27| Yes, I Give Up
29
28| First Step
30
29| My Ending
31
30| Goodbye
32
31| Tragedy
33
32| Brings Trauma
34
33| Decision
35
34| New City, New Life
36
35| Stanger
37
36| Don't Touch Me
38
37| The Secret
39
38| Towards Danger
40
39| They're Charming
41
40| They're Story
42
41| Just A Friend?
43
42| Blood
44
43| Hi, From the Past
45
44| I Think, I Like You
46
45| Just Kidding?
47
46| The Pandora Box
48
47| Can I Be Him?
49
48| Who Is He?
50
49| Make Sure You're Happy
51
50| My Tearjerker
52
51| Starting to Open
53
52| With Crazy Way
54
53| Looking For The Truth
55
54| Look Further
56
55| It's About Regret
57
56| Behind The Lies
58
57| All I Know
59
58| The Truth
60
59| It's Hurts You, Right?
61
60| Promise
62
61| Ignored
63
62| Started to Move
64
63| Again?
65
64| Fear of Losing
66
65| Hidden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!