15| She Is,

...***...

Wajah Sera yang terlihat kusut dan kemerahan membuat Elora mengembangkan senyum singkat. Dia terkekeh pelan melihat raut wajah temannya yang jelas terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja," tutur Elora, menenangkan Sera yang masih terisak. Tubuh terlentang nya di angkat, bersandar pada ranjang pasien. "Jangan menangis, wajah mu bisa semakin jelek," tambahnya menggoda.

Hiks!

"Jangan tertawa!" rengek Sera membersihkan hidungnya yang mengeluarkan sedikit lendir, membuat Elora beringsut mundur.

"Kau tidak lihat penampilan mu. Tadi kau seperti mayat hidup, tau!" celoteh Sera mengadu.

Elora hanya bisa menatap gadis berambut sebahu di depan nya dengan sedikit rasa lega. Selama ini dia tidak benar-benar menganggap Sera sebagai temannya. Pengalaman ketika SMP, dimana ia dikhianati oleh teman yang sudah ia anggap sebagai sahabat membuat Elora memiliki krisis kepercayaan.

"Jangan menatap ku, kau membuatku mau muntah," celetuk Sera, bercanda melihat Elora yang menatapnya intens.

Mereka tertawa dan saling mengejek. Kedua nya bicara dan saling menghibur hingga suara ketukan mengalihkan atensi.

Tok, tok, tok...

Eunike dan Bara berdiri di depan pintu UKS, di belakang nya ada Raja dan tentu saja Estela.

"Oh iya, aku hampir lupa. Kau harus dengar berita heboh ini!" bisik Sera,  masih sempat-sempat nya bergosip. 

Karena tahu sebentar lagi ia harus hengkang, Sera yang baru teringat sesuatu ketika melihat Estela, dengan cepat merapatkan bibirnya ke kuping Elora. Dia membisikan sesuatu yang sukses membuat mata gadis itu melotot sempurna.

"APA?" pekik Elora, menatap tajam ke arah dua orang yang menjadi pusat dari  gosip yng baru Sera sampaikan.

Ikut terkejut oleh reaksi Elora, Sera buru-buru mencubit lengan gadis itu, agar diam, lantas tersenyum jenaka ke arah Eunike dan Bara, yang sudah mendekat.

"Jangan histeris. Nanti ibu dan ayah mu mengira kau sedang ku perkaos!" oceh Sera, tersenyum puas.

Sepasang suami istri yang baru tiba  tersebut langsung menghampiri Elora, guna mengecek kondisi sang putri.

"Hai Om, Tante," sapa Sera kikuk, menunduk sopan.

"Kamu pasti Sera," sambut Eunike. 

Ini merupakan kali pertama Eunike bertemu dengan Sera, gadis yang selalu menjadi alasan dalam setiap chat Elora.

"Ia Tante, saya Sera," balas Sera mengulurkan tangan. menyambut uluran tangan Eunike.

Setelah nya karena tidak ingin berlama-lama di antara keluarga orang lain, Sera yang sadar diri memutuskan untuk mengundurkan diri. 

"Tante, Om, maaf tapi, aku harus pamit kembali ke kelas." 

Eunike dan Bara tersenyum. "Makasih ya, Nak. Sudah menemani Elora," kata Eunike.

"Iya, nak, Sera. Makasih sudah membantu Elora," timpal Bara.

Sera mengangguk, kemudian mengembangkan senyum ke arah Elora, bergantian dengan Bara dan Eunike. Dia pamit dan langsung melenggang pergi. Namun, kakinya tertahan begitu mendapati keberadaan Raja yang masih berdiri di ambang pintu, menatap serius ke arah Elora, sementara di samping nya Estela, tetap berdiri dengan tidak tahu malunya. Menempel seperti benalu.

"Eh, Kak Estela. Tidak kembali ke kelas?" tanya Sera lebih seperti cibiran karena menurutnya Estela tidak pantas berada di sana.

Seolah tengah memikirkan sesuatu, Estela terlonjak, menarik senyum manis.

"Dia Sera, teman Elora itu kan, Raja?" tanya Estela tidak menggubris pertanyaan yang sebenarnya sehingga membuat gadis itu benar-benar geram.

Apa mereka benar-benar berkencan? Berani sekali dia mengacuh kan ku. Dasar benalu!

Sera yang enggan pergi, menatap kakak kelasnya tersebut dari kepala hingga kaki. Rambut panjang, tubuh tinggi proporsional hampir sejajar Raja membut ia sedikit iri. Dirinya dan Elora memiliki tinggi yang tidak seberapa.

"Iya, dia teman Elora," jawab Raja singkat. Netranya masih fokus pada tiga orang di depan sana.

Mengangguk yakin, Estela menyunggingkan senyum girang.

"Hai Sera, aku Estela," ujar nya. Tanpa di minta, dia mengulurkan tangan hendak berkenalan, namun tak Sera acuhkan.  Dia semakin menilik wajah Estela yang berubah masam.

Hah!

Takut akan mencakar wajah sok polos Estela, Sera mengangkat wajah tinggi, kemudian melangkah pergi.  Basa basi untuk menyeret Estela agar minggat dari sana pun ia lupakan.  Sera lebih memilih hengkang dirinya terlalu muak akan sikap sok manis Estela yang seolah tengah menunjukkan status sebagai seseorang yang dekat dengan Raja.

"Bisa muntah kalau berlama lama di sini," batin Sera. 

°

°

°

"Bagaimana sayang, apa ada yang sakit?" 

Eunike yang tengah menyiapkan bubur hangat tampak khawatir melihat wajah pucat putrinya. Ia menatap Bara, sang suami yang juga tengah menatap sang putri, iba. 

Dengan lembut, Bara mengusap puncak kepala Elora. Rasanya ingin menangis, namun sekuat tenaga pria paru itu menahan nya.

Di sana ada Raja. 

Putra sulung mereka itu tidak boleh tahu apa yang sedang adiknya derita. Dia sudah cukup menderita karena kehilangan kedua orang tua kandung nya, jadi Bara dan Eunike memutuskan untuk tidak menambah beban pikiran sang putra. 

"Ayah, jangan menangis. Kalau kamu menangis, Raja akan curiga. Ingat, kita sudah memutuskan untuk merahasiakan hal ini darinya," ujar Eunike mengembangkan senyum ke arah Raja yang tengah menatap mereka secara intens.

Entah mengapa, tapi melihat kehadiran Raja di sana berhasil membuat Elora tenang. Dia yang awalnya ingin mengamuk dan menanyakan berbagai hal, tapi memutuskan untuk diam dan menyimpan semuanya untuk sementara waktu.

Walau saat ini pun dirinya masih melihat sosok Estela di samping Raja, sekuat tenaga Elora menahan kekesalan nya. Dia tidak mau jika bunda dan ayah mengetahui bahwa beberapa waktu ini Elora adalah gadis yang bermasalah.

"Ayah, aku baik-baik saja. Jangan khawatir," lenguh Elora berbisik lemah.

Dengan berat hati, Bara menggengam erat tangan putrinya. 

"Bagaimana Ayah tidak khawatir, Dek. Kata om Jer, penyakit mu mulai memburuk. Ayah tidak mau kamu semakin menderita," tutur pria paruh baya tersebut nyaris terbata.

Bara dan Eunike memang menyesal karena selalu sibuk dengan tugas mereka. Tapi mau bagaimana lagi, setiap perawatan yang Elora lakukan membutuh kan biaya yang tidak sedikit.

Meskipun mereka nyatanya lebih dari mampu karena terbilang sebagai keluarga kalangan atas, Bara dan Eunike entah mengapa tetap khawatir mengenai biaya perawatan Elora. 

Padahal bisa di bilang, gaji mereka sebulan belum lagi perusahan makanan milik kedua orang tua Raja yang kini semakin sukses, dan telah menjadi perusahan makanan nomor satu di kota, sudah lebih dari cukup untuk bisa menangani segala keperluan Elora bahkan lebih, kedua suami istri tersebut tetap saja merasa cemas.

"Maafkan kami, ya, Dek. Ayah dan bunda selalu sibuk sehingga tidak banyak menghabiskan waktu bersama kamu dan kakak," lirih Bara. Elora menggeleng seraya mengulum senyum simpul.

"Ayah, jangan bicara seperti itu. Elora juga pasti melakukan hal yang sama jika menjadi kalian," celoteh Elora, masih setengah lesu.

"Asal ayah tahu, Elora selalu bersyukur sama Tuhan karena bersedia memberikan orang tua hebat seperti kalian. Jadi jangan menyalahkan diri. Apa yang ayah dan bunda lakukan merupakan hal terbaik yang pernah Elora miliki."

Meski dalam keadaan sakit, Elora masih tetap berusaha menenangkan kedua orang tua nya.

Sementara itu, tidak lama, Raja yang sedari tadi memantau dari depan pintu, berjalan mendekat. Di ikuti oleh Estela, Raja menyentuh kening Elora lembut. 

"Elora kenapa, Bun?" taya Raja.

Bahkan perlakuan sederhana tersebut berhasil membuat jantung Elora berdegup amat kencang, kemarahan dan rasa jengkel yang sebelumnya memupuk, menguap lenyap tak bersisa. Wajah yang semula pucat pun sontak berubah merah. 

"El, baik-baik saja, Ja. Kata Om Jer, adik mu hanya butuh istirahat," jelas Eunike merangkai kata yang sebenarnya tidak di katakan oleh dokter Jery, adik Eunike sendiri, yang adalah  dokter khusus sekolah sang anak.

"Tapi kata anak-anak, Elora mimisan," lagi, Raja yang masih merasa ragu kembali bertanya. 

Di sampingnya, Estela mengusap punggung tangan Raja, hal tersebut tentu saja di perhatikan oleh Elora yang ikut menatap interaksi mereka dengat sorot penuh luka. Kapan ia bisa seperti Estela?

"Aku baik-baik saja, Kak. Tidak ada yang salah," sahut Elora, antusias. Dia senang mendapat sedikit perhatian Raja meskipun dia tahu apa yang Raja lakukan hayalah formalitas.

Namun, suasana hangat dan tentram yang Elora rasakan beberapa saat lalu, sirna seketika. Estela yang ia pikir hanya gadis polos yang tidak akan berani ikut campur dalam masalah keluarga orang lain, berhasil membuat Elora melongo.

"Iya, Ja. Apa yang dikatakan anak-anak tadi hanyalah mengada-ada. Mereka hanya melebih-lebihkan situasi," seloroh Estela.

Suara jelas menarik atensi semua orang sehingga tertuju pada nya. 

Tangan Elora mengepal, gigi-giginya gemertak menahan murka.

Bagaimana tidak, gadis asing yang tidak jelas asal usulnya tersebut, dengan lancang nya mencampuri diri dalam urusan keluarga, bahkan dengan tidak tahu malu, ikut menimpali, seolah suaranya akan di anggap.

Tidak tahu diri!

"Lancan_"

"Oh, iya, Dek. Kamu sudah bertemu dengan Ella?" 

...***...

Terpopuler

Comments

Neneng Dwi Nurhayati

Neneng Dwi Nurhayati

double up kak

2024-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1| Little Dream
3 2| The Story
4 3| Being Strangers
5 4| Something Wrong
6 5| Do you care?
7 6| Ghost in Wedding
8 7| Beautiful Scar
9 8| Jewelry Store
10 9| The Broken
11 10| Hate Without Reason
12 11| Broken Twice
13 12| New Girl
14 13| Girl You Like
15 14| Still Have It?
16 15| She Is,
17 16| Bad Suprise
18 17| Pation Is Pain
19 18| Wear The Mask
20 19| Blood Cake
21 20| Another Pain
22 21| Agreement
23 22| Give Up?
24 23| Bad Thing
25 24| Graduation Heart?
26 25| Almost And
27 26| The Truth
28 27| Yes, I Give Up
29 28| First Step
30 29| My Ending
31 30| Goodbye
32 31| Tragedy
33 32| Brings Trauma
34 33| Decision
35 34| New City, New Life
36 35| Stanger
37 36| Don't Touch Me
38 37| The Secret
39 38| Towards Danger
40 39| They're Charming
41 40| They're Story
42 41| Just A Friend?
43 42| Blood
44 43| Hi, From the Past
45 44| I Think, I Like You
46 45| Just Kidding?
47 46| The Pandora Box
48 47| Can I Be Him?
49 48| Who Is He?
50 49| Make Sure You're Happy
51 50| My Tearjerker
52 51| Starting to Open
53 52| With Crazy Way
54 53| Looking For The Truth
55 54| Look Further
56 55| It's About Regret
57 56| Behind The Lies
58 57| All I Know
59 58| The Truth
60 59| It's Hurts You, Right?
61 60| Promise
62 61| Ignored
63 62| Started to Move
64 63| Again?
65 64| Fear of Losing
66 65| Hidden
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1| Little Dream
3
2| The Story
4
3| Being Strangers
5
4| Something Wrong
6
5| Do you care?
7
6| Ghost in Wedding
8
7| Beautiful Scar
9
8| Jewelry Store
10
9| The Broken
11
10| Hate Without Reason
12
11| Broken Twice
13
12| New Girl
14
13| Girl You Like
15
14| Still Have It?
16
15| She Is,
17
16| Bad Suprise
18
17| Pation Is Pain
19
18| Wear The Mask
20
19| Blood Cake
21
20| Another Pain
22
21| Agreement
23
22| Give Up?
24
23| Bad Thing
25
24| Graduation Heart?
26
25| Almost And
27
26| The Truth
28
27| Yes, I Give Up
29
28| First Step
30
29| My Ending
31
30| Goodbye
32
31| Tragedy
33
32| Brings Trauma
34
33| Decision
35
34| New City, New Life
36
35| Stanger
37
36| Don't Touch Me
38
37| The Secret
39
38| Towards Danger
40
39| They're Charming
41
40| They're Story
42
41| Just A Friend?
43
42| Blood
44
43| Hi, From the Past
45
44| I Think, I Like You
46
45| Just Kidding?
47
46| The Pandora Box
48
47| Can I Be Him?
49
48| Who Is He?
50
49| Make Sure You're Happy
51
50| My Tearjerker
52
51| Starting to Open
53
52| With Crazy Way
54
53| Looking For The Truth
55
54| Look Further
56
55| It's About Regret
57
56| Behind The Lies
58
57| All I Know
59
58| The Truth
60
59| It's Hurts You, Right?
61
60| Promise
62
61| Ignored
63
62| Started to Move
64
63| Again?
65
64| Fear of Losing
66
65| Hidden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!