3| Being Strangers

...***...

Sebelum pertandingan berakhir, Elora telah menyiapkan minuman untuk sang kakak. Ia kemudian melangkah cepat, menunggu di depan kelas Raja.

IPA 1.

Pertandingan bulu tangkis merupakan ajang terakhir sebelum bel pulang berbunyi. Jadi, saat semua orang kembali ke kelas untuk persiapan pulang, Elora memilih mengantarkan minuman yang ia beli lebih dulu.

Berdiri mengacuhkan tatapan beberapa kakak kelasnya, Elora merasa cukup tenang kali ini. Padahal biasanya ketika melihat Elora di sana, kakak kelas nya pasti akan mulai membuli, namun setelah identitasnya di ketahui, mereka hanya melewatinya begitu saja tanpa ada yang berani mengganggu. Bahkan, beberapa gadis pun sengaja melempar senyum manis ke arah nya.

Hih, merinding!

"Hai, Elora cantik..."

Sebuah suara menyapa dari kejauhan. Elora tersenyum manis saat satu dari dua orang di sana menyapa.

"Hai kak Efan," sahutnya, melambai sopan.

Dia Efan, wakil ketos, wakil ketua kelas sekaligus teman sebangku Raja. Walau cukup tampan dan populer, menurut pandangan Elora, Efan hanya seseorang yang mendekati Raja agar semakin terlihat keren. Karena usahanya tersebut, Efan di juluki pria No. 2. Yah, diam-diam Elora menjulukinya,

Benalu!

Setelah berbasa-basi menyapa Efan, mata Elora kembali tertuju pada pria yang berjalan beberapa langkah di belakang.

Pria itu, Raja, berjalan mendekat tanpa melepaskan tatapan tajamnya dari Elora. Semakin dekat, pandangannya berpindah pada tangan Elora yang sedang memegang sebotol minuman dingin.

Efan  yang lebih dulu tiba sontak berdiri menghadang Elora. "Buat aku, ya, El?" candanya seraya melirik penuh minat ke arah Elora, si gadis cantik adik temannya.

"Buat kak Raja, Kak," jawab Elora sopan walau agak tidak senang karena pria yang baru saja tiba tersebut hanya berdiri diam melihat interaksinya dan Efan.

"Ikut aku," ucap Raja.

Dua kata saja cukup untuk menarik perhatian dua orang yang tengah adu canda di depannya. Ia menatap dua manusia di depannya, kemudian melenggang pergi tanpa menunggu Elora yang masih sibuk meladeni Efan.

"Ck, kakak mu itu memang menyebalkan, El." Efan memasang wajah kecut, menatap Raja yang sudah sedikit menjauh. Setelahnya ia kembali melihat Elora. "Untung adiknya cantik, jadi sedikit terobati hati abang Efan ini," goda nya sedikit berbisik.

Elora terkekeh pelan mendengar lelucon konyol itu. Walau dalam hati dia ingin menjambak Efan, tetap sja ia menyamarkan rasa ingin membunuhnya dengan tersenyum manis.

"Lain kali, bawa buat mas Efan juga ya, El minumannya," ujar Efan lagi, masih setia meladeni Elora.

"Iya kak," sahut Elora agak sedikit malas.

Sementara itu, di depan sana Raja yang merasa tidak ada pergerakan, mengentikan langkahnya. Ia menoleh dan mendapati Elora masih tetap di tempatnya, setia meladeni Efan.

Sejenak menarik nafas kemudian menghembuskannya kasar, Raja berdehem keras. Deheman keras yang cukup untuk mengalihkan perhatian dua manusia di depan sana.

"Tunggu apa?" kata nya sedikit berteriak.

Menyadari hal tersebut, Elora lantas segera menyusul seraya melemparkan raut wajah menyesal ke arah Efan. Padahal sebenarnya ia senang karena terbebas dari pria yang sejam tadi sengaja menahannya dengan pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal.

"Maaf ya, Kak. Di panggil kak Raja," sela Elora sebelum benar-benar pergi.

Hah, akhirnya...

Menatap punggung gadis cantik yang telah menjauh itu, Efan hanya bisa tersenyum penuh arti.

°

°

°

Elora diam dalam langkah mengikuti Raja. Ia tahu tujuan mereka adalah atap sekolah. Tempat di mana dirinya dan Raja bebas berbicara sekaligus satu-satunya tempat selain Wc yang tidak memiliki CCTV.

"Untuk apa mencariku?" tanya Raja dinging begitu mereka tiba.

 Sudah terbiasa akan hal tersebut, Elora langsung menyodorkan minumannya.

"Ini."

Alis Raja mengerut melihat botol minuman berwarna kuning tersebut. Dia tidak memintanya.

"Tak perlu," ucapnya menyimpan satu tangan ke saku celana. "Beberapa gadis telah memberikan hal yang sama tadi," lanjutnya berniat pergi tapi di cegah Elora.

"Tidak bisakah kau terima saja?" Elora memelas namun nampak nya Raja sama sekali tak peduli.

"Kau tidak bodoh sampai harus mendengar hal yang sama dua kali."

Lagi Elora terbiasa dengan sikap dingin Raja. "Tapi mereka kan bukan aku. Mereka hanya orang asing, ak-"

"Dan kita tidak?" Raja baru saja memotong omongan Elora, tepat di saat gadis itu akan mengamuk.

Elora menunduk, matanya berkaca. "Bagaimana bisa kita menjadi orang asing? Kita keluarga."

"Kita hanya orang-orang yang hidup di bawah satu atap Elora. Selamanya dan bagaimana pun kondisinya kita tetap orang asing."

Nyeri Elora rasakan mendengar apa yang Raja katakan. Sudah berulang kali ia mendengarnya namun setiap itu juga tetap terasa sakit.

Melihat Elora yang terdiam, Raja segera beranjak. Ia menatap gadis itu sebentar lalu menoleh dan melangkah pergi.

"Kamu berubah Kak," seru Elora seketika menghentikan langkah Raja. Pria itu berdiri sejenak, sebelum membuang napas kasar. Ia berbalik.

"Aku tidak ingin membahas hal ini lagi Elora."

Raja berdiri di tempatnya, begitupun Elora. Mereka terpaku sebentar akan atmosfer yang semakin dingin, padahal cuaca di sana terbilang cukup panas.

"Apa salahku? Kenapa kakak begitu membenci ku? Dulu kamu tidak seperti ini," sungut Elora. Suaranya sedikit bergetar, namun berusaha tetap terlihat tegar. Dadanya sesak namun dia berusaha menahan luapan emosi yang sebentar lagi akan meledak.

Raja tertunduk sejenak, tampak sedang menahan gejolak emosi yang mencoba meledak.

"Kau tidak salah Elora. Yang salah adalah dunia dan kebetulan kau adalah salah satu penghuninya."

Elora tidak mengerti dan jujur saja ia tak mau mengerti. Ia tidak terima dan tidak akan bisa terima jika Raja memang membencinya.

"Kau jahat," lirih nya kemudian.

Raja bergeming. Dia diam beberapa saat sebelum memutuskan untuk pergi. "Siap-siap untuk pulang. Aku tak akan menunggu lama," tuturnya kemudian melenggang pergi.

Berdiri terpaku, Elora menahan dadanya yang terasa nyeri. "Aku tak ingin pulang bersama mu!!!" ketusnya berjalan ke arah bangku yang ada di sana, memutuskan untuk membangkang.

Huh!

Menarik napas beberapa kali, Elora memutuskan untuk tidak melangkah kemana pun. Selama ini ia selalu berusaha menyembunyikan rasa kecewa dengan tetap bertingkah ceria, tapi untuk kali ini dirinya hanya ingin merajuk sejadi-jadinya sebelum kembali menjadi Elora yang manis dan baik hati.

"Aku membencimu Maharaja Samasta!!!"

°

°

°

Setengah jam sejak bel pulang berbunyi, Elora baru akan meninggalkan roftop. Harapannya sirna karena mengira Raja mungkin akan kembali mencarinya.

"Huh, berharaplah Elora..." gumamnya sedih. Menatap langit biru yang nampak terlalu cerah.

Saat kembali ke kelas, Elora tidak lagi menemukan keberadaan Raja. Rupanya pria itu memang kekeuh pada kata-katanya.

Lelah dengan yang terjadi, Elora menghembuskan napas berat seraya  merogoh ponsel dalam saku celana olahraga nya. Ia mengetik pesan, kemudian mengirimkannya ke kontak bernama 'Bundahara' Berjaga-jaga jika bundanya sedang berada di rumah.

[Bun, El sedang mengerjkan tugas di rumah Sera.]

Goblok!

Satu kata itu memang pantas ia sandang untuk saat ini. Elora memang sangat bodoh. Dia takut hubungan orang tua dan Raja merenggang jadi setiap kali sesuatu menimpanya karena Raja, Elora akan berusaha menyembunyikan atau menyelesaikan segala hal dengan caranya.

[Pulangnya nanti di antar supir nya Sera]

Lagi Elora mengirim pesan nya.

Selama ini, Elora  memang di larang membawa mobil sendiri seperti Raja karena usianya yang masih di bawah umur, dia juga di larang naik taksi maupun angkot karena pengalaman buruk bundanya beberapa tahun lalu yang sempat di begal. Jadi, jika tidak bersama Raja, Elora akan di jemput pak Budi, tapi karena pak Budi tidak di rumah, maka Sera akan menjadi alibinya kali ini.

Selanjutnya Elora pun mengetik sesuatu lalu mengirimnya pada kontak lain dengan nama 'Untung Sayang...' kemudian mengirim pesan yang selalu sama setiap kali mereka bertengkar.

[Maaf]

Yup!

Pesan tersebut di kirim kepada Raja. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk Elora kembali luluh dan menjadi gadis yang sangat menyukai Raja. Dia selalu menjadi pihak yang meminta maaf dalam setiap masalah mereka.

Selesai dengan urusan orang rumah, Elora lantas mematikan ponselnya.

Kedua tangan menggenggam tas punggung nya, sementara kedua kaki Elora melangkah santai meninggalkan sekolah. Dia sedang dalam perjalanan menuju satu-satunya tempat yang selalu di datangi setiap kali ditinggal pulang oleh Raja. Tempat rahasia yang tidak seorang pun tahu.

Menghentikan taksi, Elora segera menyebut tempat tujuannya.

Memang keras kepala!

Butuh 30 menit untuk Elora tiba di depan sebuah studio mini bertuliskan, LUKIS IMPIAN MU!

Ya, studio lukis!

Tanpa di ketahui kedua orang tua maupun Raja, Elora kerap menghabiskan waktunya di tempat tersebut. Saking seringnya, sang pemilik pun sampai hafal dengan wajah dan lukisan khas yang selalu gadis itu gambarkan.

Yup, Elora selalu melukis wajah seorang pria.

Pria yang selalu sama, hanya berbeda dari segi ekspresi dan posisi, namun objeknya tetap pria yang sama.

Bakat terpendam Elora tersebut bahkan kadang membuat Renata, sang pemilik studio, dibuatnya penasaran. Pria tampan dengan *nevus di ujung hidung, alis tebal dan bibir nya yang selalu Elora beri warna merah tampak terlalu sempurna untuk seorang anak manusia.

Atau gadis ini hanya sedang berkhayal?

Begitu yang selalu Renata, alias wanita pemilik studio pikirkan.

Namun, yang membuatnya lebih penasaran lagi, Elora tidak pernah menulis nama pria tersebut. Hanya sebuah tanda tangan kecil dengan tulisan yang hampir tidak terbaca setiap kali Elora menyelesaikan lukisannya.

Dia semestaku!

...***...

*Nevus \= Tahi Lalat

Terpopuler

Comments

cahaya mentari pBg

cahaya mentari pBg

semangatt ya outhor 🙏🙏🤩

2024-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1| Little Dream
3 2| The Story
4 3| Being Strangers
5 4| Something Wrong
6 5| Do you care?
7 6| Ghost in Wedding
8 7| Beautiful Scar
9 8| Jewelry Store
10 9| The Broken
11 10| Hate Without Reason
12 11| Broken Twice
13 12| New Girl
14 13| Girl You Like
15 14| Still Have It?
16 15| She Is,
17 16| Bad Suprise
18 17| Pation Is Pain
19 18| Wear The Mask
20 19| Blood Cake
21 20| Another Pain
22 21| Agreement
23 22| Give Up?
24 23| Bad Thing
25 24| Graduation Heart?
26 25| Almost And
27 26| The Truth
28 27| Yes, I Give Up
29 28| First Step
30 29| My Ending
31 30| Goodbye
32 31| Tragedy
33 32| Brings Trauma
34 33| Decision
35 34| New City, New Life
36 35| Stanger
37 36| Don't Touch Me
38 37| The Secret
39 38| Towards Danger
40 39| They're Charming
41 40| They're Story
42 41| Just A Friend?
43 42| Blood
44 43| Hi, From the Past
45 44| I Think, I Like You
46 45| Just Kidding?
47 46| The Pandora Box
48 47| Can I Be Him?
49 48| Who Is He?
50 49| Make Sure You're Happy
51 50| My Tearjerker
52 51| Starting to Open
53 52| With Crazy Way
54 53| Looking For The Truth
55 54| Look Further
56 55| It's About Regret
57 56| Behind The Lies
58 57| All I Know
59 58| The Truth
60 59| It's Hurts You, Right?
61 60| Promise
62 61| Ignored
63 62| Started to Move
64 63| Again?
65 64| Fear of Losing
66 65| Hidden
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1| Little Dream
3
2| The Story
4
3| Being Strangers
5
4| Something Wrong
6
5| Do you care?
7
6| Ghost in Wedding
8
7| Beautiful Scar
9
8| Jewelry Store
10
9| The Broken
11
10| Hate Without Reason
12
11| Broken Twice
13
12| New Girl
14
13| Girl You Like
15
14| Still Have It?
16
15| She Is,
17
16| Bad Suprise
18
17| Pation Is Pain
19
18| Wear The Mask
20
19| Blood Cake
21
20| Another Pain
22
21| Agreement
23
22| Give Up?
24
23| Bad Thing
25
24| Graduation Heart?
26
25| Almost And
27
26| The Truth
28
27| Yes, I Give Up
29
28| First Step
30
29| My Ending
31
30| Goodbye
32
31| Tragedy
33
32| Brings Trauma
34
33| Decision
35
34| New City, New Life
36
35| Stanger
37
36| Don't Touch Me
38
37| The Secret
39
38| Towards Danger
40
39| They're Charming
41
40| They're Story
42
41| Just A Friend?
43
42| Blood
44
43| Hi, From the Past
45
44| I Think, I Like You
46
45| Just Kidding?
47
46| The Pandora Box
48
47| Can I Be Him?
49
48| Who Is He?
50
49| Make Sure You're Happy
51
50| My Tearjerker
52
51| Starting to Open
53
52| With Crazy Way
54
53| Looking For The Truth
55
54| Look Further
56
55| It's About Regret
57
56| Behind The Lies
58
57| All I Know
59
58| The Truth
60
59| It's Hurts You, Right?
61
60| Promise
62
61| Ignored
63
62| Started to Move
64
63| Again?
65
64| Fear of Losing
66
65| Hidden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!