18| Wear The Mask

...***...

Siang itu, seperti biasa, anak-anak bergerombol menuju lapangan olahraga demi menonton pangeran hati mereka yang sedang bertanding.

Satu lawan satu, lomba bulu tangkis membawa Maharaja Samasta sebagai pemenang nya. Pria itu tersenyum singkat penuh kepuasan. 

Kemudian dalam marak nya penonton, dan seperti pacar selayaknya, Raja melangkah menuju satu-satunya gadis cantik yang berada di antara teman sekelasnya. 

Estela!

Dia menghampiri Estela, menerima minuman dingin yang di sediakan gadis tersebut.

"Terimakasih," ucap nya sedikit kaku namun berhasil mendapat sorakan bahagia, maupun iri dari siswa siswi yang lain.

Sementara itu, seperti biasa, dari bawah pohon mangga, Elora dengan setia menyaksikan kejadian menyakitkan tersebut. Dirinya membuka mata lebar-lebar, memastikan hatinya terasa sakit. Ya, Elora seolah kehilangan akal, menatap kejadian itu tanpa berkedip.

Tangan nya mengepal, meremas minuman dingin yang ia pegang sejak tadi. Menyedihkan memang, tapi Elora sudah memutuskan. Ia tidak akan menyerah semudah itu. Walau mengasihani dirinya, ia harus bisa bertahan.

"Kuatkan dirimu! Kau bukan gadis menyedihkan," ucapnya bermonolog. Sera di samping yang juga mendengar hal tersebut mencebik tak suka.

"Ular itu harus di beri pelajaran," cibir nya. Sedetik kemudian, "Eh, mau ke mana?" tanya Sera terlonjak kaget ketika melihat Elora tanpa gentar, berjalan lurus membelah lapangan.

"Bencana!" pekik Sera cemas. Mata Elora hanya tertuju pada satu objek seakan saat itu juga ia bisa menelan nya hidup-hidup.

Ya, Raja.

Dengan hati lapang, Elora menyodorkan minuman nya begitu tiba di depan Raja. Jika biasanya dia akan menunggu di depan kelas demi menciptakan waktu untuk berdua saja, kali ini Elora ingin egois. Dia tak mau merelakan Raja begitu saja. Bukan untuk Estela, dan bukan untuk siapa pun.

"Ini." Elora menyerahkan minuman dingin berwarna kuning. Bersamaan dengan hal tersebut, Raja yang tengah menegak minuman, menatap Elora dengan satu alis yang terangkat tajam. 

"Kau tak lihat aku sedang apa?" ketusnya dingin, menarik perhatian beberapa siswa di sana. 

Mendapati respon Raja tersebut, Elora tetap menunjukkan senyum andalan nya. Dia sudah terlslu sering di tolak oleh Raja, jadi ini bukan hal baru baginya.

"Aku lihat," balas Elora tidak mau kalah. Ia masih tetap mempertahankan egonya. "Kakak sudah terbiasa dengan minuman mahal, meminum barang murahan seperti yang di berikan pacar mu akan mengganggu kesehatan mu," sarkas Elora. Ia dengan jelas melihat perubahan reaksi pada mata Raja.

"Elora! Kau..."

Tatapan Raja jelas seakan mengatakan bahwa 'Aku tak percaya kau bisa bersikap begitu kasar,' namun Elora tidak peduli. Ia tidak rela Estela mendapatkan semua nya.

"Bukankah ini artinya, adik Raja tidak setuju dengan hubungan Raja dan Estela?"

"Tapi, apa yang Elora katakan memang benar, Estela itu hanya pembansos, apa kalian bisa menjamin apa yang gadis itu berikan tidak akan menyakiti Raja kita?"

"Tapi, ku dengan Elora dan Raja hanya saudara angkat."

"Apa mungkin Elora membenci Raja?"

Spekulasi demi spekulasi bertebaran di sekitar mereka. Beberapa gadis bahkan tidak segan menertawakan Estela yang saat itu tidak bereaksi apa-apa. Dia diam tanpa niat membela diri maupun menyangkal. Gadis tersebut malah tersenyum ke arah Raja.

"Jangan di ambil hati. Elora mungkin kelelahan," ucapnya berniat mengambil minuman yang di berikan Elora, mewakili Raja. Namun, secepat mungkin Elora menepisnya.

"Jangan ikut campur! Aku sedang tidak bicara pada mu!" ketus Elora menarik perhatian Raja.

"Kau yang jangan ikut campur, Estela adalah pacar ku, jadi berhenti bersikap berlebihan!" Pria itu menatapnya sekilas, begitu dingin dan penuh intimidasi.

Semua anak di sekitar kembali berbisik. Ini tontonan yang amat seru. Ada yang membela Elora, namun tak sedikit mendukung Estela.

"Jangan bicara seperti itu, Raja. Bagaimana pun juga Elora adalah adik mu. Aku tidak ingin karena diri ku kalian bertengkar."

"Hah?" Elora tertawa sumbang. "Kau tidak sepenting itu," sarkas nya kembali menatap Raja, tidak menyerah dengan tujuan nya.

"Ambilah, aku tidak ingin Kakak kenapa-napa."

Brak!

Bunyi dentuman benda jatuh mengejutkan semua orang. Minuman yang awalnya berada di tangan Elora, telah berpindah ke atas tanah. Tanpa perasaan, Raja menepis pemberian Elora membuat semua orang spontan terdiam, menatap ke arah mereka, penasaran.

"Mungkin mata mu sedang bermasalah, Elora. Tapi minuman dari kekasih ku sudah lebih dari cukup!" ketusnya.

Di samping itu, Estela dengan cekatan, menunduk memungut minuman yang Raja hempaskan tadi, dia tersenyum hangat mengusap lengan sang pacar.

"Jangan seperti ini, Raja. Bagaimanapun juga Elora tetap adik mu!"

Seakan belum cukup dengan tingkah Raja, Estela yang kembali menimpali sukses memanaskan darah di seluruh pembuluh nadi Elora. Ia memejamkan matanya, berusaha meredam emosi yang sudah berada di ubun-ubun. Sikap baik Estela justru menciptakan kebecian yang lebih besar lagi, akibatnya dengan sekali dorongan, Estela terhuyung ke belakang. Dia terjatuh dan Elora lah pelaku nya.

"Aku tidak butuh bantuan mu!" pekik Elora, meledak.

Dada nya naik turun menahan Emosi. Matanya bergerak kesana kemari menunjukkan kecemasan.

Bukan hanya Estela, atau pun Raja yang di buat terkejut, semua orang di lokasi tersebut pun ikut menatap Elora dengan tatapan penuh cemooh. Ini merupakan bulian di depan umum.

"Apa yang kau lakukan, Elora!" geram Raja. Ia membungkuk membantu Estela untuk berdiri.

"Aku tak apa," ujar Estela.

Entah kerasukan apa, Elora lantas terkejut. Matanya bergerak kesana kemari seolah tak fokus. Dengan cepat ia kembali menyadari apa yang tengah terjadi.

"Apa yang ku lakukan?" Dia menatap kedua tangan nya. Apa yang ia lakukan sudah kelewatan. Tapi Elora sendiri tidak mengerti kenapa ia melakukan hal tersebut. "Aku tidak_"

"Ada kalanya, seseorang tidak perlu di perlakukan secara baik," sarkas Raja memotong kalimat Elora. Tatapan nya teramat dingin. Sorot matanya sarat akan kemarahan.

Tanpa peduli pada perasaan Elora yang juga kebingungan, pria itu bersama Estela tentunya dan semua anak bergegas kembali ke kelas.

Semua orang berbicara. Mereka bahkan mengatakan bahwa Elora hanyalah iblis berwajah cantik. Penipu yang handal dan berbagai hinaan lain nya.

"Kenapa aku bersikap seperti itu? Kenapa? Argh!"

Elora menahan kepalanya yang tiba-tiba teramat sakit. Berharap bisa meredakan rasa tersebut, Elora memijat-mijat pangkal hidung nya, namun bukan nya berhasil, ia malah semakin merasa sakit. Bahkan bukan hanya kepala, Elora justru memukul keras dadanya yang juga terasa sesak.

"Ku mohon, berhentilah. Ku mohon," batin nya, air mata tidak lagi bisa Elora tahan. Ia menangis, merasakan sakit di hati dan juga kepalanya. Bukan tujuannya untuk menyakiti Estela. Dia hanya ingin menyakiti gadis itu sedikit tanpa niat mendorong nya.

"Apa yang ku lakukan?"

Sementara itu, Sera yang berada di seberang lapangan segera berlari menyusul Elora. Tanpa menunggu lama, ia lansung menghentikan aksi gadis tersebut.

"Apa yang kau lakukan?" sergah Sera, mencengkram tangan Elora agar gadis itu mau berhenti. "Berhenti menyakiti dirimu. Apa pun yang kau lakukan tidak akan ada bedanya! Mereka tidak akan peduli padamu,"

"Tapi, kenapa? Aku juga bukan orang jahat Sera! Aku hanya jatuh cinta!" sungut Elora merengek, menumpahkan rasa sesak di dadanya.

"Aku tahu perasaan mu, jadi mari berhenti dan pulang saja! Semua orang akan semakin membicarakan mu!"

Tanpa menunggu respon Elora, Sera yang saat itu pun ikut meneteskan air mata, menarik Elora yang masih tak mau bergerak untuk beranjak dari sana. Sorot matanya menunjukan rasa iba yang besar.

Bagaimana tidak, beberapa hari lalu secara tiba-tiba, Elora menghubunginya. Gadis itu menangis dan menceritakan apa yang menimpanya. 

Di mulai dari Raja yang ia suka, hingga keputusan keluarga nya untuk merawat Estela semua di ceritakan nya.

Kisah menyedihkan Elora tersebut benar-benar berhasil merubah cara pandang Sera terhadap Raja. Menurutnya pria itu hanya seorang manusia tidak berhati.

Belum cukup menyakiti Elora dengan bersikap dingin, ia malah menatap gadis lain dengan penuh kehangatan dan melakukan nya di depan Elora.

"Dasar jahat! Haruskah kita beri pelajaran si Estela itu?" geram Sera dalam perjalanan kembali ke kelas mereka. Botol minuman yang Elora pegang langsung di tariknya begitu mereka melewati tong sampah. 

Brak!

"Buang saja!" 

...***...

Episodes
1 Prolog
2 1| Little Dream
3 2| The Story
4 3| Being Strangers
5 4| Something Wrong
6 5| Do you care?
7 6| Ghost in Wedding
8 7| Beautiful Scar
9 8| Jewelry Store
10 9| The Broken
11 10| Hate Without Reason
12 11| Broken Twice
13 12| New Girl
14 13| Girl You Like
15 14| Still Have It?
16 15| She Is,
17 16| Bad Suprise
18 17| Pation Is Pain
19 18| Wear The Mask
20 19| Blood Cake
21 20| Another Pain
22 21| Agreement
23 22| Give Up?
24 23| Bad Thing
25 24| Graduation Heart?
26 25| Almost And
27 26| The Truth
28 27| Yes, I Give Up
29 28| First Step
30 29| My Ending
31 30| Goodbye
32 31| Tragedy
33 32| Brings Trauma
34 33| Decision
35 34| New City, New Life
36 35| Stanger
37 36| Don't Touch Me
38 37| The Secret
39 38| Towards Danger
40 39| They're Charming
41 40| They're Story
42 41| Just A Friend?
43 42| Blood
44 43| Hi, From the Past
45 44| I Think, I Like You
46 45| Just Kidding?
47 46| The Pandora Box
48 47| Can I Be Him?
49 48| Who Is He?
50 49| Make Sure You're Happy
51 50| My Tearjerker
52 51| Starting to Open
53 52| With Crazy Way
54 53| Looking For The Truth
55 54| Look Further
56 55| It's About Regret
57 56| Behind The Lies
58 57| All I Know
59 58| The Truth
60 59| It's Hurts You, Right?
61 60| Promise
62 61| Ignored
63 62| Started to Move
64 63| Again?
65 64| Fear of Losing
66 65| Hidden
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1| Little Dream
3
2| The Story
4
3| Being Strangers
5
4| Something Wrong
6
5| Do you care?
7
6| Ghost in Wedding
8
7| Beautiful Scar
9
8| Jewelry Store
10
9| The Broken
11
10| Hate Without Reason
12
11| Broken Twice
13
12| New Girl
14
13| Girl You Like
15
14| Still Have It?
16
15| She Is,
17
16| Bad Suprise
18
17| Pation Is Pain
19
18| Wear The Mask
20
19| Blood Cake
21
20| Another Pain
22
21| Agreement
23
22| Give Up?
24
23| Bad Thing
25
24| Graduation Heart?
26
25| Almost And
27
26| The Truth
28
27| Yes, I Give Up
29
28| First Step
30
29| My Ending
31
30| Goodbye
32
31| Tragedy
33
32| Brings Trauma
34
33| Decision
35
34| New City, New Life
36
35| Stanger
37
36| Don't Touch Me
38
37| The Secret
39
38| Towards Danger
40
39| They're Charming
41
40| They're Story
42
41| Just A Friend?
43
42| Blood
44
43| Hi, From the Past
45
44| I Think, I Like You
46
45| Just Kidding?
47
46| The Pandora Box
48
47| Can I Be Him?
49
48| Who Is He?
50
49| Make Sure You're Happy
51
50| My Tearjerker
52
51| Starting to Open
53
52| With Crazy Way
54
53| Looking For The Truth
55
54| Look Further
56
55| It's About Regret
57
56| Behind The Lies
58
57| All I Know
59
58| The Truth
60
59| It's Hurts You, Right?
61
60| Promise
62
61| Ignored
63
62| Started to Move
64
63| Again?
65
64| Fear of Losing
66
65| Hidden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!