...***...
Maharaja Samasta Brajaya dan Elora Lentera Adiraja. Bersahabat sejak kecil karena persahabatan kedua orang tua mereka.
Orang tua Elora, Bara dan Eunike merupakan pasangan dokter. Mereka pun menjadi direktur di dua rumah sakit berebeda, sementara orang tua Raja adalah pemilik sebuah rumah makan yang cukup maju di daerah mereka.
Elora kecil adalah gadis yang selalu bermasalah, sementara Raja kecil merupakan orang yang selalu menyelesaikan masalah. Umpamanya dimana ada Elora di situ ada Raja. Mereka bagai dua anak manusia yang tidak terpisahkan.
Elora yang nakal, dan Raja yang selalu menyembunyikan kenakalan gadis itu.
Elora yang berbuat salah namun, Raja yang selalu siap di marahi.
Dan, Elora si cengeng namun Raja yang selalu setia menghapus air matanya. Mereka bagai takdir yang telah di janjikan.
Sayangnya, semua berubah ketika kedua orang tua Raja meninggal dunia. Di hari yang sama ibu Raja yang terbaring di rumah sakit meninggal disaat sang ayah yang juga dalam perjalanan ke rumah sakit mengalami kecelakaan lalu lintas.
Sejak saat itu, dunia Raja dan Elora berubah. Raja yang kala itu duduk di bangku kelas 1 SMP, diadopsi oleh Bara dan Eunike. Bara yang sering ke ibu kota karena tanggung jawabnya sebagai direktur, sementara Eunike yang juga sibuk dengan rumah sakit di daerah tempat tinggal mereka sering meninggalkan Elora dan Raja sendirian di rumah.
Bukan nya menjadi lebih dekat, Elora dan raja semakin menjauh. Raja yang dulunya hangat berubah menjadi anak lelaki yang dingin. Mereka jarang bicara maupun bertegur sapa meski tinggal seatap.
Jarak yang tercipta bahkan semakin menganga ketika tiba saat nya Raja naik SMA dan memutuskan untuk pindah ke ibu kota menemani Bara yang memang lebih banyak menghabiskan waktu nya di sana.
Keputusan di ambil, dan sejak saat itu mereka berpisah.
Kala itu, Elora menangis sejadinya, memohon agar Raja tidak pergi, tapi Raja, ia sama sekali tidak peduli. Selamat tinggal pun tidak terucap. Bahkan, selama dua tahun, hanya Bara, sang ayah lah yang mengunjungi mereka.
Walau begitu, setiap libur panjang, Elora akan duduk di bangku taman yang mengarah lurus ke gerbang utama rumah mereka, menunggu kedatangan sang Ayah dan Raja. Akan tetapi, setiap itu juga tidak sekalipun batang hidung pria itu muncul. Setiap kali Elora bertanya, "Ayah, kenapa kak Raja tidak ikut?" Setiap kali itupun jawaban nya akan selalu sama.
"kak Raja tidak jadi datang, dek. Sibuk ikut kegiatan sekolah," dan berbagai alasan lainnya.
Elora tidak pernah berhenti menunggu walaupun sampai akhir hal yang sama akan terulang.
Ya, Raja tidak datang. Raja bahkan tidak pernah membalas pesannya ataupun mengangkat panggilan telepon nya. Hanya sesekali ia bisa berbicara dengan pria itu saat Renata yang menghubungi. Kedua orang tua mereka cukup mengerti sebab Raja adalah anak laki-laki yang mulai beranjak dewasa, namun Elora sama sekali tidak mau mengerti.
Hingga dua tahun berlalu, dan Elora lah yang menyusul Raja ke ibu kota bersama sang bunda saat ia juga akan naik ke jenjang SMA.
Dua tahun menunggu, dua tahun menyimpan rindu, dua tahun bersabar, akhirnya terbayarkan. Ketika untuk pertama kali setelah dua tahun netra Elora akhirnya menangkap sosok itu.
Anak laki-laki yang hampir tidak Elora kenal tersebut telah berubah menjadi seorang pria tampan, yang tingginya bahkan sudah melewati Bara, sang ayah.
Wajah nya yang tegas walau tak berekspresi membuat jantung Elora berdetak kencang dan semakin kencang. Bahkan saat sebuah kalimat, 'lama tak jumpa' terucap dari bibir Raja, saat itu juga, Elora sadar bahwa dirinya telah jatuh hati pada kakak angkatnya sendiri.
Sayangnya dua tahun berjauhan, Elora salah mengira jika Raja mungkin sudah tidak lagi sedingin seperti terakhir kali mereka bertemu. Nyatanya, pria itu bahkan jauh lebih dingin dari sebelumnya. Tak ayal dirinya sering bersikap acuh tak acuh terhadap Elora. Terkadang, saat hanya mereka di rumah, Raja akan menghabiskan waktunya di dalam kamar. Belajar seperti orang gila dan tidak peduli terhadap keberadaan Elora.
Bahkan ketika Raja sendiri tahu bahwa Elora di bully di sekolah karena dirinya, lelaki itu sama sekali bungkam.
Ketika Raja yang jelas jelas mempermainkan dirinya dengan hanya berpura-pura baik di depan orang tua mereka tidak lantas membuat Elora sadar bahwa Raja telah membencinya.
Tapi, 'Apa boleh buat' Itulah yang selalu Elora katakan di saat dirinya menjadi korban ketidakpedulian sang kakak.
Dia sama sekali tak berhenti berharap, ia terus menaruh harapan bahwa suatu saat entah kapan Raja nya, Asta nya akan menjadi Asta yang dulu. Dan sampai saat itu, Elora berjanji akan tetap memaklumi semua tindakan Raja terhadapnya. Hatinya terlalu lama tertaut pada seorang Raja sehingga logikanya pun tidak di acuhkan.
Kata Elora, "Tak apa terluka sedikit, lagi pula kita bertemu di saat paling bahagia dan bersatu di saat paling menyakitkan. Jadi tak apa, aku akan bertahan sedikit lebih lama."
°
°
°
Bergabung dengan teman-teman sekelasnya. Hari ini seperti biasa Elora ikut menonton pertandingan bulu tangkis yang di adakan setiap hari jumat.
Gadis berambut cepol tinggi itu tidak bisa menyembunyikan tatapan terpesonanya terhadap salah satu pemain yang saat pun menjadi pusat perhatian semua gadis di sekolahnya.
"Maharaja Samasta Brajaya, I Love you...!"
"Kak Raja makin tampan saja!!!" Teriak beberapa gadis dan masih banyak lagi teriakan teriakan konyol yang tertangkap radarnya.
Mendengar hal tersebut, tatapan Elora berubah datar. Matanya bagaikan sensor cctv yang terus memantau setiap jengkal pergerakan Raja. Wajahnya kadang cemas, kadang tersenyum, bahkan tak ayal merasa lega jika pria tersebut tidak terjatuh.
"Cie, yang kakak nya pujaan semua gadis."
Elora mengalihkan atensi saat seorang gadis yang entah dari mana, tiba-tiba saja menyenggol bahunya.
"Sera," sahut Elora tidak begitu bersemangat. Ia benci mendengar gadis-gadis lain meneriaki nama pujaan hatinya.
"Kenapa muka mu?" Sera mengambil tempat di samping Elora. Masih dengan tatapan penuh tanya.
"El, aku mau minta sesuatu, tapi kamu jangan marah." Kali ini ini raut Sera memelas dan Elora tahu maksudnya.
Tersenyum sinis lalu kembali mengalihkan pandangan pada pertandingan, Elora menebak maksud Sera tadi. "Kamu juga mau nomor hp kak Raja, kan?" tebak Elora. Matanya memicing, kembali menatap Sera, teman sebangkunya.
Tapi bukan menjawab, Sera malah tersenyum centil membuat Elora bergidik ngeri.
"Kok tahu" kekeh Sera. "Aku sudah bersabar dan menunggu beberapa hari agar tidak di cap teman ada maunya, loh, El," rengeknya namun tidak di acuhkan.
Elora malah kembali sibuk menatap sosok tampan di depan sana.
Mereka diam begitu lama. Sosok yang tengah bertanding mewakili kelasnya tersebut mampu membuat dua gadis cerewet itu, bungkam.
"Jadi kamu beruntung, ya." Lagi, Sera membuka suara. "Gimana sih rasanya punya kakak tampan?" tambahnya.
Dalam hati, Elora pun ikut bersyukur. Raja merupakan hadiah tak terduga dari Tuhan untuknya. Ia bisa melampaui gadis-gadis lain dalam hal memiliki Raja.
"boleh tidak ya, jika aku mengejar kak Raja dan menjadikanya pacarku?" Sedikit merapatkan diri pada Elora, Sera kembali berbisik.
Tak lantas menjawab, Elora justru menoyor kepala Sera agar menjauh dari nya baru setela itu menjawab lantang.
"TIDAK BOLEH!!!" ucapnya.
Hanya bisa memanyunkan bibir, Sera kemudian berpaling dengan wajah cemberut. Lau, di detik berikutnya ekspresinya berubah begitu netranya menangkap sosok Raja yang masih menari inda di lapangan.
Huh...
Melihat perubahan drastis tersebut, Elora menggeleng. Sempat kesal ketika ia kembali teringat akan kejadian minggu lalu saat identitas nya di ketahui sebagai adik Maharaja Samasta. Dirinya kesal karena sejak saat itu raganya hanyalah tempat informasi pagi para gadis pemuja Raja. Dirinya bahkan dalam sementara waktu ini sedang hengkang dari sosial media hanya karena tidak ingin meladeni ratusan chat yang masuk. Menanyakan perihal yang sama yaitu.
Maharaja Samasta
Padahal awalnya Elora sebagai siswa baru, sering di salah artikan oleh para gadis pemuja Raja.
Siswa baru cantik, cerdas dan di gandrungi para pria tentu saja akan menjadi sasaran empuk bully para kakak kelas, apalagi jika gadis itu dengan terang-terangan mendekati sang pentolan sekolah yaitu Raja si ketua osis mereka tidak akan tinggal diam.
Ya, Elora yang terlalu peduli pada Raja pun di cap sebagai gadis penggoda. Hal ini karena Raja pun tidak selalu merespon gadis itu, mereka bahkan seperti orang asing, tapi Elora tetap saja peduli dan mencoba mengakrabkan diri.
Bahkan tak ayal, Raja pun sering tidak peduli ketika dengan jelas mengetahui bahwa Elora tengah di buli karena kesalah pahaman, walau sebenarnya Elora sendiri bukan gadis baik-baik yang menerima bullian begitu saja dan lebih sering dirinya mengerjai balik para kakak kelas, Elora tetap tidak mengerti tenapa Raja membiarkan hal tersebut terjadi. Padahal sebenarnya Elora sendiri bisa membuka kenyataan bahwa dia dan Raja adalah adik kakak angkat, tapi karena kemauan Raja lah Elora tetap diam hingga saat penerimaan raport semester awal dimana Bara dan Eunike sama-sama ke sekolah untuk menerima raport mereka.
"Pasti kakak kelas yang sering ngebuli kamu tidak lagi bisa berkutik," Lagi-lagi Sera berceloteh. Elora yang asik melamun, balas mengangguk dengan senyum penuh kemenangan.
"Pastinya. Malah sekarang mereka sering sekali tersenyum aneh ke arah ku. Benar-benar menggelikan," bisik Elora.
Mereka berdua sama-sama terkekeh pelan dan lagi kembali fokus ke lapangan. Tapi, Tiba-tiba entah angin apa, Sera kembali menyenggol lengan Elora. Rautnya penuh tanya, sarat akan rasa penasaran.
"Tapi El, kenapa setiap kali kamu di buli kak Raja diam saja? Kalian kan, kakak beradik, bukankah seharusnya dia membela mu?"
Pertanyaan aneh tersebut singgah begitu saja di benak Sera. Elora pun menyadari, cepat atau lambat semua orang juga pasti akan menanyakan hal yang sama?
KENAPA RAJA DIAM SAJA? KENAPA SAAT ELORA DI BULLY, RAJA TIDAK MELAKUKAN APAPUN?
Sayangnya, Elora sendiri pun tidak tahu alasan nya. Sampai detik ini, Elora masih menanyakan hal yang sama. Kenapa dia berubah? Kenapa dia tidak seperti dulu? Kenapa dia seperti menjauh bahkan membencinya?
Elora tak tahu jawaban nya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments