...***...
Bel istirahat berbunyi, namun Elora memilih diam di kelas nya. Dia membaringkan kepala di atas meja, seolah selain pelajaran tidak ada hal lain yang bisa mengalihkan pikiran nya, bahkan semangat untuk sekedar melangkah ke kantin, mengisi perut yang kelaparan pun tidak mampu membuat nya berhenti memikirkan apa yang baru saja terjadi.
"El, ayo ke kantin. Aku traktir, deh," pinta Sera. Dia menatap wajah pucat Elora yang tak bersemangat. Bibir yang nyaris pucat membuat Sera semakin mengkhawatirkan nya.
"Malas Ra, kamu saja. Aku mau tidur sebentar. Kepala ku sakit," tolak Elora, mengangkat kepala sebentar kemudian menunduk lagi.
Sera yang kehabisan akal memutuskan untuk setuju dan tidak lagi memaksa. Mau di bujuk berapa kali pun Elora tidak akan mendengar nya.
Lagi pula menurut Sera, Elora memang tampak butuh makan dan juga tidur, gadis itu sudah diam sejak kembali ke kelas pada jam pelajaran ke dua tadi. Dan Sera sadar lebih baik jika Elora istirahat. Biarlah dirinya yang akan membeli makanan untuk Elora.
"Baiklah kalau itu mau mu. Aku akan kembali membawa sesuatu untuk di makan," ujar Sera, melenggang pergi.
Menuju kantin, Sera merasa ponselnya bergetar. merogoh nya, lantas membuka sebuah pesan singkat dari seseorang yang diberi nama, My Pacar. Sambil mengulum senyum manis, jarinya mulai berselancar di atas benda pipih tersebut.
[Sedang apa, sayang?]
Bunyi pesan nya.
Berbunga, itulah yang Sera rasakan. Walau awalnya tidak terlalu menyukai pria itu, nyatanya sikap sang pacar hampir berhasil membuat Sera luluh seutuhnya.
Tanpa menunggu lama, Sera mengetik beberapa kalimat balasan sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah, namun di balasan yang kesekian, dia malah di buat terkejut dengan isi pesan dari sang pacar.
[Kamu sudah dengar belum? Ternyata Raja sedang berkencan dengan siswi baru di kelas.]
Hah?
"Kak Raja berkencan dengan Estela? Tidak mungkin!!!" pekik Sera membekap mulutnya.
Apa yang Sera lakukan jelas menarik perhatian setiap orang di dekatnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Estela pagi tadi berhasil menarik perhatian seisi sekolah karena kecantikan dengan latar belakan seorang gadis miskin. Namun, menjadi pacara Raja, itu perihal lain dan gadis itu akan kacau.
Tanpa menunggu lama, sekolah menjadi heboh. Semua gadis histeris tidak percaya. Para anak lelaki yang juga menjadikan Estela sebagai crush turut tidak terima. Mereka bergegas mencari kebenaran yang sama sekali tidak diduga. Hingga akhirnya hanya dalam hitungan beberapa menit, mereka berhasil mendapatkan jawaban sebenarnya.
Kali ini bukan kabar bohong seperti yang terakhir kali di sebarkan oleh Nenci the geng, melainkan Sera sendiri si ratu gosip, menyaksikan dengan mata kepala, penampakan dua sejoli yang berhasil mencuri atensi seisi sekolah, melenggang melewatinya. Memasuki kantin seraya bergandengan tangan, dua sejoli itu seakan tengah memproklamirkan hubungan mereka.
"No way! Ini tidak boleh terjadi!" pekik Sera. Dia berbalik, memutuskan untuk kembali ke kelas. Satu hal yang menjadi tujuan nya ialah meja nya dan Elora. Gadis itu harus tahu bencana apa yang sedang melanda sekolah.
"ELORA...! KABAR BURUK!" pekik Sera seraya mengguncang tubuh Elora, panik.
Dia bergerak ke sana kemari seraya mengibaskan tangan, mengurangi atmosfer ruangan yang kian memanas.
"Ini tidak boleh terjadi! Berani sekali gadis baru itu merebut pangeran kami," gerutunya kesal, kembali mengguncang tubuh Elora.
"EL, SADAR, EL! KAU HARUS MENGHENTIKAN BENCANA INI!" ucapnya bertongka pinggang.
Walau sudah menyerah untuk Elora, nyatanya Sera tidak terima jika harus di kalahkan oleh seorang gadis yang ia dengar-dengar hanyalah pembansos miskin.
"INI TIDAK ADIL," geram Sera, kembali meluapkan amarahnya. Ia bahkan tidak menyadari orang yang ia ajak bicara sama sekali tidak merespon. Beberapa saat kemudia karena tidak ada pergerakan, Sera tersadar.
"El?"
Ketika menoleh, Sera mendapati tubuh Elora sama sekali tidak bergerak. Dengan amat lambat, dia menggenggam kepala Elora guna mengangkat kepala gadis itu, agar dapat melihat wajahnya.
"Ya, ampun! ELORA!!!" pekik nya shock.
Hampir pingsan di buatnya, Sera kaget melihat darah segar mengalir diari hidung Elora, gadis itu pun tidak lagi sadarkan diri.
"Oh, tidak!"
"TOLONG..."
°
°
°
Di kantin, Estela sama sekali tidak nampak canggung. Padahal semua mata tertuju padanya tapi dia sendiri terang-terangan menatap Raja, sang kekasih.
Ya, kekasih.
Mengulangi hal tersebut dalam hati saja berhasil membuat Estela mengulum senyum bahagia. Saling mengenal beberapa minggu, Estela amat bahagia karena hari ini Raja menembaknya. Sesuatu yang amat tidak terduga namun ia sangat bahagia. Sudah lama sejak terakhir kali dirinya merasakan perasaan hangat ini.
Meski terlihat dingin, Estela tahu jika Raja adalah pria yang hangat. Beberapa minggu mengenalnya, Estela jelas telah jatuh hati.
Tidak! Bahkan jauh sebelum menghabiskan waktu bersama, Estela memang sudah jatuh hati sejak pertemuan pertama mereka.
Raja yang kala itu menolongnya dari tuduhan pencurian, telah membuat Estela merasakan kembali rasanya di lindungi dan di sayangi.
"Terimakasih," ucap Estela pelan namun masih bisa di dengar oleh Raja.
"Untuk apa?" balas Raja, menatap Estela.
Sudah terlalu lama berperan sebagai pria dingin, Raja bahkan tetap mempertahan kan sikapnya. Ekspresinya seperti itu tak akan bisa berubah hanya dalam sekejap, hal tersebut di katakan Raja saat ia menembak Estela, namun gadis itu sama sekali tidak keberatan. Dan kalau boleh jujur, Estela sebenarnya menyukai pria itu apa adanya. Dia percaya, kelembutannya akan perlahan mengubah Raja menjadi pria yang bisa mengekspresikan apa pun yang ia rasakan.
"Terimakasih karena telah mengijinkan ku merasakan semua kebahagiaan ini," ucap Estela lalu menyeruput jus lemonnya dengan senyuman merona.
"Kau layak mendapatkan, Estela. Kau gadis yang baik," ujar Raja.
Walau menjadi pusat perhatian, nyatanya Estela sama sekali tidak terganggu dengan tatapan tajam dari beberapa gadis, bahkan seorang berpenampilan mewah di sudut kantin. Estela sadar, di sukai oleh seorang pentolah sekolah bukan lah hal yang mudah. Akan ada banyak kesulitan namun ia memutuskan untuk tetap menjalaninya sambil menikmati kebahagiaan.
"Sekali lagi, terimakasih, Raja," ucap Estela tidak berhenti kagum.
Tapi, sedang asik- asiknya menikmati makan siang, Estela tanpa sengaja mendengar beberapa gadis yang baru saja memasuki kantin, berbisik mengenai sesorang yang dia kenal.
"Hah, Elora pingsan?"
"Iya, dia baru saja di larikan ke UKS. Dokter dari luar pun datang hanya untuk menanganinya."
"Apa jangan-jangan dia punya penyakit serius, ya?"
"Aku rasa juga begitu. Di kelas pun dia sering pucat dan kelelahan. Para guru bahkan selalu lebih memperhatikan nya di banding siswa lain."
Bisikan demi bisikan semakin membuat Estela penasaran. Memberanikan diri utuk bertanya, Estela memutuskan mencegah beberapa gadis yang adalah adik kelas nya tersebut.
"Raja, ku rasa kau harus segera ke UKS," bisik Estela seraya berdiri.
Raja yang sedari tadi hanya memutar minuman nya sekejap hilang fokus. Apa yang Estela katakan menarik perhatian nya. Pris itu ikut beranjak mengikuti kemana Estela pergi.
"Ada apa?" tanya Raja. "Elora pingsan?" ulangnya kaget.
Estela tidak menjawab. Dia menghentikan tiga gadis yang baru akan memasuki kantin.
"Apa benar Elora di larikan ke UKS?" todong Estela pada tiga gadis yang adalah adik kelas mereka.
Nama tersebut berhasil menarik perhatian Raja. Ia menatap salah satu gadis di depan mereka, tajam.
"Apa maksud nya Elora di larikan ke UKS?" tanya nya. Suaranya Raja bahkan jauh lebih ketus dari Estela.
"Dia..."
Setelah mendengar jawaban ketiga gadis tersebut, tanpa menunggu lama, Raja dan Estela segera berlari meninggalkan kantin.
Tidak mau menunggu lift, Raja langsung berlari menuju tangga darurat. Wajah nya datar tanpa ekspresi, sorot matanya tak fokus dan Ester yang masih setia mengekori Raja menyadari hal tersebut. Estela berusaha menenangkan Raja agar pria itu tahu bahwa kelamatan nya juga penting tapi, melihat cara Raja menuruni tangga dengan melompati dua anak tangga sekaligus, pria itu tampak nya tidak peduli pada keselamatan nya sendiri.
"Tenang lah Raja, Elora akan baik-baik saja," teriak Estela. " Kau akan terluka jika melangkah seperti itu," tambah nya kehabisan napas mengejar Raja yang sudah menjauh.
Lantai dua tempat kantin berada membuat Raja harus mempercepat langkah nya. Entah mengapa, tapi ia jelas khawatir.
"Huh, padahal walau harus menunggu lift, kita akan tetap tiba tepat waktu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak, makin seru ceritanya..
2024-03-04
0