Senjata Makan Tuan

“Greeegg si**lan !”

Pria yang tidur di samping Juwita sampai terlonjak duduk di atas ranjang karena terkejut mendengar pekikan wanita di tengah tidur lelapnya.

“Kamu kenapa ?”

“Siapa kamu ? Kenapa kamu bisa ada di sini ?”

Juwita menahan selimutnya supaya tidak melorot sementara pria yang di sebelahnya malah tidak mengenakan penutup bagian atas.

“Anda yang meminta saya datang semalam untuk memberikan pelayanan ala bintang lima,” sahut si pria sambil tersenyum.

Mata Juwita kembali melotot. Pria di sebelahnya terlihat lebih muda, kurang lebih seumuran Mia. Wajahnya lumayan tampan dan cukup terawat, ciri khas pria-pria yang mencari nafkah dengan tubuhnya.

”Aku tidak pernah menghubungi apalagi menyewa jasamu ! Aku tidak lupa kalau semalam masuk ke kamar ini…”

“Bersama Greg ?” potong pria itu sambil tertawa.

Tanpa rasa sungkan apalagi malu, pria muda itu menyibak selimutnya membuat Juwita melotot lalu membuang muka ke samping.

“Anda sungguh luar biasa semalam, saya tidak perlu bekerja keras untuk memuaskan anda malah sebaliknya.”

Dengan santai pria itu beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi tanpa mengenakan apapun sambil memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

“Tidak bisakah kamu mencari selimut atau apapun untuk menutupi milikmu ?” bentak Juwita.

“Bukankah semalam anda sendiri yang melarang saya menutupinya dengan apapun bahkan dengan pengaman ?”

“What ?”

Pria muda itu sudah masuk ke kamar mandi sambil tertawa hingga tidak melihat ekspresi wajah Juwita yang terkejut bercampur marah dan cemas.

Juwita bergegas mengambil jubah handuk yang masih tersisa satu di dalam lemari lalu memunguti pakaiannya dan memasukkannya ke dalam laundry bag.

Ia berjalan mendekati meja kecil yang berada di sisi tempat tidur muda itu dan melihat satu dus pengaman yang sudah kosong.

Juwita menjambak rambutnya sendiri dengan perasaan marah yang membuncah. Masih melekat dalam ingatannya kalau ia berhasil membawa Greg naik ke kamar yang sudah dipesannya saat pria itu mulai merasakan reaksi obat perangsang yang dituang Juwita dengan tangannya sendiri ke dalam minuman beralkohol saat mereka berada di dalam restoran.

Lalu bagaimana bisa pagi ini malah Juwita yang berakhir dengan pria bayaran ?

Juwita mengepalkan kedua tangannya, pria muda itu pasti dibayar oleh Greg untuk menggantikannya.

“Kenapa ? Anda lupa kalau anda sendiri yang membuangnya ke toilet dan melarang saya memakainya ?”

Juwita langsung menoleh dan melihat pria itu sudah rapi dan berpakaian lengkap bahkan tercium aroma sabun dan shampoo dari tubuhnya.

“Cukup ! Jangan diteruskan lagi ! Sekarang tinggalkan kamar ini secepatnya !”

“Tentu saja. Tugas saya sudah selesai.”

Pria itu tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum seolah menegaskan kalau dirinya memang sudah berniat meninggalkan Juwita.

“Saya permisi.”

“Tunggu !”

“Kenapa ? Anda mau menanbah jam layanan lagi ?” tanya pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Kamu yakin semalam kita tidak menggunakan pengaman apapun ?”

”Yups ! Dan kita melakukannya lebih dari sekali….”

“Cukup !” Juwita mengangkat tangannya dan pria itu langsung diam sambil mengangkat kedua bahunya dan tertawa.

“Cepat keluar dari sini dan jangan pernah menunjukkan diri lagi di hadapanku.”

“Selama anda tidak memanggil saya…”.

“Keluar !” pekik Juwita dengan mata membelalak.

Pria itu hanya tersenyum tipis dan mengambil jaketnya yang ada di sofa lalu keluar dari kamar.

”Jangan berharap dirimu mengandung benih berhargaku. Pelakor setua dirimu tidak akan pernah bisa membuatku tertarik, tentu saja kecuali uangmu,” gumam pria itu pada dirinya sendiri sambil tertawa pelan dan berjalan menuju lift.

Sementara di dalam kamar, Juwita bergegas ke kamar mandi dan langsung menyalakan shower.

“Greg si**lan ! Brengsek ! Jangan kamu pikir aku akan menerima semua ini !”

*****

“Tunggu mami sebentar, nanti kita berangkat bersama.”

Langit dan Senja mengangguk sambil senyum-senyum. Begitu Mia masuk ke kamar, diantar Greg keduanya langsung menemui Joe yang sudah menunggunya persis di depan pintu apartemen.

Greg minta si kembar berangkat ke sekolah bersama Joe sementara ia sendiri akan mengantar Mia.

“Awas kalau Papi bikin Mami nangis lagi !” ancam Senja dengan tatapan galak sebelum meninggalkan Greg.

“Iya Papi janji, makanya kalian berangkat dulu sama Om Joe.”

Joe menggandeng Langit dan Senja masing-masing di kanan dan kirinya sedangkan Greg langsung masuk kembali ke dalam apartemen.

Di ruang tengah, Mia tengah celingukan mencari anak-anaknya.

“Langit dan Senja mana ?”

“Sudah berangkat duluan sama Joe.”

“Kenapa nggak bareng ? Kalau memang kamu nggak sempat…”

“Aku sempat dan lagi pingin berduaan sama kamu.”

Mia menautkan alisnya apalagi Greg sampai menggandengnya lalu mengambilkan sepatu yang biasa dipakai Mia dan tangan itu tidak mau lepas sampai keduanya masuk ke dalam mobil.

“Buang-buang bensin,” gerutu Mia sambil memasang sabuk pengaman.

“Terima kasih.”

Mata Mia membola mendapati wajah Greg begitu dekat di hadapannya begitu ia kembali dalam posisi tegak.

“Ngapain dekat-dekat begini ? Terima kasih untuk apa ?”

Greg malah tertawa saat Mia menatapnya dengan wajah cemberut dan bibirnya sampai mengerucut.

“Terima kasih karena sudah cemburu. Orang bilang cemburu tandanya cinta.”

“Siapa yang cemburu ?” ketus Mia sambil mendorong bahu Greg namun pria itu bergeming sambil tersenyum manis.

“Kamu yang cemburu, aku bisa melihatnya dengan jelas di matamu.”

“Asal !”

Greg tertawa pelan dan menangkup wajah Mia supaya bertatapan dengannya.

Mia berusaha melepaskan tangan Greg namun pria itu tidak berniat menuruti keinginan istrinya.

“Lalu kenapa mematikan handphone dan akhirnya tidur di lantai kamar Senja ?”

“Sudah aku katakan tadi kalau…”

Greg tertawa sebelum Mia menyelesaikan kalimatnya karena ekspresi wajahnya sangat menggemaskan dalam tangkupan tangan Greg.

“Aku akan menceritakan soal Kristin setelah kamu katakan dengan jujur kalau kamu cemburu.”

Mia tidak menjawab dan melirik ke arah lain, enggan membalas tatapan pria yang masih berstatus suaminya.

“Maafkan kesalahan dan kebodohanku di masa lalu. Maaf karena aku menyangkal perasaanku sendiri padahal terlihat jelas hingga orang lain bisa melihatnya. Aku mencintaimu, Mia. Aku sangat mencintaimu.”

Greg menyatukan kedua kening mereka dan menatap mata Mia penuh kehangatan.

“Aku tidak akan sanggup berkhianat saat ini bahkan waktu kita berpisah selama 7 tahun, aku tidak pernah memiliki keinginan atau ide untuk mencari istri baru. Hidupku hanya untuk bekerja dan bekerja. Kamu bisa konfirmasi langsung dengan Joe atau siapapun yang sudah lama bekerja di perusahaan kecualo Juwita dan ayahnya.”

Mata Mia mengerjap, membalas tatapan Greg yang tersenyum.

“Aku tidak pernah tidur dengan perempuan manapun selain dirimu. Mungkin itulah yang namanya cinta tapi aku selalu menyangkalnya selama 7 tanun ini. Dan aku akan sangat senang kalau kamu pun bisa jujur soal perasaanmu.”

“Masalahnya aku memang tidak cemburu,” tegas Mia.

“Aku hanya berpikir kalau memang kamu sudah punya wanita lain, untuk apa memaksakan diri kembali padaku dan anak-anak.”

Greg tersenyum tipis lalu menarik tengkuk Mia dan bibirnya mulai menyentuh bibir Mia lalu bergerak lebih dari sekedar kecupan.

Mata Mia kembali membola tapi Greg tidak memberikan celah untuk menghindari ciuman panas itu hingga akhirnya gerakan mata Mia justru perlahan menutup membuat hati Greg langsung berbunga-bunga.

“Terima kasih,” ucap Greg sambil mengusap bibir Mia yang basah dan lipstiknya sedikit berantakan.

“Ini untukmu.”

Greg mengambil sesuatu dari kursi berlakang dan memberikan 5 tangkai mawar putih yang diikat menjadi 1 rangkaian yang indah.

“Mulai sekarang aku akan sering-sering mengucapkan kata cinta sampai hatimu yakin kalau aku sungguh-sungguh mencintaimu.”

Greg menyalakan mesin mobil karena waktu semakin mendekati bel masuk sekolah.

“Percayalah kalau Kristin bukan mantan kekasih, selingkuhan atau pelakor.”

Satu tangan Greg terulur mengusap kepala Mia membuat wajah wanita itu merona namun mulutnya seolah terkunci sementara tangannya memegang rangkaian bunga yang diberikan oleh Greg.

“Kembalilah menjadi Mia yang aku kenal dulu. Mia yang ceria, enerjik dan optimis tapi kalau kamu lebih nyaman menjadi Mia yang sekarang, aku tetap mencintaimu.”

Terpopuler

Comments

𝘛𝘳𝘪𝘚

𝘛𝘳𝘪𝘚

so sweet greg /Smile//Smile/

2024-03-15

1

nining

nining

kak bareta. ..ko cuma mia yg di kasih mawar putih. ..aq juga mau dong🤣🤣🤣

2024-03-15

2

lihat semua
Episodes
1 Hati yang Mengeras
2 Setelah 7 Tahun
3 Bertemu
4 Suara Hati
5 Alasan Joe
6 Mereka Anakku
7 Kejujuran Langit
8 Bertemu Saingan
9 Para Musuh
10 Aku Suamimu
11 Pe-De-Ka-Te
12 Pelindung
13 Siapa Firman ?
14 Bertemu Om Hendrik
15 Pindah
16 Ungkapan Firman
17 Dilema Mia
18 Pelakor atau Mantan ?
19 Mengurai Masalah
20 Senjata Makan Tuan
21 Membasmi Pengerat
22 Keruwetan Mia
23 Kejujuran Hati
24 Maaf untuk Lukamu
25 Aku Masih Ragu
26 Bukti Baru
27 Bertemu Kristin
28 Kekhawatiran
29 Kekesalan Anne
30 Hati Maunya Apa ?
31 Aku Cemburu ?
32 Temuan Baru
33 Bukan Pelakor
34 Makan Siang
35 Kencan
36 Curhatan Hati
37 Joe & Kristin
38 Adik dan Kakak
39 Keluarga
40 Kekecewaan Greg
41 Curhatan Greg
42 Mia Menghilang
43 Hasutan
44 Dilema
45 Memulai Misi
46 Penangkapan
47 Kedatangan Kristin
48 Pengakuan Mengejutkan
49 Ketahuan
50 Perang Dingin
51 Bertemu Peter
52 Mami Sayang Papi
53 Wanita 3 Tahun Lalu
54 Dua Empat Lima
55 Bukan Urusanku
56 Tergoda
57 Penegasan
58 Memastikan
59 Permintaan Kristin
60 Nasehat Teman
61 Permintaan Maaf
62 Welcome to Bali
63 Memulai Kembali
64 Tentang Malam Pertama
65 Kado Istimewa
66 Cerita Mia
67 Kecelakaan Kristin
68 Perasaan Joe
69 Joe yang Menyebalkan
70 Kehangatan Cinta
71 Obrolan Joe dan Kristin
72 Belajar Terbiasa
73 Pria Baper
74 Hati yang Ikhlas
75 Dulu dan Sekarang
76 Karyawan Baru
77 Calon Suami
78 Makan Siang
79 Menyerah
80 Ungkapan Hati Kristin
81 Wanita Penggoda ?
82 Cinta Lama
83 Kecewa
84 Seharusnya Bahagia
85 Siap Nikah
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hati yang Mengeras
2
Setelah 7 Tahun
3
Bertemu
4
Suara Hati
5
Alasan Joe
6
Mereka Anakku
7
Kejujuran Langit
8
Bertemu Saingan
9
Para Musuh
10
Aku Suamimu
11
Pe-De-Ka-Te
12
Pelindung
13
Siapa Firman ?
14
Bertemu Om Hendrik
15
Pindah
16
Ungkapan Firman
17
Dilema Mia
18
Pelakor atau Mantan ?
19
Mengurai Masalah
20
Senjata Makan Tuan
21
Membasmi Pengerat
22
Keruwetan Mia
23
Kejujuran Hati
24
Maaf untuk Lukamu
25
Aku Masih Ragu
26
Bukti Baru
27
Bertemu Kristin
28
Kekhawatiran
29
Kekesalan Anne
30
Hati Maunya Apa ?
31
Aku Cemburu ?
32
Temuan Baru
33
Bukan Pelakor
34
Makan Siang
35
Kencan
36
Curhatan Hati
37
Joe & Kristin
38
Adik dan Kakak
39
Keluarga
40
Kekecewaan Greg
41
Curhatan Greg
42
Mia Menghilang
43
Hasutan
44
Dilema
45
Memulai Misi
46
Penangkapan
47
Kedatangan Kristin
48
Pengakuan Mengejutkan
49
Ketahuan
50
Perang Dingin
51
Bertemu Peter
52
Mami Sayang Papi
53
Wanita 3 Tahun Lalu
54
Dua Empat Lima
55
Bukan Urusanku
56
Tergoda
57
Penegasan
58
Memastikan
59
Permintaan Kristin
60
Nasehat Teman
61
Permintaan Maaf
62
Welcome to Bali
63
Memulai Kembali
64
Tentang Malam Pertama
65
Kado Istimewa
66
Cerita Mia
67
Kecelakaan Kristin
68
Perasaan Joe
69
Joe yang Menyebalkan
70
Kehangatan Cinta
71
Obrolan Joe dan Kristin
72
Belajar Terbiasa
73
Pria Baper
74
Hati yang Ikhlas
75
Dulu dan Sekarang
76
Karyawan Baru
77
Calon Suami
78
Makan Siang
79
Menyerah
80
Ungkapan Hati Kristin
81
Wanita Penggoda ?
82
Cinta Lama
83
Kecewa
84
Seharusnya Bahagia
85
Siap Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!