Pe-De-Ka-Te

“Masih enak,” gumam Greg.

“Nasi goreng buatan Mami memang selalu enak, Pi.”

Greg menautkan alisnya mendengar komentar Senja karena ia belum menyuap nasi goreng yang disiapkan Mia.

“Dasar sotoy !” omel Langit.

“Yang Papi maksud bukan enak nasi gorengnya tapi kopi buatan Mami.”

Mia langsung tersedak karena kaget mendengar Langit sudah memanggil Greg dengan sebutan papi.

“Pelan-pelan makannya,” ujar Greg sambil menepuk punggung Mia dan menyodorkan gelas air putih.

Hanya dalam satu malam, pria di sebelahnya bisa merubah pendirian Langit yang keras. Entah apa yang diberbincangan kedua pria itu sebelum tidur.

Semalam Greg dan Mia cukup larut sampai di rumah. Kalau bukan karena Langit, sudah pasti ia akan menolak Greg yang memaksa menginap di rumahnya. Untung saja Mia tidak mengikuti emosinya karena Langit benar-benar menunggu Greg, Bocah itu ingin membuktikan apakah ucapan papinya itu hanya sekedar janji manis atau sungguhan.

“Cie..cie… akhirnya itu mulut bisa panggil papi juga,” ledek Senja sambil menaik turunkan alisnya.

Langit hanya mencibir sementara Greg tersenyum dengan wajah sumringah.

Ternyata begini rasanya punya istri dan anak, menyenangkan dan bahagianya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, batin Greg.

Mia yang pertama beranjak langsung pergi ke dapur untuk memastikan bekal anak-anaknya yang sudah disiapkan Bik Sumi.

Wanita paruh baya itu juga tampak bahagia sejak semalam dan berharap nona dan tuan muda-nya bisa bersatu kembali.

“Buat Papi mana ? Kan tadi Papi udah bilang mau juga dibawain nasi goreng Mami untuk makan siang.”

“Ah iya Mami lupa.”

Bik Sumi senyum-senyum karena bukannya lupa, Mia sengaja tidak membawakan kotak bekal untuk Greg padahal sudah disiapkan di dapur.

“Mami bawain dulu, dong, Papi kan harus setir mobil.”

“Bawel banget sih,” omel Langit pada kembarannya yang terus mengoceh.

“Iisshh emosian banget sih ! Senja kan hanya mengingatkan Mami bukannya marah-marah.”

“Senja sama Papi aja duluan ke mobil, yuk ! Biar Langit yang nunggu Mami,” ujar Greg sambil menggandeng anaknya yang super bawel.

“Kemon lah ! Nanti Papi harus turun biar teman-teman makin percaya kalau Senja dan Langit pun

“Boleh.”

***

“Kamu kenapa, dari tadi menghela nafas terus ?”

tanya Greg sebelum mereka turun dari mobil.

Mia hanya melirik lalu membuka pintu, malas menanggapi Greg.

“Mia.”

“Tidak ada apa-apa.”

Mia menautkan alisnya saat Greg tidak melepaskan pegangannya.

“Terima kasih karena sudah memberikan aku kesempatan menjadi papinya Langit dan Senja. Kalau boleh, aku ingin kembali menjadi suamimu juga. Kita mulai dari awal lagi.”

“Selesaikan dulu masalah yang ingin kamu sampaikan. Tidak akan nyaman kalau masih ada ganjalan dan sejujurnya aku belum bisa berdamai dengan masa lalu. Aku belajar banyak darimu soal bagaimana membenci dan menyimpan luka.”

Greg hanya bisa menghela nafas saat Mia menepiskan tangannya dan turun dari mobil. Si kembar sudah menunggu di bagian depan mobil.

“Kamu nggak usah ikut nganter sampai ke gerbang.”

“Nggak bisa dong Mami ! Papi harus ikut antar Senja dan Langit biar teman-teman tambah yakin kalau kita beneran punya Papi soalnya Ferdi masih bilang kalau Langit dan Senja bohong.”

Mia melirik langit dan kepala bocah itu mengangguk. Kalau sudah begini, Mia tidak tega menolaknya dan membiarkan Greg menggandeng si kembar sampai ke gerbang SD.

Langit yang biasanya jual mahal tidak bisa menutupi rasa bahagia dan bangganya berjalan di samping Greg. Apalagi banyak mata menatap ke arah mereka.

Dasar bocah, tidak sadar kalau yang jadi pusat perhatian ibu-ibu muda itu adalah Greg. Pria itu benar-benar tebar pesona membuat Mia sampai jengah melihatnya.

“Mami !”

Mia berhenti melangkah dan menoleh ke belakang. Tangan Senja melambai, menyuruhnya mendekat.

“Papi, Maminya dicium juga. Masa cuma Senja sama Langit aja, nanti Mami iri.”

Mata Mia langsung membola sedangkan Greg malah tertawa.

“Cium Mami di rumah aja, nanti dimarahin sama Pak Rachman soalnya takut ibu guru yang lain minta dicium juga sama Papi.”

Dasar pria narsis ! sungut Mia dalam hati.

Mia memutar bola matanya. Jawaban Greg pasti akan dipertanyakan Senja dan jadi pe-er buat Mia untuk memberikan penjelasan yang bisa dimengerti Senja.

“Senja, jangan minta yang aneh-aneh !” omel Langit.

Senja sudah mau protes tapi bel berbunyi.

“Ayo kita ke kelas !” ajak Langit.

Senja minta dipeluk oleh Greg sekali lagi. Bocah perempuan itu benar-benar terhipnotis dengan pesona Greg, berbanding terbalik dengan maminya yang ogah dekat-dekat.

”Belajar yang rajin dan nurut sama Langit, ya.”

“Siap Papi.”

Keduanya melambaikan tangan sambil berjalan ke arah kelas mereka.

“Mia.”

Mia menoleh, tatapannya lebih bersahabat karena banyak orang memperhatikan di sekitar mereka.

“Kamu nggak mau aku cium juga ?” bisik Greg sambil terkekeh.

Mia melotot dan bergegas meninggalkan Greg dengan wajah merona membuat pria itu langsung tersenyum.

Kenapa perasaan kita jadi terbalik Mia ? Dulu kamu sering membuatku kesal karena mengejarku dengan gombalan cintamu, sekarang aku malah bahagia melihat wajahmu merona sambil misuh-misuh.

Sampai di parkiran sekolah, Greg langsung menyerahkan kunci mobil pada Joe yang sudah menunggunya namun sengaja tidak menunjukkan diri pada Mia dan si kembar.

Wajah Greg berubah serius dan masuk ke dalam mobil lewat pintu penumpang depan.

“Ini data yang berhasil saya kumpulkan, Tuan.”

Greg mengambil amplop yang disodorkan Joe dan langsung membukanya.

“Firman sudah 5 tahun bekerja di perusahaan Tuan Hendrik. 2 tahun di cabang Semarang dan pindah ke Jakarta sejak 3 tahun lalu. Asal dari Yogyakarta dan sepertinya bertemu Nona Mia di sana.”

“Cocok dengan cerita Langit kalau dia sempat menghabiskan masa kecil di sana. Anehnya aku tidak pernah bertemu dengan Mia meski sering berkunjung ke Yogya padahal kalau dipikir lebih besar kemungkinan bertemu mereka di sana daripada di Jakarta.”

“Itu yang namanya takdir Tuan dan tidak ada yang bisa melawan kehendak Tuhan.”

“Lalu soal Firman, apa Mia tahu kalau pria itu bekerja pada Om Hendrik ?”

“Sepertinya sudah bahkan seperti di foto yang Tuan lihat, Nona Mia sempat pergi ke pesta pernikahan bersama Firman lalu bertemu dengan Tuan Hendrik dan Juwita yang datang sebagai tamu juga. Kebetulan pengantin pria adalah karyawan Tuan Hendrik sekaligus anak seorang pengusaha yang cukup dekat dengan Tuan Hendrik.”

“Bagaimana Firman bisa diterima di perusahaan Om Hendrik sampai akhirnya dipromosikan ke Jakarta ?”

Joe melaporkan Informasi yang didapatnya pada Greg sambil mengemudikan mobil.

“Pastikan orang-orang suruhanmu mengawasi Mia dan anak-anak terutama saat Firman sedang bersama mereka. Kita belum tahu alasan dia bisa dekat dengan Mia dan anak-anak padahal Mia tahu kalau Firman adalah anak buah Om Hendrik.”

“Baik Tuan.”

“Dan pastikan Juwita tidak berbuat macam-macam pada Mia. Awasi terus dan laporkan padaku. Aku khawatir dia menyusun rencana busuk dengan Om Hendrik.”

“Sepertinya mereka memang kenal satu sama lain.”

“Jangan lupa cari orang yang bisa mengorek informasi tentang perusahaan Papi yang dikuasai Om Hendrik.”

Joe sempat terkejut dan melirik Greg dengan alis menaut.

“Kenapa ? Susah mencari orang yang bisa ditempatkan jadi mata-mata di sana ?”

“Bukan,” sahut Joe sambil menggeleng dan tersenyum tipis.

“Lalu ?”

“Senang rasanya mendengar anda menyebut Tuan Juan dengan papi lagi.”

Greg melirik dengan wajah datar.

“Dimana anehnya ? Faktanya aku belum bercerai dengan Mia jadi Juan Permana masih mertuaku. Awas kamu Joe jangan coba-coba memancingku untuk mengatakan alasannya.”

“Saya tidak akan berani Tuan,” sahut Joe sambil terkekeh.

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

lanjut Thor seru

2024-03-05

1

nining

nining

lanjut kak reret....

2024-03-04

1

ariyan

ariyan

semangat Thor.....seru cerita'y

2024-03-03

3

lihat semua
Episodes
1 Hati yang Mengeras
2 Setelah 7 Tahun
3 Bertemu
4 Suara Hati
5 Alasan Joe
6 Mereka Anakku
7 Kejujuran Langit
8 Bertemu Saingan
9 Para Musuh
10 Aku Suamimu
11 Pe-De-Ka-Te
12 Pelindung
13 Siapa Firman ?
14 Bertemu Om Hendrik
15 Pindah
16 Ungkapan Firman
17 Dilema Mia
18 Pelakor atau Mantan ?
19 Mengurai Masalah
20 Senjata Makan Tuan
21 Membasmi Pengerat
22 Keruwetan Mia
23 Kejujuran Hati
24 Maaf untuk Lukamu
25 Aku Masih Ragu
26 Bukti Baru
27 Bertemu Kristin
28 Kekhawatiran
29 Kekesalan Anne
30 Hati Maunya Apa ?
31 Aku Cemburu ?
32 Temuan Baru
33 Bukan Pelakor
34 Makan Siang
35 Kencan
36 Curhatan Hati
37 Joe & Kristin
38 Adik dan Kakak
39 Keluarga
40 Kekecewaan Greg
41 Curhatan Greg
42 Mia Menghilang
43 Hasutan
44 Dilema
45 Memulai Misi
46 Penangkapan
47 Kedatangan Kristin
48 Pengakuan Mengejutkan
49 Ketahuan
50 Perang Dingin
51 Bertemu Peter
52 Mami Sayang Papi
53 Wanita 3 Tahun Lalu
54 Dua Empat Lima
55 Bukan Urusanku
56 Tergoda
57 Penegasan
58 Memastikan
59 Permintaan Kristin
60 Nasehat Teman
61 Permintaan Maaf
62 Welcome to Bali
63 Memulai Kembali
64 Tentang Malam Pertama
65 Kado Istimewa
66 Cerita Mia
67 Kecelakaan Kristin
68 Perasaan Joe
69 Joe yang Menyebalkan
70 Kehangatan Cinta
71 Obrolan Joe dan Kristin
72 Belajar Terbiasa
73 Pria Baper
74 Hati yang Ikhlas
75 Dulu dan Sekarang
76 Karyawan Baru
77 Calon Suami
78 Makan Siang
79 Menyerah
80 Ungkapan Hati Kristin
81 Wanita Penggoda ?
82 Cinta Lama
83 Kecewa
84 Seharusnya Bahagia
85 Siap Nikah
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hati yang Mengeras
2
Setelah 7 Tahun
3
Bertemu
4
Suara Hati
5
Alasan Joe
6
Mereka Anakku
7
Kejujuran Langit
8
Bertemu Saingan
9
Para Musuh
10
Aku Suamimu
11
Pe-De-Ka-Te
12
Pelindung
13
Siapa Firman ?
14
Bertemu Om Hendrik
15
Pindah
16
Ungkapan Firman
17
Dilema Mia
18
Pelakor atau Mantan ?
19
Mengurai Masalah
20
Senjata Makan Tuan
21
Membasmi Pengerat
22
Keruwetan Mia
23
Kejujuran Hati
24
Maaf untuk Lukamu
25
Aku Masih Ragu
26
Bukti Baru
27
Bertemu Kristin
28
Kekhawatiran
29
Kekesalan Anne
30
Hati Maunya Apa ?
31
Aku Cemburu ?
32
Temuan Baru
33
Bukan Pelakor
34
Makan Siang
35
Kencan
36
Curhatan Hati
37
Joe & Kristin
38
Adik dan Kakak
39
Keluarga
40
Kekecewaan Greg
41
Curhatan Greg
42
Mia Menghilang
43
Hasutan
44
Dilema
45
Memulai Misi
46
Penangkapan
47
Kedatangan Kristin
48
Pengakuan Mengejutkan
49
Ketahuan
50
Perang Dingin
51
Bertemu Peter
52
Mami Sayang Papi
53
Wanita 3 Tahun Lalu
54
Dua Empat Lima
55
Bukan Urusanku
56
Tergoda
57
Penegasan
58
Memastikan
59
Permintaan Kristin
60
Nasehat Teman
61
Permintaan Maaf
62
Welcome to Bali
63
Memulai Kembali
64
Tentang Malam Pertama
65
Kado Istimewa
66
Cerita Mia
67
Kecelakaan Kristin
68
Perasaan Joe
69
Joe yang Menyebalkan
70
Kehangatan Cinta
71
Obrolan Joe dan Kristin
72
Belajar Terbiasa
73
Pria Baper
74
Hati yang Ikhlas
75
Dulu dan Sekarang
76
Karyawan Baru
77
Calon Suami
78
Makan Siang
79
Menyerah
80
Ungkapan Hati Kristin
81
Wanita Penggoda ?
82
Cinta Lama
83
Kecewa
84
Seharusnya Bahagia
85
Siap Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!