Para Musuh

“Mantan suamimu nggak pernah datang lagi ?” tanya Firman.

“Pamit sama Langit bilangnya mau urus kerjaan.”

“Gimana perasaanmu saat bertemu mantan ?”

“Kamu udah tahu jawabannya,” ketus Mia.

Firman tertawa sambil fokus menatap ke jalan raya. Keduanya sedang dalam perjalanan ke pesta pernikahan teman sekantor Firman dan bukan kali ini saja, Mia menemani pria itu sebagai teman.

“Yakin nggak ada sisa-sisa debaran cinta saat dekat-dekat mantan, apalagi anak-anak kelihatan senang bertemu papinya lagi.”

“Hanya Senja yang senang, Langit biasa aja bahkan masih panggil dia Om. Nggak ada sisa cinta yang ada hanya benci. Memangnya kamu masih bisa bilang cinta sama orang yang menghilangkan nyawa orangtuamu ?”

”Kamu yakin dia yang menyebabkan kecelakaan orangtuamu ?”

“Tidak ada orang yang menginginkan kematian papi dan mami lebih daripada dia. Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk memastikan kalau kecelakaan kedua orangtuaku dan kebakaran rumah kami adalah kejadian yang disengaja dan sebagian bukti mengarah kepadanya. Sayangnya bukti yang aku dapatkan tidak cukup untuk menjeratnya masuk penjara.”

Firman tersenyum tipis mendengar Mia mengeluarkan isi hatinya dengan menggebu-gebu.

“Berarti masih ada kemungkinan kalau pelakunya bukan Tuan Greg jadi jangan berpikiran negatif dulu. Pasti nggak enak rasanya memelihara perasaan benci dan dendam dalam hidup kita.”

“Nggak usah panggil Tuan karena dia bukan boss-mu,” ketus Mia.

Firman mengangguk-angguk sambil terkekeh.

“Dia adalah raja tega. Sekalipun aku sampai berlutut memohon, dia tidak percaya kalau aku hamil anaknya,” ujar Mia dengan nada sendu.

“Setiap orang bisa berbuat salah tapi juga berhak untuk mendapat kesempatan kedua. Jangan memelihara dendam kalau akhirnya menyesal apalagi keputusanmu berdampak besar bagi Langit dan Senja.”

“Langit tidak keberatan punya ayah sambung.”

“Itu karena Langit belum paham betul soal perbedaan ayah kandung dan ayah sambung. Umurnya masih terlalu kecil jadi dia berpikir kalau Greg adalah ayah yang jahat karena tidak pernah peduli padanya dan dia sering melihatmu menangis diam-diam.”

“Malah bagus kalau Langit berpikir begitu jadi dia bisa memberikan penjelasan pada Senja mengapa pria brengsek itu tidak pantas diterima kembali sebagai ayah yang menelantarkan anak-anaknya.”

Firman kembali tertawa. Wanita di sampingnya seperti tidak paham akan artinya benci karena mulutnya mengumpat tapi diam-diam sering menangis sambil memandangi foto pria itu.

Ting !

Mia mengeluarkan handphone dan mulutnya kembali mengomel sendiri.

“Kenapa lagi ?”

“Pesan darinya untuk Langit dan Senja. Benar-benar licik ! Kalau bukan karena anak-anak, sudah aku blokir nomornya.”

“Sepertinya Greg hanya menepati janji pada Langit saat dia pulang dari rumahnu.”

“Aku memang tidak berhak memutus hubungan anak-anak dengan papinya,” ujar Mia sambil menghela nafas.

”Aku hanya khawatir dia berubah pikiran soal anak. Aku takut dia mengambil Langit dan Senja dari sisiku lalu membuangku seperti 7 tahun yang lalu. Kalau sampai itu terjadi, sama saja dia membunuhku pelan-pelan.”

“Jangan berpikiran buruk dulu. Mungkin Tuhan punya rencana lain dengan mempertemukan kalian kembali setelah 7 tahun.”

Mia tidak menjawab hanya menghela nafas dan menatap keluar jendela samping.

Firman juga tidak berniat memperpanjang pembicaraan mereka tentang Greg hingga keduanya hanya diam sampai di tempat tujuan.

***

“Ckckckck hebat juga guru kita ini. Bisa membuat seorang Gregorius Halim mengaku sebagai suami sahnya di depan umum tapi malam ini sudah menggandeng pria lain lagi.”

Mia menghela nafas, tidak menduga akan bertemu wanita nyinyir yang kerjanya mencari-cari kesalahan Mia dan anak-anaknya.

“Hidup saya bukan urusan anda,” sahut Mia sambil tersenyum padahal hatinya dongkol bukan main.

Mia memberi isyarat pada Firman supaya lanjut dan mengabaikan Juwita tapi pria di sampingnya ini malah sengaja bertahan dan berniat meladeni wanita ini.

“Selamat malam Nona…… Ah saya lupa kalau anda sudah bukan nona tapi Nyonya karena anda sudah menikah sekalipun sekarang status single alias tanpa suami. Perkenalkan saya Firman, Nyonya Juwita.”

“Darimana anda tahu nama saya ?”

Juwita mengernyit, suara ketus dan wajah songongnya membuat pria normal bakal berpikir dua kali untuk mengenalnya apalagi mengajaknya bicara.

“Dari Langit dan Senja. Nama anda sering disebut sebagai Tante Rempong dan satu kehormatan bisa bertemu langsung di tempat seperti ini.”

Mata Juwita langsung melotot dan kelihatan kalau ia enggan berjabatan tangan dengan Firman yang sudah lebih dulu mengulurkan tangan.

“Dasar anak-anak tidak tahu aturan, berani-beraninya menyebut orang sembarangan ! Kamu seorang guru tapi tidak bisa mengajar anak dengan benar.”

Firman tertawa dan menarik tangannya.

“Faktanya anda memang wanita yang rempong,” sahut Mia kalem sambil menarik satu sudut bibirnya.

“Jangan buru-buru sombong hanya karena Greg mengaku sebagai suamimu. Aku yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan pernikahan kalian karena selama kami menjalin hubungan, Greg tidak pernah menyinggung soal istri dan anaknya.”

“Anda yakin selama ini Tuan Greg menganggap hubungan dengan anda spesial ? Saya tidak yakin, Nyonya. Lagipula dari sisi manapun, Nona Mia lebih unggul dibandingkan anda.”

“Jangan asal bicara karena kamu belum mengenal siapa aku yang sebenarnya ! Aku tidak akan membiarkan perempuan semacam dia mempengaruhi Greg dengan sikap sok lembutnya.”

Firman menarik satu sudut bibirnya dan mendekati Juwita dengan tatapan sinis lalu dengan suara berbisik, ia berbicara pada Juwita.

“Sepertinya anda salah memilih musuh, Nyonya Juwita. Hati-hati banyak mata mengawasi anda karena Tuan Greg tidak akan membiarkan siapapun menyakiti istri dan anak-anaknya.”

“Anda mengancam saya ?”

“Bukan mengancam, hanya mengingatkan. Tuan Greg terkenal tega pada orang-orang yang mencoba mengacaukan hidupnya.”

Mia menarik lengan Firman, malas memperpanjang urusan dengan Juwita yang pasti mencari-cari kelemahan Mia untuk membalas sakit hatinya.

Juwita mengikuti Mia dan Firman karena tidak terima ditinggal begitu saja namun niatnya terpaksa ditunda karena pria yang menghampiri Mia membuat Juwita menatapnya dengan dahi berkerut.

“Mia sayang, apa kabarnya ?”

“Baik Om Hendrik,” sahut Mia dengan sopan namun menghindar saat pria itu berniat memeluknya.

“Sudah lama kamu tidak datang ke rumah. Anak-anakmu pasti sudah besar.”

Mia tersenyum getir. Bagaikan lepas dari kandang singa masuk ke mulut buaya.

“Saya takut anak-anak mengotori sofa mewah Tante Anne. Apalagi tempat tinggal kami tidak sepadan dengan istana Om dan Tante.”

“Mia, tantemu itu memang suka berlebihan kalau berurusan dengan koleksinya. Biar bagaimana pun kita masih keluarga dan kamu satu-satunya keponakan Om yang paling dekat.”

“Kapan-kapan saya akan mengajak mereka menemui Om. Saya permisi dulu, mau cari makan.”

Firman yang menangkap isyarat Mia, menganggukan kepala pada Hendrik sebelum mengikuti Mia.

“Om yakin kalau dia adalah keponakan Om ?”

Hendrik menoleh dan melihat Juwita sudah berdiri si sampingnya.

“Juwi, kamu datang sama siapa ? Mana papamu ?”

“Sedang ngobrol dengan teman-temannya, Om.”

“Kalau begitu biar Om…”

“Apa benar dia keponakan Om ?” tanya Juwita sambil menghalangi Hendrik yang berniat meninggalkannya.

“Ya, dia anak sepupu Om yang sudah meninggal. Sekarang dia janda, ditinggal suaminya saat hamil.”

“Om yakin dia seorang janda ?”

“Kenapa kamu bertanya seperti itu ?” tanya Hendrik sambil menautkan alisnya.

“Karena Gregorius Halim baru saja mengakui kalau Mia adalah istri sahnya dan kedua anak itu adalah anak kandungnya.”

“Jangan main-main, Greg sudah lama meninggalkan Mia bahkan semenjak anak-anak itu belum lahir.”

Juwita menatap Mia dan Firman yang sedang mengambil makanan sambil tersenyum licik.

“Kamu yakin Greg kembali bersamanya ?” tanya Hendrik dengan wajah cemas.

”Sangat yakin, Om, bahkan Greg tidak canggung menunjukkan siapa dirinya di sekolah Langit dan Senja.”

Hendrik menghela nafas dengan rasa khawatir yang terbaca dari raut wajahnya.

“Jangan khawatir begitu, Om, saya adalah orang yang sangat bisa diajak kerjasama.”

“Kerjasama apa ? Perusahaan Greg tidak mungkin bekerjasama dengan perusahaan Om,” sahut Hendrik dengan senyuman sinis.

“Saya yakin Om khawatir kalau kembalinya Greg dan Mia bisa mengganggu ketenangan hidup Om jadi akan lebih baik kalau selamanya mereka berpisah. Benar begitu Om ?”

Hendrik tidak langsung menjawab. Matanya ikut tertuju pada Mia dan Firman yang tengah berbincang sambil menikmati makanan di piring.

“Saya akan mengurus Greg dan Mia menjadi bagian Om. Tidak ada ikatan apa-apa di antara kita karena tujuan kita sama-sama tidak mau mereka sampai bersatu lagi. Bagaimana Om ?”

“Kamu yakin bisa memegang janji ?”

“Apa Om punya alasan kenapa menganggap saya tidak bisa memegang janji ? Selama saling menguntungkan dan keinginan saya bisa tercapai, saya adalah orang yang paling teguh memegang janji.”

Hendrik menatap Juwita dengan dahi berkerut sementara wanita itu menarik satu sudut bibirnya sambil membalas tatapan Hendrik.

“Mari kita berbagi informasi dan bekerjasama untuk keuntungan bersama.”

Keduanya berjabatan tangan diam-diam sambil tersenyum smirk.

Terpopuler

Comments

ariyan

ariyan

gemes bgt sm tante rempong

2024-03-02

2

Baretta

Baretta

Bukan cuma takut miskin Kak 😂😂

2024-03-02

0

nining

nining

hendrik sama juwita keduanya takut miskin🤣🤣

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Hati yang Mengeras
2 Setelah 7 Tahun
3 Bertemu
4 Suara Hati
5 Alasan Joe
6 Mereka Anakku
7 Kejujuran Langit
8 Bertemu Saingan
9 Para Musuh
10 Aku Suamimu
11 Pe-De-Ka-Te
12 Pelindung
13 Siapa Firman ?
14 Bertemu Om Hendrik
15 Pindah
16 Ungkapan Firman
17 Dilema Mia
18 Pelakor atau Mantan ?
19 Mengurai Masalah
20 Senjata Makan Tuan
21 Membasmi Pengerat
22 Keruwetan Mia
23 Kejujuran Hati
24 Maaf untuk Lukamu
25 Aku Masih Ragu
26 Bukti Baru
27 Bertemu Kristin
28 Kekhawatiran
29 Kekesalan Anne
30 Hati Maunya Apa ?
31 Aku Cemburu ?
32 Temuan Baru
33 Bukan Pelakor
34 Makan Siang
35 Kencan
36 Curhatan Hati
37 Joe & Kristin
38 Adik dan Kakak
39 Keluarga
40 Kekecewaan Greg
41 Curhatan Greg
42 Mia Menghilang
43 Hasutan
44 Dilema
45 Memulai Misi
46 Penangkapan
47 Kedatangan Kristin
48 Pengakuan Mengejutkan
49 Ketahuan
50 Perang Dingin
51 Bertemu Peter
52 Mami Sayang Papi
53 Wanita 3 Tahun Lalu
54 Dua Empat Lima
55 Bukan Urusanku
56 Tergoda
57 Penegasan
58 Memastikan
59 Permintaan Kristin
60 Nasehat Teman
61 Permintaan Maaf
62 Welcome to Bali
63 Memulai Kembali
64 Tentang Malam Pertama
65 Kado Istimewa
66 Cerita Mia
67 Kecelakaan Kristin
68 Perasaan Joe
69 Joe yang Menyebalkan
70 Kehangatan Cinta
71 Obrolan Joe dan Kristin
72 Belajar Terbiasa
73 Pria Baper
74 Hati yang Ikhlas
75 Dulu dan Sekarang
76 Karyawan Baru
77 Calon Suami
78 Makan Siang
79 Menyerah
80 Ungkapan Hati Kristin
81 Wanita Penggoda ?
82 Cinta Lama
83 Kecewa
84 Seharusnya Bahagia
85 Siap Nikah
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hati yang Mengeras
2
Setelah 7 Tahun
3
Bertemu
4
Suara Hati
5
Alasan Joe
6
Mereka Anakku
7
Kejujuran Langit
8
Bertemu Saingan
9
Para Musuh
10
Aku Suamimu
11
Pe-De-Ka-Te
12
Pelindung
13
Siapa Firman ?
14
Bertemu Om Hendrik
15
Pindah
16
Ungkapan Firman
17
Dilema Mia
18
Pelakor atau Mantan ?
19
Mengurai Masalah
20
Senjata Makan Tuan
21
Membasmi Pengerat
22
Keruwetan Mia
23
Kejujuran Hati
24
Maaf untuk Lukamu
25
Aku Masih Ragu
26
Bukti Baru
27
Bertemu Kristin
28
Kekhawatiran
29
Kekesalan Anne
30
Hati Maunya Apa ?
31
Aku Cemburu ?
32
Temuan Baru
33
Bukan Pelakor
34
Makan Siang
35
Kencan
36
Curhatan Hati
37
Joe & Kristin
38
Adik dan Kakak
39
Keluarga
40
Kekecewaan Greg
41
Curhatan Greg
42
Mia Menghilang
43
Hasutan
44
Dilema
45
Memulai Misi
46
Penangkapan
47
Kedatangan Kristin
48
Pengakuan Mengejutkan
49
Ketahuan
50
Perang Dingin
51
Bertemu Peter
52
Mami Sayang Papi
53
Wanita 3 Tahun Lalu
54
Dua Empat Lima
55
Bukan Urusanku
56
Tergoda
57
Penegasan
58
Memastikan
59
Permintaan Kristin
60
Nasehat Teman
61
Permintaan Maaf
62
Welcome to Bali
63
Memulai Kembali
64
Tentang Malam Pertama
65
Kado Istimewa
66
Cerita Mia
67
Kecelakaan Kristin
68
Perasaan Joe
69
Joe yang Menyebalkan
70
Kehangatan Cinta
71
Obrolan Joe dan Kristin
72
Belajar Terbiasa
73
Pria Baper
74
Hati yang Ikhlas
75
Dulu dan Sekarang
76
Karyawan Baru
77
Calon Suami
78
Makan Siang
79
Menyerah
80
Ungkapan Hati Kristin
81
Wanita Penggoda ?
82
Cinta Lama
83
Kecewa
84
Seharusnya Bahagia
85
Siap Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!