Dilema Mia

“Maaf kalau aku mengatakan ini tiba-tiba. Selama ini aku sudah sangat percaya diri bisa menggantikan Greg di hatimu apalagi dia tidak pernah menunjukkan diri sekalipun selama 5 tahun aku bersamamu. Aku sungguh-sungguh tidak menyangka kalau kalian akan dipertemukan kembali dan Greg begitu mudah menerima kenyataan soal Langit dan Senja.”

“Itu semua ada kaitannya dengan sakit kepala yang diderita Greg selama 2 tahun terakhir ini. Semua hasil pemeriksaan tidak menunjukkan ada penyebab khusus yang berbahaya. Dokter Charles sudah menjelaskan semuanya padaku dan memperlihatkan hasil pemeriksaan medis Greg. Sakit itu dimulai bertepatan dengan kembalinya aku dan anak-anak ke Jakarta.”

“Kamu benar-benar percaya dengan cerita dan bukti yang diberikan dokter itu ? Kamu tidak sadar kalau dokter Charles adalah sahabat baik Greg ?” ungkap Firman dengan senyuman sinis dan suaranya kembali meninggi.

“Fir, kalau memang kamu masih menganggapku sahabat, tolong jangan desak aku dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku semakin pusing,” sahut Mia dengan wajah mulai kesal dan helaan nafas berat.

“Aku terus berusaha menggunakan akal sehat bukan perasaanku semata tapi apapun keputusanku, aku tidak bisa bersikap egois. Ada Langit dan Senja yang melekat dengan kehidupanku dan Greg. Tadi kamu sempat membahas soal Om Hendrik dan masalah wasiat papi. Bagiku saat ini hanya Greg yang mampu membantuku melawan Om Hendrik meskipun aku belum yakin apakah bisa menjalani kembali hidup pernikahan kami seperti 7 tahun yang lalu.”

“Aku cemburu,” gumam Firman.

“Maafkan aku Fir dan terima kasih untuk perasaanmu yang spesial untukku. Tolong beri aku ruang dan waktu untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Ada masalah yang lebih penting dari kehiudpan romansaku saat ini, jadi tolong mengertilah. Aku akan sangat bahagia kalau masih bisa menjadi temanmu dan memiliki hubungan seperti sebelum Greg ada.”

Firman menghela nafas sambil tersenyum tipis dan mengangguk-anggukan kepalanya.

“Aku akan menunggumu dan akan berusaha keras bersaing dengan Greg untuk mendapatkan hatimu.”

Mia hanya tersenyum tipis.

“Terima kasih Fir.”

*****

“Anak-anak sudah tidur ?” tanya Greg yang sedang bekerja dengan laptopnya di atas tempat tidur.

Mia tidak menyahut dan langsung berjalan ke kamar mandi, membuat Greg menghela nafas dan melepaskan kacamatanya.

“Apa suaraku tadi kurang jelas ?”

Greg kembali mengulangi pertanyaannya saat Mia sudah keluar dari kamar mandi.

“Tidak usah basa-basi. Kalau mereka belum tidur, mana mungkin aku masuk ke kamar ini.”

“Masih memilih sofa jadi tempat tidurmu ? Bukankah malam pertama kamu…”

“Cukup Greg ! Jangan dibahas lagi atau aku benar-benar tidur di depan.”

Greg mematikan laptopnya sementara Mia sudah membentangkan selimut untuk membungkus tubuhnya yang akan tidur di sofa.

“Greg ! Jangan gila !”

Mia meronta namun tangannya yang terbungkus selimut membuatnya sulit bergerak saat Greg mengangkatnya pindah ke atas tempat tidur.

“Mulai malam ini kamu tidur di sini bersamaku, tidak ada bantahan ! Besok aku akan menyuruh orang untuk mengeluarkan sofa panjang itu dari kamar ini.”

“Aku sudah bilang…”

Cup

Mata Mia melotot saat Greg mencuri ciuman di bibirnya. Tubuhnya harus bergelung ke kiri dan ke kanan supaya selimut yang membungkusnya seperti kepompong bisa terlepas namun Greg sengaja tidak memberinya kesempatan.

“Greg ! Biarkan aku lepas dari selimut ini.”

“Bukan aku yang membungkusmu begitu, kamu sendiri yang melindungi tubuhmu kan ?”

“Bantu aku melepaskan selimut ini !”

“Bukan begitu caranya orang minta tolong,” ledek Greg sambil mendekati wajahnya membuat mata Mia semakin membola.

“Ucapkan namaku dan minta baik-baik.”

“Greg jangan sampai kamu menyesal karena tidak bisa menemui Langit dan Senja setelah malam ini.”

Greg malah tertawa dan menopang kepalanya dengan sebelah tangan sementara tangan lainnya mengusap wajah Mia yang terus menggerutu.

“Kamu ngobrol apa aja sama penggemarmu itu ?”

“Bukan urusanmu ! Status kita memang masih suami istri tapi hubungan kita sudah berakhir sejak kamu pergi dari rumah.”

Greg hanya tertawa getir namun posisinya tidak berubah sedikit pun.

“Aku mau bilang kalau kamu sudah membuatku sangat bahagia karena hari ini untuk pertama kalinya aku akan jujur padamu dan diriku sendiri. Aku cemburu melihatmu bersama dengan pria itu meskipun aku yakin kalau kalian akan bicara di tempat umum. Orang bilang cemburu tandanya cinta jadi aku yakin kalau aku memang mencintaimu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari hidupku lagi.”

“Karena Langit dan Senja,” sinis Mia.

Greg beranjak bangun dan dalam posisi bersila, ia membantu Mia keluar dari selimutnya.

“Bukan karena Langit dan Senja tapi karena kamu adalah Mia. Gadis lincah yang sering membuat hidupku sangat-sangat menyebalkan tapi menyenangkan. Entah kenapa, akhir-akhir ini pikiranku dipenuhi ingatan tentang Mia yang dulu.”

“Mia itu sudah mati !”

Mia beranjak dari posisi tidurnya dan duduk di atas tempat tidur sambil menatap ke arah lain dengan mata berkaca-kaca.

“Tidak, dia hanya bersembunyi di dalam hatimu yang paling dalam.”

Greg menyentuh wajah Mia hingga keduanya saling bertatapan.

“Aku akan membuat Mia yang kukenal keluar dari tempat persembunyiannya. Percayalah padaku Mia, jangan goyah hanya karena perkataan orang lain. Aku memang pernah berbuat jahat padamu tapi tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk membuat mati hidupmu apalagi kedua orangtuamu.”

Mia tidak menjawab dan membiarkan Greg membawanya tidur di dalam pelukan pria itu.

Rupanya Greg menangkap keraguan di wajah Mia setelah bertemu dengan Firman.

“Hanya Tuhan yang paling tahu isi hatiku, Mia,” bisik Greg sambil mencium kening istrinya.

*****

“Sudah kamu pastikan info dari pria itu, Joe ?” tanya Greg di ruang kerjanya.

“Sejauh ini tidak ada satu pun orang di kantor pengacara yang tahu menahu soal perubahan surat wasiat Tuan Juan. Berdasarkan dokumentasi yang tersimpan di sana, pembagian warisan masih sama untuk anda, Nona Mia dan anak-anak.”

“Lalu darimana Om Hendrik bisa mendapatkan salinan perubahan surat itu ?”

Greg memainkan penanya di atas meja dengan wajah berpikir.

“Menurut pendapat saya Tuan Radit sendiri yang menyerahkannya pada Tuan Hendrik untuk mengingatkan supaya beliau tidak bertindak lebih jauh pada Nona Mia dan anak-anaknya.”

“Aku pun berpikiran sama Joe, kalau tidak mana mungkin Om Hendrik membiarkan Mia hidup tenang dan hanya mengawasinya dengan menempatkan orang-orang suruhan. Tolong carikan juga salinan surat yang dipegang Om Hendrik dan jangan sampai orang suruhannya lebih dulu menemukan surat aslinya. Kita akan mengatur rencana lagi setelah tahu perubahan apa yang dibuat papi.”

“Akan saya usahakan sebaik mungkin Tuan.”

“Aku akan minta bantuan temannya Charles juga untuk memastikan apakah kematian Om Radit termasuk wajar atau ada kaitannya dengan perbuatan busuk Om Hendrik.”

“Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu untuk menyelesaikan tugas yang lain.”

Greg mengangguk-angguk sambil menatap ke layar handphonenya. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyum saat membaca balasan pesan dari Mia.

(GREG)

I love you, my lovely wife.

(MIA)

🤬🤬🤮

(GREG)

Nggak sabar nunggu malam biar bisa tidur sama kamu lagi.

(MIA)

☠️☠️

Meskipun hanya emoticon yang dikirim Mia tapi bagi Greg niat wanita itu membalas pesannya sudah merupakan kemajuan.

“Joe !”

Joe menoleh dengan tangan yang sudah memegang gagang pintu.

“Aku sudah mengungkapkan cinta pada Mia. Bukan sandiwara lagi Joe, tapi sungguh-sungguh ungkapan cinta. Rasanya sangat berbeda sampai mulutku susah berhenti tersenyum.”

“Saya sudah menduganya sejak anda tiba di kantor tadi pagi.”

“Kamu cenayang Joe ? Atau jangan-jangan Mia suka curhat padamu ?” tanya Greg dengan tatapan curiga hingga dahinya berkerut.

“Sayangnya kedua tebakan anda salah, Tuan. Saya hanya cukup melihat pantulan wajah anda yang terlihat cerah dan betul anda sulit berhenti tersenyum sejak pagi bahkan saat meeting penting sekalipun.”

“Lalu bagaimana kamu tahu kalau semua itu karena aku baru saja mengungkapkan cinta pada Mia ?”

“Saya tidak menebak begitu, Tuan. Menurut saya hanya seorang wanita yang bisa membuat pria seperti anda tiba-tiba memiliki wajah bahagia dan senyuman tulus. Dan sebagai pria yang sudah menikah kemungkinan besar karena anda mendapatkan jatah malam yang sangat istimewa.”

“Joe ! Berani-beraninya kamu berpikir soal kehidupan suami istriku dengan Mia !”

“Saya hanya menganalisa berdasarkan banyak cerita yang saya baca Tuan.”

“Sepertinya kamu harus segera mencari pacar Joe ! Menyebalkan !”

Greg mengibaskan tangannya sambil menggerutu. Bisa-bisanya asisten yang kaku itu memikirkan kalau bossnya baru saja melewati malam panas yang luar biasa hanya karena sebuah senyuman !

Terpopuler

Comments

𝘛𝘳𝘪𝘚

𝘛𝘳𝘪𝘚

lanjuutttt

2024-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Hati yang Mengeras
2 Setelah 7 Tahun
3 Bertemu
4 Suara Hati
5 Alasan Joe
6 Mereka Anakku
7 Kejujuran Langit
8 Bertemu Saingan
9 Para Musuh
10 Aku Suamimu
11 Pe-De-Ka-Te
12 Pelindung
13 Siapa Firman ?
14 Bertemu Om Hendrik
15 Pindah
16 Ungkapan Firman
17 Dilema Mia
18 Pelakor atau Mantan ?
19 Mengurai Masalah
20 Senjata Makan Tuan
21 Membasmi Pengerat
22 Keruwetan Mia
23 Kejujuran Hati
24 Maaf untuk Lukamu
25 Aku Masih Ragu
26 Bukti Baru
27 Bertemu Kristin
28 Kekhawatiran
29 Kekesalan Anne
30 Hati Maunya Apa ?
31 Aku Cemburu ?
32 Temuan Baru
33 Bukan Pelakor
34 Makan Siang
35 Kencan
36 Curhatan Hati
37 Joe & Kristin
38 Adik dan Kakak
39 Keluarga
40 Kekecewaan Greg
41 Curhatan Greg
42 Mia Menghilang
43 Hasutan
44 Dilema
45 Memulai Misi
46 Penangkapan
47 Kedatangan Kristin
48 Pengakuan Mengejutkan
49 Ketahuan
50 Perang Dingin
51 Bertemu Peter
52 Mami Sayang Papi
53 Wanita 3 Tahun Lalu
54 Dua Empat Lima
55 Bukan Urusanku
56 Tergoda
57 Penegasan
58 Memastikan
59 Permintaan Kristin
60 Nasehat Teman
61 Permintaan Maaf
62 Welcome to Bali
63 Memulai Kembali
64 Tentang Malam Pertama
65 Kado Istimewa
66 Cerita Mia
67 Kecelakaan Kristin
68 Perasaan Joe
69 Joe yang Menyebalkan
70 Kehangatan Cinta
71 Obrolan Joe dan Kristin
72 Belajar Terbiasa
73 Pria Baper
74 Hati yang Ikhlas
75 Dulu dan Sekarang
76 Karyawan Baru
77 Calon Suami
78 Makan Siang
79 Menyerah
80 Ungkapan Hati Kristin
81 Wanita Penggoda ?
82 Cinta Lama
83 Kecewa
84 Seharusnya Bahagia
85 Siap Nikah
86 Masih Lanjut
87 Kekesalan Mia
88 My Bodyguard
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Hati yang Mengeras
2
Setelah 7 Tahun
3
Bertemu
4
Suara Hati
5
Alasan Joe
6
Mereka Anakku
7
Kejujuran Langit
8
Bertemu Saingan
9
Para Musuh
10
Aku Suamimu
11
Pe-De-Ka-Te
12
Pelindung
13
Siapa Firman ?
14
Bertemu Om Hendrik
15
Pindah
16
Ungkapan Firman
17
Dilema Mia
18
Pelakor atau Mantan ?
19
Mengurai Masalah
20
Senjata Makan Tuan
21
Membasmi Pengerat
22
Keruwetan Mia
23
Kejujuran Hati
24
Maaf untuk Lukamu
25
Aku Masih Ragu
26
Bukti Baru
27
Bertemu Kristin
28
Kekhawatiran
29
Kekesalan Anne
30
Hati Maunya Apa ?
31
Aku Cemburu ?
32
Temuan Baru
33
Bukan Pelakor
34
Makan Siang
35
Kencan
36
Curhatan Hati
37
Joe & Kristin
38
Adik dan Kakak
39
Keluarga
40
Kekecewaan Greg
41
Curhatan Greg
42
Mia Menghilang
43
Hasutan
44
Dilema
45
Memulai Misi
46
Penangkapan
47
Kedatangan Kristin
48
Pengakuan Mengejutkan
49
Ketahuan
50
Perang Dingin
51
Bertemu Peter
52
Mami Sayang Papi
53
Wanita 3 Tahun Lalu
54
Dua Empat Lima
55
Bukan Urusanku
56
Tergoda
57
Penegasan
58
Memastikan
59
Permintaan Kristin
60
Nasehat Teman
61
Permintaan Maaf
62
Welcome to Bali
63
Memulai Kembali
64
Tentang Malam Pertama
65
Kado Istimewa
66
Cerita Mia
67
Kecelakaan Kristin
68
Perasaan Joe
69
Joe yang Menyebalkan
70
Kehangatan Cinta
71
Obrolan Joe dan Kristin
72
Belajar Terbiasa
73
Pria Baper
74
Hati yang Ikhlas
75
Dulu dan Sekarang
76
Karyawan Baru
77
Calon Suami
78
Makan Siang
79
Menyerah
80
Ungkapan Hati Kristin
81
Wanita Penggoda ?
82
Cinta Lama
83
Kecewa
84
Seharusnya Bahagia
85
Siap Nikah
86
Masih Lanjut
87
Kekesalan Mia
88
My Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!