Suara Hati

“Nyonya Mia ?”

“Joe ?”

Mia langsung tersenyum dan mengulurkan tangan saat berpapasan dengan asisten mantan suaminya begitu ia keluar dari lift di lantai dasar.

“Tambah ganteng, Joe. Sudah menikah ?”

Joe tertawa pelan saat menjabat tangan Mia. Wanita di hadapannya juga semakin cantik dalam usianya yang hampir kepala 3.

“Belum tertarik berpikir untuk menikah, Nyonya.”

“Joe jangan terlalu formal dan panggil aku Mia saja. Aku bukan lagi istri tuanmu tapi terima kasih karena kamu tetap baik padaku.”

Joe mengajak Mia dan kedua anaknya menepi karena cukup banyak orang yang keluar masuk lift.

“Mereka sangat mirip dengan anda dan Tuan Greg,” ujar Joe menatap Langit dan Senja bergantian sambil tersenyum.

Kedua bocah itu menyapa dan menyalami Joe sebelum duduk di kursi yang ada dekat situ menunggu Mia berbincang dengan Joe.

“Tolong jangan katakan hal seperti itu lagi di depan mereka, Joe. Langit dan Senja baru saja bertemu dengannya tapi dari wajah mereka saat keluar kamar, aku tahu kalau dia sudah menyakiti kedua anakku. Mereka anak-anakku dan bukan anaknya.”

“Tapi Nyonya…”

“Joe, tolong jangan buat aku merasa tidak nyaman. Aku bukan lagi istrinya dan aku akan sangat berterima kasih kalau kamu masih mau berteman denganku murni tanpa tujuan saling memanfaatkan.”

“Anda mungkin bukan lagi istri Tuan Greg tapi sampai kapanpun anda adalah putri Tuan Juan dan nona muda keluarga Permana, jadi ijinkan saya memanggil anda Nona Mia.”

Mia mengangguk-angguk sambil tertawa pelan.

“Nada bicaramu masih saja belum berubah Joe dan aku sangat senang karena kamu masih betah berada di sampingnya. Sudah seharusnya dia bersyukur karena memiliki kamu sebagai asisten, seorang pria kaku yang taat pada aturan, sangat loyal, dan berdedikasi tinggi.”

“Tidak semua orang harus berubah kalau tidak perlu Nona.”

Mia tersenyum tipis sambil mengangguk-angguk.

“Boleh saya minta nomor handphone Nona Mia ?”

Mia tidak langsung mengiyakan karena khawatir Greg akan salah paham.

“Anda bilang ingin berteman dengan saya jadi sebagai teman tidak ada salahnya kita bertukar nomor handphone. Saya berjanji tidak akan memberikannya pada Tuan Greg tanpa seijin Nona.”

“Aku hanya tidak mau dia salah paham dan berpikir macam-macam. Aku sungguh-sungguh tidak tahu kalau Langit pernah melihat foto pernikahan kami dan sore ini dia memaksaku kemari sampai berbohong hanya untuk memastikan kalau pria yang ditemuinya di depan rumah Juwita adalah orang yang sama.”

“Saya mengerti, Nona.”

“Terima kasih, Joe.”

Mia menyebutkan sejumlah angka yang langsung disimpan Joe di handphonenya.

“Aku pulang dulu, Joe dan sebaiknya kamu segera ke atas. Dia pasti akan mengomel

kalau kamu terlalu lama menemuinya.”

“Saya akan mengantar anda sampai dapat taksi.”

“Tidak perlu Joe karena sebentar lagi…..”

“Om Firman !” pekik Senja

Bocah itu langsung beranjak dari kursinya dan berlari ke arah pria yang sedang berjalan ke arah mereka.

Pria yang dipanggil Firman itu langsung membawa Senja ke dalam gendongannya dan berjalan mendekati Mia dan Joe. Langit sudah menyusul dan berdiri di samping maminya.

“Sudah lama menunggu ?” tanya pria yang dipanggil Firman itu.

“Belum. Fir, kenalkan ini Joe dan Joe kenalkan ini Firman.”

Kedua pria itu saling menyapa sambil berjabatan tangan.

“Aku pulang dulu, Joe, jemputan kami sudah datang,” pamit Mia sambil tersenyum lebar.

“Sampai ketemu lagi Nona,” sahut Joe sambil menganggukan kepalanya sekilas.

Joe menghela nafas sambil membalas lambaian Senja yang masih betah berada dalam gendongan Firman.

Mereka seperti keluarga kecil yang bahagia hingga membuat Joe pesimis kalau Mia dan anak-anaknya berniat kembali pada Greg saat pria itu memintanya.

Joe segera berjalan menuju lift karena teringat tujuan utamanya datang ke rumah sakit ini. Greg memaksa ingin pulang malam ini juga meski Charles sudah melarangnya.

“Tuan Greg.”

Joe nampak terkejut saat melihat Greg sudah berpakain rapi dan berdiri tidak jauh dari lift bersama dengan Charles. Keduanya tengah menatap ke arah pintu lobi, memperhatikan Mia, Firman dan kedua anaknya.

***

“Langsung pulang atau makan malam dulu, Tuan ?”

“Pulang.”

“Baik Tuan.”

Joe mengaktifkan aplikai penunjuk arah dengan tujuan apartemen Greg sementara pria itu duduk di kursi belakang sambil menatap keluar jendela.

Tidak ada percakapan apapun selama perjalanan sampai mobil itu kembali berhenti di parkiran basement apartemen.

“Mau saya pesankan sesuatu untuk makan malam, Tuan ?”

“Ya, sekalian untukmu juga.”

Joe yang sudah paham dengan kebiasaan tuannya hanya mengangguk dan mengikuti pria itu naik ke unit apartemen miliknya.

Greg langsung mandi dan Joe memesan makanan untuk mereka berdua hingga 30 menit kemudian keduanya sudah duduk berhadapan di meja makan.

“Kamu melihatnya juga, Joe ? Bagaiamana menurutmu ?”

“Maaf maksud Tuan melihat apa ?”

Greg menghela nafas dan menatap asistennya sambil tersenyum getir.

“Kedua anak itu. Aku tahu kalau kamu juga terkejut saat melihat kedua anak itu di depan rumah Juwita.”

“Ya karena Langit begitu mirip dengan Nona Mia dan Senja benar-benar serupa dengan Tuan versi kecilnya.”

“Menurutmu mereka anak kandungku ?”

“Tuan ingin jawaban yang menghibur atau jujur ?”

Greg tertawa pelan dan menatap asistennya yang tetap memasang wajah serius.

“Kamu bisa melucu juga Joe.”

“Secara fisik semua orang yang melihatnya pasti yakin kalau Langit dan Senja adalah anak Tuan dan Nona Mia tapi saya bukan ahlinya untuk menentukan kebenaran yang Tuan inginkan.”

“Maksudmu aku perlu melakukan tes DNA ?”

“Saya bertemu Nona Mia di dekat lift dan kami sempat ngobrol sebentar. Nona Mia tidak pernah mengharapkan atau memerlukan pengakuan Tuan soal anak kembarnya jadi menurut saya melakukan tes DNA hanya akan membuat Nona Mia marah dan tidak ada gunanya jika Tuan sendiri tidak menginginkan mereka.”

“Ternyata kamu bisa juga memberikan nasehat panjang lebar, Joe,” ledek Greg sambil terkekeh.

“Apa Tuan tidak sadar kalau setiap pagi saya selalu banyak bicara.”

Joe beranjak bangun dan merapikan peralatan makan yang mereka gunakan.

“Itu bukan nasehat, Joe tapi laporan rutin.”

Joe tidak menjawab karena ia mulai sibuk mencuci piring di dapur sementara Greg membersihkan meja makan.

“Ada lagi yang Tuan butuhkan ?”

Greg yang duduk di sofa menghela nafas panjang sambil memegang cangkir teh yang baru diseduhnya.

“Saya ingin pamit pulang kalau Tuan sudah tidak membutuhkan apa-apa.”

“Terima kasih untuk hari ini Joe,” ujar Greg dengan pandangan lurus ke arah televisi yang tidak menyala.

Joe bersiap-siap meninggalkan apartemen namun ia kembali menghampiri Greg sebelum mencapai pintu.

“Saya akan mencari tahu soal pria yang menjemput Nona Mia di rumah sakit. Saat ini saya hanya tahu namanya Firman karena kami sempat berkenalan saat dia menjemput Nona Mia dan kedua anaknya.

Sepertinya si kembar cukup akrab dengan Firman karena Senja langsung senang saat pria itu menggendongnya dan Langit pun ikut meledek adik kembarnya.”

“Apa ada gunanya informasi itu untukku ?”

“Hanya hati kecil Tuan yang bisa menjawabnya. Saya permisi dulu, Tuan.”

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

aaaaaaa
si Greg sok acuh...

2024-05-16

1

nining

nining

anak sendiri ga di akuin...gengsi terlalu tinggi...giliran di ambil orang baru nyesel🤣🤣

2024-02-29

1

Putri Chaniago

Putri Chaniago

g sabar nungguin Greg bucin akut pd Mia, tp Mia jgn mau terima Greg lg nikah dg firman aja

2024-02-29

3

lihat semua
Episodes
1 Hati yang Mengeras
2 Setelah 7 Tahun
3 Bertemu
4 Suara Hati
5 Alasan Joe
6 Mereka Anakku
7 Kejujuran Langit
8 Bertemu Saingan
9 Para Musuh
10 Aku Suamimu
11 Pe-De-Ka-Te
12 Pelindung
13 Siapa Firman ?
14 Bertemu Om Hendrik
15 Pindah
16 Ungkapan Firman
17 Dilema Mia
18 Pelakor atau Mantan ?
19 Mengurai Masalah
20 Senjata Makan Tuan
21 Membasmi Pengerat
22 Keruwetan Mia
23 Kejujuran Hati
24 Maaf untuk Lukamu
25 Aku Masih Ragu
26 Bukti Baru
27 Bertemu Kristin
28 Kekhawatiran
29 Kekesalan Anne
30 Hati Maunya Apa ?
31 Aku Cemburu ?
32 Temuan Baru
33 Bukan Pelakor
34 Makan Siang
35 Kencan
36 Curhatan Hati
37 Joe & Kristin
38 Adik dan Kakak
39 Keluarga
40 Kekecewaan Greg
41 Curhatan Greg
42 Mia Menghilang
43 Hasutan
44 Dilema
45 Memulai Misi
46 Penangkapan
47 Kedatangan Kristin
48 Pengakuan Mengejutkan
49 Ketahuan
50 Perang Dingin
51 Bertemu Peter
52 Mami Sayang Papi
53 Wanita 3 Tahun Lalu
54 Dua Empat Lima
55 Bukan Urusanku
56 Tergoda
57 Penegasan
58 Memastikan
59 Permintaan Kristin
60 Nasehat Teman
61 Permintaan Maaf
62 Welcome to Bali
63 Memulai Kembali
64 Tentang Malam Pertama
65 Kado Istimewa
66 Cerita Mia
67 Kecelakaan Kristin
68 Perasaan Joe
69 Joe yang Menyebalkan
70 Kehangatan Cinta
71 Obrolan Joe dan Kristin
72 Belajar Terbiasa
73 Pria Baper
74 Hati yang Ikhlas
75 Dulu dan Sekarang
76 Karyawan Baru
77 Calon Suami
78 Makan Siang
79 Menyerah
80 Ungkapan Hati Kristin
81 Wanita Penggoda ?
82 Cinta Lama
83 Kecewa
84 Seharusnya Bahagia
85 Siap Nikah
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hati yang Mengeras
2
Setelah 7 Tahun
3
Bertemu
4
Suara Hati
5
Alasan Joe
6
Mereka Anakku
7
Kejujuran Langit
8
Bertemu Saingan
9
Para Musuh
10
Aku Suamimu
11
Pe-De-Ka-Te
12
Pelindung
13
Siapa Firman ?
14
Bertemu Om Hendrik
15
Pindah
16
Ungkapan Firman
17
Dilema Mia
18
Pelakor atau Mantan ?
19
Mengurai Masalah
20
Senjata Makan Tuan
21
Membasmi Pengerat
22
Keruwetan Mia
23
Kejujuran Hati
24
Maaf untuk Lukamu
25
Aku Masih Ragu
26
Bukti Baru
27
Bertemu Kristin
28
Kekhawatiran
29
Kekesalan Anne
30
Hati Maunya Apa ?
31
Aku Cemburu ?
32
Temuan Baru
33
Bukan Pelakor
34
Makan Siang
35
Kencan
36
Curhatan Hati
37
Joe & Kristin
38
Adik dan Kakak
39
Keluarga
40
Kekecewaan Greg
41
Curhatan Greg
42
Mia Menghilang
43
Hasutan
44
Dilema
45
Memulai Misi
46
Penangkapan
47
Kedatangan Kristin
48
Pengakuan Mengejutkan
49
Ketahuan
50
Perang Dingin
51
Bertemu Peter
52
Mami Sayang Papi
53
Wanita 3 Tahun Lalu
54
Dua Empat Lima
55
Bukan Urusanku
56
Tergoda
57
Penegasan
58
Memastikan
59
Permintaan Kristin
60
Nasehat Teman
61
Permintaan Maaf
62
Welcome to Bali
63
Memulai Kembali
64
Tentang Malam Pertama
65
Kado Istimewa
66
Cerita Mia
67
Kecelakaan Kristin
68
Perasaan Joe
69
Joe yang Menyebalkan
70
Kehangatan Cinta
71
Obrolan Joe dan Kristin
72
Belajar Terbiasa
73
Pria Baper
74
Hati yang Ikhlas
75
Dulu dan Sekarang
76
Karyawan Baru
77
Calon Suami
78
Makan Siang
79
Menyerah
80
Ungkapan Hati Kristin
81
Wanita Penggoda ?
82
Cinta Lama
83
Kecewa
84
Seharusnya Bahagia
85
Siap Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!