Bertemu Om Hendrik

“Greg ? Apa kabarnya ? Senang melihatmu menjadi bagian dari keluarga ini lagi.”

Pria penuh sandiwara itu langsung menghampiri Greg dan memeluknya ala pria.

Mia tersenyum tipis saat bertatapan dengan Tante Anne yang ternyata berada di ruang kerja Om Hendrik juga.

“Jadi kalian berniat rujuk kembali ?” tanya Om Hendrik mengajak Greg masuk sambil merangkul bahunya.

“Bukan rujuk sebetulnya Om karena kenyataannya kami tidak pernah bercerai baik secara agama dan negara.”

“Oh ya ?” mata Om Hendrik membola namun baik Greg maupun Mia tahu kalau semua itu hanya sandiwara.

“Apa kabarnya Tante Anne ? Kebetulan sekali bisa ketemu Tante juga di sini,” sapa Greg sambil menganggukan kepalanya sekilas.

Tangan Greg terulur menggenggam jemari Mia yang terlihat mulai tidak nyaman saat berhadapan dengan istri Om Hendrik yang wajahnya sangat tidak bersahabat.

“Baik Greg. Mia sangat beruntung karena kamu mau kembali dengannya.”

“Sepertinya terbalik Tante,” sahut Greg sambil tertawa pelan.

“Saya yang beruntung karena mengikuti permintaan papi untuk membuat banyak orang menganggap kami berpisah.”

Mia menatap suaminya dengan sedikit bingung karena tidak ada pembahasan masalah pernikahan mereka sebelum datang menemui Om Hendrik.

“Insting papi sangat luar biasa bukan hanya dari soal bisnis tapi dalam masalah kehidupan sehari-hari firasatnya sungguh tidak terduga. Sepertinya papi sadar kalau nyawanya sedang terancam bahaya makanya sengaja mengatur perpisahan kami. Bukankah begitu, Sayang ?”

“Hmmm,” sahut Mia sambil tersenyum canggung.

Skenario yang dijalankan Greg diluar kesepakatan mereka namun Mia yakin kalau suaminya itu punya tujuan yang sama.

“Kami sudah minta polisi untuk membuka kembali kasus kecelakaan papi, Om.”

Mata Om Hendrik membola dan kali ini dipastikan bukan sandiwara.

“Apa maksudmu ? Om sudah memastikan kalau kejadian itu murni kecelakaan karena remnya blong membuat mobil terguling ke jurang, benturan membuat tanki bensin pecah dan mobil langsung meledak.”

“Bukannya Om bilang masalah rem ada unsur kesengajaan ?” tanya Mia.

“Ya, sepertinya begitu tapi….”

“Dan Om sempat bilang padaku kalau polisi mencurigai Greg terlibat dalam kecelakan papi,” lanjut Mia kembali.

“Kamu pasti salah menangkap maksud ucapan Om waktu itu, Mia,” sahut Om Hendrik dengan senyuman kikuk.

“Tidak boleh menyebutkan nama seseorang kalau tidak ada bukti yang jelas karena bisa dianggap sebagai pencemaran nama baik,” lanjutnya.

“Tidak perlu pusing-pusing membahas masalah yang sudah lewat Om, yang penting adalah sekarang. Tim penasehat hukum saya yang akan berhubungan langsung dengan polisi dan memastikan kalau proses penyelidikannya akan dibuka kembali berdasarkan fakta yang saya terima dari papi.”

“Apa maksudmu, Greg ?”

“Papi menitipkan sejumlah dokumen yang disimpan di SDB salah satu bank di Singapura. Sudah dipastikan kalau dokumen itu bisa menjadi dasar membuka kembali kasus kecelakaan papi.”

“Dokumen apa maksudmu ?”

Greg hanya tertawa pelan sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

“Dokumen keluarga Om. Dan maksud kedatangan kami berdua kemari ingin memberitahu kalau tim kuasa hukum saya akan menghubungi tim kuasa hukum Om perihal rencana Mia untuk mencabut kiasa kepada Om tentang pengelolaan perusahaan papi.”

“Kamu pikir selama ini Om Hendrik mempermainkan Mia ?” tanya Tante Anne dengan nada ketus.

“Tidak ada yang bilang seperti itu, Tante. Mia percaya sepenuhnya pada Om Hendrik dan tidak pernah komplain selama 7 tahun ini kan ? Hanya saja dengan kembalinya hubungan kami sebagai suami istri, Mia mau perusahaan kami merger. Om Hendrik masih bisa mendapat posisi tapi kemungkinan tidak akan lagi menduduki posisi jabatan tertinggi seperti sekarang.”

“Akan dipertimbangkan kembali oleh manajemen berdasarkan hasil audit,” timpal Mia.

“Kalau begitu sama saja…”

“Anne !” bentak Om Hendrik dengan rahang yang mengeras.

“Tidak usah ikut campur dalam masalah ini !”

“Jadi kapan tim hukum kalian akan datang kemari ?”

“Kapan kira-kira Om siap ?” Greg balik bertanya.

“Kapan saja. Tidak ada alasan untuk menundanya karena apa yang Om lakukan semata-mata murni untuk membantu Mia dan anak-anaknya,” sahut Om Hendrik dengan senyuman sok bijaksana.

“Good,” sahut Greg balas tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepala.

“Kalau begitu tim kuasa hukum kami akan menemui mereka sekarang. Di lantai berapa Om ?”

Hendrik nampak terkejut karena tidak menyangka Greg sudah menyiapkan semuanya.

“Sekarang ?”

“Ya sekarang. Saya tinggal minta asisten saya untuk mengantar mereka menemui tim Om.”

“Sebentar, saya pastikan dulu apakah penanggungjawabnya ada di tempat.”

“Untuk sementara kami hanya butuh copy dokumennya, Om. Prosedur resminya bisa menyusul belakangan.”

Om Hendrik yang sudah berdiri di samping meja kerjanya terlihat mulai gelisah membuat Greg hanya tersenyum tipis.

“Kita ke lantai 3 untuk menemui mereka,” sahut Hendrik sambil meletakkan kembali gagang telepon di meja kerjanya.

“Ayo !”

Greg yang sudah duluan bangun mengulurkam tangan pada Mia.

“Oh ya Tante Anne, mumpung kita ketemu dan saya sudah lama ingin bicara sama Tante.”

Anne yang masih duduk di sofa menautkan kedua alisnya.

“Masalah apa ?”

“Soal Langit dan Senja, anak kembar kami. Mungkin Tante menganggap mereka dibesarkan di lingkungan yang levelnya jauh di bawah kehidupan Tante sekarang tapi mereka adalah keturunan Permana dan Halim asli, bukan tipu-tipu jadi jangan sembarangan memperlakukan mereka seperti sampah.

Bahkan kalau pun mereka tidak berasal dari keluarga yang selevel dengan Tante, jangan pernah memperlakukan manusia lain lebih rendah dari diri kita sendiri.

Kita tidak pernah tahu dan tidak akan menduga kalau suatu saat nanti mungkin saja kita bertukar posisi. Jangan sampai Tante menyesal karena sudah pasti tidak akan ada gunanya lagi. Permisi.”

Greg langsung menarik lengan Mia keluar sebelum Anne sempat membalas ucapan pedas pria itu.

Dari tempat duduknya, Anne hanya bisa menggeram kesal sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Awas kamu bocah tengil ! Jangan dipikir kamu sudah menang hari ini,” umpatnya dengan mata mendelik-delik.

*****

“Kenapa Mia ?”

Mia terkejut saat tangan Greg mengusap kepalanya. Spontan Mia langsung menggeser duduknya dengan wajah cemberut membuat Greg tertawa.

Joe yang sedang mengemudikan mobil ikut tersenyum melihat wajah istri bossnya masih saja ketus.

“Ngapain pakai pegang-pegang segala ?”

“Tadi dipeluk, dirangkul, dipegang-pegang nggak apa-apa,” ledek Greg sambil mengerling.

“Tadi kan sandiwara, sekarang sudah kembali ke kehidupan nyata.”

Greg tertawa sambil mengangguk-angguk.

“Aku tanya kenapa kamu melamun tapi mulutmu komat-kamit gitu ?”

“Siapa yang komat-kamit ?”

“Mau aku kasih lihat rekamannya ?”

“Nggak usah !”

Mia buru-buru menahan lengan Greg yang sudah menekan layar handphonenya.

“Aku nggak komat-kamit tapi lagi mikir apa mungkin Om Hendrik semudah itu menerima perlakuanmu ?”

“Dasar bocah polos. !”

“Aku bukan bocah lagi !” omel Mia sambil mengusap keningnya yang disentil Greg.

“Tentu saja Om Hendrik tidak akan segampang itu menerima kejadian tadi. Secara tidak langsung aku memberinya tanda kalau sebentar lagi bukan hanya posisinya yang terancam tapi aku bisa membuatnya terseret kasus hukum.”

“Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya ?”

“Tolong terima tawaranku untuk pindah supaya aku lebih mudah menjaga kalian. Aku sudah minta Joe menempatkan orang mengawal kalian dari jauh selama tidak bersamaku dan untuk sementara kurangi aktivitas yang tidak penting. Tapi akan lebih baik lagi kalau kalian tinggal bersamaku.”

Mia menghela nafas lalu menatap Greg yang sedang tersenyum kepadanya.

“Kapan kami mulai pindah ? Di tempat yang waktu itu ?”

“Iya, gedung yang sama hanya beda unit saja. Aku sudah menyiapkan kamar terpisah untuk Langit dan Senja. Akan ada ART lain yang membantu Bik Sumi juga. Aku sudah mempersiapkan semuanya.”

“Apa kita akan tidur satu kamar ?” tanya Mia dengan nada malu-malu.

“Tentu saja ! Kenapa ? Kamu sudah tidak sabar menggodaku lagi seperti dulu ?” ledek Greg sambil menyipitkan matanya.

“Dalam mimpi !” ketus Mia sambil merapatkan tubuhnya hingga bersandar ke pintu.

Wajah Mia kembali ditekuk apalagi mendengar tawa Greg makin membesar.

Terpopuler

Comments

nining

nining

makin seru nih

2024-03-08

2

lihat semua
Episodes
1 Hati yang Mengeras
2 Setelah 7 Tahun
3 Bertemu
4 Suara Hati
5 Alasan Joe
6 Mereka Anakku
7 Kejujuran Langit
8 Bertemu Saingan
9 Para Musuh
10 Aku Suamimu
11 Pe-De-Ka-Te
12 Pelindung
13 Siapa Firman ?
14 Bertemu Om Hendrik
15 Pindah
16 Ungkapan Firman
17 Dilema Mia
18 Pelakor atau Mantan ?
19 Mengurai Masalah
20 Senjata Makan Tuan
21 Membasmi Pengerat
22 Keruwetan Mia
23 Kejujuran Hati
24 Maaf untuk Lukamu
25 Aku Masih Ragu
26 Bukti Baru
27 Bertemu Kristin
28 Kekhawatiran
29 Kekesalan Anne
30 Hati Maunya Apa ?
31 Aku Cemburu ?
32 Temuan Baru
33 Bukan Pelakor
34 Makan Siang
35 Kencan
36 Curhatan Hati
37 Joe & Kristin
38 Adik dan Kakak
39 Keluarga
40 Kekecewaan Greg
41 Curhatan Greg
42 Mia Menghilang
43 Hasutan
44 Dilema
45 Memulai Misi
46 Penangkapan
47 Kedatangan Kristin
48 Pengakuan Mengejutkan
49 Ketahuan
50 Perang Dingin
51 Bertemu Peter
52 Mami Sayang Papi
53 Wanita 3 Tahun Lalu
54 Dua Empat Lima
55 Bukan Urusanku
56 Tergoda
57 Penegasan
58 Memastikan
59 Permintaan Kristin
60 Nasehat Teman
61 Permintaan Maaf
62 Welcome to Bali
63 Memulai Kembali
64 Tentang Malam Pertama
65 Kado Istimewa
66 Cerita Mia
67 Kecelakaan Kristin
68 Perasaan Joe
69 Joe yang Menyebalkan
70 Kehangatan Cinta
71 Obrolan Joe dan Kristin
72 Belajar Terbiasa
73 Pria Baper
74 Hati yang Ikhlas
75 Dulu dan Sekarang
76 Karyawan Baru
77 Calon Suami
78 Makan Siang
79 Menyerah
80 Ungkapan Hati Kristin
81 Wanita Penggoda ?
82 Cinta Lama
83 Kecewa
84 Seharusnya Bahagia
85 Siap Nikah
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hati yang Mengeras
2
Setelah 7 Tahun
3
Bertemu
4
Suara Hati
5
Alasan Joe
6
Mereka Anakku
7
Kejujuran Langit
8
Bertemu Saingan
9
Para Musuh
10
Aku Suamimu
11
Pe-De-Ka-Te
12
Pelindung
13
Siapa Firman ?
14
Bertemu Om Hendrik
15
Pindah
16
Ungkapan Firman
17
Dilema Mia
18
Pelakor atau Mantan ?
19
Mengurai Masalah
20
Senjata Makan Tuan
21
Membasmi Pengerat
22
Keruwetan Mia
23
Kejujuran Hati
24
Maaf untuk Lukamu
25
Aku Masih Ragu
26
Bukti Baru
27
Bertemu Kristin
28
Kekhawatiran
29
Kekesalan Anne
30
Hati Maunya Apa ?
31
Aku Cemburu ?
32
Temuan Baru
33
Bukan Pelakor
34
Makan Siang
35
Kencan
36
Curhatan Hati
37
Joe & Kristin
38
Adik dan Kakak
39
Keluarga
40
Kekecewaan Greg
41
Curhatan Greg
42
Mia Menghilang
43
Hasutan
44
Dilema
45
Memulai Misi
46
Penangkapan
47
Kedatangan Kristin
48
Pengakuan Mengejutkan
49
Ketahuan
50
Perang Dingin
51
Bertemu Peter
52
Mami Sayang Papi
53
Wanita 3 Tahun Lalu
54
Dua Empat Lima
55
Bukan Urusanku
56
Tergoda
57
Penegasan
58
Memastikan
59
Permintaan Kristin
60
Nasehat Teman
61
Permintaan Maaf
62
Welcome to Bali
63
Memulai Kembali
64
Tentang Malam Pertama
65
Kado Istimewa
66
Cerita Mia
67
Kecelakaan Kristin
68
Perasaan Joe
69
Joe yang Menyebalkan
70
Kehangatan Cinta
71
Obrolan Joe dan Kristin
72
Belajar Terbiasa
73
Pria Baper
74
Hati yang Ikhlas
75
Dulu dan Sekarang
76
Karyawan Baru
77
Calon Suami
78
Makan Siang
79
Menyerah
80
Ungkapan Hati Kristin
81
Wanita Penggoda ?
82
Cinta Lama
83
Kecewa
84
Seharusnya Bahagia
85
Siap Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!