AL343010
Kombinasi antara huruf dan angka yang diucapkan oleh Jose membuat Marcus sedikit terkejut. Entah hanya pikirannya sendiri atau seperti apa tapi jelas itu adalah sesuatu yang familiar.
" AL343010, itu merujuk pada sesuatu. ALMA, 30 oktober. Itu adalah tanggal lahir Alma. Oliver, dia menggunakan nama dan tanggal lahir Alma untuk mengurung anak ini. Apa maksud semuanya. Mengapa semua seakan saling bertaut. Tunggu ... ."
Marcus bangkit dari tidurnya. Setelah kalung Aron berhasil di lepaskan, mereka semua kembali ke kamar. Jose juga menginap di tempat itu. Dan ternyata Marcus tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan kombinasi angka dan huruf yang berhasil dipecahkan Jose. Meskipun sedikit memaksakan, tapi praduganya itu memanglah kuas.
marcus membuka laci nakas yang ada di samping ranjang. Sebuah album foto lama yang hampir tidak pernah ia buka setelah istrinya meninggal. Bukan tidak mau mengenang, namun ada yang enggan ia lihat ketika membukanya.
Deg!
" Ya, ini ... ini adalah saat itu. Saat dimana Alma merayakan ulang tahunnya. Saat dimana bajingan itu datang merayakan ulang tahun Alma tanpa sepengetahuanku. Tunggu ... ."
Marcus memeriksa beberapa foto ulang tahun Alma saat itu. Dan ia menemukan sesuatu yang mengejutkan, semua kue ulang tahun yang dibawa memiliki kode huruf dan angka itu.
" Bajingan, ternyata benar. Itu selalu tertulis di kue yang diberikannya kepada Alma. Pantas saja aku tidak asing dengan itu. Tapi mengapa dia harus menggunakan tanggal lahir Alma untuk perbuatan biadab nya. Sial!"
Marcus semakin marah mengetahui fakta tersebut. Jika benar apa yang diceritakan oleh Aron, maka kalung itu sudah dipakainya setelah sebulan Aron di sana. Tepatnya setelah ia berhasil membuktikan kepada Oliver kalau dirinya berguna.
" Besok aku akan bertanya asal usul anak itu, dan bagaimana Oliver bisa membawanya. Dan apa hubungannya Oliver dengan Aron sehingga dia memberikan tanggal lahir dan nama Alma pada tali kekang yang membelenggu anak itu. Haaah."
Marcus sungguh bingung, ia sama sekali tidak paham dengan tingkah laku Oliver. oliver, pria yang sudah lama ia kenal dan memiliki predikat sebagai teman itu kini sudah berubah menjadi musuh saat pria itu membuat Alma kehilangan nyawa. Hingga detik ini, Marcus masih belum tahu mengapa Oliver tega berbuat seperti itu, padahal ketiganya berteman baik.
Kegundahan Marcus berbanding terbalik dengan Aron. Sama-sama tidak bisa tidur, Aron tengah merasa sangat senang. Kalung yang membelenggunya itu kini sudah tidak ada. Baginya ini merupakan sebuah kebebasan yang sebenarnya. ya, Aron merasa menjadi manusia yang bebas seutuhnya.
Sepanjang malam ia terus tersenyum, dadanya membuncah sepeti menemukan air di tengah padang yang kering dan tandus.
" Apakah kau sesenang ini hmmm?" tanya Jose. Dia terbangun dari tidurnya dan duduk bersandar di head board ranjang.
" iya, saya sangat senang kak. Ini seperti hidup baru buat saya," jawan Aron. Binar dari matanya yang berwarna hitam kekuningan itu membuktikan perasaannya.
Jose tersenyum., ia juga senang sudah membantu. Mendengar cerita dari Grethe, ia merasa prihatin juga terhadap Aron.
Sreeet
Tiba-tiba Jose meraih dagu Aron, ia menatap mata Aron dengan seksama. Lampu tidur yang tidak dinyalakan itu membuat mata Aron semakin bersinar.
" A-ada apa Kak Jose," tanya Aron. Dis pun terkejut melihat tingkah priaitu.
" I-ini tidak mungkin. Sudah beberapa hari aku bertemu dengan mu, tapi aku tidak pernah menyangka warna mata mu seperti ini."
" Aaah itu. Selama ini aku pakai lensa kontak kak. Kalau mau tidur baru aku lepas. Tapi ada apa ya kak, reaksi Kak Jose sama dengan Pak Marcus saat melihat mata ku, beliau juga bilang agar aku menutupi mataku ini."
Deg!
Tubuh Jose bergetar. Ada perasaan yang membuatnya merinding. Mungkin apa yang ia pikirkan sama dengan Marcus mengenai mata itu.
" Ribuan tahun yang lalu, ada seorang Gladiator terkenal. Namanya tidak pernah tercatat dalam sejarah, namun masyarakat tidak ada yang tidak tahu siapa dia. Namanya menjadi legenda karena keahliannya dalam bertarung. Dia menjadi orang yang disegani, dihormati, dan ditakuti hingga akhir hayatnya. Dan, matanya berwana seperti milikmu."
Deg!
Gluph!
Aron menelan saliva nya dengan susah payah. Dadanya seakan sesak. Ia jadi teringan dengan mimpi-mimpi yang belum lama hadir dalam tidurnya.
Gladiator?
Ia pernah merasakan itu. Awal pertama mimpi dia diacuhkan dan dianggap tidak mampu melakukan apapun. tapi ketika dia bisa mengalahkan lawannya, maka semua orang memujinya.
" Be-begitu ya. Ya, semua itu hanya legenda. Tidak ada bukti kongkritnya bukan. Mungkin kebetulan saja mataku oleh Tuhan di buat sepeti ini. Sudah Kak, mari kita kembali tidur."
Aron kembali merebahkan tubuhnya, ia juga menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh dan hanya menyisakan bagian kepalanya saja.
" Apa benar ada cerita begitu? Apa mungkin prediksi ku benar bahwa mimpiku itu bukan hanya sekedar mimpi, dan merupakan kejadian sebenarnya yang pernah aku alami dalam hidup?"
Aron berbicara dalam hatinya. Ia mengusap wajahnya kasar. Kata-kata Jose masih ia ragukan meskipun menjadi benang merah dari mimpi yang ia dapatkan setiap malamnya.
Aron jadi berpikir, kemampuan penyembuhan yang cepat itu mungkin kah merupakan salah satu dari kemampuan rahasia sang gladiator?
Sungguh, saat ini semuanya membuat Aron bingung. Ia ingin menggali lebih banyak lagi mengenai legenda itu. Entah itu hanya dongeng atau cerita rakyat yang dilebih-lebihkan, Aron ingin tahu semuanya.
" Tunggu, apakah Oliver waktu itu mengambilku karena mataku juga? Karena aku dianggap berbakat seperti kisah orang yang ada di dalam dongen itu? Dan mengapa juga Pak Marcus memintaku menutupi mata ini. Arghhh, semuanya malah semakin menjadi teka-teki."
Aron pusing, semakin ia memikirkannya semakin banyak pertanyaan dan ia harus mendapatkan jawaban dari semua itu. Aron ingin tahu semua tentang dirinya. Mimpinya yang sekarang semakin jelas kadang membuatnya merasa bahwa itu bukan mimpi lagi.
Aron menyerah, matanya semakin berat dan jelas dia tidak lagi bisa berpikir. Hanya dalam waktu sesaat ia sudah terlelap. Tapi ternyata tidur kali ini bukannya beristirahat, tapi malah kembali beraktifitas.
" Astaga, bukankah aku tidak bisa istirahat jika bermimpi. Seingat aku aku sudah tidak bermimpi lagi, terakhir itu masih di Pelea De Lobos. Haah, ya sudah kita lihat saja, ada apa di sini."
Aron mengamati tempat sekitarnya. Kali ini dia tidak berada di arena pertarungan. Ia berada di sebuah tempat yang menurutnya itu adalah istana. Ornamen, pilar yang tinggi dan beberapa patung emas membuat Aron yakin itu adalah istana.
" Selamat datang petarung hebat ku, Aron Perseus. Sebuah kehormatan bisa menjamu seorang petarung hebat di dalam istanaku ini."
Deg!
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
marie_shitie💤💤
cerita nya keren bgt,,,, semangat kk
2024-03-21
0
Kholis Majid
raja petarung gladiator si aron tu
2024-03-10
0
Sugiharti Rusli
wah kisah siapa Aron sebenarnya patut ditunggu nih, jadi penasaran siapa jatidiri dia sebenarnya,,,
2024-03-10
2